3 things I learned while my plane crashed | Ric Elias

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Irma Amelia

Bayangkan sebuah ledakan besar

Imagine a big explosion as you climb through 3,000 ft.

saat Anda naik melewati 3.000 kaki.

Bayangkan pesawat yang dipenuhi asap.

Imagine a plane full of smoke.

Imagine an engine going clack, clack, clack.

Bayangkan mesinnya yang berbunyi klak, klak, klak,

klak, klak, klak, klak.

It sounds scary.

Terdengar mengerikan.

Well, I had a unique seat that day.

Saya mendapat kursi spesial hari itu. Saya duduk di kursi 1D.

I was sitting in 1D.

Sayalah satu-satunya yang dapat berbicara dengan awak kabin pesawat.

I was the only one who could talk to the flight attendants.

Jadi saya langsung melihat mereka

So I looked at them right away,

dan mereka berkata, "Tidak masalah. Mungkin kita menabrak burung."

and they said, "No problem. We probably hit some birds."

Pilot telah membelokkan pesawat

The pilot had already turned the plane around,

dan kita tidak terlalu jauh.

and we weren't that far.

You could see Manhattan.

Anda dapat melihat Manhattan.

Dua menit kemudian,

Two minutes later,

three things happened at the same time.

tiga hal terjadi pada saat bersamaan.

Sang pilot menyejajarkan pesawat dengan Sungai Hudson.

The pilot lines up the plane with the Hudson River.

Ini bukan rute yang biasanya.

That's usually not the route.

(Tawa)

(Laughter)

He turns off the engines.

Dia mematikan mesin.

Now, imagine being in a plane with no sound.

Sekarang bayangkan Anda ada di dalam pesawat yang sunyi.

And then he says three words.

Lalu dia mengucapkan tiga kata --

tiga kata yang paling tanpa emosi yang pernah saya dengar

The most unemotional three words I've ever heard.

Dia berkata, "Bersiap untuk tabrakan."

He says, "Brace for impact."

I didn't have to talk to the flight attendant anymore.

Saya tidak perlu berbicara dengan awak kabin lagi.

(Tawa)

(Laughter)

I could see in her eyes, it was terror.

Saya dapat melihat di matanya,

itu adalah teror. Hidup telah berakhir.

Life was over.

Now I want to share with you three things I learned about myself that day.

Sekarang saya ingin membagikan tiga hal yang saya pelajari pada hari itu.

I learned that it all changes in an instant.

Saya belajar bahwa semuanya berubah dalam sekejap.

We have this bucket list,

Kita memiliki sebuah daftar panjang,

we have these things we want to do in life,

semua yang ingin kita lakukan dalam hidup,

dan saya berpikir tentang semua orang yang ingin saya temui namun tidak saya lakukan,

and I thought about all the people I wanted to reach out to that I didn't,

semua penghalang yang ingin saya perbaiki,

all the fences I wanted to mend,

all the experiences I wanted to have and I never did.

semua pengalaman yang ingin saya miliki namun tidak.

Saat saya memikirkannya kemudian,

As I thought about that later on,

I came up with a saying,

saya muncul dengan pemikiran,

which is, "I collect bad wines."

yaitu, "Saya mengumpulkan anggur yang buruk."

Because if the wine is ready and the person is there, I'm opening it.

Karena jika anggur itu siap dan orang itu ada di sana. Saya akan membukanya.

I no longer want to postpone anything in life.

Saya tidak lagi ingin menunda apapun dalam hidup.

And that urgency, that purpose, has really changed my life.

Dan situasi genting itu,

telah mengubah hidup saya.

The second thing I learned that day --

Hal kedua yang saya pelajari --

and this is as we clear the George Washington Bridge,

saat kami melintasi Jembatan George Washington,

which was by not a lot --

tidak banyak orang yang tahu --

(Laughter)

Saya berpikir tentang, wow,

I thought about, wow, I really feel one real regret.

saya benar-benar merasakan sebuah penyesalan.

I've lived a good life.

Saya memiliki kehidupan yang baik.

In my own humanity and mistakes,

dalam segala sisi kemanusiaan dan kesalahan saya.

I've tried to get better at everything I tried.

Saya mencoba menjadi lebih baik pada semua yang saya coba.

Namun dari sisi kemanusiaan saya,

But in my humanity, I also allow my ego to get in.

saya juga mengijinkan ego saya terlibat.

Dan saya menyesali waktu yang saya buang

And I regretted the time I wasted on things that did not matter

untuk hal-hal yang tidak berarti

with people that matter.

dengan orang-orang yang berarti.

Dan saya berpikir tentang hubungan saya dengan istri saya,

And I thought about my relationship with my wife,

with my friends, with people.

dengan teman-teman, dengan orang-orang lain.

Setelah itu, saat saya berkaca pada hal itu,

And after, as I reflected on that,

saya memutuskan untuk menghilangkan energi negatif dalam hidup saya.

I decided to eliminate negative energy from my life.

It's not perfect, but it's a lot better.

Hal itu tidak sempurna, namun jauh lebih baik.

Saya tidak pernah bertengkar dengan istri saya dua tahun ini.

I've not had a fight with my wife in two years.

Rasanya luar biasa.

It feels great.

Saya tidak lagi mencoba menjadi benar.

I no longer try to be right;

Saya memilih untuk menjadi bahagia.

I choose to be happy.

Hal ketiga yang saya pelajari --

The third thing I learned --

and this is as your mental clock starts going, "15, 14, 13."

yaitu saat jam mental Anda

mulai menghitung, "15, 14, 13."

Anda mulai dapat melihat air.

You can see the water coming.

I'm saying, "Please blow up."

Saya berkata, "Tolong meledaklah."

I don't want this thing to break in 20 pieces

Saya tidak ingin benda ini hancur menjadi 20 keping

like you've seen in those documentaries.

seperti yang Anda lihat di film dokumenter.

And as we're coming down,

Dan saat kami turun,

I had a sense of, wow, dying is not scary.

saya merasakan, wow,

mati itu tidak menakutkan.

It's almost like we've been preparing for it our whole lives.

Hampir seperti kita telah menyiapkan diri seumur hidup.

But it was very sad.

Namun sangat menyedihkan.

I didn't want to go; I love my life.

Saya tidak ingin pergi. Saya mencintai hidup saya.

And that sadness really framed in one thought,

Dan kesedihan itu

benar-benar terbingkai dalam sebuah pikiran,

which is, I only wish for one thing.

yaitu, saya hanya mengharapkan satu hal.

Saya hanya berharap dapat melihat anak-anak saya dewasa.

I only wish I could see my kids grow up.

About a month later, I was at a performance by my daughter --

Sekitar satu bulan kemudian, saya menonton pertunjukan putri saya --

dia ada di kelas 1 SD, tidak begitu berbakat ...

first-grader, not much artistic talent --

(Laughter)

... belum

Yet!

(Tawa)

(Laughter)

Dan saya menunduk, menangis,

And I'm bawling, I'm crying, like a little kid.

seperti anak kecil.

Dan semua hal di dunia menjadi masuk akal bagi saya.

And it made all the sense in the world to me.

I realized at that point, by connecting those two dots,

Pada saat itu saya menyadari

dengan menghubungkan kedua titik ini,

that the only thing that matters in my life

bahwa satu-satunya hal yang berarti dalam hidup saya

is being a great dad.

adalah menjadi ayah yang hebat.

Lebih dari segalanya,

Above all, above all,

the only goal I have in life is to be a good dad.

satu-satunya tujuan hidup saya

adlaah menjadi ayah yang hebat.

I was given the gift of a miracle,

Saya diberikan anugerah

karena tidak meninggal pada hari itu.

of not dying that day.

I was given another gift,

Saya diberikan anugerah lain,

which was to be able to see into the future

yaitu untuk dapat melihat masa depan

dan kembali

and come back

and live differently.

serta hidup secara berbeda.

Saya menantang Anda semua yang naik pesawat pada hari ini,

I challenge you guys that are flying today,

bayangkan hal yang sama terjadi pada pesawat Anda --

imagine the same thing happens on your plane --

and please don't --

dan semoga saja tidak --

but imagine, and how would you change?

namun bayangkan, dan bagaimana Anda akan berubah?

What would you get done

Apakah hal yang ingin Anda kerjakan namun masih belum Anda kerjakan?

that you're waiting to get done because you think you'll be here forever?

karena Anda merasa Anda akan berada di sini selamanya?

How would you change your relationships

Bagaimana Anda akan mengubah hubungan Anda

and the negative energy in them?

dan energi negatif di dalamnya?

And more than anything, are you being the best parent you can?

Dan lebih dari apapun, sudahkah Anda berusaha sebaik mungkin menjadi orang tua?

Terima kasih.

Thank you.

(Applause)

(Tepuk tangan)