Why are we happy? Why aren't we happy? | Dan Gilbert

Translator: Ahmad Zakky Habibie Reviewer: Wahyu Perdana Yudistiawan

Ketika kita punya 21 menit untuk berbicara,

When you have 21 minutes to speak,

dua juta tahun terlihat seperti waktu yang sangat lama.

two million years seems like a really long time.

Tapi dari sisi evolusi, 2 juta tahun tidak ada apa-apanya.

But evolutionarily, two million years is nothing.

Dalam dua juta tahun, massa otak manusia bertambah hampir tiga kali lipatnya.

And yet, in two million years,

the human brain has nearly tripled in mass,

going from the one-and-a-quarter-pound brain of our ancestor here, Habilis,

dari satu seperempat pon milik nenek moyang kita yang ini, Habilis,

ke hampir tiga perempat organ yang semua orang di sini punya di antara kedua telinga mereka.

to the almost three-pound meatloaf everybody here has between their ears.

Ada apa dengan otak yang besar sehingga secara alami semua orang ingin punya?

What is it about a big brain

that nature was so eager for every one of us to have one?

Ternyata, ketika ukuran otak menjadi tiga kali lipatnya,

Well, it turns out when brains triple in size,

they don't just get three times bigger; they gain new structures.

otak tidak hanya mejadi lebih besar, tapi juga memperoleh struktur baru.

And one of the main reasons our brain got so big is because it got a new part,

Dan salah satu alasan utama mengapa otak kita menjadi sebesar itu adalah adanya bagian baru,

yang disebut otak bagian depan. Dan khususnya, bagian yang disebut "pre-frontal cortex".

called the "frontal lobe,"

particularly, a part called the "prefrontal cortex."

Lalu apa yang pre-frontal cortex lakukan kepada manusia yang menyebabkan

What does a prefrontal cortex do for you

that should justify the entire architectural overhaul of the human skull

seluruh perubahan susunan arsitektur dari tengkorak manusia dalam waktu evolusi?

in the blink of evolutionary time?

Ternyata, pre-frontal cortex punya banyak peran,

Well, it turns out the prefrontal cortex does lots of things,

tapi satu peran yang paling penting adalah

but one of the most important things it does is it's an experience simulator.

sebagai simulator pengalaman.

Pilot berlatih terbang menggunakan simulator

Pilots practice in flight simulators

so that they don't make real mistakes in planes.

sehingga mereka tidak membuat kesalahan di pesawat.

Human beings have this marvelous adaptation

Manusia memiliki suatu adaptasi yang luar biasa

that they can actually have experiences in their heads

yaitu mereka dapat benar-benar memiliki pengalaman di kepala mereka

before they try them out in real life.

sebelum mereka melakukannya secara nyata.

This is a trick that none of our ancestors could do,

Ini adalah sebuah trik yang nenek moyang kita tidak dapat lakukan,

and that no other animal can do quite like we can.

dan tidak ada hewan yang dapat melakukan hal seperti ini seperti kita. Ini adaptasi yang luar biasa.

It's a marvelous adaptation.

It's up there with opposable thumbs and standing upright and language

Ini setara dengan ibu jari berlawanan dan berdiri tegak dan bahasa

as one of the things that got our species out of the trees

dan salah satu hal yang memungkinkan spesies kita pindah dari pepohonan

and into the shopping mall.

ke pusat perbelanjaan.

(Laughter)

Sekarang -- (tertawa) -- kalian semua sudah pernah melakukan ini.

All of you have done this.

Maksud saya, tahu kan,

Ben and Jerry's doesn't have "liver and onion" ice cream,

Ben and Jerry's tidak punya es krim rasa hati-dan-bawang bombay.

and it's not because they whipped some up, tried it and went, "Yuck!"

Ini bukan karena mereka membuat sedikit, mencobanya, dan bilang, "Igh."

It's because, without leaving your armchair,

Tetapi karena, tanpa harus bergerak dari tempat duduk anda,

you can simulate that flavor and say "yuck" before you make it.

Anda dapat mensimulasikan rasa ini dan bilang igh sebelum anda membuatnya.

Mari kita lihat bagaimana simulasi pengalaman berfungsi.

Let's see how your experience simulators are working.

Let's just run a quick diagnostic

Mari kita menjalankan sedikit diagnosis sebelum saya lanjutkan talk ini.

before I proceed with the rest of the talk.

Here's two different futures that I invite you to contemplate.

Ini adalah dua masa depan yang berbeda untuk anda pikirkan,

You can try to simulate them and tell me which one you think you might prefer.

dan anda bisa mencoba mensimulasikannya dan beritahu saya mana yang anda lebih suka.

One of them is winning the lottery. This is about 314 million dollars.

Yang ini adalah menang undian lotere. Sekitar 314 juta dolar.

And the other is becoming paraplegic.

Dan yang satunya adalah menjadi lumpuh.

(Laughter)

Jadi, coba pikirkan sebentar.

Just give it a moment of thought.

You probably don't feel like you need a moment of thought.

Mungkin anda tidak perlu waktu untuk memikirkan hal ini.

Interestingly, there are data on these two groups of people,

Menariknya, ada data tentang dua kelompok orang ini,

data on how happy they are.

data tentang sebahagia apa mereka.

And this is exactly what you expected, isn't it?

Dan grafik seperti ini yang anda harapkan, kan?

But these aren't the data. I made these up!

Tapi ini bukan data tersebut. Ini saya rekayasa!

These are the data.

Inilah datanya. Anda gagal dalam kuis ini, padahal anda belum di kelas selama 5 menit.

You failed the pop quiz, and you're hardly five minutes into the lecture.

Because the fact is that a year after losing the use of their legs

Karena faktanya, setahun setelah kaki mereka lumpuh,

and a year after winning the lotto,

dan setahun setelah menang lotere, pemenang lotere dan orang lumpuh

lottery winners and paraplegics are equally happy with their lives.

sama senangnya dengan hidup mereka.

Nah, jangan terlalu ambil pusing gagal dalam kuis ini,

Don't feel too bad about failing the first pop quiz,

because everybody fails all of the pop quizzes all of the time.

karena semua orang gagal dalam kuis mendadak setiap saat.

Penelitian yang sedang dilakukan oleh laboratorium saya,

The research that my laboratory has been doing,

yang selama ini dilakukan oleh ekonom dan psikolog di US,

that economists and psychologists around the country have been doing,

mengungkapkan sesuatu yang cukup mengejutkan bagi kita.

has revealed something really quite startling to us,

Sesuatu yang kita sebut bias dari dampak,

something we call the "impact bias,"

which is the tendency for the simulator to work badly,

yang merupakan kecenderungan simulator untuk tidak bekerja dengan baik.

for the simulator to make you believe that different outcomes are more different

Simulator akan membuat anda percaya bahwa hasil yang berbeda

lebih berbeda dari pada yang semestinya.

than, in fact, they really are.

From field studies to laboratory studies,

Dari studi lapangan ke studi laboratorium.

we see that winning or losing an election,

kita melihat bahwa menang atau kalah pemilu, menemukan atau kehilangan pasangan,

gaining or losing a romantic partner,

naik atau tidak jadi naik pangkat, lulus atau tidak lulus tes universitas,

getting or not getting a promotion,

passing or not passing a college test,

on and on,

dan seterusnya, dampak, intensitas, dan durasinya lebih kecil

have far less impact, less intensity and much less duration

daripada apa yang diharapkan orang.

than people expect them to have.

Malahan, dalam sebuah studi baru-baru ini -- ini sangat mengejutkan saya --

A recent study -- this almost floors me --

sebuah studi yang menunjukkan besarnya pengaruh trauma dalam hidup seseorang

a recent study showing how major life traumas affect people

menyebutkan bahwa jika trauma terjadi lebih dari tiga bulan lalu,

suggests that if it happened over three months ago,

dengan hanya sedikit pengecualian,

trauma ini tidak berdampak sama sekali dengan kebahagiaan anda.

with only a few exceptions,

Mengapa?

it has no impact whatsoever on your happiness.

Karena kebahagiaan dapat disintesis.

Why?

Because happiness can be synthesized.

Sir Thomas Brown menulis di tahun 1642, "Saya adalah manusia paling bahagia,

Sir Thomas Brown wrote in 1642, "I am the happiest man alive.

diri saya memiliki sesuatu untuk mengubah kemiskinan menjadi kekayaan, kesulitan menjadi kemakmuran.

I have that in me that can convert poverty to riches, adversity to prosperity.

Saya lebih tidak terkalahkan daripada Achilles; nasib tidak dapat mempengaruhi saya."

I am more invulnerable than Achilles; fortune hath not one place to hit me."

Mesin hebat seperti apa yang dimiliki orang ini di kepalanya?

What kind of remarkable machinery does this guy have in his head?

Ternyata, mesinnya sama dengan mesin hebat yang kita semua punya.

Well, it turns out it's precisely the same remarkable machinery that all of us have.

Manusia memiliki sesuatu yang kita pikir sebagai sistem kekebalan psikologis.

Human beings have something

that we might think of as a "psychological immune system,"

Sebuah sistem dari proses kognitif, umumnya proses kognitif tanpa sadar

a system of cognitive processes, largely nonconscious cognitive processes,

yang membantu mereka mengubah cara pandang terhadap dunia,

that help them change their views of the world,

sehingga mereka memiliki perasaan yang lebih baik tentang dunia ini.

so that they can feel better about the worlds

Seperti Sir Thomas, Anda memiliki mesin ini.

in which they find themselves.

Tidak seperti Sir Thomas, sepertinya Anda tidak mengetahuinya.

Like Sir Thomas, you have this machine.

Unlike Sir Thomas, you seem not to know it.

Kita mensintesis kebahagiaan, tapi kita berpikir bahwa kebahagiaan adalah sesuatu untuk ditemukan.

We synthesize happiness, but we think happiness is a thing to be found.

Anda tidak perlu saya memberikan contoh orang mensintesis kebahagiaan,

Now, you don't need me to give you

too many examples of people synthesizing happiness, I suspect,

Saya duga, walaupun saya akan menunjukkan beberapa bukti percobaan,

Anda tidak perlu mencari bukti jauh-jauh.

though I'm going to show you some experimental evidence.

Sebagai tantangan untuk diri saya, karena saya kadang-kadang mengucapkan ini di kelas,

You don't have to look very far for evidence.

I took a copy of the "New York Times"

Saya mengambil koran The New York Times dan mencoba menemukan contoh orang mensintesis kebahagiaan.

and tried to find some instances of people synthesizing happiness.

Dan inilah tiga orang yang sedang mensintesis kebahagiaan.

Here are three guys synthesizing happiness.

"Saya lebih baik secara fisik, finansial, emosional, mental

"I'm better off physically, financially, mentally ..."

"I don't have one minute's regret. It was a glorious experience."

dan hampir dalam hal lainnya." "Tidak semenit pun saya menyesalinya.

"I believe it turned out for the best."

Ini adalah pengalaman yang berharga." "Saya percaya hasilnya adalah yang terbaik."

Who are these characters who are so damn happy?

Siapakah orang-orang yang sangat berbahagia ini?

The first one is Jim Wright.

Some of you are old enough to remember:

Yang pertama adalah Jim Wright.

he was the chairman of the House of Representatives,

Beberapa dari Anda cukup dewasa untuk ingat: dia mantan ketua House of Representatives AS.

and he resigned in disgrace

when this young Republican named Newt Gingrich found out about

dan dia mengundurkan diri dengan tidak terhormat ketika seorang Republikan muda bernama Newt Gingrich

a shady book deal that he had done.

He lost everything.

mengetahui tentang transaksi mencurigakan yang dilakukannya.

The most powerful Democrat in the country lost everything:

Dia kehilangan segalanya. Demokrat paling kuat di negeri ini,

he lost his money, he lost his power.

dia kehilangan segalanya.

What does he have to say all these years later about it?

Dia kehilangan uang, kekuasaan,

"I am so much better off physically, financially, mentally

Apa yang dia katakan tentang hal ini bertahun-tahun kemudian?

"Saya lebih baik secara fisik, finansial, mental

and in almost every other way."

What other way would there be to be better off?

dan hampir dalam hal lainnya."

Vegetably? Minerally? Animally?

Dalam hal lain apa lagi dia lebih baik?

He's pretty much covered them there.

Secara sayur-mayur? Mineral? Hewani? Semuanya sudah tercakup.

Moreese Bickham is somebody you've never heard of.

Moreese Bickham uttered these words upon being released.

Moreese Bickham adalah seseorang yang belum pernah Anda dengar.

Moreese Bickham mengucapkan kata-kata ini ketika dibebaskan dari penjara.

He was 78 years old.

He'd spent 37 years in Louisiana State Penitentiary

Dia berusia 78 tahun. Dia menghabiskan 37 tahun

for a crime he didn't commit.

di Penjara Negara Bagian Louisiana untuk sebuah kejahatan yang tidak dia lakukan.

He was ultimately [released for good behavior halfway through his sentence.]

Dia akhirnya terbukti tidak bersalah,

What did he have to say about his experience?

di usia 78 tahun, lewat bukti DNA.

"I don't have one minute's regret. It was a glorious experience."

Dan apa yang dia katakan tentang pengalaman ini?

Glorious!

"Tidak semenit pun saya menyesalinya. Ini adalah pengalaman yang mulia."

This guy's not saying, "There were some nice guys. They had a gym."

Mulia! Dia tidak bilang,

"Glorious" -- a word we usually reserve for something like a religious experience.

"Yah, tahu sendiri, ada beberapa orang baik. Ada gymnya."

"Mulia,"

sebuah kata yang umumnya dipakai untuk suatu pengalaman beragama.

Harry S. Langerman uttered these words.

He's somebody you might have known but didn't,

Harry S. Langerman mengucapkan kata-kata ini, dan dia adalah seseorang yang mungkin Anda bisa tahu

because in 1949, he read a little article in the paper

tapi tidak, karena di tahun 1949 dia membaca artikel kecil di koran

about a hamburger stand owned by these two brothers named McDonald.

tentang kios hamburger milik dua bersaudara yang bernama McDonalds.

And he thought, "That's a really neat idea!"

So he went to find them.

Dia berpikir, "Ini ide yang sangat baik!"

They said, "We can give you a franchise on this for 3,000 bucks."

Jadi dia mendatangi mereka. Mereka bilang,

Harry went back to New York, asked his brother, an investment banker,

"Anda boleh beli waralaba ini untuk 3.000 dolar."

Harry kembali ke New York, meminta tolong saudaranya seorang investor di bank

to loan him 3,000 dollars, and his brother's immortal words were,

"You idiot, nobody eats hamburgers."

untuk meminjamkan 3.000 dolar untuk dia.

dan kata-kata saudaranya adalah,

He wouldn't lend him the money.

Of course, six months later, Ray Kroc had exactly the same idea.

"Idiot kamu, tidak ada orang yang makan hamburger."

Dia tidak meminjamkan uang itu, dan tentu saja, 6 bulan kemudian

It turns out, people do eat hamburgers,

Ray Croc memiliki ide yang persis sama.

and Ray Kroc, for a while, became the richest man in America.

Ternyata orang-orang memang suka makan hamburger,

dan Ray Croc, untuk beberapa saat, menjadi orang terkaya di Amerika.

And then, finally,

some of you recognize this young photo of Pete Best,

Dan akhirnya -- anda tahu, di seluruh dunia --

who was the original drummer for the Beatles,

Sebagian dari anda mungkin pernah melihat foto Pete Best yang masih muda ini,

until they, you know, sent him out on an errand and snuck away

and picked up Ringo on a tour.

dia adalah pemain drum asli The Beatles,

Well, in 1994, when Pete Best was interviewed --

sampai suatu hari mereka menugaskan dia melakukan sesuatu dan kabur

yes, he's still a drummer; yes, he's a studio musician --

dan mengajak Ringo dalam suatu tour.

he had this to say: "I'm happier than I would have been with the Beatles."

Nah, tahun 1994 waktu Pete Best diwawancara

-- memang dia masih menjadi pemain drum; memang dia seorang musisi studio --

OK, there's something important to be learned from these people,

dia bilang seperti ini: "Saya lebih bahagia daripada kalau saya tetap jadi anggota the Beatles."

and it is the secret of happiness.

Here it is, finally to be revealed.

Oke. Ada sesuatu yang penting yang dapat kita pelajari dari orang-orang ini,

First: accrue wealth, power and prestige,

dan sesuatu itu adalah rahasia kebahagiaan.

then lose it.

Inilah dia, akhirnya terungkap.

(Laughter)

Pertama: kumpulkan kekayaan, kekuasaan, dan prestise,

Second: spend as much of your life in prison as you possibly can.

lalu lepaskan semuanya itu. (Tawa)

(Laughter)

Third: make somebody else really, really rich.

Kedua: sebisa mungkin habiskan kebanyakan hidup anda di penjara.

(Tawa) Ketiga: jadikan orang lain sangat, sangat kaya. (Tawa)

And finally: never, ever join the Beatles.

(Laughter)

Yeah, right.

Because when people synthesize happiness,

Dan terakhir: jangan pernah gabung dengan the Beatles. (Tawa)

as these gentlemen seem to have done,

OK. Sekarang saya, seperti Ze Frank, dapat mengira apa yang ada di pikiran Anda,

we all smile at them, but we kind of roll our eyes and say,

"Yeah, right, you never really wanted the job."

yaitu: "Masa sih?" Karena ketika

"Oh yeah, right -- you really didn't have that much in common with her,

orang mensintesis kebahagiaan, seperti layaknya orang-orang ini,

and you figured that out just about the time

kita semua tersenyum, tetapi kita memutar bola mata dan berkata,

she threw the engagement ring in your face."

We smirk,

"Masa sih, Anda tidak benar-benar mau pekerjaan itu."

because we believe that synthetic happiness is not of the same quality

"Masa sih. Anda tidak

punya banyak persamaan dengan dia,

as what we might call "natural happiness."

dan Anda baru sadar begitu dia

What are these terms?

Natural happiness is what we get when we get what we wanted,

melemparkan cincin tunangannya ke muka Anda."

Kita tersenyum sinis karena kita tidak percaya kalau kebahagiaan sintesis

and synthetic happiness is what we make when we don't get what we wanted.

kualitasnya tidak sama dengan apa yang kita sebut kebahagiaan natural.

And in our society, we have a strong belief

Apa sebenarnya istilah-istilah ini?

Kebahagiaan natural adalah yang kita peroleh ketika kita dapat apa yang kita mau,

that synthetic happiness is of an inferior kind.

dan kebahagiaan sintesis adalah yang kita karang begitu kita tidak dapat apa yang kita mau.

Why do we have that belief?

Well, it's very simple.

What kind of economic engine would keep churning

Dalam masyarakat, kita sangat percaya

if we believed that not getting what we want

bahwa kebahagiaan sintesis kualitasnya lebih rendah.

could make us just as happy as getting it?

Mengapa kita mempercayainya?

Sangat sederhana. Mesin ekonomi yang mana

With all apologies to my friend Matthieu Ricard,

yang akan tetap berfungsi

a shopping mall full of Zen monks

kalau kita percaya bahwa tidak mendapatkan apa yang kita mau akan membuat kita sebahagia kalau kita mendapatkannya?

is not going to be particularly profitable,

because they don't want stuff enough.

(Laughter)

Dengan permohonan maaf kepada teman saya Matthieu Ricard,

I want to suggest to you

that synthetic happiness is every bit as real and enduring

pusat perbelanjaan yang penuh dengan biksu Zen

tidak akan menguntungkan

as the kind of happiness you stumble upon

karena mereka tidak terlalu menginginkan barang-barang.

when you get exactly what you were aiming for.

Now, I'm a scientist, so I'm going to do this not with rhetoric,

Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa kebahagiaan sintesis

but by marinating you in a little bit of data.

adalah senyata dan juga dapat dirasa

Let me first show you an experimental paradigm

seperti kebahagiaan yang Anda temui

that's used to demonstrate the synthesis of happiness

ketika Anda mendapatkan apa yang Anda inginkan.

among regular old folks.

Nah, saya seorang ilmuwan, jadi saya akan menunjukkannya tidak dengan retorik,

This isn't mine,

tapi dengan melumuri kalian dengan sedikit data.

it's a 50-year-old paradigm called the "free choice paradigm."

Pertama, ini adalah paradigma eksperimental yang digunakan

It's very simple.

You bring in, say, six objects,

untuk menunjukkan sintesis kebahagiaan

and you ask a subject to rank them from the most to the least liked.

pada orang tua. Dan ini bukan ciptaan saya.

In this case, because this experiment uses them,

Ini adalah paradigma berumur 50 tahun yang disebut paradigma pilihan bebas.

these are Monet prints.

Sangat sederhana.

Everybody ranks these Monet prints from the one they like the most

Anda membawa, misalnya, enam obyek,

to the one they like the least.

dan Anda meminta seorang subyek untuk mengurutkan dari yang paling sampai yang paling tidak suka.

Now we give you a choice:

Dalam hal ini, karena eksperimen ini menggunakan mereka,

"We happen to have some extra prints in the closet.

We're going to give you one as your prize to take home.

ini adalah gambar Monet.

Jadi, semua orang dapat mengurutkan gambar Monet ini

We happen to have number three and number four," we tell the subject.

dari yang paling dia suka, ke yang paling dia tidak suka.

Sekarang kami memberi Anda satu pilihan:

This is a bit of a difficult choice,

"Kebetulan kami punya gambar lebih.

because neither one is preferred strongly to the other,

but naturally, people tend to pick number three,

Kami akan memberikan sebagai hadiah untuk Anda bawa pulang.

Kebetulan kami punya nomor tiga dan nomor empat,"

because they liked it a little better than number four.

kami beritahu subyeknya. Ini adalah pilihan yang agak sulit,

Sometime later -- it could be 15 minutes, it could be 15 days --

karena subyek tidak condong suka ke kedua-duanya.

the same stimuli are put before the subject,

tapi secara natural, biasanya nomor tiga yang dipilih

and the subject is asked to re-rank the stimuli.

karena subyek sedikit lebih suka ini dari nomor empat.

"Tell us how much you like them now."

What happens?

Beberapa saat kemudian -- bisa jadi 15 menit, bisa jadi 15 hari --

Watch as happiness is synthesized.

This is the result that's been replicated over and over again.

benda-benda yang sama ditampilkan ke subyek,

You're watching happiness be synthesized.

dan subyek diminta untuk mengurutkan ulang benda-benda ini.

Would you like to see it again?

"Beritahu kami, bagaimana anda sekarang menyukai mereka."

Apa yang terjadi? Perhatikan bagaimana kebahagiaan disintesis.

Happiness!

"The one I got is really better than I thought!

Ini adalah hasil yang telah diulangi lagi dan lagi.

That other one I didn't get sucks!"

That's the synthesis of happiness.

Anda sedang menyaksikan kebahagiaan disintesis.

(Laughter)

Anda ingin melihatnya lagi? Kebahagiaan!

Now, what's the right response to that?

"Yeah, right!"

"Yang saya dapatkan lebih baik dari apa yang saya pikir!

Now, here's the experiment we did,

Yang saya gak dapatkan jelek!"

and I hope this is going to convince you

(Tawa) Itulah sintesis kebahagiaan.

that "Yeah, right!" was not the right response.

Nah sekarang, apa respon orang-orang? "Masa sih!"

We did this experiment with a group of patients

who had anterograde amnesia.

These are hospitalized patients.

Ini adalah eksperimen yang kita lakukan,

Most of them have Korsakoff syndrome,

dan saya harap ini dapat meyakinkan Anda bahwa

a polyneuritic psychosis.

"Masa sih!" bukanlah respon yang tepat.

They drank way too much, and they can't make new memories.

Kami melakukan eksperimen ini dengan sekelompok pasien

yang menderita amnesia anterograde. Mereka pasien rumah sakit.

They remember their childhood, but if you walk in and introduce yourself

Kebanyakan dari mereka menderita sindrom Korsakoff,

and then leave the room,

suatu psikosis polineuritis yang -- mereka terlalu sering mabuk,

when you come back, they don't know who you are.

We took our Monet prints to the hospital.

dan mereka tidak dapat membangun ingatan baru.

OK? Mereka ingat masa kecil mereka, tapi kalau Anda datang dan memperkenalkan diri,

And we asked these patients to rank them

from the one they liked the most to the one they liked the least.

dan kemudian pergi,

waktu Anda kembali lagi mereka tidak akan tahu siapa Anda.

We then gave them the choice between number three and number four.

Kami membawa gambar Monet kami ke rumah sakit.

Like everybody else, they said,

Dan kami meminta para pasien ini untuk mengurutkan mereka

"Gee, thanks Doc! That's great! I could use a new print.

dari yang paling mereka suka sampai yang paling mereka tidak suka.

I'll take number three."

We explained we would have number three mailed to them.

Lalu memberi mereka pilihan antara nomor tiga dan nomor empat.

We gathered up our materials,

Seperti yang lainnya, mereka bilang,

and we went out of the room and counted to a half hour.

"Wah, makasih Dok! Asik! Saya jadi punya gambar baru.

(Laughter)

Saya mau nomor tiga."

Back into the room, we say, "Hi, we're back."

Kami jelaskan bahwa nomor tiga akan dikirim ke mereka.

The patients, bless them, say, "Ah, Doc, I'm sorry,

Kami mengumpulkan barang-barang dan keluar ruangan,

I've got a memory problem; that's why I'm here.

dan menghitung sampai setengah jam.

If I've met you before, I don't remember."

Kembali masuk ke ruangan, dan berkata, "Hi, ini kami lagi."

"Really, Jim, you don't remember? I was just here with the Monet prints?"

Para pasien ini, hanya bisa berkata, "Ah, Dok, maaf,

"Sorry, Doc, I just don't have a clue."

"No problem, Jim.

saya punya masalah ingatan, makanya saya ada di sini.

All I want you to do is rank these for me,

Kalau kita pernah ketemu sebelumnya, saya tidak ingat."

from the one you like the most to the one you like the least."

"Benar, Jim, kamu tidak ingat? Saya baru saja ada di sini dengan gambar Monet?"

What do they do?

"Maaf, Dok. Saya benar-benar lupa."

Well, let's first check and make sure they're really amnesiac.

"Tidak masalah, Jim. Saya hanya ingin kamu mengurutkan ini

We ask these amnesiac patients to tell us which one they own,

dari yang kamu paling suka sampai ke yang paling tidak suka."

which one they chose last time, which one is theirs.

Apa yang mereka lakukan? Pertama, mari kita periksa dan pastikan

And what we find is, amnesiac patients just guess.

bahwa mereka menderita amnesia. Kita tanyakan

These are normal controls, where if I did this with you,

pasien amnesia untuk memberitahukan mana yang mereka punya,

all of you would know which print you chose.

mana yang mereka pilih sebelumnya, mana yang milik mereka.

But if I do this with amnesiac patients, they don't have a clue.

Dan temuan kami menunjukkan pasien amnesia hanyalah menebak.

They can't pick their print out of a lineup.

Ini adalah kontrol normal, yang jika saya lakukan kepada Anda,

Here's what normal controls do: they synthesize happiness. Right?

Anda akan tahu gambar mana yang Anda pilih.

Tapi jika kami lakukan ini dengan pasien amnesia,

This is the change in liking score,

mereka tidak tau sama sekali. Mereka tidak dapat memisahkan gambar mereka dari yang lain.

the change from the first time they ranked to the second time they ranked.

Normal controls show -- that was the magic I showed you;

Yang dilakukan oleh kontrol normal: mereka mensintesis kebahagiaan.

now I'm showing it to you in graphical form --

"The one I own is better than I thought.

Benar kan? Ini mengubah tingkat kesukaan,

The one I didn't own, the one I left behind,

perubahan dari urutan yang pertama kali mereka tetapkan, ke kedua kalinya.

is not as good as I thought."

Kontrol normal menunjukkan

-- sulap yang tadi saya tunjukkan,

Amnesiacs do exactly the same thing. Think about this result.

sekarang saya tunjukkan dalam bentuk grafik --

"Yang saya punya lebih baik dari yang saya ingat. Yang saya tidak punya,

These people like better the one they own,

but they don't know they own it.

yang saya tidak pilih, ternyata tidak sebaik dugaan saya."

Penderita amnesia melakukan hal yang sama. Pikirkan tentang hasil ini.

"Yeah, right" is not the right response!

What these people did when they synthesized happiness

Orang-orang ini lebih menyukai yang mereka miliki,

tapi mereka tidak tahu kalau mereka memilikinya.

is they really, truly changed

their affective, hedonic, aesthetic reactions to that poster.

"Masa sih!" bukanlah respon yang tepat!

Apa yang orang-orang ini lakukan ketika mereka mensintesis kebahagiaan

They're not just saying it because they own it,

because they don't know they own it.

adalah mereka benar-benar, sungguh-sungguh mengubah

When psychologists show you bars,

reaksi afektif, hedonis, estetik mereka terhadap gambar itu.

you know that they are showing you averages of lots of people.

Mereka tidak menyatakannya karena mereka memilikinya,

And yet, all of us have this psychological immune system,

karena mereka tidak tau kalau mereka memilikinya.

this capacity to synthesize happiness,

but some of us do this trick better than others.

Sekarang, kalau psikolog menunjukkan anda grafik bar,

And some situations allow anybody to do it more effectively

Anda tahu bahwa mereka menunjukkan rata-rata dari banyak orang.

Walaupun begitu, kita semua memiliki kekebalan psikologis,

than other situations do.

kemampuan untuk mensintesis kebahagiaan,

It turns out that freedom,

tapi sebagian dari kita melakukan hal ini lebih baik dari yang lain.

the ability to make up your mind and change your mind,

Dan dalam beberapa situasi, orang dapat melakukannya lebih efektif

is the friend of natural happiness,

daripada di dalam situasi yang lain.

because it allows you to choose among all those delicious futures

and find the one that you would most enjoy.

Ternyata kebebasan

But freedom to choose,

-- dapatnya kita memastikan dan mengubah pikiran kita --

to change and make up your mind,

is the enemy of synthetic happiness,

adalah teman dari kebahagiaan natural, karena dengannya kita dapat memilih

and I'm going to show you why.

antara semua keindahan masa depan dan menemukan mana yang paling kita sukai.

Dilbert already knows, of course.

"Dogbert's tech support. How may I abuse you?"

"My printer prints a blank page after every document."

Tapi kebebasan untuk memilih

"Why complain about getting free paper?"

-- untuk mengubah dan memastikan pikiran kita -- adalah musuh dari kebahagiaan sintesis.

"Free? Aren't you just giving me my own paper?"

"Look at the quality of the free paper compared to your lousy regular paper!

Dan saya akan menunjukkan alasannya.

Dilbert sudah tau, pastinya.

Anda membaca komik ini saat saya berbicara.

Only a fool or a liar would say that they look the same!"

"Dogbert's tech support. Bagaimana saya dapat menyiksa Anda?

"Now that you mention it, it does seem a little silkier!"

"Printer saya mencetak halaman kosong setelah selesai satu dokumen."

"What are you doing?"

"Mengapa Anda protes kalau Anda dapat kertas gratis?

"I'm helping people accept the things they cannot change." Indeed.

"Gratis? Ini bukannya kertas saya sendiri?"

"Ya ampun! Lihat dong kualitas kertas gratis itu

The psychological immune system works best

bandingkan dengan kertas biasa Anda yang jelek!

Hanya orang bodoh atau pembohong yang akan bilang mereka kelihatannya sama!"

when we are totally stuck, when we are trapped.

"Ah! Begitu Anda bilang seperti itu, memang kelihatan lebih halus!"

This is the difference between dating and marriage.

You go out on a date with a guy,

"Lagi apa?"

and he picks his nose; you don't go out on another date.

"Saya menolong orang menerima hal-hal yang mereka tidak dapat ubah." Betul sekali.

You're married to a guy and he picks his nose?

Sistem kekebalan psikologis bekerja paling baik

He has a heart of gold. Don't touch the fruitcake!

ketika kita macet, ketika kita terjebak.

You find a way to be happy with what's happened.

Ini adalah perbedaan antara pacaran dan pernikahan, kan?

(Laughter)

Now, what I want to show you

Maksudnya, Anda pacaran dengan seorang pria,

is that people don't know this about themselves,

dan dia suka mengupil; Anda tidak pacaran lagi sama dia.

and not knowing this can work to our supreme disadvantage.

Anda menikah dengan pria yang suka mengupil?

Yeah, dia berhati emas;

jangan sentuh kuenya. Benar kan? (Tawa)

Here's an experiment we did at Harvard.

Anda menemukan cara untuk bahagia dengan apa yang telah terjadi.

We created a black-and-white photography course,

and we allowed students to come in and learn how to use a darkroom.

Sekarang saya akan menunjukkan bahwa

orang-orang tidak tahu hal ini di dalam diri mereka

So we gave them cameras, they went around campus,

they took 12 pictures of their favorite professors

dan tidak tahu kalau ini dapat sangat merugikan kita.

and their dorm room and their dog,

Ini adalah eksperimen yang kamu lakukan di Harvard.

and all the other things they wanted to have Harvard memories of.

Kami membuat kursus fotografi, kursus fotografi hitam-putih,

They bring us the camera, we make up a contact sheet,

dan kami mengijinkan mahasiswa untuk datang dan belajar cara menggunakan kamar gelap.

they figure out which are the two best pictures.

Jadi kami memberikan mereka kamera, mereka berkeliling kampus,

We now spend six hours teaching them about darkrooms,

mereka mengambil 12 foto kesukaan mereka: profesor, kamar asrama, anjing mereka,

and they blow two of them up.

They have two gorgeous 8 x 10 glossies

of meaningful things to them, and we say,

dan hal lain yang mereka ingin punya kenangan akan Harvard.

"Which one would you like to give up?"

Mereka memberikan kami kameranya, kami membuat contoh daftar fotonya,

"I have to give one up?"

"Yes, we need one as evidence of the class project.

mereka memilih dua foto terbaik mereka,

lalu kami mengajarkan mereka tentang kamar gelap selama enam jam,

So you have to give me one. You have to make a choice.

dan mereka mencuci-cetak dua foto tadi,

You get to keep one, and I get to keep one."

dan mereka memiliki dua delapan-kali-10 foto yang

sangat berarti bagi mereka, dan kami berkata,

Now, there are two conditions in this experiment.

"Mana yang mau kamu tinggal di sini?"

In one case, the students are told,

Mereka bilang, "Saya harus tinggal salah satu?"

"But you know, if you want to change your mind,

"Oh, iya. Kami butuh satu sebagai bukti proyek ini.

I'll always have the other one here,

Jadi kamu harus memberi saya salah satu. Kamu harus memilih.

and in the next four days, before I actually mail it to headquarters" --

Kamu boleh ambil satu, saya ambil satunya."

yeah, "headquarters" --

Nah, ada dua kondisi dalam eksperimen ini.

(Laughter)

"I'll be glad to swap it out with you.

Di yang pertama, para mahasiswa diberitahu, "Tapi,

In fact, I'll come to your dorm room, just give me an email.

kalau kamu berubah pikiran, saya masih akan punya yang satunya di sini,

Better yet, I'll check with you.

dan dalam empat hari ini, sebelum saya kirimkan ke pusat,

You ever want to change your mind, it's totally returnable."

The other half of the students are told exactly the opposite:

saya akan dengan senang hati" -- (Tawa) -- iya, "pusat" --

"Make your choice, and by the way,

"Saya akan dengan senang hati menukarnya. Malahan,

the mail is going out, gosh, in two minutes, to England.

Saya akan datang ke kamar anda dan memberikan

Your picture will be winging its way over the Atlantic.

-- kirim email saja. Lebih baik lagi, saya akan tanya kamu nanti.

You will never see it again."

Kalau kamu berubah pikiran, fotonya bisa ditukar."

Half of the students in each of these conditions

Mahasiswa yang lain, diberitahu persis kebalikannya:

are asked to make predictions

about how much they're going to come to like

"Silakan pilih. Dan ngomong-ngomong,

the picture that they keep

laporannya akan dikirim, wah, dua menit lagi, ke Inggris.

and the picture they leave behind.

Other students are just sent back to their little dorm rooms

Gambar Anda akan terbang di atas Atlantic.

Anda tidak akan pernah melihatnya lagi.

and they are measured over the next three to six days

Nah, setengah dari mahasiswa dalam tiap kondisi ini

on their satisfaction with the pictures.

diminta untuk membuat perkiraan tentang sebesar apa

Look at what we find.

mereka akan tetap menyukai gambar yang mereka pilih

First of all, here's what students think is going to happen.

dan gambar yang mereka serahkan.

They think they're going to maybe come to like the picture they chose

Yang lainnya hanya kembali ke kamar asrama mereka

a little more than the one they left behind.

dan dalam tiga sampai enam hari mereka akan diukur tingkat

But these are not statistically significant differences.

kesukaan, kepuasan mereka dengan gambar yang mereka pilih.

It's a very small increase, and it doesn't much matter

Dan lihatlah apa temuan kami.

Pertama-tama, ini adalah apa yang mahasiswa pikir yang akan terjadi.

whether they were in the reversible or irreversible condition.

Mereka berpikir bahwa mungkin foto yang telah mereka pilih

Wrong-o.

Bad simulators.

Because here's what's really happening.

akan sedikit lebih mereka sukai dari satunya yang diserahkan.

Both right before the swap and five days later,

tetapi secara statistik hal ini tidak berbeda secara berarti.

people who are stuck with that picture,

who have no choice,

Hanya ada kenaikan yang kecil, dan tidak terlalu berarti

who can never change their mind,

baik di kelompok yang dapat menukar atau tidak dapat menukar.

like it a lot.

And people who are deliberating -- "Should I return it?

Salah. Simulator yang buruk. Karena inilah yang benar-benar terjadi.

Have I gotten the right one?

Maybe this isn't the good one. Maybe I left the good one?" --

Keduanya, sebelum pertukaran dan lima hari kemudian,

have killed themselves.

orang-orang yang tidak bisa menukar lagi,

They don't like their picture.

In fact, even after the opportunity to swap has expired,

yang tidak punya pilihan,

yang tidak dapat berubah pikiran, sangat-sangat menyukainya!

they still don't like their picture.

Why?

Dan orang-orang yang berpikir -- "Saya tukar tidak ya?

Because the [reversible] condition is not conducive

Apakah saya memilih yang tepat? Mungkin ini bukan yang lebih baik?

to the synthesis of happiness.

Mungkin saya tidak memilih yang lebih baik?" -- jadi semaput.

So here's the final piece of this experiment.

Mereka tidak suka fotonya, dan kenyataannya

bahkan setelah kesempatan bertukar sudah lewat,

We bring in a whole new group of naive Harvard students

mereka masih tidak suka gambar ini. Mengapa?

and we say, "You know, we're doing a photography course,

and we can do it one of two ways.

Karena kemungkinan untuk menukar gambar tidak kondusif

We could do it so that when you take the two pictures,

untuk mensintesis kebahagiaan.

you'd have four days to change your mind,

Jadi ini adalah keping terakhir dari eksperimen ini.

or we're doing another course where you take the two pictures

Kami membawa satu grup baru dari mahasiswa Harvard yang tidak tahu apa-apa

and you make up your mind right away and you can never change it.

dan kami bilang, "Kita membuka kursus fotografi,

Which course would you like to be in?" Duh!

Sixty-six percent of the students, two-thirds,

dan kita dapat melakukannya satu dari dua cara.

prefer to be in the course where they have the opportunity to change their mind.

Ketika kalian mengambil dua foto,

kalian akan punya empat hari untuk mengubah pikiran,

Hello? Sixty-six percent of the students choose to be in the course

atau kita akan melakukannya dengan cara ketika kalian mengambil dua foto

kalian harus memutuskannya saat itu juga

in which they will ultimately be deeply dissatisfied with the picture --

dan kalian gak dapat mengubahnya. Kursus mana yang kalian mau?

"Duh! 66 persen mahasiswa, dua-per-tiga,

(Laughter)

because they do not know the conditions under which synthetic happiness grows.

memilih ada di kursus yang mereka dapat menukar foto mereka.

The Bard said everything best, of course, and he's making my point here

Hah? 66 persen dari mahasiswa memilih ada di kursus yang mereka akan

but he's making it hyperbolically:

pada akhirnya menjadi tidak puas dengan foto mereka.

"'Tis nothing good or bad But thinking makes it so."

Karena mereka tidak tau kondisi yang membuat kebahagiaan sintesis tumbuh.

It's nice poetry, but that can't exactly be right.

Is there really nothing good or bad?

The Bard berkata sesuatu yang paling tepat, tentunya, dan inilah poin saya

Is it really the case that gall bladder surgery and a trip to Paris

are just the same thing?

tapi dia berkata dengan hiperbola:

(Laughter)

That seems like a one-question IQ test.

"Tidak ada baik atau buruk / Tetapi berpikir membuatnya begitu."

They can't be exactly the same.

Puisi yang baik, tetapi tidak terlalu tepat.

In more turgid prose, but closer to the truth,

Benarkah tidak ada yang baik atau buruk?

was the father of modern capitalism, Adam Smith, and he said this.

Apakah operasi kandung empedu dan jalan-jalan ke Paris

This is worth contemplating:

adalah hal yang sama? Ini seperti tes IQ dengan satu pertanyaan.

"The great source of both the misery and disorders of human life

seems to arise from overrating the difference

Mereka tidak mungkin sama.

between one permanent situation and another.

Dalam prosa yang lebih muluk, tapi mungkin lebih dekat dengan kebenaran,

Some of these situations may, no doubt, deserve to be preferred to others,

adalah bapak kapitalisme modern, Adam Smith, dan dia berkata seperti ini.

Ini patut dipikirkan:

but none of them can deserve to be pursued

"Sumber utama dari kesedihan dan ketidakteraturan hidup manusia

with that passionate ardor which drives us to violate the rules

tampaknya muncul dari berpikir terlalu keras tentang perbedaan

either of prudence or of justice,

antara satu situasi permanen dengan yang lainnya ...

or to corrupt the future tranquility of our minds,

Beberapa dari situasi-situasi ini memang, tak dapat disangkal, lebih layak untuk dipilih,

either by shame from the remembrance of our own folly,

tetapi tak ada yang layak untuk dikejar

or by remorse for the horror of our own injustice."

In other words: yes, some things are better than others.

dengan semangat dan keberanian yang akan membawa kita melanggar aturan-aturan

We should have preferences that lead us into one future over another.

norma atau sistem peradilan, atau merusak indahnya masa depan di benak kita,

But when those preferences drive us too hard and too fast

baik karena merasa malu mengingat kebodohan kita sendiri,

because we have overrated the difference between these futures,

atau karena menyesal melihat buruknya ketidakadilan kita."

we are at risk.

Dengan kata lain: memang, beberapa hal lebih baik dari yang lainnya.

When our ambition is bounded, it leads us to work joyfully.

Kita pasti punya pilihan yang akan membawa kita ke satu kondisi di depan dan bukan yang lainnya

When our ambition is unbounded,

it leads us to lie, to cheat, to steal, to hurt others,

Tapi jika pilihan itu membawa kita terlalu kuat dan terlalu cepat

to sacrifice things of real value.

karena kita telah berlebihan menilai perbedaan antara dua masa depan ini,

When our fears are bounded,

we're prudent, we're cautious,

kita berada dalam bahaya.

we're thoughtful.

When our fears are unbounded and overblown,

Ketika ambisi kita terkungkung, ia akan membuat kita merasa senang.

we're reckless, and we're cowardly.

Ketika ambisi kita tidak terkungkung, ia akan membawa kita untuk berbohong, berbuat curang, mencuri, menyakiti orang lain,

The lesson I want to leave you with, from these data,

is that our longings and our worries are both to some degree overblown,

dan mengorbankan hal-hal yang lebih berarti. Ketika rasa takut kita terkungkung,

because we have within us the capacity to manufacture the very commodity

kita bijak, kita berhati-hati, kita berpikir.

Ketika rasa takut kita tak terkungkung dan menjadi berlebihan,

we are constantly chasing when we choose experience.

kita menjadi sembrono, dan pengecut.

Thank you.

Pelajaran yang ingin saya sampaikan dengan data ini adalah

(Applause)

bahwa hasrat dan kekhawatiran kita biasanya terlalu dilebih-lebihkan,

karena kita memiliki kapasitas untuk merekayasa hal

yang terus-menerus kita kejar saat kita memilih pengalaman.

Terima kasih.