I got 99 problems... palsy is just one | Maysoon Zayid

Translator: Arinta Puspitasari Reviewer: Aji Pribadi Henoch

Halo, TEDWomen, apa kabar.

Hello, TEDWomen, what's up.

(Cheering)

(Bersorak)

Not good enough.

Kurang keras.

Hello, TEDWomen, what is up?

Halo, TEDWomen, apa kabar?

(Loud cheering)

(Bersorak)

My name is Maysoon Zayid,

Nama saya Maysoon Zayid,

dan saya tidak mabuk,

and I am not drunk,

but the doctor who delivered me was.

tapi dokter yang membantu kelahiran saya yang mabuk.

He cut my mom six different times

Ia mengiris ibu saya enam kali

in six different directions,

dalam enam arah yang berbeda,

suffocating poor little me in the process.

mencekik saya yang baru lahir karenanya.

As a result, I have cerebral palsy,

Akibatnya, saya memiliki cerebral palsy,

which means I shake all the time.

yang berarti saya gemetar sepanjang waktu.

Look.

Lihat.

It's exhausting.

Ini melelahkan. Saya seperti Shakira, Shakira

I'm like Shakira, Shakira meets Muhammad Ali.

campur Muhammad Ali.

(Laughter)

(Tertawa)

CP is not genetic.

CP (cerebral palsy) bukan kondisi genetik.

It's not a birth defect. You can't catch it.

Ini bukan cacat bawaan. Anda tidak bisa ketularan.

No one put a curse on my mother's uterus,

Tidak ada yang mengirim kutukan pada rahim ibu saya,

and I didn't get it because my parents are first cousins,

dan saya tidak mendapatkannya karena orang tua saya adalah sepupu,

which they are.

walaupun kenyataannya demikian.

(Laughter)

(Tertawa)

It only happens from accidents,

Ini hanya terjadi karena kecelakaan,

like what happened to me on my birth day.

seperti yang terjadi pada saya di hari kelahiran saya.

Now, I must warn you,

Nah, saya harus memperingatkan Anda, saya tidak inspirasional,

I'm not inspirational.

(Laughter)

And I don't want anyone in this room to feel bad for me,

dan saya tidak ingin siapapun di ruangan ini

mengasihani saya,

because at some point in your life,

karena pada titik tertentu dalam hidup Anda,

you have dreamt of being disabled.

Anda pernah bermimpi menjadi cacat.

Come on a journey with me.

Ayo ikuti perjalanan saya.

It's Christmas Eve, you're at the mall,

Pada malam Natal, Anda berada di mal,

Anda mengemudi berputar-putar mencari tempat parkir,

you're driving around in circles looking for parking,

and what do you see?

dan apa yang Anda lihat?

Sixteen empty handicapped spaces.

Enam belas tempat parkir kosong untuk penyandang cacat.

(Laughter)

Dan Anda berpikir, "Tuhan, mungkinkah saya bisa

And you're like, "God, can't I just be a little disabled?"

sedikit saja cacat?"

(Laughter)

(Tertawa)

Also, I've got to tell you,

Dan juga, saya harus memberitahu Anda,

Saya punya 99 masalah, dan palsy hanya salah satunya.

I've got 99 problems, and palsy is just one.

(Laughter)

If there was an Oppression Olympics,

Jika ada Olimpiade Penindasan,

I would win the gold medal.

saya yang akan memenangkan medali emasnya.

I'm Palestinian, Muslim,

Saya orang Palestina, Muslim, saya perempuan, saya cacat,

I'm female, I'm disabled,

and I live in New Jersey.

dan saya tinggal di New Jersey.

(Laughter)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

If you don't feel better about yourself, maybe you should.

Jika Anda tidak merasa lebih baik tentang diri Anda, harusnya Anda merasa demikian.

(Laughter)

Cliffside Park, New Jersey is my hometown.

Cliffside Park di New Jersey, adalah kampung halaman saya.

I have always loved the fact

Saya selalu menyukai fakta

that my hood and my affliction share the same initials.

bahwa lingkungan saya dan penyakit saya

memiliki inisial yang sama.

I also love the fact

Saya juga menyukai fakta bahwa kalau saya ingin berjalan kaki

that if I wanted to walk from my house to New York City, I could.

dari rumah saya ke New York City, saya bisa.

A lot of people with CP don't walk,

Banyak orang penderita CP tidak berjalan kaki,

but my parents didn't believe in "can't."

tetapi orang tua saya tidak percaya pada kata "tidak bisa".

My father's mantra was,

Mantra ayah saya adalah,

"You can do it, yes you can can."

"Kamu bisa melakukannya, ya kamu dapat bisa."

(Laughter)

(Tertawa)

Jadi, kalau tiga kakak perempuan saya sedang mengepel lantai,

So, if my three older sisters were mopping,

I was mopping.

saya juga mengepel lantai.

If my three older sisters went to public school,

Kalau tiga kakak perempuan saya bersekolah di sekolah negeri,

orang tua saya akan menuntut sistem pendidikan

my parents would sue the school system

and guarantee that I went too,

dan menjamin bahwa saya bersekolah di sekolah umum juga,

and if we didn't all get A's,

dan jika kami semua tidak mendapatkan nilai A,

we all got my mother's slipper.

kami semua mendapat (pukulan) sandal Ibu.

(Laughter)

(Tertawa)

Ayah saya mengajari berjalan ketika saya berusia lima tahun

My father taught me how to walk when I was five years old

dengan menempatkan kaki saya di atas kakinya

by placing my heels on his feet

and just walking.

dan berjalan begitu saja.

Another tactic that he used

Taktik lain yang ia gunakan adalah dengan menjuntaikan

is he would dangle a dollar bill in front of me

uang satu dolar di depan saya dan membuat saya mengejarnya.

and have me chase it.

(Laughter)

(Tertawa)

Jiwa penari erotis di dalam diri saya sangat kuat, dan dengan --

My inner stripper was very strong.

(Laughter)

(Tertawa)

Yeah.

Begitulah. Nah, pada hari pertama masuk TK,

No, by the first day of kindergarten,

I was walking like a champ

saya berjalan seperti seorang juara

yang kebanyakan kena tinju.

who had been punched one too many times.

(Laughter)

Growing up, there were only six Arabs in my town,

Ketika tumbuh dewasa, hanya ada enam orang Arab di kota saya,

and they were all my family.

dan mereka semua anggota keluarga saya.

(Laughter)

Now there are 20 Arabs in town,

Sekarang ada 20 orang Arab di kota saya,

and they are still all my family.

dan mereka semua masih anggota keluarga saya. (Tertawa)

(Laughter)

I don't think anyone even noticed we weren't Italian.

Saya rasa tidak ada yang sadar kalau kami sebenarnya bukan orang Italia.

(Laughter)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

This was before 9/11

Ini adalah sebelum peristiwa 9/11 dan sebelum para politisi

and before politicians thought it was appropriate

berpikir pantas-pantas saja menggunakan kalimat "saya benci Muslim"

to use "I hate Muslims" as a campaign slogan.

sebagai slogan kampanye mereka.

Orang-orang di lingkungan saya dibesarkan tidak punya masalah dengan keyakinan saya.

The people that I grew up with had no problem with my faith.

They did, however, seem very concerned

Namun, mereka tampaknya sangat prihatin

that I would starve to death during Ramadan.

kalau-kalau saya akan mati kelaparan selama bulan Ramadhan.

I would explain to them that I have enough fat

Saya menjelaskan kepada mereka bahwa saya memiliki cukup banyak lemak

to live off of for three whole months,

untuk bertahan hidup selama tiga bulan penuh,

so fasting from sunrise to sunset is a piece of cake.

jadi berpuasa sejak matahari terbit hingga matahari terbenam adalah hal mudah.

(Laughter)

I have tap-danced on Broadway.

Saya pernah menari tap-dance di Broadway.

Yeah, on Broadway. It's crazy.

Iya, di Broadway. Sungguh gila. (Tepuk tangan)

(Applause)

My parents couldn't afford physical therapy,

Dulu orang tua saya tidak mampu membayar terapi fisik,

so they sent me to dancing school.

jadi mereka mengirim saya ke sekolah menari.

I learned how to dance in heels,

Saya belajar untuk menari mengenakan sepatu hak tinggi,

which means I can walk in heels.

yang berarti saya bisa berjalan menggunakan sepatu berhak.

Dan saya berasal dari Jersey,

And I'm from Jersey,

and we are really concerned with being chic,

dan kami benar-benar peduli untuk menjadi modis,

jadi jika teman-teman saya memakai sepatu hak tinggi, saya juga begitu.

so if my friends wore heels, so did I.

And when my friends went and spent their summer vacations

Dan ketika teman-teman saya pergi dan menghabiskan liburan musim panas mereka

on the Jersey Shore, I did not.

di Pantai Jersey, saya tidak demikian.

I spent my summers in a war zone,

Saya menghabiskan musim panas saya di zona perang,

because my parents were afraid

karena orang tua saya khawatir

that if we didn't go back to Palestine every single summer,

kalau kami tidak kembali ke Palestina

pada setiap musim panas,

we'd grow up to be Madonna.

kami akan tumbuh menjadi Madonna.

(Laughter)

(Tertawa)

Summer vacations often consisted of my father trying to heal me,

Liburan musim panas seringkali terdiri dari

upaya ayah saya untuk menyembuhkan saya,

jadi saya minum susu rusa,

so I drank deer's milk,

I had hot cups on my back,

gelas panas diletakkan di punggung saya,

I was dunked in the Dead Sea,

saya dibenamkan di Laut Mati,

and I remember the water burning my eyes

dan saya ingat ketika airnya serasa membakar mata saya

and thinking, "It's working! It's working!"

dan saya berpikir, "Ini berhasil! Ini berhasil!"

(Laughter)

(Tertawa)

But one miracle cure we did find was yoga.

Tapi satu penyembuhan ajaib yang kami temukan ialah yoga.

I have to tell you, it's very boring,

Saya harus memberitahu Anda, yoga itu sangat membosankan,

but before I did yoga,

tapi sebelum saya melakukan yoga,

I was a stand-up comedian who can't stand up.

saya adalah komedian stand-up yang tidak bisa berdiri (stand-up).

And now I can stand on my head.

Dan sekarang saya berdiri dengan kepala di bawah.

My parents reinforced this notion

Orangtua saya menekankan gagasan

that I could do anything,

bahwa saya bisa melakukan apa saja,

that no dream was impossible,

tidak ada mimpi yang mustahil,

and my dream was to be

dan impian saya adalah

on the daytime soap opera "General Hospital."

memainkan peran dalam opera sabun "General Hospital".

(Laughter)

Saya masuk ke perguruan tinggi melalui kebijakan afirmatif

I went to college during affirmative action

and got a sweet scholarship to ASU,

dan mendapat beasiswa di ASU,

Arizona State University,

Arizona State University,

because I fit every single quota.

karena saya memenuhi setiap persyaratannya.

(Laughter)

Saya seperti pukang peliharaan di Departemen Teater.

I was like the pet lemur of the theater department.

Everybody loved me.

Semua orang menyukai saya.

I did all the less-than-intelligent kids' homework,

Saya mengerjakan seluruh PR untuk "anak-anak yang kurang cerdas",

I got A's in all of my classes,

saya mendapat nilai A di semua kelas saya,

A's in all of their classes.

A di semua kelas mereka.

(Laughter)

Setiap kali saya melakukan adegan

Every time I did a scene from "The Glass Menagerie,"

dari "the Glass Menagerie"

my professors would weep.

para profesor saya menangis tersedu-sedu.

But I never got cast.

Tapi saya tidak pernah mendapatkan peran satu kalipun.

Finally, my senior year,

Akhirnya, di tahun senior saya,

ASU decided to do a show called "They Dance Real Slow in Jackson."

ASU memutuskan untuk melakukan sebuah pertunjukan yang disebut

"Mereka Menari Sangat Lambat dalam Jackson".

It's a play about a girl with CP.

Pertunjukan itu adalah drama tentang seorang gadis dengan CP.

I was a girl with CP.

Saya anak gadis dengan CP.

So I start shouting from the rooftops,

Jadi saya mulai berteriak dari atas atap,

"I'm finally going to get a part!

"Akhirnya saya akan mendapat peran!

I have cerebral palsy!

Saya punya cerebral palsy!

Free at last! Free at last!

Akhirnya bebas! Akhirnya bebas!

Thank God almighty, I'm free at last!"

Terima kasih Tuhan yang Maha Kuasa, saya akhirnya bebas!"

I didn't get the part.

Saya tidak mendapatkan perannya. (Tertawa)

(Laughter)

Sherry Brown got the part.

Sherry Brown yang mendapatkannya.

Saya segera berlari menghadap ke Kepala Departemen Teater

I went racing to the head of the theater department

crying hysterically, like someone shot my cat,

menangis histeris, seperti seseorang telah menembak kucing saya,

untuk bertanya padanya kenapa,

to ask her why,

and she said it was because they didn't think I could do the stunts.

dan dia bilang alasannya karena

mereka pikir saya tidak bisa melakukan adegan berbahayanya.

I said, "Excuse me, if I can't do the stunts,

Saya berkata, "Maaf ya, kalau saya tidak bisa melakukan adegannya,

neither can the character."

karakternya pasti juga tidak bisa."

(Laughter)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

This was a part that I was literally born to play

Ini adalah peran dimana saya sungguh-sungguh dilahirkan untuk melakukannya

they gave it to a non-palsy actress.

dan mereka memberikannya pada seorang artis yang tidak mengidap Palsy

Perguruan tinggi adalah imitasi dari kehidupan.

College was imitating life.

Hollywood has a sordid history

Hollywood memiliki sejarah kelam

of casting able-bodied actors to play disabled onscreen.

menggunakan aktor berbadan sehat

untuk memainkan peran orang cacat di layar kaca.

Upon graduating, I moved back home,

Setelah lulus, saya kembali ke rumah,

and my first acting gig was as an extra on a daytime soap opera.

dan peran pertama saya ialah

sebagai peran figuran dalam suatu opera sabun yang ditayangkan di siang hari.

My dream was coming true.

Impian saya mulai terwujud.

And I knew that I would be promoted

Dan saya tahu bahwa saya akan dipromosikan

from "Diner Diner" to "Wacky Best Friend" in no time.

dari "orang yang makan di kantin" jadi "teman baik yang aneh" dalam waktu singkat.

(Laughter)

But instead, I remained a glorified piece of furniture

Tapi sebaliknya, saya tetap menjadi sepotong mebel yang dimuliakan

that you could only recognize from the back of my head,

yang hanya bisa Anda kenali dari bagian belakang kepala saya,

and it became clear to me

dan menjadi jelas bagi saya

that casting directors

bahwa direktur peran

didn't hire fluffy, ethnic, disabled actors.

tidak memilih aktor yang lembut, dari etnis minoritas, dan menyandang cacat.

They only hired perfect people.

Mereka hanya mempekerjakan orang-orang yang sempurna.

But there were exceptions to the rule.

Tapi ada pengecualian dari aturan itu.

I grew up watching Whoopi Goldberg,

Saya tumbuh besar menonton Whoopi Goldberg,

Roseanne Barr, Ellen,

Roseanne Barr, Ellen,

and all of these women had one thing in common:

dan semua perempuan ini memiliki satu kesamaan:

they were comedians.

mereka adalah komedian.

So I became a comic.

Jadi saya menjadi seorang komedian.

(Laughter)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

My first gig was driving famous comics

Pekerjaan pertama saya ialah menjadi sopir para komedian terkenal

from New York City to shows in New Jersey,

dari New York City ke pertunjukan di New Jersey,

and I'll never forget the face of the first comic I ever drove

dan saya tidak akan pernah lupa wajah komedian pertama

yang pernah saya antarkan ketika ia menyadari

when he realized that he was speeding down the New Jersey Turnpike

bahwa ia sedang melaju di New Jersey Turnpike

with a chick with CP driving him.

dengan mobil yang dikemudikan seorang cewek yang punya CP.

(Laughter)

I've performed in clubs all over America,

Saya telah melakukan pertunjukan di berbagai klub di seluruh Amerika,

and I've also performed in Arabic in the Middle East,

dan saya juga telah melakukan pertunjukan dalam bahasa Arab di Timur Tengah,

uncensored and uncovered.

tidak disensor dan tidak ditutup-tutupi.

(Laughter)

Some people say I'm the first stand-up comic in the Arab world.

Beberapa orang mengatakan saya adalah

saya komedian stand-up pertama di dunia Arab.

I never like to claim first,

Saya tidak pernah suka mengklaim menjadi yang pertama,

but I do know that they never heard

tapi saya tahu bahwa mereka tidak pernah mendengar

that nasty little rumor that women aren't funny,

rumor kecil buruk bahwa wanita tidak lucu,

and they find us hysterical.

dan mereka berpikir kami lucu sekali.

(Laughter)

In 2003, my brother from another mother and father

Pada tahun 2003, saya dan saudara saya yang lain ayah ibu

Dean Obeidallah and I started

Dean Obeidallah memulai

the New York Arab-American Comedy Festival,

Festival Komedi Arab-Amerika New York,

now in its 10th year.

sekarang memasuki tahun ke-10-nya.

Tujuan kami adalah untuk mengubah citra negatif

Our goal was to change the negative image of Arab-Americans in media,

orang-orang Arab-Amerika di media,

while also reminding casting directors

dan juga mengingatkan direktur peran

that South Asian and Arab are not synonymous.

bahwa Asia Selatan dan Arab tidaklah sama.

(Laughter)

(Tertawa)

Mainstreaming Arabs was much, much easier

Menjadikan Arab mainstream jauh, jauh lebih mudah

daripada menaklukkan tantangan

than conquering the challenge against the stigma against disability.

atas stigma terhadap penyandang cacat.

My big break came in 2010.

Terobosan besar saya terjadi di tahun 2010.

I was invited to be a guest on the cable news show

Saya diundang untuk menjadi tamu

pada acara berita TV kabel

"Countdown with Keith Olbermann."

"Menghitung Mundur bersama Keith Olbermann."

I walked in looking like I was going to the prom,

Saya berjalan masuk seperti akan ke pesta perpisahan SMU,

and they shuffle me into a studio

dan mereka mengajak saya berputar-putar masuk ke sebuah studio

and seat me on a spinning, rolling chair.

dan mendudukkan saya di atas kursi yang berputar dan beroda.

(Laughter)

Jadi saya menatap penata panggung dan bilang,

So I looked at the stage manager

and I'm like, "Excuse me, can I have another chair?"

"Maaf, bisakah saya mendapat kursi lain?"

And she looked at me and she went,

Dan dia memandang saya dan berkata,

"Lima, empat, tiga, dua..."

"Five, four, three, two ..."

And we were live, right?

Dan kami siaran langsung, kan?

So I had to grip onto the anchor's desk

Jadi saya harus mencengkeram meja pembawa acaranya

so that I wouldn't roll off the screen during the segment,

supaya saya tidak menggelinding keluar dari layar selama segmen berlangsung,

and when the interview was over, I was livid.

dan ketika wawancaranya selesai, saya sangat marah.

I had finally gotten my chance and I blew it,

Saya akhirnya mendapat kesempatan saya dan saya menghancurkannya,

and I knew I would never get invited back.

dan saya tahu saya tidak akan pernah diundang kembali.

But not only did Mr. Olbermann invite me back,

Tapi bukan hanya Pak Olbermann mengundang saya kembali,

he made me a full-time contributor,

dia meminta saya menjadi kontributor penuh,

and he taped down my chair.

dan dia mengelem kursi saya ke lantai.

(Laughter)

(Tertawa) (Tepuk tangan)

(Applause)

One fun fact I learned while on the air with Keith Olbermann

Satu fakta lucu yang saya pelajari selama mengudara

dengan Keith Olbermann

was that humans on the Internet are scumbags.

ialah bahwa manusia di Internet itu brengsek.

(Laughter)

Orang-orang mengatakan anak-anak kejam,

People say children are cruel,

tetapi saya tidak pernah ditertawakan sebagai anak kecil maupun sebagai orang dewasa.

but I was never made fun of as a child or an adult.

Suddenly, my disability on the world wide web is fair game.

Tiba-tiba, kecacatan saya menjadi sesuatu yang bisa ditertawakan di dunia maya.

I would look at clips online and see comments like,

Saya menonton potongan video online

dan melihat komentar-komentar seperti,

"Yo, why's she tweakin'?"

"Yo, kenapa dia bergetar?"

"Yo, is she retarded?"

"Yo, apa dia terbelakang?"

And my favorite, "Poor Gumby-mouth terrorist.

Dan favorit saya, "Teroris mulut miring yang malang.

What does she suffer from?

Dia sakit apa sih?

We should really pray for her."

Kita harus benar-benar berdoa untuknya."

One commenter even suggested that I add my disability to my credits:

Salah satu komentar bahkan menyarankan

saya menambahkan ketidakmampuan saya dalam keterangan tentang diri saya:

screenwriter, comedian, palsy.

penulis skenario, komedian, palsy.

Menyandang kecacatan sama fisiknya seperti halnya ras.

Disability is as visual as race.

Jika pengguna kursi roda tidak bisa memerankan Beyoncé,

If a wheelchair user can't play Beyoncé,

then Beyoncé can't play a wheelchair user.

maka Beyoncé tidak bisa memerankan pengguna kursi roda.

The disabled are the largest —

Penyandang cacat adalah kelompok terbesar —

Yeah, clap for that, man. Come on.

Ya, bertepuk tanganlah untuk itu. Ayo.

(Applause)

(Tepuk tangan)

People with disabilities are the largest minority in the world,

Para penyandang cacat adalah minoritas terbesar

di dunia, dan kamilah yang paling kurang terwakili

and we are the most underrepresented in entertainment.

dalam dunia hiburan.

Para dokter mengatakan bahwa saya tidak akan bisa berjalan,

The doctors said that I wouldn't walk,

but I am here in front of you.

tapi saya di sini di hadapan Anda.

Namun, seandainya saya tumbuh besar dengan media sosial,

However, if I grew up with social media,

I don't think I would be.

saya pikir saya tidak akan bisa jadi seperti sekarang.

I hope that together,

Saya berharap agar bersama-sama,

we can create more positive images

kita dapat membuat citra yang lebih positif

of disability in the media and in everyday life.

tentang kecacatan di media dan dalam kehidupan sehari-hari.

Perhaps if there were more positive images,

Mungkin jika ada gambaran yang lebih positif,

it would foster less hate on the Internet.

hal itu akan mengurangi perasaan benci yang beredar di internet.

Atau mungkin tidak.

Or maybe not.

Maybe it still takes a village to teach our children well.

Mungkin masih dibutuhkan banyak sekali orang

untuk mengajarkan anak-anak kita dengan baik.

My crooked journey has taken me to some very spectacular places.

Perjalanan pincang saya telah membawa saya

ke beberapa tempat yang sangat spektakuler.

I got to walk the red carpet

Saya berjalan di red carpet

flanked by soap diva Susan Lucci

diapit bintang opera sabun Susan Lucci

and the iconic Loreen Arbus.

dan Arbus Lorraine yang legendaris.

I got to act in a movie with Adam Sandler

Saya berperan dalam sebuah film dengan Adam Sandler

and work with my idol, the amazing Dave Matthews.

dan bekerja dengan idola saya,

Dave Matthews yang menakjubkan.

I toured the world as a headliner on Arabs Gone Wild.

Saya berkeliling dunia sebagai pemeran utama

dalam "Orang Arab Menjadi Liar".

I was a delegate representing the great state of New Jersey

Saya menjadi delegasi

mewakili negara bagian New Jersey

at the 2008 DNC.

di DNC 2008.

And I founded Maysoon's Kids,

Dan saya mendirikan "Maysoon's Kids",

a charity that hopes to give Palestinian refugee children

organisasi amal yang bercita-cita

memberikan anak-anak pengungsi Palestina

sebersit kesempatan seperti yang diberikan orangtua saya pada saya.

a sliver of the chance my parents gave me.

But the one moment that stands out the most

Tapi satu momen yang paling saya ingat

was when I got -- before this moment --

ialah ketika saya mendapat -- sebelum acara ini --

(Laughter)

(Tertawa) (Tepuk tangan) —

(Applause)

But the one moment that stands out the most

tapi satu momen yang paling saya ingat

was when I got to perform

ialah ketika saya harus melakukan pertunjukan

untuk orang yang melayang seperti kupu-kupu

for the man who floats like a butterfly

and stings like a bee,

dan menyengat seperti lebah,

has Parkinson's and shakes just like me,

punya penyakit Parkinson dan gemetar sama seperti saya,

Muhammad Ali.

Muhammad Ali.

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Applause ends)

It was the only time that my father ever saw me perform live,

Itulah satu-satunya saat

ketika ayah saya pernah melihat pertunjukan saya secara langsung,

dan saya mendedikasikan kesempatan ini untuk mengenangnya.

and I dedicate this talk to his memory.

(Arabic) Allah yerhamak yaba.

(Dalam bahasa Arab)

(English) My name is Maysoon Zayid,

Nama saya Maysoon Zayid,

and if I can can, you can can.

dan jika saya dapat bisa, Anda dapat bisa.

(Cheering)

(Tepuk tangan)

(Applause)