JD Schramm: Break the silence for suicide survivors

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Anggriawan Sugianto

From all outward appearances,

Dari penampilan luar,

John had everything going for him.

John memiliki segala yang dia inginkan.

He had just signed the contract

Dia baru saja menandatangani kontrak

to sell his New York apartment

untuk menjual apartemennya di New York

at a six-figure profit,

dengan keuntungan ratusan ribu dolar,

and he'd only owned it for five years.

dan dia baru memilikinya selama lima tahun.

The school where he graduated from with his master's

Sekolah tempat dia mendapatkan gelar masternya

had just offered him a teaching appointment,

baru saja menawarinya untuk mengajar di sana,

which meant not only a salary,

yang berarti, bukan hanya gaji,

but benefits for the first time in ages.

namun tunjangan, pertama kalinya dalam sejarah.

And yet, despite everything going really well for John,

Namun, walaupun semuanya tampak baik bagi John,

he was struggling,

dia berjuang,

fighting addiction and a gripping depression.

melawan kecanduan dan depresi yang mencengkeram.

On the night of June 11th, 2003,

Pada malam 11 Juni 2003,

he climbed up to the edge

dia memanjat tepian pagar

of the fence on the Manhattan Bridge

Jembatan Manhattan,

and he leaped to the treacherous waters below.

dan dia melompat menuju air di bawahnya.

Remarkably --

Yang luar biasa --

no, miraculously --

bukan, ajaibnya --

he lived.

dia masih hidup.

The fall shattered his right arm,

Lompatan itu menghancurkan tangan kanannya,

broke every rib that he had,

mematahkan semua tulang rusuknya,

punctured his lung,

menyebabkan paru-parunya bocor,

and he drifted in and out of consciousness

dan dia berada di antara kondisi sadar dan tidak

as he drifted down the East River,

saat terombang-ambing di Sungai East,

under the Brooklyn Bridge

di bawah Jembatan Brooklyn

and out into the pathway of the Staten Island Ferry,

menuju ke jalur Ferry Staten Island,

where passengers on the ferry

di mana penumpang ferry itu

heard his cries of pain,

mendengar teriakan kesakitannya,

contacted the boat's captain

menghubungi kapten kapal

who contacted the Coast Guard

yang menghubungi penjaga pantai

who fished him out of the East River

yang menariknya keluar dari Sungai East

and took him to Bellevue Hospital.

dan membawanya ke Rumah Sakit Bellevue.

And that's actually where our story begins.

Dan di sanalah kisah kita dimulai.

Because once John committed himself

Karena di saat John memutuskan

to putting his life back together --

untuk hidup kembali --

first physically, then emotionally,

pertama secara fisik, lalu secara emosional,

and then spiritually --

dan kemudian secara spiritual --

he found that there were very few resources available

dia menemukan bahwa hanya ada sedikit sumber

to someone who has attempted to end their life

bagi orang yang telah mencoba mengakhiri hidupnya

in the way that he did.

seperti yang dia lakukan.

Research shows

Penelitian menunjukkan

that 19 out of 20 people

19 dari 20 orang

who attempt suicide

yang mencoba bunuh diri

will fail.

akan gagal.

But the people who fail

Namun orang-orang yang gagal itu

are 37 times more likely to succeed

37 kali lebih mungkin berhasil

the second time.

pada percobaan kedua.

This truly is

Ini benar-benar merupakan

an at-risk population

populasi yang rentan

with very few resources to support them.

dengan sedikit sumber untuk mendukung mereka.

And what happens

Dan yang terjadi

when people try to assemble themselves back into life,

saat seseorang mencoba menghimpun kehidupan mereka kembali

because of our taboos around suicide,

karena pantangan kita di sekitar bunuh diri,

we're not sure what to say,

kita tidak yakin apa yang harus diucapkan,

and so quite often we say nothing.

dan cukup sering kita tetap diam.

And that furthers the isolation

Dan itu membuat orang-orang seperti John

that people like John found themselves in.

menjadi lebih terkucilkan.

I know John's story very well

Saya tahu kisah John dengan sangat baik

because I'm John.

karena sayalah John.

And this is, today,

Dan kini, saat ini

the first time in any sort of public setting

untuk pertama kalinya di depan publik

I've ever acknowledged

saya mengakui

the journey that I have been on.

perjalanan yang telah saya jalani.

But after having lost a beloved teacher in 2006

Namun setelah kehilangan guru yang saya cintai pada tahun 2006

and a good friend last year to suicide,

dan seorang sahabat baik pada tahun lalu karena bunuh diri,

and sitting last year at TEDActive,

dan duduk di TEDActive pada tahun lalu,

I knew that I needed to step out of my silence

Saya tahu bahwa saya harus keluar dari kebungkaman saya

and past my taboos

dan melanggar pantangan saya

to talk about an idea worth spreading --

untuk berbicara tentang ide yang layak untuk disebarkan --

and that is that people

yaitu bahwa orang-orang

who have made the difficult choice

yang telah membuat pilihan sulit

to come back to life

untuk hidup kembali

need more resources and need our help.

memerlukan lebih banyak sumber dan bantuan kita.

As the Trevor Project says, it gets better.

Seperti yang dikatakan Proyek Trevor, hal ini menjadi lebih baik.

It gets way better.

Hal ini menjadi jauh lebih baik.

And I'm choosing to come out

Dan saya memutuskan untuk keluar

of a totally different kind of closet today

dari kamar yang benar-benar berbeda hari ini

to encourage you, to urge you,

untuk mendorong Anda, mengajak Anda,

that if you are someone

bahwa jika Anda adalah seseorang

who has contemplated or attempted suicide,

yang pernah memikirkan atau mencoba bunuh diri,

or you know somebody who has,

atau Anda tahu seseorang seperti itu,

talk about it; get help.

bicarakan, mintalah bantuan.

It's a conversation worth having

Itu adalah percakapan yang layak untuk dilakukan

and an idea worth spreading.

dan ide yang layak untuk disebarkan.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)