How to make stress your friend | Kelly McGonigal | TED

Translator: riwayatul mahya Reviewer: Ria Cahyani

I have a confession to make.

Saya ingin mengakui sesuatu,

But first, I want you to make a little confession to me.

namun sebelumnya, saya ingin Anda

mengakui suatu hal kecil pada saya.

In the past year, I want you to just raise your hand

Saya ingin Anda mengangkat tangan

if you've experienced relatively little stress.

apabila dalam setahun terakhir, Anda mengalami sedikit stres.

Anyone?

Apakah ada?

How about a moderate amount of stress?

Bagaimana dengan intensitas stres yang tergolong sedang?

Who has experienced a lot of stress?

Siapa yang mengalami banyak stres?

Yeah. Me too.

Ya. Saya juga.

But that is not my confession.

Namun, bukan itu pengakuan saya.

My confession is this:

Pengakuan saya adalah ini: Saya seorang psikolog kesehatan,

I am a health psychologist,

and my mission is to help people be happier and healthier.

dan misi saya adalah untuk menolong orang-orang agar menjadi lebih bahagia dan sehat.

But I fear that something I've been teaching

Namun saya khawatir, sesuatu yang telah saya ajarkan

for the last 10 years is doing more harm than good,

selama 10 tahun terakhir, justru lebih banyak merusak daripada memperbaiki,

and it has to do with stress.

dan hal itu berkaitan dengan stres.

For years I've been telling people, stress makes you sick.

Selama bertahun-tahun, saya memberitahu orang-orang bahwa stres membuat mereka sakit.

It increases the risk of everything from the common cold

Stres meningkatkan segala resiko, mulai dari flu biasa

to cardiovascular disease.

sampai penyakit kardiovaskular.

Pada dasarnya, saya menjadikan stres sebagai musuh.

Basically, I've turned stress into the enemy.

But I have changed my mind about stress,

Tapi saya telah mengubah pendapat saya tentang stres,

and today, I want to change yours.

dan hari ini, saya ingin mengubah pendapat Anda.

Let me start with the study that made me rethink

Saya akan mulai dengan sebuah penelitian yang membuat saya memikirkan kembali

my whole approach to stress.

seluruh pendekatan saya terhadap stres.

Penelitian ini mengamati 30.000 orang dewasa di AS selama 8 tahun,

This study tracked 30,000 adults in the United States for eight years,

dan mereka mulai dengan mengajukan pertanyaan,

and they started by asking people,

"How much stress have you experienced in the last year?"

"Seberapa sering Anda mengalami stres selama 1 tahun terakhir?"

Mereka juga bertanya, "Apa Anda percaya

They also asked,

"Do you believe that stress is harmful for your health?"

bahwa stres itu berbahaya bagi kesehatan Anda?"

And then they used public death records to find out who died.

Kemudian mereka menggunakan Registrasi Kematian Publik

untuk mengetahui siapa yang meninggal.

(Laughter)

(Tertawa)

Okay.

Baiklah. Kabar buruknya dulu.

Some bad news first.

People who experienced a lot of stress in the previous year

Orang-orang yang banyak mengalami stres selama 1 tahun terakhir

had a 43 percent increased risk of dying.

resiko kematiannya meningkat sebesar 43 persen.

But that was only true for the people

Tapi hal ini hanya berlaku bagi orang-orang

who also believed that stress is harmful for your health.

yang juga percaya bahwa stres berbahaya bagi kesehatan mereka.

(Laughter)

(Tertawa)

People who experienced a lot of stress

Orang-orang yang mengalami banyak stres

but did not view stress as harmful

tetapi tidak merasa bahwa stres berbahaya,

were no more likely to die.

tidak terpengaruh dengan angka resiko tadi.

In fact, they had the lowest risk of dying

Bahkan, mereka memiliki resiko kematian paling rendah

of anyone in the study,

daripada siapapun dalam penelitian ini, termasuk orang-orang

including people who had relatively little stress.

yang relatif sedikit mengalami stres.

Now the researchers estimated that over the eight years

Sekarang, para peneliti memperkirakan bahwa dalam lebih dari 8 tahun

they were tracking deaths,

mereka mengamati registrasi kematian,

182.000 orang di Amerika meninggal lebih cepat

182,000 Americans died prematurely,

not from stress,

bukan karena stres, tetapi karena keyakinan

but from the belief that stress is bad for you.

bahwa stres itu berbahaya bagi mereka. (Tertawa)

(Laughter)

That is over 20,000 deaths a year.

Itu artinya lebih dari 20.000 kematian per tahun.

Now, if that estimate is correct,

Nah, jika perkiraan itu benar,

that would make believing stress is bad for you

itu artinya keyakinan Anda bahwa stres itu buruk bagi Anda

adalah penyebab kematian terbesar ke-15

the 15th largest cause of death in the United States last year,

di AS tahun lalu,

killing more people than skin cancer, HIV/AIDS and homicide.

membunuh lebih banyak orang daripada kanker kulit,

HIV/AIDS, dan pembunuhan.

(Tertawa)

(Laughter)

You can see why this study freaked me out.

Sekarang Anda paham kenapa penelitian ini membuat saya panik.

Here I've been spending so much energy telling people

Saya telah menghabiskan begitu banyak energi untuk memberitahu orang-orang

bahwa stres berbahaya bagi kesehatan.

stress is bad for your health.

Jadi, penelitian ini membuat saya bertanya-tanya:

So this study got me wondering:

Can changing how you think about stress make you healthier?

Apakah mengubah cara kita berpikir tentang stres

dapat membuat kita lebih sehat? Dan ilmu pengetahuan menjawab "Ya".

And here the science says yes.

When you change your mind about stress,

Ketika Anda mengubah cara berpikir Anda tentang stres,

you can change your body's response to stress.

Anda dapat mengubah reaksi tubuh terhadap stres.

Now to explain how this works,

Untuk menjelaskan bagaimana prosesnya,

I want you all to pretend that you are participants

Saya ingin Anda semua berpura-pura menjadi peserta

in a study designed to stress you out.

sebuah penelitian yang dirancang untuk membuat Anda stres.

It's called the social stress test.

Penelitian ini dinamakan tes stres sosial.

You come into the laboratory,

Anda datang ke sebuah laboratorium,

and you're told you have to give

dan Anda mendadak diberitahu bahwa Anda harus berpidato selama 5 menit

a five-minute impromptu speech on your personal weaknesses

tentang kelemahan pribadi Anda

to a panel of expert evaluators sitting right in front of you,

di hadapan tim penilai ahli yang duduk tepat di hadapan Anda,

and to make sure you feel the pressure,

dan untuk memastikan Anda merasakan tekanannya,

there are bright lights and a camera in your face,

ada lampu-lampu terang dan kamera yang menyorot ke muka Anda,

kind of like this.

mirip seperti ini.

(Laughter)

And the evaluators have been trained

Dan para anggota tim penilai telah dilatih

to give you discouraging, non-verbal feedback,

untuk memberi Anda umpan balik non-verbal yang mematahkan semangat seperti ini.

like this.

(Exhales)

(Tertawa)

(Laughter)

Setelah Anda merasa cukup patah semangat,

Now that you're sufficiently demoralized,

time for part two: a math test.

saatnya untuk bagian kedua: tes matematika.

And unbeknownst to you,

Dan tanpa Anda ketahui,

the experimenter has been trained to harass you during it.

para penguji telah dilatih untuk terus melecehkan Anda selama mengerjakan tes.

Now we're going to all do this together.

Sekarang kita akan melakukannya bersama-sama.

It's going to be fun.

Ini akan menyenangkan.

For me.

Buat saya.

Okay.

Baiklah. Saya ingin Anda semua menghitung mundur

(Laughter)

I want you all to count backwards from 996

mulai dari 996 dan terus kurangi dengan angka 7.

in increments of seven.

You're going to do this out loud,

Anda harus menghitungnya dengan suara keras,

as fast as you can,

secepat yang Anda bisa, dimulai dari angka 996.

starting with 996.

Go!

Mulai!

(Audience counting)

Penonton: (Menghitung)

Go faster. Faster please.

Lebih cepat. Lebih cepat.

Kalian terlalu lamban.

You're going too slow.

(Audience counting)

Berhenti. Berhenti, berhenti, berhenti.

Stop. Stop, stop, stop.

That guy made a mistake.

Orang itu melakukan kesalahan.

We are going to have to start all over again.

Kita harus mengulangnya dari awal lagi. (Tertawa)

(Laughter)

You're not very good at this, are you?

Kalian tidak terlalu pandai melakukannya, ya?

Nah, Anda sudah mengerti maksudnya.

Okay, so you get the idea.

If you were actually in this study,

Nah, seandainya Anda benar-benar berada dalam penelitian ini,

you'd probably be a little stressed out.

Anda mungkin akan merasa sedikit stres.

Your heart might be pounding,

Jantung Anda mungkin akan berdegup kencang,

you might be breathing faster, maybe breaking out into a sweat.

Anda mungkin akan bernafas lebih cepat, mungkin sampai berkeringat.

And normally, we interpret these physical changes as anxiety

Dan biasanya, kita mengartikan perubahan fisik ini

sebagai kegelisahan

or signs that we aren't coping very well with the pressure.

atau tanda bahwa kita tidak bisa mengatasi tekanan dengan baik.

Tapi, bagaimana jika Anda memandangnya

But what if you viewed them instead

sebagai tanda bahwa tubuh Anda sedang mengisi tenaga,

as signs that your body was energized,

was preparing you to meet this challenge?

mempersiapkan Anda untuk menghadapi tantangan ini?

Itulah tepatnya yang dikatakan kepada para peserta

Now that is exactly what participants were told

in a study conducted at Harvard University.

pada satu penelitian di Universitas Harvard.

Before they went through the social stress test,

Sebelum mereka menjalani tes stres sosial,

they were taught to rethink their stress response as helpful.

mereka diajari untuk memandang reaksi stres mereka sebagai sesuatu yang berguna.

That pounding heart is preparing you for action.

Kencangnya degup jantung artinya tubuh mempersiapkan Anda untuk beraksi.

If you're breathing faster, it's no problem.

Jika Anda bernafas lebih cepat, tidak masalah.

It's getting more oxygen to your brain.

Itu akan mengirim lebih banyak oksigen ke otak.

And participants who learned to view the stress response

Dan para peserta yang telah belajar untuk memandang reaksi stres

as helpful for their performance,

sebagai sesuatu yang bermanfaat bagi kinerja mereka,

well, they were less stressed out, less anxious, more confident,

mereka cenderung tidak terlalu stres,

tidak begitu gelisah, lebih percaya diri,

but the most fascinating finding to me

tetapi temuan yang paling menarik bagi saya

was how their physical stress response changed.

adalah bagaimana reaksi fisik mereka terhadap stres berubah.

Now, in a typical stress response,

Nah, reaksi tipikal terhadap stres adalah

your heart rate goes up,

detak jantung Anda meningkat,

and your blood vessels constrict like this.

dan pembuluh darah Anda menyempit seperti ini.

Dan inilah salah satu alasan mengapa stres kronis

And this is one of the reasons that chronic stress

is sometimes associated with cardiovascular disease.

terkadang dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular.

It's not really healthy to be in this state all the time.

Memang tidak sehat untuk berada dalam kondisi ini terus-menerus.

But in the study,

Tetapi dalam penelitian ini, ketika peserta memandang

when participants viewed their stress response as helpful,

reaksi stres mereka sebagai sesuatu yang bermanfaat,

their blood vessels stayed relaxed like this.

pembuluh darah mereka tetap rileks seperti ini.

Their heart was still pounding,

Jantung mereka masih berdegup kencang,

but this is a much healthier cardiovascular profile.

tetapi ini merupakan profil kardiovaskular yang jauh lebih sehat.

It actually looks a lot like what happens

Keadaan ini mirip dengan keadaan

in moments of joy and courage.

ketika Anda merasa gembira dan berani.

Over a lifetime of stressful experiences,

Dalam berbagai pengalaman hidup yang menyebabkan stres,

this one biological change

satu perubahan biologis ini

could be the difference

bisa menjadi pembeda

between a stress-induced heart attack at age 50

antara serangan jantung yang dipicu stres pada usia 50

and living well into your 90s.

dan hidup sehat sampai usia 90-an.

And this is really what the new science of stress reveals,

Dan inilah yang sebenarnya diungkapkan oleh ilmu pengetahuan baru tentang stres,

that how you think about stress matters.

yaitu bahwa cara Anda memandang stres itu sangat menentukan.

Jadi, tujuan saya sebagai psikolog kesehatan telah berubah.

So my goal as a health psychologist has changed.

I no longer want to get rid of your stress.

Saya tidak lagi ingin mengenyahkan stres Anda.

I want to make you better at stress.

Saya ingin membuat Anda lebih baik dalam menghadapi stres.

And we just did a little intervention.

Dan kita baru saja melakukan sedikit intervensi.

If you raised your hand and said

Jika Anda mengangkat tangan dan berkata

you'd had a lot of stress in the last year,

Anda mengalami banyak stres tahun lalu,

we could have saved your life,

kami bisa jadi telah menyelamatkan hidup Anda,

because hopefully the next time your heart is pounding from stress,

karena semoga jika lain kali

jantung Anda berdegup kencang karena stres,

you're going to remember this talk

Anda akan mengingat perbincangan ini

and you're going to think to yourself,

dan Anda akan berpikir,

this is my body helping me rise to this challenge.

ini reaksi tubuhku untuk membantuku menghadapi tantangan ini.

And when you view stress in that way,

Dan ketika Anda memandang stres seperti itu,

your body believes you,

tubuh Anda mempercayai Anda,

and your stress response becomes healthier.

dan reaksi stres Anda menjadi lebih sehat.

Now I said I have over a decade of demonizing stress

Nah, saya sudah bilang bahwa saya sudah mengutuk stres selama lebih dari satu dekade

to redeem myself from,

dan saya perlu menebusnya,

so we are going to do one more intervention.

jadi kita akan melakukan satu intervensi lagi.

I want to tell you

Saya ingin memberitahu Anda tentang salah satu

about one of the most under-appreciated aspects of the stress response,

aspek reaksi stres yang kurang dihargai,

and the idea is this:

yaitu:

Stress makes you social.

Stres membuat Anda bersosialisasi.

To understand this side of stress,

Untuk memahami sisi stres yang ini,

kita akan membahas tentang satu hormon, yaitu oksitosin,

we need to talk about a hormone, oxytocin,

and I know oxytocin has already gotten as much hype as a hormone can get.

dan saya tahu bahwa oksitosin merupakan hormon

yang paling banyak digembar-gemborkan.

It even has its own cute nickname, the cuddle hormone,

Oksitosin bahkan memiliki nama kecil yang manis, yaitu 'hormon peluk,'

because it's released when you hug someone.

karena hormon ini dihasilkan ketika Anda memeluk seseorang.

But this is a very small part of what oxytocin is involved in.

Tapi ini hanya sebagian kecil dari peran oksitosin.

Oxytocin is a neuro-hormone.

Oksitosin merupakan hormon-saraf.

It fine-tunes your brain's social instincts.

Hormon ini memperbaiki insting sosial di otak Anda.

It primes you to do things

Hormon ini memicu Anda untuk melakukan hal-hal

that strengthen close relationships.

yang mempererat hubungan.

Oxytocin makes you crave physical contact with your friends and family.

Oksitosin membuat Anda membutuhkan kontak fisik

dengan teman-teman dan keluarga Anda.

It enhances your empathy.

Hormon ini juga meningkatkan empati Anda.

It even makes you more willing to help and support

Hormon ini bahkan membuat Anda lebih ingin menolong dan mendukung

the people you care about.

orang-orang yang Anda sayangi.

Some people have even suggested we should snort oxytocin...

Beberapa orang bahkan menganjurkan

kita untuk menghirup oksitosin

agar menjadi lebih penyayang dan peduli.

to become more compassionate and caring.

But here's what most people don't understand about oxytocin.

Tapi inilah yang tidak dipahami kebanyakan orang

tentang oksitosin.

It's a stress hormone.

Oksitosin adalah hormon stres.

Your pituitary gland pumps this stuff out

Kelenjar pituitari Anda memompa hormon ini keluar

as part of the stress response.

sebagai bagian dari reaksi stres.

It's as much a part of your stress response

Hormon ini merupakan bagian dari reaksi stres Anda,

as the adrenaline that makes your heart pound.

sama seperti adrenalin yang membuat jantung Anda berdegup kencang.

And when oxytocin is released in the stress response,

Dan ketika oksitosin dilepaskan sebagai reaksi stres,

it is motivating you to seek support.

hormon ini memotivasi Anda untuk mencari dukungan.

Your biological stress response

Reaksi stres biologis Anda

is nudging you to tell someone how you feel,

mendorong Anda untuk menceritakan perasaan Anda kepada orang lain

instead of bottling it up.

dan bukan memendamnya.

Your stress response wants to make sure you notice

Reaksi stres Anda ingin memastikan bahwa Anda menyadari

when someone else in your life is struggling

ketika seseorang di dekat Anda sedang menderita

so that you can support each other.

sehingga Anda bisa saling mendukung.

When life is difficult,

Ketika hidup sedang sulit, reaksi stres Anda ingin Anda

your stress response wants you to be surrounded

agar dikelilingi oleh orang yang peduli pada Anda.

by people who care about you.

Okay, so how is knowing this side of stress going to make you healthier?

Oke, jadi bagaimana caranya agar pengetahuan akan sisi lain stres ini

bisa membuat Anda menjadi lebih sehat?

Well, oxytocin doesn't only act on your brain.

Nah, oksitosin bukan hanya mempengaruhi otak Anda

It also acts on your body,

melainkan juga tubuh Anda,

and one of its main roles in your body

dan salah satu peran utamanya di tubuh Anda

is to protect your cardiovascular system from the effects of stress.

adalah melindungi sistem kardiovaskular Anda

dari pengaruh-pengaruh stres.

It's a natural anti-inflammatory.

Oksitosin merupakan anti peradangan alami.

It also helps your blood vessels stay relaxed during stress.

Hormon ini juga membantu pembuluh darah Anda tetap rileks pada saat stres.

But my favorite effect on the body is actually on the heart.

Tetapi efek oksitosin yang paling saya sukai adalah pada jantung.

Your heart has receptors for this hormone,

Jantung Anda memiliki reseptor untuk hormon ini,

and oxytocin helps heart cells regenerate

dan oksitosin membantu sel-sel jantung untuk memperbarui diri

and heal from any stress-induced damage.

dan menyembuhkan kerusakan yang disebabkan stres.

This stress hormone strengthens your heart.

Hormon stres ini menguatkan jantung Anda,

And the cool thing is that all of these physical benefits

dan kerennya, semua keuntungan fisik

of oxytocin are enhanced by social contact and social support.

oksitosin ini semakin meningkat oleh hubungan

dan dukungan sosial,

So when you reach out to others under stress,

jadi ketika Anda menjangkau orang lain yang sedang stres,

either to seek support or to help someone else,

entah itu untuk mencari dukungan atau menolong orang lain,

you release more of this hormone,

Anda melepaskan lebih banyak hormon ini,

your stress response becomes healthier,

reaksi stres Anda menjadi lebih sehat,

and you actually recover faster from stress.

dan Anda akan lebih cepat pulih dari stres.

I find this amazing,

Menurut saya ini menakjubkan,

that your stress response has a built-in mechanism

bahwa reaksi stres Anda memiliki mekanisme terintegrasi

for stress resilience,

untuk ketahanan stres,

and that mechanism is human connection.

dan mekanisme itu adalah hubungan dengan manusia.

Saya ingin mengakhiri perbincangan ini dengan menceritakan tentang satu penelitian lagi.

I want to finish by telling you about one more study.

And listen up, because this study could also save a life.

Dan dengarkan baik-baik, karena penelitian ini juga bisa menyelamatkan nyawa kita.

This study tracked about 1,000 adults in the United States,

Penelitian ini mengamati sekitar 1000 orang dewasa di AS,

and they ranged in age from 34 to 93,

usia 34 sampai 93 tahun,

and they started the study by asking,

dan penelitian ini dimulai dengan pertanyaan,

"How much stress have you experienced in the last year?"

"Seberapa banyak stres yang Anda alami setahun terakhir ini?"

They also asked,

Mereka juga bertanya, "Berapa banyak waktu yang Anda habiskan

"How much time have you spent helping out friends, neighbors,

untuk menolong teman, tetangga,

people in your community?"

orang-orang di lingkungan Anda?"

And then they used public records for the next five years

Dan kemudian mereka menggunakan catatan sipil selama 5 tahun setelahnya

to find out who died.

untuk mengetahui siapa yang meninggal.

Okay, so the bad news first:

Oke, berita buruknya dulu:

For every major stressful life experience,

Untuk setiap pengalaman stres mendasar dalam hidup,

like financial difficulties or family crisis,

seperti kesulitan ekonomi atau masalah keluarga,

that increased the risk of dying by 30 percent.

akan meningkatkan resiko kematian sampai 30 persen.

But -- and I hope you are expecting a "but" by now --

Tetapi -- dan saya harap Anda menunggu-nunggu saya bilang "tetapi" sekarang --

but that wasn't true for everyone.

tetapi, hal itu tidak berlaku bagi semua orang.

People who spent time caring for others

Orang-orang yang menghabiskan waktu dengan membantu orang lain

showed absolutely no stress-related increase in dying.

sama sekali tidak menunjukkan adanya peningkatan resiko kemation yang terkait stres. Nol.

Zero.

Caring created resilience.

Kepedulian menciptakan ketahanan terhadap stres.

And so we see once again

Dan karena itu sekali lagi kita melihat

that the harmful effects of stress on your health

bahwa efek merusak stres terhadap kesehatan Anda

are not inevitable.

bisa dihindari.

How you think and how you act

Cara Anda berpikir dan bertindak

can transform your experience of stress.

dapat mengubah pengalaman stres Anda.

When you choose to view your stress response as helpful,

Ketika Anda memilih untuk memandang reaksi stres Anda

sebagai sesuatu yang bermanfaat,

you create the biology of courage.

Anda menciptakan keberanian biologis.

And when you choose to connect with others under stress,

Dan ketika Anda memilih untuk berhubungan dengan orang lain ketika stres,

you can create resilience.

Anda bisa menciptakan ketahanan akan stres.

Now I wouldn't necessarily ask for more stressful experiences in my life,

Nah, saya tidak akan meminta

lebih banyak stres dalam hidup saya,

but this science has given me a whole new appreciation for stress.

tetapi pengetahuan ini telah memberi saya

pengertian yang sama sekali baru tentang stres.

Stress gives us access to our hearts.

Stres memberi kita akses menuju hati kita.

The compassionate heart that finds joy and meaning

Hati penuh kasih yang menemukan arti dan kebahagiaan

in connecting with others,

dalam berhubungan dengan orang lain,

and yes, your pounding physical heart,

dan ya, jantung fisik Anda yang berdegup kencang,

working so hard to give you strength and energy.

bekerja keras untuk memberi Anda kekuatan dan energi,

And when you choose to view stress in this way,

dan ketika Anda memilih untuk melihat stres dengan cara ini,

you're not just getting better at stress,

Anda tidak hanya menjadi lebih baik dalam menghadapi stres,

you're actually making a pretty profound statement.

namun Anda juga membuat sebuah pernyataan yang mendalam.

You're saying that you can trust yourself to handle life's challenges.

Anda sedang berkata bahwa Anda bisa mempercayai diri Anda sendiri

untuk menghadapi tantangan hidup,

And you're remembering that you don't have to face them alone.

Dan Anda sedang mengingat bahwa

Anda tidak perlu menghadapi semuanya sendirian.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Chris Anderson: This is kind of amazing, what you're telling us.

Chris Anderson: Mengagumkan sekali, yang Anda sampaikan ini.

Sungguh menakjubkan bagi saya bahwa keyakinan tentang stres

It seems amazing to me that a belief about stress

can make so much difference to someone's life expectancy.

bisa membuat perbedaan yang begitu besar pada harapan hidup seseorang.

How would that extend to advice,

Jika diterapkan dalam nasihat,

like, if someone is making a lifestyle choice

misalnya, jika seseorang harus memilih

between, say, a stressful job and a non-stressful job,

antara, katakanlah, pekerjaan yang penuh stres dan pekerjaan yang tanpa stres,

does it matter which way they go?

apakah penting pilihan mana yang mereka ambil?

It's equally wise to go for the stressful job

Apakah sama bijaknya untuk memilih pekerjaan yang penuh stres

so long as you believe that you can handle it, in some sense?

selama Anda yakin bahwa Anda bisa mengatasinya?

KM: Yeah, and one thing we know for certain

Kelly McGonigal: Ya, dan satu hal yang kita tahu pasti

adalah bahwa mencari makna akan lebih baik bagi kesehatan Anda

is that chasing meaning is better for your health

than trying to avoid discomfort.

daripada berusaha menghindar dari ketidaknyamanan.

And so I would say that's really the best way to make decisions,

Dan karena itu saya akan berkata bahwa cara terbaik untuk membuat keputusan,

is go after what it is that creates meaning in your life

adalah dengan mencari sesuatu yang memberi makna dalam hidup Anda

dan kemudian mempercayai diri Anda untuk mengatasi stres yang menyertainya.

and then trust yourself to handle the stress that follows.

CA: Thank you so much, Kelly. It's pretty cool.

CA: Terima kasih banyak, Kelly. Ini sungguh keren. KM: Terima kasih.

(Tepuk tangan)

(Applause)