Camille Seaman: Haunting photos of polar ice

Translator: Irma Amelia Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

As an artist,

Sebagai seorang seniman,

connection is very important to me.

keterhubungan sangat penting bagi saya.

Through my work I'm trying to articulate

Melalui pekerjaan saya, saya mencoba menyampaikan

that humans are not separate from nature

bahwa manusia tidak terpisahkan dari alam

and that everything is interconnected.

dan semuanya saling berhubungan.

I first went to Antarctica almost 10 years ago,

Saya pertama kali pergi ke Antartika hampir 10 tahun yang lalu,

where I saw my first icebergs.

di mana saya melihat gunung es untuk pertama kalinya.

I was in awe.

Saya takjub.

My heart beat fast, my head was dizzy,

Jantung saya berdetak cepat, kepala saya pusing,

trying to comprehend what it was that stood in front of me.

mencoba untuk memahami apa yang ada di depan saya.

The icebergs around me

Gunung es di sekitar saya

were almost 200 feet out of the water,

setinggi hampir 61 meter di atas permukaan air.

and I could only help but wonder

Dan saya hanya bisa kagum

that this was one snowflake

bahwa ini adalah satu serpihan salju

on top of another snowflake,

tertumpuk di atas serpihan salju lain

year after year.

dari tahun ke tahun.

Icebergs are born

Gunung es lahir

when they calve off of glaciers

ketika mereka terbelah dan terpisah dari gletser

or break off of ice shelves.

atau terputus dari dataran es.

Each iceberg has its own individual personality.

Setiap gunung es memiliki kepribadian sendiri.

They have a distinct way

Mereka memiliki cara berbeda

of interacting with their environment

dalam berinteraksi dengan lingkungan

and their experiences.

dan pengalaman mereka.

Some refuse to give up

Beberapa menolak untuk menyerah

and hold on to the bitter end,

dan bertahan hingga akhir yang pahit,

while others can't take it anymore

sedangkan yang lain tidak bisa bertahan lagi

and crumble in a fit of dramatic passion.

dan hancur dalam gelora yang dramatis.

It's easy to think, when you look at an iceberg,

Sangat mudah untuk berpikir, ketika Anda melihat gunung es,

that they're isolated,

bahwa mereka terisolasi,

that they're separate and alone,

bahwa mereka terpisahkan dan sendirian,

much like we as humans sometimes view ourselves.

sama seperti kita sebagai manusia kadang-kadang melihat diri kita sendiri.

But the reality is far from it.

Tetapi kenyataannya jauh dari itu.

As an iceberg melts,

Saat gunung es mencair,

I am breathing in

saya bernafas dalam

its ancient atmosphere.

atmosfer masa lalu,

As the iceberg melts,

Saat gunung es yang mencair,

it is releasing mineral-rich fresh water

melepaskan air yang kaya mineral

that nourishes many forms of life.

yang memelihara berbagai bentuk kehidupan.

I approach photographing these icebergs

Pendekatan saya dalam memotret gunung es ini

as if I'm making portraits of my ancestors,

seakan-akan saya sedang membuat potret leluhur saya,

knowing that in these individual moments

mengetahui bahwa dalam momen-momen pribadi ini

they exist in that way

mereka ada seperti itu

and will never exist that way again.

dan tidak akan seperti itu lagi.

It is not a death when they melt;

Itu bukanlah kematian saat mereka mencair;

it is not an end,

itu bukanlah sebuah akhir,

but a continuation

tetapi sebuah kelanjutan

of their path through the cycle of life.

dari jalan mereka melalui siklus kehidupan.

Some of the ice in the icebergs that I photograph is very young --

Beberapa gunung es yang saya potret masih sangat muda --

a couple thousand years old.

berumur beberapa ribu tahun.

And some of the ice

Dan beberapa lainnya

is over 100,000 years old.

berumur lebih dari 100.000 tahun.

The last pictures I'd like to show you

Foto-foto terakhir yang ingin saya tunjukkan kepada Anda

are of an iceberg that I photographed

adalah sebuah gunung es yang saya potret

in Qeqetarsuaq, Greenland.

di Kekertsuatsiak, Greenland.

It's a very rare occasion

Ini adalah kesempatan yang sangat langka

that you get to actually witness

yang Anda peroleh untuk benar-benar menyaksikan

an iceberg rolling.

sebuah gunung es berguling.

So here it is.

Inilah dia.

You can see on the left side a small boat.

Anda bisa lihat di sebelah kiri ada perahu kecil.

That's about a 15-foot boat.

Sepanjang sekitar 5 meter.

And I'd like you to pay attention

Dan saya ingin Anda memperhatikan

to the shape of the iceberg

bentuk gunung es ini

and where it is at the waterline.

dan di mana letaknya pada permukaan air.

You can see here, it begins to roll,

Anda bisa lihat gunung es mulai berguling,

and the boat has moved to the other side, and the man is standing there.

dan kapal berpindah ke sisi lain, dan laki-laki itu berdiri di sana.

This is an average-size Greenlandic iceberg.

Ini adalah ukuran rata-rata gunung es di Greenland.

It's about 120 feet above the water,

Setinggi sekitar 120 kaki di atas permukaan air,

or 40 meters.

atau 40 meter.

And this video is real time.

Dan ini adalah video secara real time.

(Music)

(Musik)

And just like that,

Dan hanya seperti itulah,

the iceberg shows you a different side of its personality.

gunung es menunjukkan sisi lain dari kepribadiannya kepada Anda.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)