Would you eat a ghost pepper for a prize? - Dan Kwartler

Translator: Niyya Alami Reviewer: Yuliana Ayundini

Welcome to Risky Business,

Selamat datang di Risky Business,

the game where we find out how far you’ll go to win a mystery prize!

permainan di mana kami lihat sekeras apa usaha Anda demi hadiah misterius!

I’m your host, Will Baywontbay,

Saya pembawa acara Anda, Will Baywontbay,

and today’s contestants are 21-year-old Imani,

dan kontestan hari ini adalah Imani 21 tahun,

16-year-old Johann, and 12-year-old Rachel.

Johann 16 tahun, dan Rachel 12 tahun.

Our first challenge is simple:

Tantangan pertama kami sederhana:

will you eat the cookie on your podium?

maukah Anda makan kue di podium Anda?

Two of you have sugar cookies,

Dua dari kalian dapat kue manis,

but one was made with painfully spicy ghost peppers.

namun satunya dibuat dengan cabai setan yang sangat pedas.

As a reminder, our players aren’t influenced by seeking audience approval

Sebagai pengingat, para pemain kami tidak mencari pengakuan penonton

since Risky Business never gets televised!

karena Risky Business tidak pernah disiarkan di televisi!

And that’s risky.

Dan itu berisiko.

Now let’s see what Predicto-Bot 9000 thinks our contestants will do.

Sekarang mari kita lihat apa prediksi Predicto-Bot 9000 tentang kontestan kita.

Like most daily choices,

Seperti hidup yang penuh pilihan,

this challenge involves weighing risks against rewards.

di sini Anda harus memilih ambil risiko atau incar hadiah.

But since our grand prize is a mystery,

Tapi karena hadiah utama kami adalah sebuah misteri,

the contestants don’t know half of this equation.

para kontestan tidak tahu setengah dari persamaan ini.

People are usually opposed to taking risks for uncertain rewards.

Orang biasanya tidak mau ambil risiko untuk imbalan yang tak pasti.

However, Rachel may have an advantage.

Namun, Rachel mungkin punya keunggulan.

People aged 12 to 18 face a lot of unfamiliar circumstances,

Orang berusia 12 hingga 18 menghadapi banyak situasi yang tidak biasa,

and one of the primary ways they learn to navigate new environments

dan salah satu cara utama mereka belajar menavigasi lingkungan baru

is by taking risks.

adalah dengan mengambil risiko.

This means Johann and Rachel are already primed to risk it all.

Ini berarti Johann dan Rachel sudah siap untuk mempertaruhkan segalanya.

But research shows that younger adolescents are less likely

Namun, penelitian menunjukkan bahwa remaja yang lebih muda cenderung

to shy away from uncertain rewards.

menghindar dari imbalan yang tidak pasti.

This could be because the brain regions associated with decision making

Hal ini bisa jadi karena bagian otak yang terkait dengan pengambilan keputusan

are still developing.

masih berkembang.

Or perhaps they’ve simply experienced less failure overall,

Atau mungkin mereka hanya mengalami lebih sedikit kegagalan secara keseluruhan,

making them less afraid of negative outcomes.

membuat mereka tidak terlalu takut akan hasil negatif.

Whatever the answer, this doesn’t mean young people take risks impulsively.

Apapun jawabannya, ini tidak berarti anak muda mengambil risiko secara impulsif.

In fact, one decision making study

Faktanya, satu studi pengambilan keputusan

found that while 8 to 12 year olds gambled on unknown options

menemukan bahwa usia 8 hingga 12 tahun bertaruh pada pilihan yang tidak diketahui

more than older participants, they still hesitated to do so.

lebih banyak dari peserta yang lebih tua, mereka masih ragu-ragu untuk melakukannya.

Well, it looks like no one here hesitated to bite their cookie— 

Yah, sepertinya tidak ada seorang pun yang ragu-ragu untuk menggigit kue mereka

and Johann’s bit back!

dan kue Johann malah menggigit balik!

Hopefully our mystery prize will be a lifetime supply of milk.

Semoga hadiah misteri kita persediaan susu seumur hidup.

Speaking of prizes, you’ll have a chance to win one in our next challenge!

Bicara tentang hadiah, Anda punya kesempatan menang di tantangan berikutnya!

This swimming pool is full of honey,

Kolam renang ini penuh dengan madu,

and you’ll have to swim through it to grab your $100 prize box!

dan Anda harus berenang melewatinya untuk mendapatkan kotak hadiah $100!

While you deliberate,

Sementara Anda berpikir,

let’s see what the PB-9000 has to say.

mari kita lihat apa yang dikatakan PB-9000.

People are generally attracted to new experiences,

Orang-orang umumnya tertarik pada pengalaman baru,

and it’s highly unlikely that our contestants

dan sangat tidak mungkin kontestan kami

have ever gone swimming in honey.

pernah berenang dalam madu.

Some research even suggests new experiences can trigger brain activity

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan pengalaman baru bisa memicu aktivitas otak

similar to getting a reward,

yang mirip dengan mendapatkan hadiah,

regardless of how pleasant that experience is.

terlepas dari seberapa menyenangkannya pengalaman tersebut.

That said, I think Imani has a few disadvantages.

Karena itu, menurutku, Imani memiliki beberapa kelemahan.

We already know adolescents frequently take risks to learn about the world.

Kita sudah tahu remaja sering mengambil risiko untuk belajar tentang dunia.

Well, that same drive makes them especially attracted to new experiences.

Nah, dorongan yang sama membuat mereka sangat tertarik pada pengalaman baru.

And at 16 years old, Johann is in peak reward sensitivity range,

Dan pada usia 16 tahun, Johann berada pada puncak kepekaan terhadap hadiah.

meaning he’s likely to over value the prize.

yang berarti dia cenderung menilai hadiah secara berlebihan.

Conversely, Imani’s longer life experience means she’s able to build

Sebaliknya, pengalaman hidup Imani yang lebih lama berarti dia mampu membangun

a robust internal model to simulate her choices’ potential outcomes.

model internal yang kuat untuk mensimulasikan hasil potensial pilihannya.

Generally, this helps adults make complex decisions

Secara umum, hal ini membantu orang dewasa membuat keputusan kompleks

with long-term consequences.

dengan konsekuensi jangka panjang.

But more experience can also lead to more worries.

Namun, pengalaman lebih juga bisa membawa lebih banyak kekhawatiran.

And some studies have found people struggling with anxiety

Dan beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang memiliki kecemasan

tend to give extra weight to potential negative outcomes,

cenderung memberi bobot lebih pada hasil negatif yang mungkin terjadi,

even if they’re unlikely.

meskipun hal itu tidak mungkin terjadi.

Thanks, PB.

Terima kasih, PB.

As predicted, while Johann and Rachel took the plunge,

Seperti yang sudah diperkirakan, selagi Johann dan Rachel terjun,

this situation was too sticky for our oldest competitor.

situasi ini terlalu sulit bagi kompetitor tertua kami.

That takes us to our final challenge!

Nah, sekarang kita sampai di tantangan terakhir!

To see the big prize, our contestants will have to cross this balance beam

Untuk mendapatkan hadiah utama,

para kontestan harus menyeberangi balok keseimbangan ini

without falling into the pit of poison ivy.

tanpa jatuh ke lubang tanaman beracun.

And to make things even spicier, we’ve brought their schoolmates to watch!

Dan untuk membuat suasana semakin seru,

kami membawa teman sekolah mereka untuk menonton!

What do you think will happen, PB?

Menurutmu apa yang akan terjadi, PB?

Younger people often discount the long-term consequences of their choices,

Anak muda sering mengabaikan konsekuensi jangka panjang dari pilihan mereka.

so Rachel might not be as worried about the poison ivy,

jadi Rachel mungkin tidak terlalu khawatir dengan tanaman beracun itu,

But Johann is driven by an even stronger influence.

Tapi Johann didorong oleh pengaruh yang lebih kuat lagi.

During adolescence, our desire for group acceptance is at an all-time high,

Saat remaja, keinginan kita untuk diterima dalam kelompok sangat tinggi.

and this can lead people to take surprising risks

dan hal ini bisa membuat orang mengambil risiko yang mengejutkan.

to secure the respect of their peers.

untuk mendapatkan rasa hormat dari teman-temannya.

This is especially true from ages 14 to 16,

Hal ini terutama terjadi pada usia 14 hingga 16 tahun,

when the brain regions responsible for emotional control are more developed

ketika bagian otak yang bertanggung jawab atas kontrol emosional lebih berkembang

than those handling cognitive control.

daripada bagian otak yang menangani kontrol kognitif.

What's more, this cognitive control is weaker

Terlebih lagi, kontrol kognitif ini lebih lemah

when adolescents know their peers are watching.

ketika remaja tahu teman sebayanya sedang menonton.

So with his friends standing by, Johann is very likely to risk it all.

Jadi dengan teman-temannya yang menonton,

Johann kemungkinan besar akan mempertaruhkan segalanya.

Well, I’m excited to see— oh uh.

Yah, aku senang melihat... oh uh.

I’m being told there’s a bear in the honey pool?!

Aku diberitahu bahwa ada beruang di kolam madu?!

Uh, we’ll be right back!

Uh, kami akan segera kembali!