Paul Bloom: The origins of pleasure

Translator: Katherine Kho Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

I'm going to talk today

Hari ini saya akan berbicara

about the pleasures of everyday life.

tentang kepuasan dalam hidup sehari - hari.

But I want to begin with a story

Tetapi saya ingin mulai dengan sebuah cerita

of an unusual and terrible man.

dari seorang pria yang aneh dan mengerikan.

This is Hermann Goering.

Ini adalah Hermann Goering.

Goering was Hitler's second in command in World War II,

Goering adalah tangan kanan Hitler dalam Perang Dunia II,

his designated successor.

calon penggantinya.

And like Hitler,

Dan seperti Hitler,

Goering fancied himself a collector of art.

Goering menganggap dirinya sebagai kolektor seni.

He went through Europe, through World War II,

Dia mengelilingi Eropa, selama Perang Dunia II,

stealing, extorting and occasionally buying

mencuri, memeras, dan kadang - kadang membeli

various paintings for his collection.

berbagai lukisan untuk koleksinya.

And what he really wanted was something by Vermeer.

Dan apa yang benar - benar dia inginkan adalah karya Vermeer.

Hitler had two of them, and he didn't have any.

Hitler punya dua diantaranya, dia tidak punya satupun.

So he finally found an art dealer,

Akhirnya dia menemukan seorang penjual barang seni,

a Dutch art dealer named Han van Meegeren,

seorang Belanda bernama Han van Meegeren,

who sold him a wonderful Vermeer

yang menjual sebuah karya Vermeer kepadanya

for the cost of what would now be 10 million dollars.

dengan harga yang setara dengan 10 juta dolar sekarang.

And it was his favorite artwork ever.

Dan itu adalah karya favoritnya.

World War II came to an end,

Perang Dunia II berakhir,

and Goering was captured, tried at Nuremberg

dan Goering ditangkap, disidangkan di Nuremberg

and ultimately sentenced to death.

dan akhirnya dihukum mati.

Then the Allied forces went through his collections

Pasukan sekutu memeriksa koleksinya

and found the paintings

dan menemukan lukisan - lukisan

and went after the people who sold it to him.

dan mengejar orang - orang yang menjual barang - barang itu kepadanya.

And at some point the Dutch police came into Amsterdam

Dan akhirnya polisi Belanda datang ke Amsterdam

and arrested Van Meegeren.

dan menangkap Van Meegeren.

Van Meegeren was charged with the crime of treason,

Van Meegeren didakwa dengan tuduhan pengkhianatan,

which is itself punishable by death.

yang dapat dihukum mati.

Six weeks into his prison sentence,

Enam minggu sebelum hukuman dijatuhkan,

van Meegeren confessed.

Van Meegeren mengaku.

But he didn't confess to treason.

Tetapi dia tidak mengaku sebagai pengkhianat.

He said, "I did not sell a great masterpiece

Dia berkata," Saya tidak menjual karya agung

to that Nazi.

kepada Nazi.

I painted it myself; I'm a forger."

Saya melukisnya sendiri; Saya seorang pemalsu lukisan."

Now nobody believed him.

Tidak ada yang percaya kepadanya.

And he said, "I'll prove it.

Dan dia berkata, "Saya akan membuktikannya.

Bring me a canvas and some paint,

Bawakan saya kanvas dan cat,

and I will paint a Vermeer much better

dan saya akan melukis karya Vermeer yang jauh lebih bagus

than I sold that disgusting Nazi.

daripada yang saya jual kepada si Nazi memuakkan itu.

I also need alcohol and morphine, because it's the only way I can work."

Saya juga perlu alkohol dan morfin, karena itu satu - satunya cara saya bisa bekerja."

(Laughter)

(Suara tawa)

So they brought him in.

Jadi mereka membawanya.

He painted a beautiful Vermeer.

Dia melukis sebuah karya Vermeer yang indah.

And then the charges of treason were dropped.

Kemudian dakwaan pengkhianatan dibatalkan.

He had a lesser charge of forgery,

Dia didakwa dengan tuduhan pemalsuan yang lebih ringan,

got a year sentence

dipenjara setahun

and died a hero to the Dutch people.

dan mati sebagai pahlawan bagi orang Belanda.

There's a lot more to be said about van Meegeren,

Ada banyak hal yang bisa diceritakan tentang Van Meegeren,

but I want to turn now to Goering,

tetapi sekarang saya ingin beralih kepada Goering,

who's pictured here being interrogated at Nuremberg.

yang pada gambar ini sedang diinterogasi di Nuremberg.

Now Goering was, by all accounts, a terrible man.

Goering, dilihat dari semua sisi, adalah seorang pria yang mengerikan.

Even for a Nazi, he was a terrible man.

Bahkan bagi seorang Nazi, dia pria yang mengerikan.

His American interrogators described him

Interogator Amerika menggambarkannya sebagai

as an amicable psychopath.

seorang psikopat yang ramah.

But you could feel sympathy

Tetapi Anda dapat merasakan simpati

for the reaction he had

untuk reaksi yang dia tunjukkan

when he was told that his favorite painting

ketika dia diberitahu bahwa sebenarnya

was actually a forgery.

lukisan favoritnya adalah palsu.

According to his biographer,

Menurut biografernya,

"He looked as if for the first time

"Dia terlihat seperti baru pertama kali

he had discovered there was evil in the world."

mengetahui bahwa ada kejahatan di dunia."

(Laughter)

(Suara tawa)

And he killed himself soon afterwards.

Dan dia bunuh diri tidak lama setelah itu.

He had discovered after all

Dia menemukan bahwa

that the painting he thought was this

lukisan yang tadinya dia pikir adalah ini

was actually that.

sebenarnya adalah itu.

It looked the same,

Terlihat sama,

but it had a different origin, it was a different artwork.

tetapi asalnya berbeda, karya yang berbeda.

It wasn't just him who was in for a shock.

Bukan hanya dia yang terkejut.

Once van Meegeren was on trial, he couldn't stop talking.

Ketika Van Meegeren disidang, dia tidak dapat berhenti berbicara.

And he boasted about all the great masterpieces

Dan dia membual tentang semua karya agung

that he himself had painted

yang dilukisnya sendiri

that were attributed to other artists.

yang dapat dihubungkan dengan artis lain.

In particular, "The Supper at Emmaus"

Terutama, "Makan Malam di Emaus"

which was viewed as Vermeer's finest masterpiece, his best work --

yang dipandang sebagai karya Vermeer yang paling indah, yang terbaik -

people would come [from] all over the world to see it --

semua orang datang untuk melihatnya --

was actually a forgery.

yang sebenarnya adalah palsu.

It was not that painting, but that painting.

Bukan lukisan yang itu, tetapi yang itu.

And when that was discovered,

Dan ketika ditemukan,

it lost all its value and was taken away from the museum.

lukisan itu kehilangan nilainya dan dikeluarkan dari museum.

Why does this matter?

Mengapa ini penting?

I'm a psychologists -- why do origins matter so much?

Kalian para psikolog, mengapa asal - usul begitu penting?

Why do we respond so much

Mengapa kita peduli

to our knowledge of where something comes from?

pada pengetahuan kita tentang asal - usul suatu benda?

Well there's an answer that many people would give.

Ada jawaban yang diberikan banyak orang.untuk itu.

Many sociologists like Veblen and Wolfe

Banyak sosiologis seperti Veblen dan Wolfe

would argue that the reason why we take origins so seriously

berargumen bahwa alasan kita menganggap serius tentang asal - usul

is because we're snobs, because we're focused on status.

adalah karena kita sombong, karena kita berfokus pada status.

Among other things,

Di antaranya,

if you want to show off how rich you are, how powerful you are,

jika Anda ingin menunjukkan betapa kaya atau hebatnya Anda,

it's always better to own an original than a forgery

selalu lebih baik memiliki yang asli daripada palsu

because there's always going to be fewer originals than forgeries.

karena yang asli selalu lebih sedikit daripada yang palsu.

I don't doubt that that plays some role,

Saya tidak meragukan bahwa hal itu ikut berperan,

but what I want to convince you of today

tetapi saya ingin meyakinkan Anda hari ini

is that there's something else going on.

bahwa ada sesuatu yang terjadi.

I want to convince you

Saya ingin meyakinkan Anda

that humans are, to some extent, natural born essentialists.

bahwa manusia, sampai tingkat tertentu, dilahirkan sebagai esensialis.

What I mean by this

Apa yang saya maksud

is we don't just respond to things as we see them,

adalah kita tidak hanya menanggapi berdasarkan yang kita lihat,

or feel them, or hear them.

rasakan atau dengar.

Rather, our response is conditioned on our beliefs,

Lebih dari itu, tanggapan kita didasarkan pada keyakinan kita,

about what they really are, what they came from,

tetapi apa sebenarnya, dari mana asalnya,

what they're made of, what their hidden nature is.

terbuat dari apa, apa sifat aslinya.

I want to suggest that this is true,

Saya ingin mengemukakan bahwa ini berlaku,

not just for how we think about things,

tidak hanya untuk bagaimana kita berpikir tentang sesuatu

but how we react to things.

tetapi bagimana kita bereaksi.

So I want to suggest that pleasure is deep --

Jadi saya ingin mengatakan bahwa kepuasan itu mendalam --

and that this isn't true

dan ini tidak hanya berlaku

just for higher level pleasures like art,

untuk kepuasan tingkat tinggi seperti seni,

but even the most seemingly simple pleasures

tetapi untuk kepuasan yang terlihat paling sederhana

are affected by our beliefs about hidden essences.

dipengaruhi oleh kepercayaan kita tentang esensi tersembunyi.

So take food.

Ambil contoh makanan.

Would you eat this?

Apakah Anda mau makan ini?

Well, a good answer is, "It depends. What is it?"

Jawaban yang bagus adalah, " Itu tergantung. Apa itu?"

Some of you would eat it if it's pork, but not beef.

Beberapa ingin makan kalau itu daging babi, bukan daging sapi.

Some of you would eat it if it's beef, but not pork.

Beberapa ingin makan kalau itu daging sapi, bukan daging babi.

Few of you would eat it if it's a rat

Tidak banyak yang ingin makan daging tikus

or a human.

atau manusia.

Some of you would eat it only if it's a strangely colored piece of tofu.

Beberapa akan makan kalau itu adalah tahu berwarna aneh.

That's not so surprising.

Ini tidak mengejutkan.

But what's more interesting

Tetapi yang lebih menarik

is how it tastes to you

adalah bagaimana rasanya bagi Anda

will depend critically on what you think you're eating.

akan tergantung pada apa yang Anda pikir sedang Anda makan.

So one demonstration of this was done with young children.

Salah satu contohnya didemonstrasikan dengan anak kecil.

How do you make children

Bagaimana Anda membuat anak - anak

not just be more likely to eat carrots and drink milk,

tidak hanya memilih makan wortel dan minum susu,

but to get more pleasure from eating carrots and drinking milk --

tetapi mendapat kepuasan dari makan wortel dan minum susu --

to think they taste better?

untuk berpikir bahwa rasanya enak?

It's simple, you tell them they're from McDonald's.

Sederhana saja, Anda katakan bahwa makanan itu dari McDonald's.

They believe McDonald's food is tastier,

Mereka percaya bahwa makanan McDonald lebih enak,

and it leads them to experience it as tastier.

dan itu membuat mereka merasa lebih enak.

How do you get adults to really enjoy wine?

Bagaimana Anda membuat orang dewasa menikmati anggur?

It's very simple:

Sangat sederhana:

pour it from an expensive bottle.

tuang dari botol mahal.

There are now dozens, perhaps hundreds of studies showing

Sekarang ada lusinan, mungkin ratusan studi yang menunjukkan

that if you believe you're drinking the expensive stuff,

bahwa jika Anda percaya Anda minum minuman mahal,

it tastes better to you.

rasanya terasa lebih enak.

This was recently done with a neuroscientific twist.

Hal ini belakangan dipelajari dengan ilmu saraf.

They get people into a fMRI scanner,

Mereka memindai orang dengan dMRI,

and while they're lying there, through a tube,

dan selagi mereka terbaring di sana, di dalam tabung,

they get to sip wine.

mereka diiminta minum anggur.

In front of them on a screen is information about the wine.

Di depan mereka ada layar yang menampilkan informasi anggur.

Everybody, of course,

Semua orang, tentu saja,

drinks exactly the same wine.

minum anggur yang sama.

But if you believe you're drinking expensive stuff,

Tetapi jika Anda percaya Anda minum minuman mahal,

parts of the brain associated with pleasure and reward

bagian dari otak yang berhubungan dengan kepuasan dan penghargaan

light up like a Christmas tree.

menyala seperti pohon Natal.

It's not just that you say it's more pleasurable, you say you like it more,

Tidak hanya Anda akan berkata lebih lezat, Anda juga akan berkata lebih menyukainya,

you really experience it in a different way.

Anda benar - benar mengalaminya dengan cara yang berbeda.

Or take sex.

Atau seks.

These are stimuli I've used in some of my studies.

Ini adalah stimuli yang saya gunakan untuk studi saya.

And if you simply show people these pictures,

Dan jika Anda menunjukkan gambar - gambar ini,

they'll say these are fairly attractive people.

mereka akan berkata ini adalah orang - orang yang cukup menarik.

But how attractive you find them,

Tetapi seberapa menarik mereka bagi Anda,

how sexually or romantically moved you are by them,

atau seberapa banyak Anda digerakkan secara seksual atau rasa cinta,

rests critically on who you think you're looking at.

tergantung pada siapa yang Anda pikir Anda lihat.

You probably think the picture on the left is male,

Anda mungkin berpikir bahwa gambar di sebelah kiri adalah pria,

the one on the right is female.

yang di sebelah kanan adalah wanita.

If that belief turns out to be mistaken, it will make a difference.

Jika keyakinan ini ternyata salah, hasilnya akan berbeda.

(Laughter)

(Suara tawa)

It will make a difference if they turn out to be

Hasilnya akan berbeda jika ternyata

much younger or much older than you think they are.

mereka jauh lebih muda atau tua dari yang Anda pikirkan.

It will make a difference if you were to discover

Ini akan berbeda jika Anda tahu

that the person you're looking at with lust

bahwa orang yang Anda lihat

is actually a disguised version of your son or daughter,

sebenarnya adalah versi tersembunyi dari putra atau putri Anda,

your mother or father.

ibu atau ayah Anda.

Knowing somebody's your kin typically kills the libido.

Tahu bahwa seseorang adalah keluarga Anda biasanya membunuh libido.

Maybe one of the most heartening findings

Mungkin salah satu hal yang paling menggembirakan

from the psychology of pleasure

dari psikologis kepuasan

is there's more to looking good than your physical appearance.

adalah terlihat bagus lebih dari sekedar penampilan fisik Anda.

If you like somebody, they look better to you.

Jika Anda menyukai seseorang, mereka terlihat lebih baik bagi Anda.

This is why spouses in happy marriages

Inilah mengapa pasangan di pernikahan yang bahagia

tend to think that their husband or wife

cenderung berpikir suami atau istri mereka

looks much better than anyone else thinks that they do.

terlihat jauh lebih baik daripada yang dipikirkan orang lain.

(Laughter)

(Suara tawa)

A particularly dramatic example of this

Contoh yang paling dramatis

comes from a neurological disorder known as Capgras syndrome.

datang dari kelainan saraf yang dikenal sebagai sindrom Capgras.

So Capgras syndrome is a disorder

Sindrom Capgras adalah kelainan

where you get a specific delusion.

di mana Anda mengalami ilusi tertentu.

Sufferers of Capgras syndrome

Penderita sindrom Capgras

believe that the people they love most in the world

percaya bahwa orang yang paling mereka cintai di dunia

have been replaced by perfect duplicates.

telah digantikan oleh duplikat yang sempurna.

Now often, a result of Capgras syndrome is tragic.

Seringkali, akibat dari sindrom Capgras sangat tragis.

People have murdered those that they loved,

Orang - orang membunuh orang yang mereka cintai,

believing that they were murdering an imposter.

berpikir bahwa mereka membunuh penipu.

But there's at least one case

Tetapi paling tidak ada satu kasus

where Capgras syndrome had a happy ending.

dimana sindrom Capgras memiliki akhir bahagia.

This was recorded in 1931.

Ini tercatat tahun 1931.

"Research described a woman with Capgras syndrome

"Penelitian melaporkan seorang wanita dengan sindrom Capgras

who complained about her poorly endowed and sexually inadequate lover."

yang mengeluh tentang kekasihnya yang tidak berkecukupan secara seksual.

But that was before she got Capgras syndrome.

Tetapi itu sebelum dia menderita sindrom Capgras.

After she got it, "She was happy to report

Setelah dia menderita sindrom itu, " Dia senang untuk melaporkan

that she has discovered that he possessed a double

bahwa dia menemukan bahwa kekasihnya memiliki pengganti

who was rich, virile, handsome and aristocratic."

yang kaya, jantan, tampan dan aristokratik."

Of course, it was the same man,

Tentu saja, itu pria yang sama,

but she was seeing him in different ways.

tetapi dia melihatnya dengan cara yang berbeda.

As a third example,

Contoh ketiga,

consider consumer products.

pertimbangkan produk konsumer.

So one reason why you might like something is its utility.

Satu alasan mengapa Anda menyukai sesuatu adalah kegunaannya.

You can put shoes on your feet; you can play golf with golf clubs;

Anda bisa memakai sepatu, Anda bisa main golf dengan tongkat golf;

and chewed up bubble gum doesn't do anything at all for you.

dan permen karet yang sudah dikunyah tidak ada gunanya buat Anda.

But each of these three objects has value

Tetapi tiga objek ini punya nilai

above and beyond what it can do for you

lebih dari apa yang dapat dilakukannya untuk Anda

based on its history.

berdasarkan sejarahnya.

The golf clubs were owned by John F. Kennedy

Tongkat golf ini dimiliki oleh John F. Kennedy

and sold for three-quarters of a million dollars at auction.

dan dijual seharga 750.000 dolar di balai lelang.

The bubble gum was chewed up by pop star Britney Spears

Permen karet yang dikunyah oleh Britney Spears

and sold for several hundreds of dollars.

dijual beberapa ratus dolar.

And in fact, there's a thriving market

Dan pada kenyataannya, ada pasar

in the partially eaten food of beloved people.

untuk makanan sisa dari orang kesayangan.

(Laughter)

(Suara tawa)

The shoes are perhaps the most valuable of all.

Sepatu ini mungkin adalah yang paling berharga di antaranya.

According to an unconfirmed report,

Menurut laporan yang tidak resmi,

a Saudi millionaire offered 10 million dollars

seorang milyuner Saudi menawar 10 juta dolar

for this pair of shoes.

untuk sepasang sepatu ini.

They were the ones thrown at George Bush

Ini adalah sepatu yang dilempar kepada George Bush

at an Iraqi press conference several years ago.

pada konferensi pres Irak beberapa tahun lalu.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Now this attraction to objects

Ketertarikan pada benda - benda

doesn't just work for celebrity objects.

tidak hanya ada pada benda selebritis.

Each one of us, most people,

Setiap diri kita, sebagian besar orang,

have something in our life that's literally irreplaceable,

mempunyai sesuatu di dalam hidup yang tidak tergantikan,

in that it has value because of its history --

yang mempunyai nilai karena sejarahnya --

maybe your wedding ring, maybe your child's baby shoes --

mungkin cincin kawin Anda, mungkin sepatu bayi anak Anda --

so that if it was lost, you couldn't get it back.

yang jika hilang, Anda tidak dapat mendapatkannya kembali.

You could get something that looked like it or felt like it,

Anda bisa mendapatkan sesuatu yang terlihat atau terasa seperti itu,

but you couldn't get the same object back.

tetapi Anda tidak bisa mendapatkan kembali benda yang sama.

With my colleagues George Newman and Gil Diesendruck,

Bersama kolega saya George Newman dan Gil Diesendruck,

we've looked to see what sort of factors, what sort of history, matters

kita mencari faktor, sejarah, atau hal semacam apa yang penting

for the objects that people like.

bagi benda-benda yang disukai orang.

So in one of our experiments,

Jadi pada salah satu eksperimen kami,

we asked people to name a famous person who they adored,

kami meminta orang - orang untuk menyebutkan orang terkenal yang mereka kagumi,

a living person they adored.

orang hidup yang mereka kagumi.

So one answer was George Clooney.

Salah satu jawabannya adalah George Clooney.

Then we asked them,

Lalu kita bertanya kepada mereka,

"How much would you pay for George Clooney's sweater?"

"Berapa banyak yang mau Anda bayar untuk sweater George Clooney?"

And the answer is a fair amount --

Dan jawabannya adalah jumlah yang cukup banyak --

more than you would pay for a brand new sweater

lebih dari apa yang mau Anda bayar untuk sweater baru

or a sweater owned by somebody who you didn't adore.

atau sweater yang dimiliki seseorang yang tidak Anda kagumi.

Then we asked other groups of subjects --

Lalu kita minta kelompok lain --

we gave them different restrictions

kami memberikan batasan

and different conditions.

dan kondisi yang berbeda.

So for instance, we told some people,

Contohnya, kita katakan pada beberapa orang,

"Look, you can buy the sweater,

"Lihat, Anda bisa membeli sweater,

but you can't tell anybody you own it,

tetapi Anda tidak boleh berkata bahwa Anda memilikinya

and you can't resell it."

dan Anda tidak boleh menjualnya."

That drops the value of it,

Ini menjatuhkan nilainya,

suggesting that that's one reason why we like it.

menunjukkan bahwa itu adalah salah satu alasan mengapa kita menyukainya.

But what really causes an effect

Tetapi apa yang benar - benar berpengaruh adalah

is you tell people, "Look, you could resell it, you could boast about it,

kalau Anda berkata kepada orang lain, "Anda bisa menjualnya, membual tentangnya,

but before it gets to you,

tetapi sebelum Anda mendapatkannya,

it's thoroughly washed."

sweater itu telah dicuci."

That causes a huge drop in the value.

Ini menyebabkan nilainya turun banyak.

As my wife put it, "You've washed away the Clooney cooties."

Seperti yang dikatakan istri saya, "Kamu mencuci kutunya si Clooney."

(Laughter)

(Suara tawa)

So let's go back to art.

Mari kembali kepada seni.

I would love a Chagall. I love the work of Chagall.

Saya suka Chagall. Saya suka karya Chagall.

If people want to get me something at the end of the conference,

Kalau ada yang mau memberikan sesuatu pada saya di akhir konferensi,

you could buy me a Chagall.

Anda bisa memberikan saya karya Chagall.

But I don't want a duplicate,

Tetapi saya tidak ingin duplikat,

even if I can't tell the difference.

bahkan jika saya tidak bisa membedakannya.

That's not because, or it's not simply because,

Itu bukan karena, atau bukan sekedar karena

I'm a snob and want to boast about having an original.

saya sombong dan ingin membual bahwa saya punya yang asli.

Rather, it's because I want something that has a specific history.

Tetapi karena saya ingin sesuatu yang ada sejarahnya.

In the case of artwork,

Dalam kasus karya seni,

the history is special indeed.

sejarah itu memang spesial.

The philosopher Denis Dutton

Filsuf Denis Dutton

in his wonderful book "The Art Instinct"

dalam bukunya "Insting Seni"

makes the case that, "The value of an artwork

menulis, "Nilai karya seni

is rooted in assumptions about the human performance underlying its creation."

berasal dari asumsi tentang kinerja manusia yang mendasari kreasinya."

And that could explain the difference

Dan ini dapat menjelaskan perbedaan

between an original and a forgery.

antara yang asli dan palsu.

They may look alike, but they have a different history.

Gambar ini kelihatan sama, tetapi punya sejarah yang berbeda.

The original is typically the product of a creative act,

Yang asli adalah produk kreasi seni,

the forgery isn't.

yang palsu bukan.

I think this approach can explain differences

Saya pikir pendekatan ini bisa menjelaskan perbedaan

in people's taste in art.

dalam selera orang terhadap seni.

This is a work by Jackson Pollock.

Ini adalah karya Jackson Pollock.

Who here likes the work of Jackson Pollock?

Siapa di sini yang suka karya Jackson Pollock?

Okay. Who here, it does nothing for them?

Baiklah. Siapa di sini yang tidak merasa apa - apa?

They just don't like it.

Mereka tidak suka.

I'm not going to make a claim about who's right,

Saya tidak akan membenarkan siapa pun,

but I will make an empirical claim

tetapi saya akan membuat klaim

about people's intuitions,

tentang intuisi orang,

which is that, if you like the work of Jackson Pollock,

yaitu, jika Anda suka karya Jackson Pollock,

you'll tend more so than the people who don't like it

Anda akan cenderung lebih percaya daripada orang yang tidak suka,

to believe that these works are difficult to create,

bahwa karya ini sulit dibuat,

that they require a lot of time and energy

butuh banyak tenaga dan waktu

and creative energy.

dan energi kreatif untuk membuatnya.

I use Jackson Pollock on purpose as an example

Saya sengaja menggunakan Jackson Pollock sebagai contoh

because there's a young American artist

karena ada seorang seniman muda Amerika

who paints very much in the style of Jackson Pollock,

yang melukis dengan gaya yang sangat mirip dengan Jackson Pollock,

and her work was worth

dan karyanya bernilai

many tens of thousands of dollars --

puluhan ribu dolar --

in large part because she's a very young artist.

karena dia adalah artis yang sangat muda.

This is Marla Olmstead

Ini adalah Marla Olmstead

who did most of her work when she was three years old.

yang membuat sebagian besar karyanya ketika berumur tiga tahun.

The interesting thing about Marla Olmstead

Hal yang menarik tentang Marla Olmstead

is her family made the mistake

adalah keluarganya membuat kesalahan

of inviting the television program 60 Minutes II into their house

dengan mengundang program TV "60 Menit II" ke rumah mereka

to film her painting.

untuk merekam lukisannya.

And they then reported that her father was coaching her.

Dan mereka melaporkan bahwa ayahnya melatihnya.

When this came out on television,

Ketika hal ini disiarkan di TV,

the value of her art dropped to nothing.

nilai karyanya jatuh.

It was the same art, physically,

Ini seni yang sama,

but the history had changed.

tetapi sejarahnya berubah.

I've been focusing now on the visual arts,

Saya tadi berfokus pada seni visual,

but I want to give two examples from music.

tetapi sekarang saya ingin memberikan dua contoh dari musik.

This is Joshua Bell, a very famous violinist.

Inilah Joshua Bell, pemain biola yang sangat terkenal.

And the Washington Post reporter Gene Weingarten

Dan reporter Washington Post, Gene Weingarten

decided to enlist him for an audacious experiment.

memutuskan memasukkannya untuk sebuah eksperimen.

The question is: How much would people like Joshua Bell,

Pertanyaannya adalah: Berapa banyak orang yang suka Joshua Bell,

the music of Joshua Bell,

musik Joshua Bell,

if they didn't know they were listening to Joshua Bell?

jika mereka tidak tahu mereka sedang mendengarkan Joshua Bell?

So he got Joshua Bell to take his million dollar violin

Jadi dia membuat Joshua Bell membawa biola jutaan dolarnya

down to a Washington D.C. subway station

ke stasiun kereta di Washington D.C.

and stand in the corner and see how much money he would make.

dan bermain di sana dan melihat berapa banyak uang yang dia peroleh.

And here's a brief clip of this.

Dan inilah klip singkatnya.

(Violin music)

(Musik biola)

After being there for three-quarters of an hour,

Setelah di sana selama 45 menit,

he made 32 dollars.

dia mendapat $32.

Not bad. It's also not good.

Lumayan. Tetapi tidak bagus juga.

Apparently to really enjoy the music of Joshua Bell,

Ternyata untuk benar - benar menikmati musik Joshua Bell,

you have to know you're listening to Joshua Bell.

Anda harus tahu Anda mendengarkan Joshua Bell.

He actually made 20 dollars more than that,

Sebenarnya dia mendapatkan $20 lebih dari itu,

but he didn't count it.

tetapi dia tidak menghitungnya.

Because this woman comes up --

Karena wanita ini datang --

you see at the end of the video -- she comes up.

Anda lihat di akhir video -- dia datang.

She had heard him at the Library of Congress a few weeks before

Wanita itu mendengarkan dia di Perpustakaan Kongres beberapa minggu sebelumnya

at this extravagant black-tie affair.

pada peristiwa dasi hitam yang luar biasa ini.

So she's stunned that he's standing in a subway station.

Jadi dia terkejut melihat Joshua berdiri di stasiun kereta.

So she's struck with pity.

Dia merasa kasihan.

She reaches into her purse and hands him a 20.

Jadi dia memberikan 20 dolar.

(Laughter)

(Suara tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

The second example from music

Contoh kedua dari musik

is from John Cage's modernist composition,

adalah dari komposisi modernist John Cage

"4'33"."

"4'33"

As many of you know,

Seperti yang Anda tahu,

this is the composition where the pianist sits at a bench,

ini adalah komposisi di mana pianis duduk di kursi,

opens up the piano

membuka piano

and sits and does nothing for four minutes and 33 seconds --

dan duduk dan tidak melakukan apa - apa selama 4 menit 33 detik --

that period of silence.

periode keheningan.

And people have different views on this.

Dan orang - orang memiliki pandangan yang berbeda tentang ini.

But what I want to point out

Tetapi saya ingin menunjukkan bahwa

is you can buy this from iTunes.

Anda bisa membeli ini dari iTunes.

(Laughter)

(Suara tawa)

For a dollar 99,

Dengan harga $1.99,

you can listen to that silence,

untuk mendengarkan periode keheningan itu,

which is different than other forms of silence.

yang berbeda dari masa keheningan yang lain.

(Laughter)

(Suara tawa)

Now I've been talking so far about pleasure,

Saya sudah berbicara begitu banyak tentang kepuasan,

but what I want to suggest

tetapi apa yang ingin saya anjurkan

is that everything I've said applies as well to pain.

adalah semua yang saya katakan berlaku juga untuk rasa sakit.

And how you think about what you're experiencing,

Dan apa yang Anda pikir tentang apa yang Anda alami,

your beliefs about the essence of it,

kepercayaan Anda tentang esensinya,

affect how it hurts.

mempengaruhi bagaimana sakitnya.

One lovely experiment

Satu penelitian menarik

was done by Kurt Gray and Dan Wegner.

dilakukan oleh Kurt Gray dan Dan Wegner.

What they did was they hooked up Harvard undergraduates

Mereka menyambungkan mahasiswa Harvard

to an electric shock machine.

ke mesin kejut listrik.

And they gave them a series of painful electric shocks.

Dan memberikan mereka serangkaian kejutan listrik yang menyakitkan.

So it was a series of five painful shocks.

Jadi ini adalah serangkaian lima kejutan yang menyakitkan.

Half of them are told that they're being given the shocks

Setengah diberi tahu bahwa mereka diberi kejutan

by somebody in another room,

oleh seseorang di ruangan lain,

but the person in the other room doesn't know they're giving them shocks.

tetapi orang di ruangan lain itu tidak tahu bahwa mereka memberikan kejutan.

There's no malevolence, they're just pressing a button.

Tidak ada maksud jahat, mereka hanya menekan tombol.

The first shock is recorded as very painful.

Kejutan pertama terasa sangat sakit.

The second shock feels less painful, because you get a bit used to it.

Kejutan kedua berkurang sakitnya, karena Anda sudah mulai terbiasa.

The third drops, the fourth, the fifth.

Berkurang lagi di kejutan ketiga, keempat, kelima.

The pain gets less.

Sakitnya makin berkurang.

In the other condition,

Di saat lainnya,

they're told that the person in the next room

mereka diberitahu bahwa orang di ruangan sebelah

is shocking them on purpose -- knows they're shocking them.

mengejutkan mereka dengan sengaja -- tahu dia mengejutkan mereka.

The first shock hurts like hell.

Kejutan pertama terasa sangat sakit.

The second shock hurts just as much,

Kejutan kedua sama sakitnya,

and the third and the fourth and the fifth.

dan ketiga dan keempat dan kelima.

It hurts more

Terasa lebih sakit lagi

if you believe somebody is doing it to you on purpose.

jika Anda percaya ada yang melakukannya kepada Anda dengan sengaja.

The most extreme example of this

Contoh paling ekstrim dari ini

is that in some cases,

dalam beberapa kasus,

pain under the right circumstances

rasa sakit dalam keadaan tertentu

can transform into pleasure.

dapat berubah menjadi kepuasan.

Humans have this extraordinarily interesting property

Manusia mempunyai sifat yang sangat menarik

that will often seek out low-level doses of pain

yaitu mencari rasa sakit dosis rendah

in controlled circumstances

dalam keadaan yang terkendali

and take pleasure from it --

dan merasakan kepuasan dari hal itu --

as in the eating of hot chili peppers

seperti memakan cabai

and roller coaster rides.

dan naik roaller coaster.

The point was nicely summarized

Poin itu disimpulkan dengan bagus

by the poet John Milton

oleh penyair John Milton

who wrote, "The mind is its own place,

yang menulis, 'Pikiran adalah suatu tempat tersendiri,

and in itself can make a heaven of hell,

dan di dalamnya bisa membuat surga dari neraka,

a hell of heaven."

atau neraka dari surga."

And I'll end with that. Thank you.

Saya mengakhirinya dengan kutipan itu. Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)