How books can open your mind | Lisa Bu

Transcriber: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Laksmi Wijayanti Reviewer: Aji Pribadi Henoch

So I was trained to become a gymnast

Saya dilatih untuk menjadi atlit senam

for two years in Hunan, China in the 1970s.

selama dua tahun di Hunan, Cina, pada tahun 1970-an.

When I was in the first grade, the government

Ketika saya di bangku kelas satu SD, pemerintah

wanted to transfer me to a school for athletes,

ingin mentransfer dan membiayai saya

all expenses paid.

ke sekolah-sekolah para atlit,

But my tiger mother said, "No."

Tapi ibu saya yang tangguh berkata, "Tidak."

My parents wanted me to become

Orangtua saya ingin saya menjadi

an engineer like them.

insinyur seperti mereka.

After surviving the Cultural Revolution,

Setelah melalui Revolusi Budaya,

they firmly believed there's only one sure way to happiness:

mereka yakin hanya ada satu cara yang pasti untuk memperoleh kebahagiaan:

a safe and well-paid job.

yaitu pekerjaan yang aman dengan gaji yang besar.

It is not important if I like the job or not.

Apakah saya menyukai pekerjaan tersebut tidaklah penting.

But my dream was to become a Chinese opera singer.

Tapi impian saya adalah menjadi penyanyi Opera Cina.

That is me playing my imaginary piano.

Itu adalah saya memainkan piano khayalan saya.

An opera singer must start training young

Seorang penyanyi opera harus mulai berlatih sejak usia dini

to learn acrobatics,

untuk belajar akrobat,

so I tried everything I could to go to opera school.

jadi saya mencoba segala hal supaya saya bisa bersekolah di sekolah opera.

I even wrote to the school principal

Saya bahkan mengirim surat ke kepala sekolah di sana

and the host of a radio show.

dan ke satu pembawa acara radio.

But no adults liked the idea.

Tapi tidak ada satu orang dewasa pun yang menyukai ide saya.

No adults believed I was serious.

Tidak ada orang dewasa yang percaya bahwa saya serius.

Only my friends supported me, but they were kids,

Hanya teman-teman sayalah yang mendukung, tapi mereka semua anak-anak.

just as powerless as I was.

Mereka sama tidak berdayanya seperti saya.

So at age 15, I knew I was too old to be trained.

Jadi di usia 15, saya tau saya sudah terlalu tua untuk dilatih.

My dream would never come true.

Impian saya tidak akan pernah menjadi kenyataan.

I was afraid that for the rest of my life

Saya takut bahwa sepanjang sisa hidup saya

some second-class happiness

semacam kebahagiaan kelas dua

would be the best I could hope for.

merupakan yang terbaik yang dapat saya raih.

But that's so unfair.

Tapi itu sangatlah tidak adil.

So I was determined to find another calling.

Jadi saya bertekad untuk mencari panggilan lain.

Nobody around to teach me? Fine.

Tidak ada yang bisa mengajari saya? Biar saja.

I turned to books.

Saya berpaling ke buku-buku.

I satisfied my hunger for parental advice

Saya memuaskan rasa lapar saya akan saran orang tua

from this book by a family of writers and musicians.["Correspondence in the Family of Fou Lei"]

dari buku yang ditulis oleh keluarga penulis dan musisi ["Correspondence in the Family of Fou Lei"]

I found my role model of an independent woman

Saya menemukan teladan saya akan wanita yang independen

when Confucian tradition requires obedience.["Jane Eyre"]

dimana tradisi Konfusianisme menginginkan kepatuhan. ["Jane Eyre"]

And I learned to be efficient from this book.["Cheaper by the Dozen"]

Dan saya belajar untuk menjadi efisien berkat buku ini. ["Cheaper by the Dozen']

And I was inspired to study abroad after reading these.

Dan saya terinspirasi untuk belajar di luar negeri setelah membaca buku-buku ini.

["Complete Works of Sanmao" (aka Echo Chan)] ["Lessons From History" by Nan Huaijin]

["Complete Works of Sanmao" (aka Echo Chan)] ["Lessons From History" oleh Nan Huaijin]

I came to the U.S. in 1995,

Saya tiba di Amerika tahun 1995,

so which books did I read here first?

jadi buku apa yang pertama saya baca di sini?

Books banned in China, of course.

Buku-buku yang dilarang di Cina, tentu saja.

"The Good Earth" is about Chinese peasant life.

'The Good Earth" adalah buku mengenai kehidupan petani-petani Cina.

That's just not convenient for propaganda. Got it.

Itu bukanlah sesuatu yang cocok untuk propaganda.

The Bible is interesting, but strange.

Alkitab merupakan buku yang menarik, tapi aneh.

(Laughter)

(Tawa)

That's a topic for a different day.

Itu merupakan topik untuk hari lain.

But the fifth commandment gave me an epiphany:

Tapi perintah kelima memberikan saya pencerahan:

"You shall honor your father and mother."

"Hormatilah ayah dan ibumu."

"Honor," I said. "That's so different,

"Hormat," kata saya. "Ini berbeda sekali,

and better, than obey."

dan terdengar lebih baik daripada patuh."

So it becomes my tool to climb out

Jadi hal tersebut menjadi alat saya untuk keluar

of this Confucian guilt trap

dari perangkap Konfusianisme yang penuh rasa bersalah

and to restart my relationship with my parents.

dan memulai lembaran baru dengan orang tua saya.

Encountering a new culture also started my habit

Interaksi dengan budaya baru juga membuat saya terbiasa

of comparative reading.

untuk membandingkan bacaan yang satu dengan yang lain.

It offers many insights.

Banyak sekali pengertian yang saya dapatkan.

For example, I found this map out of place at first

Misalnya, awalnya saya merasa peta ini aneh

because this is what Chinese students grew up with.

karena inilah peta yang dipakai oleh murid-murid di Cina.

It had never occurred to me,

Tidak pernah sekali pun saya berpikir

China doesn't have to be at the center of the world.

bahwa Cina tidak harus berada di tengah-tengah dunia.

A map actually carries somebody's view.

Di dalam sebuah peta terdapat perspektif seseorang.

Comparative reading actually is nothing new.

Membandingkan bacaan bukanlah sesuatu yang baru.

It's a standard practice in the academic world.

Hal tersebut merupakan cara yang biasa dilakukan di dunia akademis.

There are even research fields

Bahkan ada bidang-bidang penelitian

such as comparative religion and comparative literature.

semacam Perbandingan Agama dan Perbandingan Sastra.

Compare and contrast gives scholars

Membandingkan dan membedakan memberikan pengertian

a more complete understanding of a topic.

yang lebih lengkap akan sebuah topik bagi para cendekiawan.

So I thought, well, if comparative reading

Jadi saya berpikir, jika membandingkan bacaan berguna untuk penelitian,

works for research, why not do it in daily life too?

Mengapa tidak dilakukan juga dalam kehidupan sehari-hari ?

So I started reading books in pairs.

Jadi saya mulai membaca buku secara berpasangan

So they can be about people --

Saya membaca baik buku-buku mengenai tokoh-tokoh--

["Benjamin Franklin" by Walter Isaacson]["John Adams" by David McCullough] --

["Benjamin Franklin" karya Walter Isaacson] ["John Adams" karya David McCullough] --

who are involved in the same event,

yang terlibat di kejadian yang sama,

or friends with shared experiences.

atau berteman melalui pengalaman yang sama.

["Personal History" by Katharine Graham]["The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life," by Alice Schroeder]

["Personal History" karya Katharine Graham] ["The Snowball: Warren Buffet and the Business of Life," karya Alice Schroeder]

I also compare the same stories in different genres -- (Laughter)

Saya juga membandingkan cerita yang sama dengan aliran yang berbeda -- (Tawa)

[Holy Bible: King James Version]["Lamb" by Chrisopher Moore] --

[Holy Bible: King James Version] ["Lamb" karya Christoper Moore] --

or similar stories from different cultures,

atau kisah-kisah serupa dari budaya yang berbeda,

as Joseph Campbell did in his wonderful book.["The Power of Myth" by Joseph Campbell]

seperti yang telah ditulis oleh Joseph Campbell di bukunya. ["The Power of Myth" karya Joseph Campbell]

For example, both the Christ and the Buddha

Misalnya, baik Kristus maupun Buddha

went through three temptations.

menjalani tiga godaan.

For the Christ, the temptations

Godaan Kristus godaannya adalah

are economic, political and spiritual.

hal-hal ekonomis, politik dan spiritual.

For the Buddha, they are all psychological:

Sedangkan Buddha, ketiganya adalah hal-hal psikologis:

lust, fear and social duty -- interesting.

nafsu, ketakutan dan tugas sosial -- menarik.

So if you know a foreign language, it's also fun

Jadi apabila anda mengerti satu bahasa asing, menarik juga

to read your favorite books in two languages.

membaca buku favorit anda dalam dua bahasa berbeda.

["The Way of Chuang Tzu" Thomas Merton]["Tao: The Watercourse Way" Alan Watts]

["The Way of Chuang Tzu" Thomas Merton] ["Tao: The Watercourse Way" Alan Watts]

Instead of lost in translation, I found there is much to gain.

Bukannya kehilangan arti karena terjemahan, malah saya mendapat banyak hal.

For example, it's through translation that I realized

Misalnya, Melalui terjemahan saya mengetahui

"happiness" in Chinese literally means "fast joy." Huh!

secara harafiah, Bahasa Cina "kebahagiaan" berarti "kesenangan cepat." Huh!

"Bride" in Chinese literally means "new mother." Uh-oh.

Secara harafiah pula, Bahasa Cina "mempelai wanita" berarti "ibu baru." Nah loh...

(Laughter)

(Tawa)

Books have given me a magic portal to connect with people

Buku-buku telah memberikan saya pintu ajaib untuk berhubungan dengan banyak orang

of the past and the present.

di masa lalu dan masa sekarang.

I know I shall never feel lonely or powerless again.

Saya tahu saya tidak akan pernah merasa kesepian atau tidak berdaya lagi.

Having a dream shattered really is nothing

Impian yang musnah tidak ada apa-apanya

compared to what many others have suffered.

dibandingkan dengan penderitaan banyak orang lain.

I have come to believe that coming true

Saya mulai percaya bahwa menjadi nyata

is not the only purpose of a dream.

bukanlah tujuan satu-satunya dari mimpi.

Its most important purpose is to get us in touch

Tujuan yang paling penting adalah untuk menghubungkan kita

with where dreams come from,

dengan asal impian itu sendiri,

where passion comes from, where happiness comes from.

darimana kerinduan untuk itu berasal, darimana kebahagiaan itu sendiri berasal.

Even a shattered dream can do that for you.

Anda dapat mempelajari ini bahkan dari impian yang telah musnah.

So because of books, I'm here today,

Jadi karena buku-bukulah saya ada di sini hari ini,

happy, living again with a purpose and a clarity,

bahagia, dan bersemangat lagi, seringkali dengan

most of the time.

sebuah tujuan dan kejelasan.

So may books be always with you.

Jadi semoga buku-buku selalu bersama anda.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you. (Applause)

Terima kasih. (Tepuk tangan)

Thank you. (Applause)

Terima kasih. (Tepuk tangan)