Are we in control of our decisions? | Dan Ariely

Translator: Ade Indarta Reviewer: TED Translators admin

I'll tell you a little bit about irrational behavior.

Saya akan memberitahu Anda mengenai perilaku irasional.

Not yours, of course -- other people's.

Bukan perilaku Anda tentunya -- orang lain

(Laughter)

(Tertawa)

So after being at MIT for a few years,

Jadi setelah beberapa tahun di MIT,

I realized that writing academic papers is not that exciting.

Saya menyadari menulis makalah akademis tidaklah begitu menarik.

You know, I don't know how many of those you read,

Saya tidak tahu berapa yang Anda baca,

tapi mereka tidak menarik untuk dibaca dan seringkali tidak menyenangkan untuk ditulis --

but it's not fun to read and often not fun to write --

even worse to write.

bahkan lebih tidak menyenangkan menulisnya.

So I decided to try and write something more fun.

Jadi saya mencoba menulis sesuatu yang lebih menyenangkan

And I came up with an idea that I would write a cookbook.

Dan saya mendapatkan ide untuk menulis buku masakan.

And the title for my cookbook was going to be,

Dan judul buku masakan saya adalah:

"Makan Tanpa Remah-Remah: Seni Makan di atas Bak Cuci"

"Dining Without Crumbs: The Art of Eating Over the Sink."

(Suara Tawa)

(Laughter)

And it was going to be a look at life through the kitchen.

Dan buku itu akan melihat kehidupan melalui dapur.

I was quite excited about this.

Saya sangat sangat bersemangat. Saya akan membahas

I was going to talk a little bit about research,

beberapa hal mengenai riset, dan beberapa hal mengenai dapur.

a little bit about the kitchen.

Anda tahu, kita melakukan begitu banyak hal di dapur, saya yakin ini akan menarik.

We do so much in the kitchen, I thought this would be interesting.

Dan saya sudah menulis beberapa bab

I wrote a couple of chapters, and took it to MIT Press and they said,

Dan saya membawanya ke Penerbit MIT dan mereka berkata,

"Manis, tapi bukan untuk kami. Cari penerbit lain saja."

"Cute, but not for us. Go and find somebody else."

I tried other people, and everybody said the same thing,

Saya mencoba penerbit lain dan semuanya mengatakan hal yang sama,

"Manis, tapi bukan untuk kami"

"Cute. Not for us."

Until somebody said,

Sampai seseorang berkata,

"Look, if you're serious about this,

"Begini, kalau kamu benar-benar serius dengan buku ini,"

you have to write about your research first; you have to publish something,

kamu harus pertama-tama menulis buku mengenai risetmu. Kamu harus menerbitkan sesuatu,

then you'll get the opportunity to write something else.

dan setelah itu baru kamu akan mempunyai kesempatan untuk menulis sesuatu yang lain.

Kalau kamu benar-benar menginginkannya, kamu harus melakukannya"

If you really want to do it, you have to do it."

Jadi saya bilang, "Tahukah Anda, saya benar-benar tidak mau menulis mengenai riset saya

I said, "I don't want to write about my research.

I do it all day long,

Saya lakukan ini setiap hari. Saya ingin menulis sesuatu yang lain.

I want to write something a bit more free, less constrained."

Sesuatu yang lebih bebas, tanpa batasan."

And this person was very forceful and said,

Dan orang ini sangat memaksa dan mengatakan,

"Look, that's the only way you'll ever do it."

"Lihat. Inilah jalan satu-satunya untuk Anda dapat melakukannya.:

So I said, "Okay, if I have to do it --"

Jadi saya katakan, "Baik, jika saya harus melakukannya --"

I had a sabbatical.

Saya mengambil cuti. Saya mengatakan "Saya akan menulis mengenai riset saya

I said, "I'll write about my research, if there's no other way.

jika tidak ada jalan lain. Dan setelah itu saya akan menulis buku masak saya."

And then I'll get to do my cookbook."

Jadi saya menulis sebuah buku mengenai riset saya.

So, I wrote a book on my research.

Dan ternyata itu menjadi cukup menyenangkan melalui dua aspek.

And it turned out to be quite fun in two ways.

First of all, I enjoyed writing.

Pertama-tama, saya suka menulis.

But the more interesting thing was that I started learning from people.

Tapi hal yang lebih menarik adalah,

Saya mulai belajar dari orang lain.

It's a fantastic time to write,

Itu adalah waktu yang luar biasa untuk menulis,

because there's so much feedback you can get from people.

karena banyak sekali masukan yang Anda dapat dari orang.

People write to me about their personal experience,

Orang menulis kepada saya mengenai pengalaman pribadi mereka

and about their examples, and where they disagree,

dan mengenai contoh mereka, dan apa yang mereka tidak setuju.

and their nuances.

dan nuansa.

And even being here -- I mean, the last few days,

Dan bahkan berada di sini -- maksud saya, beberapa hari terakhir ini

I've known heights of obsessive behavior

Saya tahu benar-benar mengenai perilaku obsesif

I never thought about.

yang belum pernah terpikirkan

(Laughter)

(Tawa)

Which I think is just fascinating.

yang menurut saya sangatlah luar biasa.

I will tell you a little bit about irrational behavior,

Saya beritahu sedikit mengenai perilaku irasional.

and I want to start by giving you some examples of visual illusion

Dan saya akan memulai dengan memberikan Anda beberapa contoh melalui ilusi visual

as a metaphor for rationality.

sebagai metafora untuk rasionalme

So think about these two tables.

Jadi pikirkan tentang kedua meja ini.

And you must have seen this illusion.

Dan Anda pasti pernah melihat ilusi ini

If I asked you what's longer, the vertical line on the table on the left,

Jika saya tanya yang manakah yang lebih panjang, garis vertikal pada meja di kiri.

atau garis horizontal pada meja di kanan?

or the horizontal line on the table on the right,

which one seems longer?

Yang mana yang sepertinya lebih panjang?

Can anybody see anything but the left one being longer?

Apakah ada yang tidak melihat bahwa garis yang di kiri lebih panjang?

No, right? It's impossible.

Tidak, bukan? Itu tidak mungkin.

But the nice thing about visual illusion is we can easily demonstrate mistakes.

Namun hal yang baik dari ilusi visual adalah kita dapat menunjukkan kesalahan dengan mudah.

So I can put some lines on; it doesn't help.

Saya bisa menaruh beberapa garis di atasnya; tidaklah membantu

I can animate the lines.

Saya bisa membuat animasi dari garis tersebut.

And to the extent you believe I didn't shrink the lines,

Dan Anda percaya bahwa saya tidak memendekkan garis-garis tersebut.

which I didn't, I've proven to you that your eyes were deceiving you.

yang memang tidak saya pendekkan. Saya sudah membuktikan pada Anda bahwa mata Anda menipu Anda.

Now, the interesting thing about this is when I take the lines away,

Sekarang, yang menarik tentang ini

adalah pada saat saya hilangkan garis tersebut.

it's as if you haven't learned anything in the last minute.

itu seperti Anda tidak mempelajari apapun dalam beberapa menit terakhir ini.

(Laughter)

(Tawa)

You can't look at this and say, "Now I see reality as it is."

Anda tidak dapat melihat ini dan mengatakan "Baik, sekarang saya melihat realita seperti apa adanya"

Right? It's impossible to overcome this sense that this is indeed longer.

Betul? Sepertinya tidak mungkin untuk menghilangkan perasaan bahwa

garis ini memang lebih panjang.

Our intuition is really fooling us

Intuisi kita benar-benar menipu kita dengan cara yang diulangi, dapat diprediksi, dan konsisten.

in a repeatable, predictable, consistent way.

and there is almost nothing we can do about it,

Dan seperti tidak ada yang dapat kita lakukan mengenai hal tersebut

aside from taking a ruler and starting to measure it.

selain mengambil sebuah penggaris dan mulai mengukur nya.

Here's another one. It's one of my favorite illusions.

Ini ilusi lainnya -- ini adalah salah satu ilusi favorit saya

What color is the top arrow pointing to?

Warna apa yang ditunjukkan oleh panah di atas itu?

Coklat. Terimakasih.

Audience: Brown. Dan Ariely: Brown. Thank you.

Panah yang di bawah? Kuning.

The bottom one? Yellow.

Ternyata keduanya adalah warna yang sama.

Turns out they're identical.

Can anybody see them as identical?

Apakah ada yang dapat melihat kedua warna tersebut identik?

Very, very hard.

Sangat sangat sulit.

I can cover the rest of the cube up.

Saya dapat menutupi sisa dari kubus tersebut.

If I cover the rest of the cube, you can see that they are identical.

Dan kalau saya menutupi kubus tersebut, Anda akan dapat melihat kalau kedua warna tersebut identik

If you don't believe me, you can get the slide later

Dan kalau Anda tidak percaya, Anda dapat melihat presentasi ini nanti.

Dan melakukan berbagai macam perubahan dan melihat bahwa mereka identik.

and do some arts and crafts and see that they're identical.

But again, it's the same story, that if we take the background away,

Tetapi, kembali lagi, cerita yang sama

bahwa jika kita buang penutup tersebut.

the illusion comes back.

ilusi tersebut kembali. Benar?

There is no way for us not to see this illusion.

Tidak ada cara untuk kita tidak melihat ilusi tersebut.

I guess maybe if you're colorblind, I don't think you can see that.

Saya rasa jika Anda buta warna Anda tidak dapat melihat ilusi tersebut.

I want you to think about illusion as a metaphor.

Saya ingin Anda memikirkan mengenai ilusi sebagai sebuah metafora

Vision is one of the best things we do.

Indera penglihatan adalah salah satu hal terbaik yang dapat kita lakukan.

We have a huge part of our brain dedicated to vision --

Banyak bagian otak kita yang didedikasikan untuk penglihatan --

bigger than dedicated to anything else.

lebih banyak daripada yang didedikasikan ke hal lainnya.

We use our vision more hours of the day than anything else.

Kita menggunakkan indera penglihatan lebih banyak daripada kita melakukan hal lainnya.

We're evolutionarily designed to use vision.

Dan secara evolusi, kita terprogram untuk melakukan indera penglihatan

And if we have these predictable repeatable mistakes in vision,

Dan jika kita kita memiliki kesalahan berulang yang terprediksi ini dalam penglihatan

which we're so good at,

yang kita melakukannya dengan sangat baik,

what are the chances we won't make even more mistakes

apakah kemungkinannya kita tidak membuat kesalahan lebih banyak lagi

in something we're not as good at, for example, financial decision-making.

dalam sesuatu yang kita tidak lakukan sebaik itu --

sebagai contoh, keputusan finansial:

(Laughter)

(Tawa)

Something we don't have an evolutionary reason to do,

sesuatu yang kita tidak punya sebuah alasan evolusi untuk melakukannya,

we don't have a specialized part of the brain for,

kita tidak memiliki bagian otak yang dispesialisasikan

dan kita tidak melakukan begitu banyak waktu dalam seharinya

and we don't do that many hours of the day.

dan argumen nya adalah bahwa dalam kasus - kasus tersebut

The argument is in those cases,

it might be that we actually make many more mistakes.

itu mungkin adalah isu bahwa kita sebenarnya melakukan lebih banyak kesalahan.

And worse -- not having an easy way to see them,

dan lebih buruk lagi, tidak memiliki jalan yang mudah untuk melihat itu semua.

because in visual illusions, we can easily demonstrate the mistakes;

karena dalam ilusi visual kita dapat dengan mudah menunjukkan kesalahan.

in cognitive illusion it's much, much harder

dalam ilusi kognitif, ini sangat, lebih, lebih sulit

to demonstrate the mistakes to people.

untuk menunjukkan orang kesalahan mereka.

So I want to show you some cognitive illusions,

Jadi saya ingin menunjukkan Anda beberapa ilusi kognitif

or decision-making illusions, in the same way.

atau ilusi dalam membuat keputusan, dengan cara yang sama.

And this is one of my favorite plots in social sciences.

Dan ini adalah salah satu plot favorit saya dalam ilmu sosial

It's from a paper by Johnson and Goldstein.

Ini ditulis dalam sebuah karangan oleh Johnson dan Goldstein

It basically shows the percentage of people who indicated

Dan pada dasarnya, ini menunjukkan

persentase orang yang telah mengindikasikan

they would be interested in donating their organs.

mereka akan tertarik untuk memberikan organ tubuh mereka untuk sumbangan

These are different countries in Europe.

Dan ini semua adalah di negara yang berbeda di Eropa. Dan pada dasaranya Anda

You basically see two types of countries:

melihat dua tipe negara:

countries on the right, that seem to be giving a lot;

negara di kanan, yang sepertinya memberi banyak

and countries on the left that seem to giving very little,

dan negara di kiri yang sepertinya memberi sedikit.

or much less.

atau jauh lebih sedikit.

The question is, why?

Pertanyaannya adalah, mengapa? Mengapa beberapa negara memberi banyak

Why do some countries give a lot and some countries give a little?

sedangkan beberapa negara memberi sedikit?

When you ask people this question,

Pada saat Anda menanyakkan orang pertanyaan ini,

they usually think that it has to be about culture.

mereka biasanya berpikir ini adalah sesuatu mengenai budaya

Betul? Seberapa banyak Anda peduli kepada orang lain?

How much do you care about people?

Giving organs to somebody else

Memberikan organ Anda pada orang lain

is probably about how much you care about society, how linked you are.

mungkin adalah seberapa banyak Anda peduli pada lingkungan, seberapa terhubungkan Anda

Or maybe it's about religion.

atau mungkin itu adalah mengenai agama

But if you look at this plot,

Namun jika Anda melihat grafik ini

you can see that countries that we think about as very similar,

Anda dapat melihat bahwa negara-negara yang kita pikir sangat mirip

actually exhibit very different behavior.

sebenarnya memiliki perilaku yang sangat berbeda

For example, Sweden is all the way on the right,

Sebagai contoh, Swedia berada di paling kanan

and Denmark, which we think is culturally very similar,

dan Denmark, yang kita pikir secara budaya sangatlah serupa

is all the way on the left.

berada di paling kiri.

Germany is on the left, and Austria is on the right.

Jerman berada di kiri. Dan Austria berada di kanan.

The Netherlands is on the left, and Belgium is on the right.

Belanda berada di kiri. Dan Belgia berada di kanan.

And finally, depending on your particular version

Dan akhirnya, tergantung pada versi Anda

of European similarity,

mengenai similaritas Eropa

you can think about the U.K. and France as either similar culturally or not,

Anda dapat memikirkan mengenai Inggris dan Perancis sebagai mirip secara budaya atau tidak

but it turns out that with organ donation, they are very different.

Tapi ternyata dari sumbangan organ mereka sangatlah berbeda

By the way, the Netherlands is an interesting story.

Selain itu, Belanda adalah cerita yang sangat menarik.

You see, the Netherlands is kind of the biggest of the small group.

Anda lihat, Belanda adalah yang terbesar dari kelompok yang kecil

It turns out that they got to 28 percent

Ternyata mereka mendapatkan 28 persen

after mailing every household in the country a letter,

Setelah mengirimkan surat kepada setiap rumah di negara tersebut

begging people to join this organ donation program.

Memohon orang untuk mengikuti program donasi organ ini

You know the expression, "Begging only gets you so far."

Anda tahu pernyataan, "Memohon hanya memberi Anda sejauh ini?"

It's 28 percent in organ donation.

Itu 28 persen dalam program donasi organ.

(Laughter)

(Tawa)

But whatever the countries on the right are doing,

Tetapi apapun yang dilakukan negara-negara yang berada di kanan.

they're doing a much better job than begging.

Mereka melakukan hal yang jauh lebih baik daripada sekedar memohon.

So what are they doing?

Jadi apa yang mereka lakukan?

Turns out the secret has to do with a form at the DMV.

Rahasianya ada pada bentuk pertanyaan yang dibuat di Departemen Kendaraan Bermotor

And here is the story.

Dan ini kisahnya.

The countries on the left have a form at the DMV

Negara - negara di kiri memiliki bentuk pertanyaan

that looks something like this.

yang berbentuk seperti ini.

"Check the box below if you want to participate in the organ donor program."

Beri tanda centang pada kotak di bawah ini jika Anda INGIN berpartisipasi

dalam program donasi organ.

And what happens?

Dan apa yang terjadi?

People don't check, and they don't join.

Orang tidak memberi tanda centang, dan mereka tidak bergabung.

The countries on the right, the ones that give a lot,

Negara di kanan, negara yang memberi banyak,

have a slightly different form.

memiliki bentuk pertanyaan yang berbeda.

It says, "Check the box below if you don't want to participate ..."

Itu mengatakan "Beri tanda centang pada kotak di bawah ini jika Anda TIDAK INGIN berpartisipasi"

Interestingly enough, when people get this,

Menariknya, pada saat orang mendapatkan ini,

Kembali lagi, mereka tidak mencentang -- namun sekarang mereka bergabung.

they again don't check, but now they join.

(Laughter)

(Tawa)

Now, think about what this means.

Sekarang pikirkan apa artinya ini

You know, we wake up in the morning and we feel we make decisions.

Kita bangun pada pagi hari dan kita merasa bahwa kita membuat keputusan

We wake up in the morning and we open the closet;

Kita bangun pada pagi hari dan kita membuka lemari kita.

we feel that we decide what to wear.

dan kita merasa bahwa kita memutuskan apa yang kita akan pakai.

we open the refrigerator and we feel that we decide what to eat.

dan kita membuka lemari es dan kita merasa bahwa kita memutuskan apa yang akan kita makan.

What this is actually saying,

Apa yang sebenarnya dikatakan ini adalah

is that many of these decisions are not residing within us.

banyak dari keputusan ini tidak berasal dari dalam diri kita

They are residing in the person who is designing that form.

Mereka berasal dari orang yang membuat bentuk pertanyaan tersebut.

When you walk into the DMV,

Pada saat Anda masuk ke Departemen Kendaraan Bermotor

the person who designed the form will have a huge influence

orang yang telah membuat pertanyaannya akan membuat pengaruh yang sangat besar.

on what you'll end up doing.

terhadap apa yang akan Anda lakukan.

Now, it's also very hard to intuit these results.

Itu juga sangat sulit untuk merasionalkan hasil tersebut. Pikirkan untuk diri Anda sendiri.

Think about it for yourself.

How many of you believe

Berapa dari Anda yang percaya

that if you went to renew your license tomorrow,

bahwa jika Anda pergi untuk memperbaharui SIM Anda besok

and you went to the DMV,

dan Anda pergi ke kepolisian

and you encountered one of these forms,

dan Anda menemukan salah satu dari bentuk pertanyaan tersebut

that it would actually change your own behavior?

bahwa itu akan merubah perilaku Anda?

Very hard to think that it would influence us.

Sangat, sangat sulit untuk berpikir bahwa itu akan mempengaruhi kita.

We can say, "Oh, these funny Europeans, of course it would influence them."

Anda dapat mengatakan, "Oh, orang Eropa yang lucu tersebut, tentu itu akan mempengaruhi mereka."

Tetapi pada saat itu melibatkan kita,

But when it comes to us,

we have such a feeling that we're in the driver's seat,

kita memilki perasaan bahwa kita berada di kursi pengemudi

kita memiliki perasaan bahwa kita berada dalam kontrol,

such a feeling that we're in control and we are making the decision,

dan kita yang membuat keputusan,

that it's very hard to even accept the idea

bahwa itu bahkan sangat sulit untuk menerima

ide bahwa kita sebenarnya memiliki

that we actually have an illusion of making a decision,

sebuah ilusi dalam membuat keputusan, daripada membuat sebuah keputusan asli

rather than an actual decision.

Now, you might say,

Sekarang, Anda mungkin berkata,

"These are decisions we don't care about."

"Ini adalah keputusan - keputusan yang kita tidak peduli"

In fact, by definition, these are decisions

Tetapi, secara definisi, ini adalah keputusan

about something that will happen to us after we die.

mengenai sesuatu yang akan terjadi kepada kita setelah kita meninggal.

How could we care about something less

Bagaimana mungkin kita peduli terhadap kita lebih sedikit

than about something that happens after we die?

daripada sesuatu yang terjadi setelah kita meninggal?

So a standard economist, somebody who believes in rationality,

Jadi menurut seorang ekonom standar pada umumnya, seseorang yang percaya pada rasionalisme

would say, "You know what?

akan berkata, "Anda tahu? Usaha untuk mengangkat pensil

The cost of lifting the pencil and marking a "V" is higher

dan memberi tanda centang lebih besar daripada

than the possible benefit of the decision,

keuntungan dari keputusan itu sendiri.

so that's why we get this effect."

Jadi itulah sebabnya kita mendapati efek tersebut."

(Laughter)

Tetapi faktanya, itu bukanlah karena itu mudah.

But, in fact, it's not because it's easy.

It's not because it's trivial. It's not because we don't care.

Itu bukanlah karena itu tidaklah penting. Bukanlah karena kita tidak peduli.

It's the opposite. It's because we care.

Itu adalah kebalikannya. Itu karena kita peduli.

It's difficult and it's complex.

Itu sulit dan itu kompleks.

And it's so complex that we don't know what to do.

Dan itu sangat kompleks bahwa kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan.

And because we have no idea what to do,

Dan karena kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan.

we just pick whatever it was that was chosen for us.

kita hanya memilih apapun yang sudah dipilihkan untuk kita.

I'll give you one more example.

Saya akan berikan satu buah contoh lagi untuk ini.

This is from a paper by Redelmeier and Shafir.

Ini diambil dari karangan oleh Redelmeir dan Schaefer.

And they said, "Would this effect also happens to experts?

Dan mereka mengatakan, "Efek ini juga terjadi pada para pakar,

People who are well-paid, experts in their decisions,

orang yang dibayar dengan cukup tinggi, pakar dalam keputusan mereka,

and who make a lot of them?"

melakukannya dengan banyak."

And they took a group of physicians.

Dan pada dasarnya, mereka mengambil sekelompok dokter.

They presented to them a case study of a patient.

Dan mereka ditunjukkan dengan sebuah kasus mengenai seorang pasien.

They said, "Here is a patient. He is a 67-year-old farmer.

Inilah seorang pasien. Dia adalah seorang petani berusia 67 tahun.

He's been suffering from right hip pain for a while."

Dia sudah menderita dari penyakit pinggang kanan untuk beberapa lama.

And then, they said to the physicians,

Dan setelah itu, mereka berkata kepada dokter.

"You decided a few weeks ago

"Anda memutuskan beberapa minggu lalu

that nothing is working for this patient.

bahwa tidak ada pengobatan yang berhasil untuk pasien ini.

All these medications, nothing seems to be working.

Semua pengobatan ini, tidak ada satupun yang berhasil.

So you refer the patient for hip replacement therapy.

Jadi Anda mengarahkan pasien untuk mencoba terapi penggantian pinggang.

Hip replacement. Okay?"

Penggantian pinggang. Baik?"

So the patient is on a path to have his hip replaced.

Jadi pasien sedang berada dalam tahap untuk menggantikan pinggang nya.

Then they said to half of the physicians,

Dan setelah itu, mereka berkata pada setengah dari kelompok dokter itu

"Yesterday, you reviewed the patient's case,

Kemarin Anda meninjau kasus pasien

and you realized that you forgot to try one medication.

dan Anda menyadari bahwa Anda lupa mencoba satu pengobatan.

You did not try ibuprofen.

Anda tidak mencoba ibuprofen.

What do you do? Do you pull the patient back and try ibuprofen?

Apa yang Anda lakukan? Apakah Anda akan menarik kembali pasien dan mencoba ibuprofen?

Or do you let him go and have hip replacement?"

Atau Anda akan membiarkan dia pergi dan mencoba penggantian pinggang?

Well, the good news is that most physicians in this case

Berita baiknya adalah kebanyakan dari dokter dalam kasus ini

decided to pull the patient and try ibuprofen.

memutuskan untuk menarik pasien kembali dan mencoba ibuprofen

Very good for the physicians.

Sangat baik untuk para dokter.

To the other group of physicians, they said,

Kelompok dokter yang lain, mereka berkata,

"Yesterday when you reviewed the case, you discovered there were two medications

"Kemarin saat Anda meninjau kembali kasus ini

Anda menemukan bahwa terdapat dua pengobatan yang belum Anda coba,

you didn't try out yet -- ibuprofen and piroxicam."

iboprofen dan piroxicam."

You have two medications you didn't try out yet.

Dan mereka berkata, "Anda memiliki dua pengobatan yang belum Anda coba. Apa yang Anda lakukan?"

What do you do? You let him go, or you pull him back?

Anda membiarkan Anda pergi. Atau Anda menarik nya kembali.

And if you pull him back, do you try ibuprofen or piroxicam? Which one?"

Dan jika Anda menariknya kembali, apakah Anda mencoba ibuprofen atau piroxicam? Yang mana?"

Now, think of it:

Sekarang pikirkan ini. Keputusan ini

This decision makes it as easy to let the patient continue with hip replacement,

membuat itu semakin mudah untuk membiarkan pasien meneruskan dengan operasi penggantian pinggang.

but pulling him back, all of the sudden it becomes more complex.

Tetapi menarik mereka kembali, secara tiba-tiba menjadi lebih kompleks.

There is one more decision.

Ada satu keputusan lagi.

What happens now?

Apa yang terjadi sekarang?

The majority of the physicians now choose to let the patient go

Mayoritas dari para dokter sekarang memilih untuk membiarkan pasien pergi

for a hip replacement.

dan mencoba penggantian pinggang.

I hope this worries you, by the way --

Saya harap ini mengusik Anda, ngomong - ngomong --

(Laughter)

(Tawa)

when you go to see your physician.

Pada saat Anda bertemu dokter Anda.

The thing is that no physician would ever say,

Pasalnya adalah, tidak akan ada dokter yang pernah berkata,

"Piroxicam, ibuprofen, hip replacement. Let's go for hip replacement."

"Piroxicam, ibuprofen, penggantian pinggang.

Mari kita coba dengan penggantian pinggang"

But the moment you set this as the default,

Tetapi saat Anda membuat ini sebagai standar

it has a huge power over whatever people end up doing.

ini memiliki pengaruh yang besar atas apapun yang orang akhirnya lakukan.

I'll give you a couple of more examples on irrational decision-making.

Saya akan memberi Anda beberapa contoh lagi atas pembuatan keputusan irasional.

Imagine I give you a choice:

Bayangkan saya memberi Anda sebuah pilihan.

Do you want to go for a weekend to Rome, all expenses paid --

Apakah Anda ingin pergi untuk sebuah akhir pekan ke Roma?

Seluruh biaya telah dibayarkan.

hotel, transportation, food, a continental breakfast, everything --

hotel, transportasi, makanan, sarapan

sarapan kontinental, segalanya.

or a weekend in Paris?

Atau sebuah akhir pekan di Paris?

Now, weekend in Paris, weekend in Rome -- these are different things.

Sekarang, akhir pekan di Paris, akhir pekan di Roma, ini adalah dua hal yang berbeda;

They have different food, different culture, different art.

mereka memiliki makanan, budaya dan gambar yang berbeda

Sekarang, bayangkan jika saya tambahkan satu pilihan ke dalam nya

Imagine I added a choice to the set that nobody wanted.

yang tidak ada yang mau.

Imagine I said, "A weekend in Rome,

Bayangkan saya katakan, "Sebuah akhir pekan di Roma,

a weekend in Paris,

sebuah akhir pekan di Paris, atau mobil Anda dicuri?"

or having your car stolen?"

(Laughter)

(Tawa)

It's a funny idea, because why would having your car stolen,

Ini adalah ide yang lucu, karena mengapa pilihan mobil Anda dicuri,

in this set, influence anything?

dalam kasus ini, mempengaruhi Anda?

(Laughter)

(Tawa)

But what if the option to have your car stolen was not exactly like this?

Tapi bagaimana jika pilihan mobil Anda dicuri

tidaklah benar-benar seperti ini.

What if it was a trip to Rome, all expenses paid,

Bagaimana jika liburan ke Roma; seluruh pengeluaran dibayarkan,

transportation, breakfast,

transportasi, sarapan,

but it doesn't include coffee in the morning?

tetapi tidak meliputi kopi di pagi hari.

If you want coffee, you have to pay for it yourself, it's two euros 50.

Jika Anda ingin kopi Anda harus membayar untuk itu sendiri. Itu 2 euro 50

(Laughter)

Sekarang, dalam berbagai cara,

Now in some ways,

given that you can have Rome with coffee,

jika Anda bisa mendapatkan Roma dengan kopi,

why would you possibly want Rome without coffee?

bagaimana mungkin Anda ingin Roma tanpa kopi?

It's like having your car stolen. It's an inferior option.

Itu seperti mobil Anda dicuri. Sebuah pilihan yang lebih rendah.

But guess what happened?

Tapi tebak apa yang terjadi. Saat Anda menambahkan pilihan Roma tanpa kopi.

The moment you add Rome without coffee,

Roma dengan kopi menjadi lebih populer. Dan orang memilih itu.

Rome with coffee becomes more popular, and people choose it.

The fact that you have Rome without coffee

Fakta bahwa Anda memiliki Roma tanpa kopi

makes Rome with coffee look superior,

membuat Roma dengan kopi terlihat lebih unggul,

and not just to Rome without coffee -- even superior to Paris.

dan bukan hanya terhadap Roma tanpa kopi -- bahkan terhadap Paris.

(Laughter)

(Tawa)

Here are two examples of this principle.

Berikut adalah dua contoh dari prinsip di atas.

This was an ad in The Economist a few years ago

Ini adalah sebuah iklan dari Majalah Sang Ekonom beberapa tahun lalu

that gave us three choices:

yang memberi kita tiga pilihan.

an online subscription for 59 dollars,

Satu buah langganan online seharga 59 dolar

a print subscription for 125 dollars,

Sebuah langganan tercetak seharga 125 dolar.

or you could get both for 125.

Atau Anda bisa mendapatkan keduanya seharga 125.

(Laughter)

(Tawa)

Now I looked at this, and I called up The Economist,

Saya melihat ini dan menghubungi Sang Ekonom.

and I tried to figure out what they were thinking.

Dan saya mencoba mencari tahu apa yang mereka pikirkan.

And they passed me from one person to another to another,

Dan mereka mengoper saya dari satu orang ke orang lainnya,

until eventually I got to the person who was in charge of the website,

sampai akhirnya saya dihubungkan dengan orang yang bertanggung jawab atas situs tersebut.

and I called them up, and they went to check what was going on.

Dan saya menghubungi mereka. Dan mereka pergi untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

The next thing I know, the ad is gone, no explanation.

Hal berikutnya yang saya tahu, iklan tersebut hilang. Dan tidak ada penjelasan.

So I decided to do the experiment

Jadi saya memutuskan untuk melakukan eksperimen.

that I would have loved The Economist to do with me.

yang saya akan sangat menyukai Sang Ekonom untuk melakukannya dengan saya.

I took this and I gave it to 100 MIT students.

Saya ambil iklan ini dan memberikannya kepada 100 murid MIT.

I said, "What would you choose?"

Saya berkata, "Apa yang akan Anda pilih?"

These are the market shares -- most people wanted the combo deal.

Ini adalah pasarnya. Kebanyakan orang memilih opsi kombinasi

Thankfully, nobody wanted the dominant option.

Untungnya tidak ada yang memilih opsi yang didominasi

That means our students can read.

Yang berarti murid kita dapat membaca.

(Laughter)

(Tawa)

But now, if you have an option that nobody wants,

Tapi sekarang jika Anda memiliki pilihan yang tidak ada yang menginginkan,

you can take it off, right?

Anda dapat membuangnya. Benar?

So I printed another version of this,

Jadi saya mencetak versi lain dari iklan ini,

where I eliminated the middle option.

di mana saya menghapuskan pilihan di tengah.

I gave it to another 100 students. Here is what happened:

Saya memberikannya kepada 100 murid lainnya. Inilah yang terjadi

Now the most popular option became the least popular,

Sekarang pilihan yang paling populer telah menjadi yang paling tidak populer

and the least popular became the most popular.

Dan yang paling tidak populer telah menjadi yang paling populer.

What was happening was the option that was useless,

Apa yang terjadi adalah pilihan yang tidak berguna,

in the middle, was useless in the sense that nobody wanted it.

yang berada di tengah, tidak berguna dalam arti tidak ada yang menginginkannya.

But it wasn't useless in the sense that it helped people figure out

Namun pilihan itu tidaklah tak berguna dalam arti itu membantu orang untuk memilih

apa yang mereka inginkan.

what they wanted.

In fact, relative to the option in the middle,

Pasalnya, relatif dengan opsi di tengah,

which was get only the print for 125,

yaitu mendapatkan versi cetak seharga 125,

the print and web for 125 looked like a fantastic deal.

versi cetak dan versi online seharga 125 sepertinya pilihan yang luar biasa.

And as a consequence, people chose it.

Dan sebagai hasilnya, orang memilihnya.

The general idea here, by the way,

Ide pada umumnya di sini, ngomong - ngomong,

is that we actually don't know our preferences that well.

adalah kita sebenarnya tidak tahu preferensi kita dengan begitu baik.

And because we don't know our preferences that well,

Dan karena kita tidak tahu preferensi kita begitu baik,

kita mudah terpengaruh oleh pengaruh dari luar kendali kita:

we're susceptible to all of these influences from the external forces:

the defaults, the particular options that are presented to us, and so on.

standar, pilihan - pilihan tertentu yang ditujukan pada kita, dan seterusnya.

One more example of this.

Satu lagi contoh dari ini.

People believe that when we deal with physical attraction,

Orang percaya bahwa pada saat kita berhubungan dengan daya tarik fisik,

we see somebody, and we know immediately whether we like them or not,

kita melihat seseorang, dan kita langsung tahu apakah kita menyukai mereka atau tidak.

if we're attracted or not.

terpikat atau tidak.

This is why we have these four-minute dates.

oleh karena itu kita punya kencan empat menit.

So I decided to do this experiment with people.

Jadi saya memutuskan untuk melakukan eksperimen ini dengan manusia.

I'll show you images here, no real people, but the experiment was with people.

Saya akan menunjukkan gambar manusia -- bukan manusia nyata

Eksperimen dengan manusia nyata

I showed some people a picture of Tom, and a picture of Jerry.

Saya tunjukkan beberapa orang sebuah gambar dari Tom, dan sebuah gambar dari Jerry.

and I said, "Who do you want to date?

Saya katakan, "Siapa yang ingin Anda kencani? Tom atau Jerry?"

Tom or Jerry?"

But for half the people, I added an ugly version of Jerry.

Tetapi untuk setengah dari orang ini, saya tambahkan versi buruk dari Jerry.

I took Photoshop and I made Jerry slightly less attractive.

Saya gunakan Photoshop dan buat Jerry sedikit lebih tidak menarik.

(Laughter)

(Tawa)

For the other people, I added an ugly version of Tom.

Orang lain, saya tambahkan versi buruk dari Tom.

And the question was, will ugly Jerry and ugly Tom

Dan pertanyaannya adalah, apakah Jerry buruk dan Tom buruk

help their respective, more attractive brothers?

akan membantu saudara mereka masing - masing yang lebih menarik?

The answer was absolutely yes.

Jawabannya adalah tentu saja ya.

When ugly Jerry was around, Jerry was popular.

Pada saat Jerry buruk ada dalam pilihan, Jerry menjadi populer.

When ugly Tom was around, Tom was popular.

Pada saat Tom buruk ada dalam pilihan, Tom menjadi populer.

(Laughter)

(Tawa)

This of course has two very clear implications

Ini tentu saja memiliki dua pengartian yang sangat jelas

for life in general.

mengenai kehidupan secara umum.

If you ever go bar-hopping, who do you want to take with you?

Jika Anda akan pergi ke bar, siapa akan Anda bawa bersama Anda?

(Laughter)

(Tawa)

You want a slightly uglier version of yourself.

Anda mau membawa seseorang yang merupakan versi yang sedikit lebih buruk dari Anda.

(Laughter)

(Tawa)

Similar, but slightly uglier.

Mirip, mirip, tapi sedikit lebih buruk.

(Laughter)

(Tawa)

The second point, or course, is that if somebody invites you to bar hop,

Poin kedua, tentunya, adalah

jika seseorang mengundang Anda, Anda tahu apa yang mereka pikirkan tentang Anda.

you know what they think about you.

(Laughter)

(Tawa)

Now you get it.

Sekarang Anda telah mengerti.

What is the general point?

Apakah poinnya secara umum?

The general point is that,

Poin umum nya adalah pada saat kita memikirkan tentang ekonomi, kita memiliki

when we think about economics, we have this beautiful view of human nature.

pandangan yang sangat indah mengenai sifat manusia

"What a piece of work is a man! How noble in reason!"

"Begitu indahnya seorang manusia. Sangat mulia dalam beralasan!"

We have this view of ourselves, of others.

Pada saat kita memiliki pandangan ini mengenai diri kita, orang lain.

The behavioral economics perspective is slightly less "generous" to people;

Pandangan ekonomi perilaku

sedikit lebih tidak murah hati pada orang.

in fact, in medical terms,

Pasalnya dalam ilmu kedokteran, itulah pandangan kita.

that's our view.

(Laughter)

(Tawa)

But there is a silver lining.

Namun ada sesuatu yang lebih baik.

The silver lining is, I think,

Sesuatu yang lebih baik, yaitu, menurut saya,

kind of the reason that behavioral economics is interesting and exciting.

adalah alasan mengapa perilaku ekonomi menarik dan menggairahkan

Are we Superman, or are we Homer Simpson?

Apakah kita Superman? Ataukah kita Homer Simpson?

Pada saat itu datang untuk membangun dunia secara fisik,

When it comes to building the physical world,

we kind of understand our limitations.

kita seperti dapat mengerti batasan kita.

We build steps.

Kita membangun langkah. Dan kita membangun hal ini

And we build these things that not everybody can use, obviously.

yang tidak semua orang bisa gunakan tentunya.

(Laughter)

(Tawa)

We understand our limitations,

Kita mengerti batasan kita,

and we build around them.

dan kita bangun di sekitarnya.

But for some reason, when it comes to the mental world,

Tetapi untuk beberapa alasan pada saat itu datang dalam dunia mental,

when we design things like healthcare and retirement and stock markets,

pada saat kita membangn hal-hal seperti sistem kesehatan, pensiun dan pasar saham,

we somehow forget the idea that we are limited.

kita entah bagaimana melupakan ide bahwa kita dibatasi

I think that if we understood our cognitive limitations

Saya rasa itu jika kita mengerti batasan kognitif kita

in the same way we understand our physical limitations,

dengan cara yang sama seperti kita mengerti batasan fisik kita,

even though they don't stare us in the face the same way,

meskipun batasan tersebut tidak melihat kita tepat di muka kita dengan cara yang sama,

kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik.

we could design a better world, and that, I think,

Dan itu, saya rasa, ada harapan untuk hal ini.

is the hope of this thing.

Thank you very much.

Terimakasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)