Richard St. John: "Success is a continuous journey"

Translator: Michael Hie Reviewer: ivan novalery

Why do so many people reach success and then fail?

Kenapa begitu banyak orang mencapai sukses dan setelah itu gagal?

One of the big reasons is, we think success is a one-way street.

Salah satu alasan terbesar adalah karena kita berpikir sukses adalah sebuah jalan satu arah.

So we do everything that leads up to success,

Jadi kita melakukan semua hal yang mengarah kepada keberhasilan.

but then we get there. We figure we've made it,

Lalu kita sampai disana. Kita mengira kita telah mencapainya,

we sit back in our comfort zone,

kita menjadi lupa diri,

and we actually stop doing everything that made us successful.

dan kita berhenti melakukan semua hal yang telah membuat kita berhasil.

And it doesn't take long to go downhill.

Dan kemunduran tidak perlu waktu yang lama.

And I can tell you this happens,

Dan saya bisa menceritakan kepada anda bahwa hal ini terjadi.

because it happened to me.

karena hal ini telah terjadi kepada saya.

Reaching success, I worked hard, I pushed myself.

Untuk mencapai sukses, saya bekerja keras, saya menforsir diri sendiri.

But then I stopped, because I figured, "Oh, you know, I made it.

Lalu saya berhenti, karena saya berpikir, "Oh, tahukah anda, saya telah sukses.

I can just sit back and relax."

Saya sekarang bisa duduk tenang dan santai."

Reaching success, I always tried to improve and do good work.

Untuk mencapai kesuksesan, saya selalu berusaha lebih baik dan melakukan pekerjaan dengan benar.

But then I stopped because I figured, "Hey, I'm good enough.

Tetapi ketika saya berhenti karena saya berpikir, "Hei, saya sudah cukup baik.

I don't need to improve any more."

Saya tidak perlu berusaha untuk lebih baik lagi."

Reaching success, I was pretty good at coming up with good ideas.

Untuk mencapai kesuksesan, saya cukup tangkas untuk menghasilkan ide-ide cemerlang.

Because I did all these simple things that led to ideas.

Karena saya melakukan semua hal sederhana yang menghasilkan ide-ide.

But then I stopped, because I figured I was this hot-shot guy

Tetapi kemudian saya berhenti. Karena saya berpikir saya adalah jagoan

and I shouldn't have to work at ideas, they should just come like magic.

dan saya tidak perlu berusaha. Ide-ide baru akan datang dengan sendirinya.

And the only thing that came was creative block.

dan yang terjadi adalah, hanya sebuah dinding penghalang menuju inspirasi.

I couldn't come up with any ideas.

Saya tidak bisa menghasilkan ide apapun.

Reaching success, I always focused on clients and projects,

Untuk mencapai kesuksesan, saya selalu fokus kepada klien dan projek,

and ignored the money. Then all this money started pouring in.

dan tidak menghiraukan uang. Lalu uang akan mulai datang dengan sendirinya.

And I got distracted by it.

Dan saya tergoda oleh uang.

And suddenly I was on the phone to my stockbroker and my real estate agent,

Dan tanpa disadari, saya berbicara di telepon dengan makelar saham saya dan agen properti saya.

when I should have been talking to my clients.

ketika saya seharusnya berbicara dengan klien-klien saya.

And reaching success, I always did what I loved.

Dan untuk mencapai kesuksesan, saya selalu melakukan apa yang saya sukai.

But then I got into stuff that I didn't love,

Tetapi ketika saya harus melakukan hal-hal yang tidak saya sukai,

like management. I am the world's worst manager,

misalnya manajemen. Saya adalah manajer terparah di seluruh dunia.

but I figured I should be doing it, because I was, after all,

Tetapi saya berpikir saya memang harus melakukannya. Karena saya, pada akhirnya,

the president of the company.

adalah pemimpin perusahaan.

Well, soon a black cloud formed over my head

Lalu, kabut gelap mulai terbentuk di atas kepala saya

and here I was, outwardly very successful,

dan inilah saya, secara penampilan luar sangat sukses,

but inwardly very depressed.

tetapi didalamnya sangat tertekan.

But I'm a guy; I knew how to fix it.

Tetapi saya adalah laki-laki, saya tahu bagaimana mengatasinya.

I bought a fast car.

Saya membeli mobil yang cepat.

(Laughter)

(sambil tertawa)

It didn't help.

tapi hal ini tidak membantu.

I was faster but just as depressed.

Saya menjadi lebih cepat, tetapi tetap merasa lebih tertekan.

So I went to my doctor. I said, "Doc,

Lalu saya mencari dokter. Saya bertanya, "Dok,

I can buy anything I want. But I'm not happy. I'm depressed.

saya bisa membeli apapun yang saya inginkan. Tetapi saya tidak bahagia. Saya merasa tertekan.

It's true what they say, and I didn't believe it until it happened to me.

Ternyata betul apa yang mereka katakan, dan saya tidak percaya sampai hal itu terjadi kepada saya.

But money can't buy happiness."

Bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan."

He said, "No. But it can buy Prozac."

Dokter berkata, "Betul. Tetapi uang bisa membeli Prozac (obat anti depresi)."

And he put me on anti-depressants.

Dan dia memberi saya obat anti depresi.

And yeah, the black cloud faded a little bit, but so did all the work,

Dan kabut gelap mulai hilang sedikit. Demikian juga dengan semua pekerjaan saya.

because I was just floating along. I couldn't care less if clients ever called.

Karena saya hanya mengawang-awang. Saya tidak peduli jika klien mencari saya.

(Laughter)

(Tertawa)

And clients didn't call.

Dan klien-klien tidak mencari saya.

(Laughter)

(Tertawa)

Because they could see I was no longer serving them,

Karena mereka melihat saya tidak lagi melayani mereka.

I was only serving myself.

Saya hanya melayani diri sendiri.

So they took their money and their projects to others who would serve them better.

Sehingga mereka mencabut uang dan projek mereka ke pihak lain yang dapat melayani mereka lebih baik.

Well, it didn't take long for business to drop like a rock.

Yah, tidak butuh waktu banyak untuk bisnis turun tajam.

My partner and I, Thom, we had to let all our employees go.

Saya dan partner saya, Thom, harus memecat semua karyawan kita.

It was down to just the two of us, and we were about to go under.

Dan yang tersisa hanyalah kita berdua, dan kita juga akan tenggelam.

And that was great.

Dan kita merasa senang.

Because with no employees, there was nobody for me to manage.

Karena tanpa karyawan, tak ada orang yang harus saa atur.

So I went back to doing the projects I loved.

Lalu saya kembali melakukan projek-projek yang saya sukai.

I had fun again, I worked harder and, to cut a long story short,

Saya mendapatkan kesenangan kembali. Saya bekerja lebih keras. Dan untuk mempersingkat cerita:

did all the things that took me back up to success.

saya melakukan semua hal yang telah membawa saya kembali kepada kesuksesan.

But it wasn't a quick trip.

Tetapi itu bukanlah sebuah perjalanan singkat.

It took seven years.

Butuh tujuh tahun.

But in the end, business grew bigger than ever.

Tetapi pada akhirnya, bisnis berkembang pesat.

And when I went back to following these eight principles,

Dan ketika saya kembali mengikuti delapan prinsip ini,

the black cloud over my head disappeared altogether.

kabut gelap yang menyelimuti kepala saya hilang serta merta.

And I woke up one day and I said,

Dan suatu hari saya bangun dan berkata,

"I don't need Prozac anymore."

"Saya tidak perlu Prozac lagi."

And I threw it away and haven't needed it since.

Dan saya buang obat itu dan tidak pernah memakainya lagi sejak saat itu.

I learned that success isn't a one-way street.

Saya belajar bahwa kesuksesan bukanlah sebuah jalan satu arah.

It doesn't look like this; it really looks more like this.

Kesuksesan bukanlah seperti ini. Kesuksesan lebih mirip seperti ini.

It's a continuous journey.

Kesuksesan adalah sebuah perjalanan yang berkesinambungan.

And if we want to avoid "success-to-failure-syndrome,"

Dan jika kita hendak menghindari "sindrom kesuksesan menuju kegagalan."

we just keep following these eight principles,

Kita hanya perlu mengikuti delapan prinsip ini.

because that is not only how we achieve success,

Karena itu bukan hanya bagaimana kita mencapai kesuksesan,

it's how we sustain it.

tetapi bagaimana kita memelihara kesuksesan.

So here is to your continued success.

Dan ini untuk kesuksesan anda.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)