Every kid needs a champion | Rita Pierson | TED

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Herwindy Maria Tedjaatmadja

Saya menghabiskan seluruh hidup saya

I have spent my entire life

either at the schoolhouse, on the way to the schoolhouse,

baik di sekolah, dalam perjalanan ke sekolah,

atau berbicara tentang apa yang terjadi di sekolah.

or talking about what happens in the schoolhouse.

(Laughter)

Both my parents were educators,

Kedua orang tua saya adalah pendidik,

my maternal grandparents were educators,

kakek dan nenek dari ibu saya juga pendidik,

dan selama 40 tahun terakhir saya telah melakukan hal yang sama.

and for the past 40 years, I've done the same thing.

Jadi tidak perlu dikatakan lagi, selama bertahun-tahun itu

And so, needless to say, over those years

I've had a chance to look at education reform

saya berkesempatan melihat reformasi pendidikan

from a lot of perspectives.

dari banyak sudut pandang.

Some of those reforms have been good.

Beberapa reformasi itu bagus.

Some of them have been not so good.

Beberapa lainnya tidak begitu bagus.

And we know why kids drop out.

Dan kita tahu mengapa ada anak-anak yang putus sekolah,

We know why kids don't learn.

Kita tahu mengapa anak-anak tidak belajar.

It's either poverty, low attendance,

Bisa jadi karena kemiskinan, tingkat kehadiran yang rendah,

negative peer influences...

pengaruh teman yang buruk. Kita tahu alasannya.

We know why.

But one of the things that we never discuss

Namun satu hal yang tidak pernah kita diskusikan

or we rarely discuss

atau benar-benar kita diskusikan

is the value and importance of human connection.

adalah nilai dan pentingnya hubungan antarmanusia,

Relationships.

hubungan.

James Comer says that no significant learning

James Comer berkata bahwa tidak ada pembelajaran penting

can occur without a significant relationship.

yang dapat terjadi tanpa hubungan yang penting.

George Washington Carver says all learning

George Washington Carver berkata bahwa belajar

is understanding relationships.

adalah memahami hubungan.

Everyone in this room has been affected by a teacher or an adult.

Semua yang ada di ruangan ini telah terpengaruh

oleh guru atau orang dewasa di sekitar mereka.

For years, I have watched people teach.

Selama bertahun-tahun, saya telah melihat orang-orang mengajar.

I have looked at the best and I've looked at some of the worst.

Saya melihat para pengajar terbaik dan terburuk.

A colleague said to me one time,

Suatu kali seorang rekan saya berkata,

"They don't pay me to like the kids.

"Mereka tidak membayar saya untuk menyukai anak-anak.

Mereka membayar saya untuk mengajar.

They pay me to teach a lesson.

The kids should learn it.

Anak-anak harus belajar.

I should teach it, they should learn it,

Saya harus mengajar, mereka belajar. Selesai."

Case closed."

Well, I said to her,

Saya menjawab,

"Anda tahu, anak-anak tidak belajar dari orang yang tidak mereka sukai."

"You know, kids don't learn from people they don't like."

(Laughter)

(Tawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

She said, "That's just a bunch of hooey."

Dia berkata, "Itu hanya omong kosong."

And I said to her,

Dan saya mengatakan, "Tahun ini akan sangat panjang

"Well, your year is going to be long and arduous, dear."

dan berat bagimu."

Needless to say, it was.

Tidak perlu dikatakan lagi kalau itu benar. Beberapa orang berpikir

Some people think that you can either have it in you to build a relationship,

membangun suatu hubungan adalah bakat yang Anda miliki

or you don't.

atau tidak miliki.

Saya pikir Stephen Covey memiliki gagasan yang tepat.

I think Stephen Covey had the right idea.

He said you ought to just throw in a few simple things,

Katanya Anda harus melakukan beberapa hal sederhana

like seeking first to understand,

seperti berusaha memahami terlebih dahulu

as opposed to being understood.

dan bukan untuk dimengerti,

Simple things, like apologizing.

hal-hal sederhana seperti meminta maaf.

You ever thought about that?

Apa Anda pernah memikirkannya?

Tell a kid you're sorry, they're in shock.

Katakan maaf kepada anak Anda, mereka akan terkejut.

(Laughter)

I taught a lesson once on ratios.

Saya pernah mengajar tentang perbandingan.

I'm not real good with math, but I was working on it.

Matematika saya tidak terlalu bagus, namun saya berusaha meningkatkannya.

(Laughter)

And I got back and looked at that teacher edition.

Saya kembali dan melihat pada edisi guru itu

I'd taught the whole lesson wrong.

dan ternyata semua yang telah saya ajarkan salah. (Tawa)

(Laughter)

So I came back to class the next day and I said,

Jadi hari berikutnya saya kembali dan berkata,

"Look, guys, I need to apologize.

"Anak-anak, saya harus meminta maaf.

I taught the whole lesson wrong. I'm so sorry."

Apa yang saya ajarkan semuanya salah. Saya minta maaf."

They said, "That's okay, Ms. Pierson.

Mereka berkata, "Tidak apa-apa, Bu Pierson.

You were so excited, we just let you go."

Anda terlihat sangat bersemangat, jadi kami biarkan."

(Tawa) (Tepuk tangan)

I have had classes that were so low,

Saya pernah mengajar kelas dengan anak-anak yang

lemah secara akademik sampai saya berteriak.

so academically deficient, that I cried.

I wondered, "How am I going to take this group,

Karena saya bingung bagaimana saya akan membawa anak-anak ini

in nine months,

dalam sembilan bulan,

from where they are to where they need to be?

dari kondisi mereka sekarang sampai kondisi mereka seharusnya?

And it was difficult, it was awfully hard.

Dan itu sulit, sangat berat.

Bagaimana saya meningkatkan kepercayaan diri

How do I raise the self-esteem of a child

and his academic achievement at the same time?

dan prestasi akademik anak-anak ini sekaligus?

One year I came up with a bright idea.

Suatu saat saya mendapat ide cemerlang.

I told all my students,

Saya mengatakan kepada para murid saya,

"You were chosen to be in my class

"Anda dipilih untuk berada di kelas ini

because I am the best teacher

karena saya adalah guru terbaik

and you are the best students,

dan kalian adalah murid terbaik

they put us all together

yang mereka kumpulkan

so we could show everybody else how to do it."

sehingga kita bisa menjadi contoh bagi semua orang."

Salah satu murid berkata, "Sungguh?"

One of the students said, "Really?"

(Laughter)

(Tawa)

I said, "Really. We have to show the other classes

Saya menjawab, "Sungguh. Kita harus memberi contoh

how to do it, so when we walk down the hall,

kepada kelas-kelas lain, sehingga saat kita berjalan di aula

orang-orang akan melihat kita, sehingga kalian tidak boleh ribut.

people will notice us, so you can't make noise.

You just have to strut."

Kalian hanya perlu berlagak sombong."

(Laughter)

And I gave them a saying to say:

Dan saya memberikan ungkapan, "Saya adalah seseorang.

"I am somebody.

I was somebody when I came.

Saat datang saya adalah seseorang

I'll be a better somebody when I leave.

dan saat pergi saya akan menjadi seseorang yang lebih baik.

I am powerful, and I am strong.

Saya kuat dan berkuasa.

I deserve the education that I get here.

Saya layak mendapatkan pendidikan di sini.

I have things to do, people to impress,

Ada hal yang harus saya kerjakan, orang yang harus saya beri kesan

and places to go."

dan tempat yang harus saya datangi."

And they said, "Yeah!"

Mereka berkata, "Ya!"`

(Laughter)

You say it long enough,

Jika Anda sering mengatakannya,

it starts to be a part of you.

hal itu akan menjadi bagian dari Anda.

(Applause)

Sehingga -- (Tepuk tangan)

Saya memberikan kuis, 20 pertanyaan,

I gave a quiz, 20 questions.

A student missed 18.

Seorang murid salah menjawab 18 pertanyaan.

I put a "+2" on his paper and a big smiley face.

Saya menulis "+2" di kertas ujiannya dan sebuah senyum besar.

(Laughter)

He said, "Ms. Pierson, is this an F?"

Katanya, "Bu Pierson, apa ini F?"

I said, "Yes."

Saya jawab, "Iya."

(Laughter)

He said, "Then why'd you put a smiley face?"

Katanya, "Lalu mengapa ada senyuman di sini?"

I said, "Because you're on a roll.

Saya menjawab, "Karena ada kemajuan.

You got two right. You didn't miss them all."

Kau menjawab 2 pertanyaan dengan benar. Tidak salah semua."

(Laughter)

I said, "And when we review this, won't you do better?"

Saya berkata, "Saat kita ulang lagi,

apa kau bisa lebih baik?"

He said, "Yes, ma'am, I can do better."

Katanya, "Bisa, saya akan lebih baik lagi."

You see, "-18" sucks all the life out of you.

Anda lihat: "-18" menyedot seluruh hidup Anda.

"+2" said, "I ain't all bad."

"+2" adalah "Saya tidak terlalu buruk."

(Tawa) (Tepuk tangan)

For years, I watched my mother take the time at recess to review,

Selama bertahun-tahun saya melihat ibu saya

mengulangi materi selama minggu tenang,

pergi ke rumah para murid di sore hari,

go on home visits in the afternoon,

buy combs and brushes and peanut butter and crackers

membeli sisir, sikat, selai kacang, dan kue kering

to put in her desk drawer for kids that needed to eat,

di dalam lacinya untuk para murid yang perlu makan,

and a washcloth and some soap for the kids who didn't smell so good.

serta lap dan sabun bagi anak-anak yang aromanya kurang sedap.

See, it's hard to teach kids who stink.

Sulit mengajar anak-anak yang beraroma tidak sedap.

(Laughter)

And kids can be cruel.

Dan anak-anak bisa bertindak kejam.

And so she kept those things in her desk,

Jadi ibu menyimpan barang-barang itu di mejanya

and years later, after she retired,

dan bertahun-tahun kemudian, setelah pensiun

I watched some of those same kids come through

saya melihat beberapa anak yang sama datang

and say to her, "You know, Ms. Walker,

dan berkata kepadanya, "Anda tahu, Bu Walker,

you made a difference in my life.

Anda membuat hidup saya berbeda.

Anda membuat saya berhasil.

You made it work for me.

You made me feel like I was somebody,

Anda membuat saya merasa bahwa saya adalah seseorang

when I knew, at the bottom, I wasn't.

walau saya tahu, di dalam, saya bukan.

And I want you to just see what I've become."

Dan saya ingin Anda melihat seperti apa saya sekarang."

And when my mama died two years ago at 92,

Dan saat ibu saya meninggal 2 tahun yang lalu pada usia 92 tahun

there were so many former students at her funeral,

ada begitu banyak murid yang menghadiri pemakamannya,

hal itu membuat saya menangis, bukan karena ibu meninggal,

it brought tears to my eyes, not because she was gone,

but because she left a legacy of relationships

namun karena ibu meninggalkan warisan hubungan

that could never disappear.

yang tidak akan pernah hilang.

Can we stand to have more relationships?

Dapatkah kita memiliki hubungan lebih banyak lagi? Sudah pasti.

Absolutely.

Will you like all your children? Of course not.

Apakah Anda akan menyukai semua murid Anda? Tentu tidak.

(Laughter)

Dan Anda tahu murid yang paling sulit tidak pernah membolos.

And you know your toughest kids are never absent.

(Laughter)

(Tawa)

Never.

Tidak akan. Anda tidak akan menyukai mereka semua

You won't like them all,

and the tough ones show up for a reason.

dan murid yang sulit datang untuk sebuah alasan.

It's the connection. It's the relationships.

Itulah hubungannya.

Dan walaupun Anda tidak akan menyukai semua murid itu,

kuncinya adalah, mereka tidak akan pernah tahu.

So teachers become great actors and great actresses,

Jadi guru harus menjadi aktor dan aktris hebat

and we come to work when we don't feel like it,

dan kita pergi bekerja saat kita tidak ingin bekerja,

and we're listening to policy that doesn't make sense,

kita mendengarkan kebijakan yang tidak masuk akal,

and we teach anyway.

namun kita tetap mengajar.

We teach anyway, because that's what we do.

Kita tetap mengajar, karena itulah yang kita lakukan.

Teaching and learning should bring joy.

Belajar dan mengajar harus membawa kebahagiaan.

How powerful would our world be

Betapa hebatnya dunia kita jika

if we had kids who were not afraid to take risks,

ada anak-anak yang tidak takut untuk mengambil resiko,

who were not afraid to think,

tidak takut untuk berpikir,

and who had a champion?

dan memiliki seorang juara?

Every child deserves a champion,

Setiap anak layak memiliki seorang juara,

an adult who will never give up on them,

seorang dewasa yang tidak pernah menyerah mengajar mereka,

who understands the power of connection,

yang memahami kekuatan dari hubungan,

and insists that they become the best that they can possibly be.

dan bersikeras bahwa mereka akan menjadi sebaik mungkin.

Is this job tough? You betcha.

Apakah pekerjaan ini sulit? Ayo bertaruh.

Oh God, you betcha.

But it is not impossible.

Namun ini bukannya hal yang tidak mungkin.

We can do this. We're educators.

Kita dapat melakukannya. Kita adalah para pendidik.

We're born to make a difference.

Kita dilahirkan untuk membuat perbedaan.

Thank you so much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)