5 ways to listen better | Julian Treasure | TED

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Irma Amelia

We are losing our listening.

Kita mulai kehilangan pendengaran kita.

We spend roughly 60 percent of our communication time listening,

Kita menghabiskan sekitar 60 persen waktu komunikasi kita untuk mendengar.

but we're not very good at it.

Namun kita tidak begitu pandai mendengar.

We retain just 25 percent of what we hear.

Kita hanya menyimpan 25 persen dari apa yang kita dengar.

Now -- not you, not this talk,

Bukan Anda, bukan ceramah ini,

but that is generally true.

namun pada umumnya hal ini benar.

(Laughter)

Mari kita artikan mendengarkan

Let's define listening as making meaning from sound.

sebagai membuat arti dari suara.

It's a mental process,

Ini adalah proses mental,

and it's a process of extraction.

dan proses penyaringan.

Kita menggunakan beberapa teknik bagus untuk melakukannya.

We use some pretty cool techniques to do this.

Salah satunya adalah pengenalan pola.

One of them is pattern recognition.

(Suara Bising) Jadi dalam pesta seperti ini,

(Crowd noises) So in a cocktail party like this,

if I say, "David, Sara, pay attention" -- some of you just sat up.

jika saya berkata, "David, Sara, perhatikan,"

beberapa dari Anda akan tetap duduk.

We recognize patterns to distinguish noise from signal,

Kita mengenali pola

untuk memisahkan kebisingan dari isyarat

and especially our name.

dan terutama nama kita.

Differencing is another technique we use.

Pembedaan adalah teknik lain yang kita gunakan.

If I left this pink noise on for more than a couple of minutes,

Jika saya membiarkan kebisingan ini selama beberapa menit

(Pink noise) you would literally cease to hear it.

Anda akan mengabaikannya.

Kita mendengar perbedaan,

We listen to differences; we discount sounds that remain the same.

kita mengabaikan suara yang tetap sama.

Lalu ada sekelompok saringan.

And then there is a whole range of filters.

Saringan ini membawa kita dari semua suara yang ada

These filters take us from all sound

down to what we pay attention to.

kepada suara yang kita perhatikan.

Most people are entirely unconscious of these filters.

Kebanyakan orang tidak sadar

akan saringan ini.

But they actually create our reality in a way,

Namun saringan ini sebenarnya menciptakan realitas kita

because they tell us what we're paying attention to right now.

karena saringan ini memberi tahu apa yang sedang kita perhatikan saat ini.

I'll give you one example of that.

Saya akan memberikan satu contoh:

Intention is very important in sound, in listening.

Niat sangat penting dalam suara, dalam mendengarkan.

When I married my wife,

Saat saya menikahi istri saya

I promised her I would listen to her every day

saya berjanji bahwa saya akan mendengarkannya setiap hari

as if for the first time.

seakan-akan itu adalah yang pertama kali.

Kini itu adalah sesuatu yang saya langgar setiap hari.

Now that's something I fall short of on a daily basis.

(Tawa)

(Laughter)

But it's a great intention to have in a relationship.

Namun niat untuk berhubungan itu baik.

(Laughter)

Tetapi bukan hanya itu saja.

But that's not all.

Suara menempatkan kita pada ruang dan waktu.

Sound places us in space and in time.

Jika Anda menutup mata Anda di ruangan ini sekarang,

If you close your eyes right now in this room,

you're aware of the size of the room

Anda akan tahu ukuran ruangan ini

dari suara gema

from the reverberation and the bouncing of the sound off the surfaces;

dan suara yang memantul dari permukaannya.

you're aware of how many people are around you,

Dan Anda akan tahu berapa banyak orang di sekitar Anda

dari kebisingan kecil yang Anda dengar.

because of the micro-noises you're receiving.

And sound places us in time as well,

Dan suara menempatkan kita dalam waktu

because sound always has time embedded in it.

karena suara selalu memiliki

waktu yang tertanam di dalamnya.

In fact, I would suggest that our listening is the main way

Sebenarnya, menurut saya pendengaran adalah cara utama kita

that we experience the flow of time

untuk merasakan aliran waktu

from past to future.

dari masa lalu sampai masa depan.

Jadi, "kemerduan adalah waktu dan makna" -- kutipan hebat.

So, "Sonority is time and meaning" -- a great quote.

Di awal ceramah ini, saya mengatakan kita kehilangan pendengaran kita.

I said at the beginning, we're losing our listening.

Mengapa saya mengatakan itu?

Why did I say that?

Well, there are a lot of reasons for this.

Ada banyak alasan untuk itu.

First of all, we invented ways of recording --

Pertama, kita menemukan cara merekam --

pertama tulisan, lalu rekaman audio

first writing, then audio recording and now video recording as well.

dan kini rekaman video.

The premium on accurate and careful listening has simply disappeared.

Keunggulan dari pendengaran yang akurat dan hati-hati

telah menghilang.

Secondly, the world is now so noisy,

Kedua, kini dunia menjadi sangat bising,

(Noise) with this cacophony going on visually and auditorily,

(Bising) dengan bunyi hiruk pikuk

dalam penglihatan dan pendengaran,

it's just hard to listen;

mendengarkan menjadi sulit

it's tiring to listen.

dan melelahkan.

Many people take refuge in headphones,

Banyak orang bergantung kepada headphone,

but they turn big, public spaces like this,

namun headphone mengubah tempat umum yang besar seperti ini,

shared soundscapes,

lingkungan suara bersama

into millions of tiny, little personal sound bubbles.

menjadi jutaan gelembung kecil suara pribadi.

In this scenario, nobody's listening to anybody.

Dalam skenario ini, tidak ada yang saling mendengarkan.

Kita menjadi tidak sabar.

We're becoming impatient.

Kita tidak ingin pidato lagi,

We don't want oratory anymore; we want sound bites.

kita ingin sedikit ucapan.

And the art of conversation is being replaced -- dangerously, I think --

Dan seni dari percakapan

tergantikan -- saya rasa dengan berbahaya --

by personal broadcasting.

oleh siaran pribadi.

I don't know how much listening there is in this conversation,

Saya tidak tahu berapa banyak kegiatan mendengarkan dalam percakapan ini

yang sayangnya, cukup umum

which is sadly very common, especially in the UK.

terutama di Inggris.

We're becoming desensitized.

Kita menjadi tidak peka.

Our media have to scream at us with these kinds of headlines

Media kita harus berteriak dengan berita utama seperti ini

in order to get our attention.

untuk menarik perhatian kita.

And that means it's harder for us to pay attention

Dan itu berarti lebih sulit bagi kita untuk menaruh perhatian

pada kesunyian, kehalusan,

to the quiet, the subtle, the understated.

kekerdilan.

This is a serious problem that we're losing our listening.

Kehilangan pendengaran adalah masalah serius.

This is not trivial,

Bukan masalah sepele.

because listening is our access to understanding.

Karena mendengarkan adalah akses kita untuk memahami.

Mendengarkan dengan sadar selalu menciptakan pemahaman.

Conscious listening always creates understanding,

and only without conscious listening

Dan hanya melalui mendengarkan dengan sadar

can these things happen.

hal-hal seperti ini dapat terjadi --

A world where we don't listen to each other at all

dunia di mana kita tidak saling mendengarkan

adalah tempat yang sangat menyeramkan.

is a very scary place indeed.

Jadi saya ingin membagikan

So I'd like to share with you five simple exercises,

lima latihan sederhana, alat yang dapat Anda bawa

tools you can take away with you,

untuk meningkatkan pendengaran sadar Anda.

to improve your own conscious listening.

Apa Anda mau?

Would you like that?

Audience: Yes!

(Penonton: Ya.) Bagus.

Good. The first one is silence.

Yang pertama adalah kesunyian.

Just three minutes a day of silence is a wonderful exercise

Cukup tiga menit kesunyian setiap hari

akan menjadi latihan mengagumkan

to reset your ears and to recalibrate,

untuk mengatur dan menyesuaikan kembali telinga Anda

so that you can hear the quiet again.

sehingga Anda dapat mendengar kesunyian lagi.

Jika tidak dapat berada pada kesunyian

If you can't get absolute silence,

go for quiet, that's absolutely fine.

cukup berada pada ketenangan, tidak masalah.

Second, I call this "the mixer."

Kedua, saya menyebutnya pengaduk

(Noise) So even if you're in a noisy environment like this --

(Bising) Jadi walaupun Anda berada dalam kebisingan seperti ini --

dan menghabiskan waktu Anda di tempat seperti ini --

and we all spend a lot of time in places like this --

listen in the coffee bar to how many channels of sound can I hear?

dengarkan suara kedai kopi

berapa banyak saluran suara yang dapat saya dengar?

How many individual channels in that mix am I listening to?

Berapa banyak saluran individu pada campuran itu yang saya dengarkan?

You can do it in a beautiful place as well, like in a lake.

Anda juga dapat melakukannya di tempat-tempat indah, seperti danau.

Berapa banyak burung yang saya dengar?

How many birds am I hearing?

Where are they? Where are those ripples?

Di mana mereka? Di mana riakan air itu?

It's a great exercise for improving the quality of your listening.

Ini latihan yang bagus

untuk meningkatkan kualitas mendengar Anda.

Third, this exercise I call "savoring," and this is a beautiful exercise.

Ketiga, latihan ini saya sebut menikmati

dan ini adalah latihan yang indah.

It's about enjoying mundane sounds.

Yaitu menikmati suara-suara biasa

This, for example, is my tumble dryer.

Sebagai contohnya, inilah suara dari pengering saya.

(Dryer)

(Pengering) Ini waltz.

It's a waltz -- one, two, three; one, two, three; one, two, three.

Satu, dua, tiga. Satu, dua, tiga. Satu dua tiga.

Saya menyukainya.

I love it!

Or just try this one on for size.

Atau cobalah ini.

(Coffee grinder)

(Penggiling kopi)

Wow!

Wow!

So, mundane sounds can be really interesting --

Suara-suara biasa dapat menjadi sangat menarik jika Anda perhatikan.

if you pay attention.

Saya menyebutnya paduan suara tersembunyi.

I call that the "hidden choir" -- it's around us all the time.

Suara ini ada di sekeliling kita setiap saat.

Latihan berikutnya

The next exercise is probably the most important of all of these,

mungkin yang paling penting dari semua ini,

jika Anda mengambil satu hal.

if you just take one thing away.

This is listening positions --

Ini adalah posisi mendengarkan --

the idea that you can move your listening position

idenya adalah Anda dapat memindahkan posisi mendengarkan Anda

ke posisi yang sesuai dengan apa yang Anda dengarkan.

to what's appropriate to what you're listening to.

Ini tentang bermain dengan saringan itu.

This is playing with those filters.

Apa Anda masih ingat, saya memberikan saringan itu pada awal ceramah ini.

Remember I gave you those filters?

Saringan itu mulai bermain sebagai tuas

It's starting to play with them as levers,

agar sadar akan suara itu dan pindah ke berbagai tempat.

to get conscious about them and to move to different places.

Ini hanya beberapa dari posisi mendengarkan,

These are just some of the listening positions,

atau tingkatan dari posisi mendengarkan, yang dapat Anda gunakan.

or scales of listening positions, that you can use.

There are many.

Ada banyak posisi.

Have fun with that. It's very exciting.

Bersenang-senanglah. Ini sangat menyenangkan.

And finally, an acronym.

Dan akhirnya, sebuah singkatan.

You can use this in listening, in communication.

Anda dapat menggunakannya dalam mendengarkan, dalam berkomunikasi.

If you're in any one of those roles --

Jika Anda memegang salah satu peranan ini --

and I think that probably is everybody who's listening to this talk --

dan saya pikir mungkin semua orang yang mendengarkan ceramah ini --

the acronym is RASA,

RASA,

which is the Sanskrit word for "juice" or "essence."

yaitu Bahasa Sansekerta

untuk jus atau sari.

And RASA stands for "Receive," which means pay attention to the person;

Dan RASA berarti "Receive (menerima)",

yang berarti menaruh perhatian kepada orang itu.

"Appreciate (menghargai)", buat kebisingan kecil

"Appreciate," making little noises like "hmm," "oh," "OK";

seperti hmm, oh, okay.

"Summarize" -- the word "so" is very important in communication;

"Summarize (meringkaskan)", kata "jadi" sangat penting dalam komunikasi;

dan "Ask (menanya)", tanyalah pertanyaan sesudahnya.

and "Ask," ask questions afterwards.

Now sound is my passion, it's my life.

Suara adalah gairah saya, hidup saya.

I wrote a whole book about it. So I live to listen.

Saya menulis satu buku tentang itu. Jadi saya hidup untuk mendengarkan.

Itu mungkin terlalu sulit bagi kebanyakan orang.

That's too much to ask for most people.

Namun saya percaya bahwa setiap manusia

But I believe that every human being needs to listen consciously

perlu mendengarkan dengan sadar

in order to live fully --

untuk dapat hidup sepenuhnya --

terhubung dalam ruang dan waktu

connected in space and in time to the physical world around us,

dengan dunia fisik di sekitar kita,

connected in understanding to each other,

terhubung dalam pemahaman satu sama lain,

juga terhubung secara spiritual

not to mention spiritually connected,

karena setiap jalan spiritual yang saya tahu

because every spiritual path I know of has listening and contemplation

memiliki unsur mendengarkan dan merenung

pada pusatnya.

at its heart.

That's why we need to teach listening in our schools as a skill.

Itulah mengapa

kita harus mengajar mendengarkan di sekolah

sebagai kemampuan.

Why is it not taught? It's crazy.

Mengapa hal itu tidak diajarkan? Ini gila.

Dan jika kita dapat mengajar mendengarkan di sekolah

And if we can teach listening in our schools,

we can take our listening off that slippery slope

kita dapat mengeluarkan pendengaran kita dari lereng licin itu

to that dangerous, scary world that I talked about,

dari dunia berbahaya dan menyeramkan yang saya bicarakan

and move it to a place where everybody is consciously listening all the time,

dan memindahkannya ke tempat di mana semua orang mendengarkan dengan sadar setiap saat --

or at least capable of doing it.

atau setidaknya mampu melakukannya.

Now, I don't know how to do that,

Sekarang saya tidak tahu bagaimana caranya,

but this is TED,

namun ini TED,

and I think the TED community is capable of anything.

dan saya pikir komunitas TED mampu melakukan apa saja.

So I invite you to connect with me, connect with each other,

Jadi saya mengundang Anda untuk berhubungan dengan saya, berhubungan satu sama lain,

take this mission out.

sebarkan misi ini keluar dan ajarkan cara mendengarkan di sekolah

And let's get listening taught in schools,

dan ubahlah dunia dalam satu generasi menjadi sebuah dunia yang mendengarkan dengan sadar --

and transform the world in one generation

to a conscious, listening world -- a world of connection,

sebuah dunia keterhubungan,

a world of understanding

dunia pemahaman dan dunia perdamaian.

and a world of peace.

Thank you for listening to me today.

Terima kasih karena telah mendengarkan saya hari ini.

(Applause)

(Tepuk tangan)