Thoughts on humanity, fame and love | Shah Rukh Khan | TED

Translator: Intan Ruziana Reviewer: Dewi Barnas

Namaskar.

Namaskar.

I'm a movie star, I'm 51 years of age,

Saya adalah seorang aktor berusia 51 tahun

and I don't use Botox as yet.

dan saya belum pernah suntik Botox.

(Laughter)

(Tertawa)

So I'm clean, but I do behave like you saw like a 21-year-old in my movies.

Saya bersih dan saya bersikap seperti pemuda usia 21 tahun di film-film saya.

Yeah, I do that.

Ya, saya sering begitu.

I sell dreams, and I peddle love to millions of people back home in India

Saya menjual mimpi dan menyebarkan cinta untuk jutaan orang di India,

who assume that I'm the best lover in the world.

yang mengira saya orang teromantis di dunia.

(Laughter)

(Tertawa)

If you don't tell anyone, I'm going to tell you I'm not,

Jangan bilang siapa-siapa.

Saya tidak romantis, tapi saya biarkan mereka berasumsi.

but I never let that assumption go away.

(Laughter)

(Tertawa)

I've also been made to understand

Saya juga baru diberitahu

there are lots of you here who haven't seen my work,

bahwa banyak dari Anda belum pernah melihat karya saya,

and I feel really sad for you.

dan saya kasihan pada Anda.

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

That doesn't take away from the fact that I'm completely self-obsessed,

Ini tidak mengubah fakta bahwa saya terobsesi dengan diri saya sendiri,

as a movie star should be.

selayaknya seorang aktor.

(Laughter)

(Tertawa)

That's when my friends, Chris and Juliet called me here

Jadi waktu teman saya, Chris dan Juliet, mengundang saya ke sini

to speak about the future "you."

untuk bicara masa depan "Anda,"

Naturally, it follows I'm going to speak about the present me.

tentunya saya pikir saya harus bicara tentang saya di masa kini.

(Laughter)

(Tertawa)

Because I truly believe that humanity is a lot like me.

Karena saya percaya betul bahwa kemanusiaan mirip dengan saya.

(Laughter)

(Tertawa)

It is. It is.

Itu betul.

It's an aging movie star,

Layaknya seorang actor yang menua,

grappling with all the newness around itself,

yang bergulat dengan berbagai hal baru di sekitarnya,

wondering whether it got it right in the first place,

memikirkan apakah dia ada di jalan yang benar

and still trying to find a way

dan terus berjalan mencari arah

to keep on shining regardless.

untuk tetap berjaya bagaimanapun caranya.

I was born in a refugee colony in the capital city of India, New Delhi.

Saya lahir di koloni pengungsi di New Delhi, ibu kota India.

And my father was a freedom fighter.

Ayah saya adalah seorang pejuang kebebasan.

My mother was, well, just a fighter like mothers are.

Ibu saya adalah seorang pejuang seperti ibu-ibu lainnya.

And much like the original homo sapiens,

Seperti manusia purba,

we struggled to survive.

kami berjuang untuk hidup.

When I was in my early 20s,

Di usia awal 20-an,

I lost both my parents,

saya kehilangan kedua orang tua saya,

which I must admit seems a bit careless of me now,

yang harus saya akui saya waktu itu ceroboh,

but --

tapi --

(Laughter)

(Tertawa)

I do remember the night my father died,

Saya ingat malam ketika ayah saya meninggal,

and I remember the driver of a neighbor who was driving us to the hospital.

saya ingat sopir tetangga yang mengantar kami ke rumah sakit,

He mumbled something about "dead people don't tip so well"

ia bilang sesuatu tentang "orang meninggal pelit memberi tip"

and walked away into the dark.

dan berjalan menuju kegelapan.

And I was only 14 then,

Saya baru berumur 14 waktu itu,

and I put my father's dead body in the back seat of the car,

dan saya membawa tubuh ayah saya ke belakang kursi mobil,

and my mother besides me,

Ibu duduk di sebelah saya,

I started driving back from the hospital to the house.

dan saya mulai menyetir mobil dari rumah sakit ke rumah.

And in the middle of her quiet crying, my mother looked at me and she said,

Di tengah tangisan lirihnya, Ibu saya tiba-tiba bilang,

"Son, when did you learn to drive?"

"Sejak kapan kamu belajar menyetir?"

And I thought about it and realized, and I said to my mom,

Saya pikirkan pertanyaan itu dan menyadari bahwa,

"Just now, Mom."

"Baru sekarang, Ma."

(Laughter)

(Tertawa)

So from that night onwards,

Sejak malam itu dan seterusnya,

much akin to humanity in its adolescence,

seperti kemanusiaan di usia remaja,

I learned the crude tools of survival.

saya belajar cara untuk bertahan hidup.

And the framework of life was very, very simple then, to be honest.

Kerangka hidup waktu itu, sejujurnya, sangatlah sederhana.

You know, you just ate what you got

Saya makan yang saya punya

and did whatever you were told to do.

dan melakukan apapun yang disuruh.

I thought celiac was a vegetable,

Waktu itu saya pikir celiac adalah sayuran,

and vegan, of course, was Mr. Spock's lost comrade in "Star Trek."

dan vegan adalah salah satu teman Mr. Spock di Star Trek.

(Laughter)

(Tertawa)

You married the first girl that you dated,

Menikah dengan pacar pertama,

and you were a techie if you could fix the carburetor in your car.

dan Anda adalah teknisi kalau Anda bisa membetulkan karburator mobil.

I really thought that gay was a sophisticated English word for happy.

Saya juga berpikir bahwa "gay" adalah istilah keren untuk "bahagia."

And Lesbian, of course, was the capital of Portugal, as you all know.

Dan Lesbian, tentunya adalah ibukota Portugal,seperti yang Anda tahu.

(Laughter)

(Tertawa)

Where was I?

Sampai mana ya tadi?

We relied on systems

Kita semua bergantung pada sistem

created through the toil and sacrifice of generations before

yang dibangun dari kerja keras dan pengorbanan generasi-generasi sebelumnya

to protect us,

untuk melindungi kita,

and we felt that governments actually worked for our betterment.

dan kita merasa bahwa pemerintah bekerja agar kehidupan kita lebih baik.

Science was simple and logical,

Ilmu begitu sederhana dan logis,

Apple was still then just a fruit

'Apple' masih sekedar buah

owned by Eve first and then Newton,

yang awalnya punya Hawa dan lalu Newton,

not by Steve Jobs, until then.

bukan milik seorang Steve Jobs.

And "Eureka!" was what you screamed

"Eureka!" adalah kata Anda teriakkan

when you wanted to run naked on the streets.

ketika Anda mau berlari telanjang di jalanan.

You went wherever life took you for work,

Anda pergi kemanapun pekerjaan membawa Anda,

and people were mostly welcoming of you.

dan orang-orang biasanya menyambut Anda.

Migration was a term then

Migrasi adalah istilah

still reserved for Siberian cranes, not human beings.

yang digunakan untuk kereta api Siberia, bukan manusia.

Most importantly, you were who you were

Yang terpenting, Anda adalah Anda

and you said what you thought.

dan Anda bebas berbicara apapun.

Then in my late 20s,

Lalu di usia akhir 20-an,

I shifted to the sprawling metropolis of Mumbai,

saya pindah ke kawasan metropolis di Mumbai,

and my framework,

dan kerangka hidup saya,

like the newly industrialized aspirational humanity,

layaknya kemanusiaan yang terinspirasi oleh revolusi industri,

began to alter.

mulai berubah.

In the urban rush for a new, more embellished survival,

Untuk bertahan hidup di tengah kesibukan kota,

things started to look a little different.

segala hal mulai terlihat sedikit berbeda.

I met people who had descended from all over the world,

Saya bertemu banyak orang dari berbagai penjuru dunia.

faces, races, genders, money-lenders.

wajah, ras, gender, penagih hutang.

Definitions became more and more fluid.

Definisi apapun menjadi semakin ambigu.

Work began to define you at that time

Pekerjaan mulai menguasai Anda kala itu

in an overwhelmingly equalizing manner,

dengan cara yang begitu sulit diatasi,

and all the systems started to feel less reliable to me,

dan segala system yang ada mulai terasa tak bisa diandalkan,

almost too thick to hold on

tak bisa dijadikan tumpuan

to the diversity of mankind

bagi keragaman manusia

and the human need to progress and grow.

dan kebutuhan manusia untuk tumbuh dan berkembang.

Ideas were flowing with more freedom and speed.

Ide-ide mulai mengalir dengan lebih bebas dan cepat.

And I experienced the miracle of human innovation and cooperation,

Dan saya mengalami keajaiban dari teknologi dan kerjasama manusia,

and my own creativity,

dan kreativitas saya --

when supported by the resourcefulness of this collective endeavor,

ketika didukung oleh berbagai sumber daya yang tersedia ini --

catapulted me into superstardom.

melontarkan saya jadi seorang superstar.

I started to feel that I had arrived,

Saya mulai merasa begitu hidup,

and generally, by the time I was 40, I was really, really flying.

dan di usia 40 tahun, saya benar-benar terbang.

I was all over the place.

Terbang ke banyak tempat.

You know? I'd done 50 films by then

Anda tahu? Saya sudah mengerjakan 50 film

and 200 songs,

dan 200 lagu ketika itu,

and I'd been knighted by the Malaysians.

dan saya dianugerahi gelar bangsawan di Malaysia.

I had been given the highest civil honor by the French government,

Saya dianugerahi penghargaan sipil tertinggi dari pemerintah Perancis,

the title of which for the life of me I can't pronounce even until now.

gelar yang sampai sekarang tidak bisa saya ucapkan dengan benar.

(Laughter)

(Tertawa)

I'm sorry, France, and thank you, France, for doing that.

Maaf, Perancis, dan terima kasih sudah memberi saya gelar itu.

But much bigger than that, I got to meet Angelina Jolie --

Tapi lebih dari semua itu, saya bisa bertemu Angelina Jolie --

(Laughter)

(Tertawa)

for two and a half seconds.

selama dua setengah detik.

(Laughter)

(Tertawa)

And I'm sure she also remembers that encounter somewhere.

Dan saya yakin dia juga ingat pertemuan kami waktu itu.

OK, maybe not.

OK, mungkin tidak.

And I sat next to Hannah Montana on a round dinner table

Dan saya duduk di samping Hannah Montana di jamuan makan malam,

with her back towards me most of the time.

dia duduk memunggungi saya, sebagian besar jamuan itu.

Like I said, I was flying, from Miley to Jolie,

Saya terbang dari Miley ke Jolie,

and humanity was soaring with me.

dan kemanusiaan terus terbang bersama saya.

We were both pretty much flying off the handle, actually.

Sebenarnya kami terbang bebas.

And then you all know what happened.

Dan Anda tahu apa yang terjadi berikutnya.

The internet happened.

Internet datang.

I was in my late 40s,

Saya berusia 40-an akhir kala itu,

and I started tweeting like a canary in a birdcage

dan saya mulai bercuit di Twitter layaknya burung di sangkar

and assuming that, you know, people who peered into my world

dan berasumsi bahwa, semua orang yang mengintip ke dalam dunia saya

would admire it

akan mengaguminya

for the miracle I believed it to be.

karena keajaiban di dalamnya.

But something else awaited me and humanity.

Tapi ada hal lain yang menunggu saya dan kemanusiaan.

You know, we had expected an expansion of ideas and dreams

Kita berekspektasi bahwa dengan semakin terhubungnya dunia,

with the enhanced connectivity of the world.

akan terjadi ekspansi ide dan mimpi.

We had not bargained for the village-like enclosure of thought,

Kita tidak mengimpikan satu kampung yang memberikan pendapat,

of judgment, of definition

penilaian, atau pemahaman,

that flowed from the same place

yang muncul dari satu tempat

that freedom and revolution was taking place in.

dimana terdapat kebebasan dan revolusi.

Everything I said took a new meaning.

Semua yang saya katakan sekarang punya arti lain.

Everything I did -- good, bad, ugly --

Semua yang saya lakukan -- baik dan buruk --

was there for the world to comment upon and judge.

terpampang bagi seluruh dunia untuk dikomentari dan dihakimi.

As a matter of fact, everything I didn't say or do also

Bahkan, apa pun yang tidak saya katakana atau lakukan

met with the same fate.

juga dikomentari dan dihakimi.

Four years ago,

Empat tahun lalu,

my lovely wife Gauri and me decided to have a third child.

istri tercinta saya Gauri dan saya memutuskan untuk punya anak ketiga.

It was claimed on the net

Lalu beredar di Internet

that he was the love child

bahwa anak tersebut adalah buah cinta

of our first child

dari anak pertama saya

who was 15 years old.

yang usianya masih 15 tahun.

Apparently, he had sown his wild oats with a girl

Katanya dia berhubungan dengan seorang gadis

while driving her car in Romania.

ketika berkendara di Romania.

And yeah, there was a fake video to go with it.

Dan ada video palsu bersamaan dengan gosip itu.

And we were so disturbed as a family.

Dan keluarga kami amat sangat terganggu.

My son, who is 19 now,

Anak saya, sekarang usia 19,

even now when you say "hello" to him,

bahkan kalau Anda sapa "Halo" saja,

he just turns around and says,

dia akan menengok dan bilang,

"But bro, I didn't even have a European driving license."

"Tapi, Bro, saya bahkan tidak punya SIM Eropa."

(Laughter)

(Tertawa)

Yeah.

Ya.

In this new world,

Di dunia yang baru ini, lambat laun

slowly, reality became virtual and virtual became real,

kenyataan berubah menjadi virtual dan virtual menjadi nyata,

and I started to feel

dan saya mulai merasa

that I could not be who I wanted to be or say what I actually thought,

saya tidak bisa jadi apapun yang saya mau atau mengatakan pendapat jujur saya,

and humanity at this time

dan kali ini,

completely identified with me.

kemanusiaan setuju dengan saya.

I think both of us were going through our midlife crisis,

Saya rasa kami sama-sama sedang mengalami krisis paruh baya,

and humanity, like me, was becoming an overexposed prima donna.

dan kemanusiaan, seperti saya,

mulai menjadi primadona yang terlalu banyak disorot.

I started to sell everything,

Saya mulai menjual semuanya,

from hair oil to diesel generators.

dari minyak rambut ke mesin diesel.

Humanity was buying everything

Kemanusiaan membeli segalanya

from crude oil to nuclear reactors.

dari minyak tanah ke reaktor nuklir.

You know, I even tried to get into a skintight superhero suit

Anda tahu? Saya bahkan pernah mencoba baju superhero yang ketat

to reinvent myself.

untuk menciptakan kembali diri saya.

I must admit I failed miserably.

Saya harus akui saya gagal total.

And just an aside I want to say on behalf of all the Batmen, Spider-Men

Dan saya ingin bilang atas nama semua Batman, Spiderman

and Supermen of the world,

dan Superman di dunia,

you have to commend them,

Anda harus menghargai mereka,

because it really hurts in the crotch, that superhero suit.

karena baju superhero sangat sakit di selangkangan.

(Laughter)

(Tertawa)

Yeah, I'm being honest. I need to tell you this here.

Ya, jujur, saya perlu mengatakannya.

Really.

Sungguh.

And accidentally, I happened to even invent a new dance form

Dan secara tidak sengaja, saya menciptakan gaya tarian baru

which I didn't realize, and it became a rage.

yang tanpa saya sadari menjadi viral.

So if it's all right,

Jadi, jika boleh,

and you've seen a bit of me, so I'm quite shameless, I'll show you.

dan Anda sudah tahu saya agak tidak tahu malu,

saya akan tunjukkan.

It was called the Lungi dance.

Tarian ini disebut tari Lungi.

So if it's all right, I'll just show you. I'm talented otherwise.

Jadi jika boleh, saya akan tunjukkan. Saya cukup berbakat.

(Cheers)

(Teriakan semangat)

So it went something like this.

Jadi gerakannya seperti ini.

Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance.

Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance.

Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance.

Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance.

Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance. Lungi.

Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance. Lungi dance.

That's it. It became a rage.

Begitu saja. Ini jadi viral.

(Cheers)

(Penonton bersorak)

It really did.

Betulan.

Like you notice, nobody could make any sense of what was happening except me,

Tak ada seorangpun di sini yang paham apa yang sedang terjadi kecuali saya,

and I didn't give a damn, really,

dan saya tidak peduli, sungguh.

because the whole world, and whole humanity,

karena seluruh dunia, dan kemanusiaan,

seemed as confused and lost as I was.

sepertinya sama bingungnya dengan saya.

I didn't give up then.

Tapi saya tidak menyerah.

I even tried to reconstruct my identity on the social media

Saya bahkan berusaha merekonstruksi identitas saya di media sosial

like everyone else does.

seperti semua orang.

I thought if I put on philosophical tweets out there

Saya pikir jika saya mencuit tweet filosofis,

people will think I'm with it,

orang akan berpikir saya seperti itu,

but some of the responses I got from those tweets

namun kadang respon yang saya dapatkan dari cuitan itu

were extremely confusing acronyms which I didn't understand. You know?

penuh dengan akronim yang sulit saya pahami. Anda tahu?

ROFL, LOL.

ROFL, LOL.

"Adidas," somebody wrote back to one of my more thought-provoking tweets

Seseorang membalas "adidas" pada salah satu tweet mendalam saya,

and I was wondering why would you name a sneaker,

dan saya memikirkan kenapa dia menyebut merk sepatu.

I mean, why would you write back the name of a sneaker to me?

Maksud saya, untuk apa dia menyebut merk sepatu ke saya?

And I asked my 16-year-old daughter, and she enlightened me.

Lalu saya tanya ke anak perempuan saya, dan katanya,

"Adidas" now means "All day I dream about sex."

"adidas" sekarang artinya "Sepanjang hari aku memikirkan seks."

(Laughter)

(Tertawa)

Really.

Sungguh.

I didn't know if you know that.

Entah kalau Anda tahu itu.

So I wrote back, "WTF" in bold to Mr. Adidas,

Jadi saya balas orang itu, "WTF" dengan huruf tebal,

thanking secretly that some acronyms and things won't change at all.

mensyukuri ada beberapa akronim yang tidak berubah maknanya.

WTF.

WTF.

But here we are.

Tapi begitulah adanya.

I am 51 years old, like I told you,

Saya berusia 51 tahun,

and mind-numbing acronyms notwithstanding,

dan buta soal akronim yang ada sekarang.

I just want to tell you

Tapi saya ingin mengatakan,

if there has been a momentous time for humanity to exist,

seandainya ada momen yang tepat bagi kemanusiaan,

it is now,

waktunya adalah sekarang,

because the present you is brave.

karena Anda yang sekarang adalah pemberani.

The present you is hopeful.

Anda yang sekarang penuh harapan.

The present you is innovative and resourceful,

Anda yang sekarang senang berinovasi dan mencipta,

and of course, the present you is annoyingly indefinable.

dan tentunya, Anda yang sekarang sangat sulit untuk didefinisikan.

And in this spell-binding,

Dan di dunia yang penuh keajaiban ini,

imperfect moment of existence,

momen yang tidak sempurna,

feeling a little brave just before I came here,

merasa sedikit berani sebelum saya datang ke sini,

I decided to take a good, hard look at my face.

saya memutuskan untuk melihat wajah saya betul-betul.

And I realized that I'm beginning to look more and more

Dan saya menyadari bahwa wajah saya mulai semakin mirip

like the wax statue of me at Madame Tussaud's.

dengan patung lilin saya yang ada di Madam Tussaud.

(Laughter)

(Tertawa)

Yeah, and in that moment of realization,

Ya, di momen realisasi ini,

I asked the most central and pertinent question to humanity and me:

saya menanyakan hal paling mendasar tentang kemanusiaan dan diri saya:

Do I need to fix my face?

Apakah saya harus operasi plastik?

Really. I'm an actor, like I told you,

Betulan. Saya adalah seorang aktor, seperti yang saya bilang,

a modern expression of human creativity.

ekspresi modern dari kreativitas manusia.

The land I come from

Tempat saya berasal

is the source of inexplicable but very simple spirituality.

adalah tempat asal spiritualisme yang amat sulit dijelaskan namun cukup sederhana.

In its immense generosity,

Dengan murah hati,

India decided somehow

India memutuskan, entah bagaimana,

that I, the Muslim son of a broke freedom fighter

bahwa saya, seorang Muslim anak seorang pejuang kemerdekaan miskin,

who accidentally ventured into the business of selling dreams,

yang tidak sengaja masuk ke dunia hiburan yang menjual mimpi,

should become its king of romance,

bisa menjadi "raja cinta,"

the "Badhshah of Bollywood,"

seorang "Badhshah di Bollywood,"

the greatest lover the country has ever seen ...

orang teromantis di negara ini ...

with this face.

dengan wajah ini.

Yeah.

Ya.

(Laughter)

(Tertawa)

Which has alternately been described as ugly, unconventional,

Yang kadang juga dideskripsikan sebagai jelek dan tidak konvensional

and strangely, not chocolatey enough.

dan aneh, tidak cukup coklat.

(Laughter)

(Tertawa)

The people of this ancient land

Orang-orang di tanah air saya

embraced me in their limitless love,

mencintai saya dengan sepenuh hati,

and I've learned from these people

dan saya belajar banyak dari mereka

that neither power nor poverty

bahwa baik kekuatan ataupun kemiskinan

can make your life more magical

tidak bisa membuat hidup Anda lebih indah

or less tortuous.

atau tidak nyaman.

I've learned from the people of my country

Saya belajar dari orang-orang di negara saya

that the dignity of a life,

bahwa marwah dari kehidupan,

a human being, a culture, a religion, a country

marwah seorang manusia, sebuah budaya, agama, negara,

actually resides in its ability

sebenarnya ada pada kemampuannya

for grace and compassion.

memaafkan dan mencintai.

I've learned that whatever moves you,

Saya belajar bahwa apa pun yang mendorong Anda,

whatever urges you to create, to build,

memotivasi Anda untuk menciptakan sesuatu,

whatever keeps you from failing,

apa pun yang membuat Anda bangkit,

whatever helps you survive,

apa pun yang membantu Anda tetap hidup,

is perhaps the oldest and the simplest emotion known to mankind,

mungkin berasal dari emosi paling tua dan paling sederhana yang dikenal manusia,

and that is love.

yaitu cinta.

A mystic poet from my land famously wrote,

Seorang penyair India terkenal berkata,

(Recites poem in Hindi)

(Puisi dalam bahasa Hindi)

(Poem ends)

(Puisi berakhir)

Which loosely translates into that whatever --

Yang secara kasar bisa diterjemahkan begini --

yeah, if you know Hindi, please clap, yeah.

ya, jika Anda bisa bahasa Hindi, silahkan tepuk tangan.

(Applause)

(Tepuk tangan)

It's very difficult to remember.

Ini benar-benar sulit diingat.

Which loosely translates into actually saying

Yang lebih kurang artinya,

that all the books of knowledge that you might read

bahwa setiap buku pengetahuan yang Anda baca

and then go ahead and impart your knowledge

dan selanjutnya mempengaruhi pengetahuan Anda

through innovation, through creativity, through technology,

melalui inovasi, kreativitas, maupun teknologi,

but mankind will never be the wiser about its future

tapi manusia tidak akan pernah menjadi lebih bijak melihat masa depannya

unless it is coupled with a sense of love and compassion for their fellow beings.

kecuali pengetahuan itu diiringi dengan rasa cinta dan ketulusan untuk sesamanya.

The two and a half alphabets which form the word "प्रेम,"

Dua setengah huruf yang membentuk kata "प्रेम,"

which means "love,"

yang artinya "cinta,"

if you are able to understand that

Jika Anda mampu memahami itu

and practice it,

dan melakukannya,

that itself is enough to enlighten mankind.

itu saja sudah cukup untuk memberi arahan pada manusia.

So I truly believe the future "you"

Jadi saya percaya, bahwa Anda di masa depan

has to be a you that loves.

harus menjadi Anda yang mencintai.

Otherwise it will cease to flourish.

Sebab jika tidak, Anda tidak akan berkembang.

It will perish in its own self-absorption.

Anda akan musnah dan tenggelam dalam diri Anda sendiri.

So you may use your power

Anda bisa menggunakan kekuatan Anda

to build walls

untuk membangun dinding

and keep people outside,

dan memagari orang agar tidak masuk,

or you may use it to break barriers and welcome them in.

atau Anda bisa merobohkan dinding itu dan mengundang mereka masuk.

You may use your faith

Anda bisa menggunakan kepercayaan Anda

to make people afraid

untuk membuat orang-orang takut

and terrify them into submission,

sehingga mereka mengikuti Anda,

or you can use it to give courage to people

atau Anda bisa menggunakannya untuk memotivasi mereka

so they rise to the greatest heights of enlightenment.

agar mereka bisa mencapai puncak pencerahan diri mereka.

You can use your energy

Anda bisa menggunakan energi Anda

to build nuclear bombs and spread the darkness of destruction,

untuk membangun bom nuklir dan menyebarkan kehancuran dimana-mana,

or you can use it to spread the joy of light to millions.

atau Anda bisa menggunakannya untuk menerangi dunia bagi jutaan manusia.

You may filthy up the oceans callously and cut down all the forests.

Anda bisa mengotori lautan semau Anda dan memotong semua pohon di hutan.

You can destroy the ecology,

Anda bisa menghancurkan ekologi,

or turn to them with love

atau bisa melestarikannya dengan cinta

and regenerate life from the waters and trees.

dan membangun hidup dari air dan pepohonan,

You may land on Mars

Anda mungkin bisa sampai ke planet Mars,

and build armed citadels,

dan membangun benteng bersenjata,

or you may look for life-forms and species to learn from and respect.

atau Anda bisa mencari mahluk hidup dan spesies untuk dipelajari dan dihargai.

And you can use all the moneys we all have earned

Dan Anda bisa menggunakan semua uang Anda

to wage futile wars

untuk membiayai perang

and give guns in the hands of little children

dan memberikan pistol ke tangan anak-anak kecil

to kill each other with,

agar mereka saling membunuh,

or you can use it

atau Anda bisa menggunakannya

to make more food

untuk membuat lebih banyak makanan

to fill their stomachs with.

untuk memenuhi dahaga mereka.

My country has taught me

Negara saya telah mengajarkan saya

the capacity for a human being to love is akin to godliness.

kemampuan manusia untuk mencintai sama seperti keilahian,

It shines forth in a world

yang terus menyinari dunia

which civilization, I think, already has tampered too much with.

yang menurut saya sudah terlalu sering dirusak oleh peradaban manusia.

In the last few days, the talks here, the wonderful people

Beberapa hari terakhir, pembicaraan di sini, orang-orang hebat

coming and showing their talent,

yang menunjukkan bakat mereka

talking about individual achievements, the innovation, the technology,

membicarakan tentang pencapaian mereka, inovasi, teknologi, sains,

the sciences, the knowledge we are gaining by being here

dan ilmu pengetahuan yang kita peroleh selama berada di sini,

in the presence of TED Talks and all of you

di tengah-tengah TED Talks dan Anda semua,

are reasons enough for us to celebrate the future "us."

semua ini adalah cukup alasan bagi kita untuk merayakan masa depan "kita."

But within that celebration

Namun di tengah perayaan ini,

the quest to cultivate our capacity for love and compassion

misi untuk memupuk kemampuan kita memberikan cinta dan ketulusan

has to assert itself, has to assert itself,

harus tetap ditanamkan, harus tetap ditanamkan,

just as equally.

sama pentingnya.

So I believe the future "you"

Jadi saya percaya Anda di masa depan

is an infinite you.

adalah Anda yang tak terbatas.

It's called a chakra in India, like a circle.

Di India, kami menyebutnya "Chakra," seperti lingkaran

It ends where it begins from to complete itself.

yang berakhir di tempatnya bermula untuk melengkapi dirinya.

A you that perceives time and space differently

Anda yang memahami waktu dan tempat secara berbeda

understands both

memahami baik

your unimaginable

diri Anda teramat penting dan tak terbayangkan,

and fantastic importance

and your complete unimportance in the larger context of the universe.

dan betapa Anda sama sekali tidak penting, di dunia yang luas ini.

A you that returns back

Anda yang (merujuk) kembali

to the original innocence of humanity,

pada kepolosan manusia pada awalnya,

which loves from the purity of heart,

yang mencintai dengan sepenuh hati,

which sees from the eyes of truth,

yang melihat dengan jujur,

which dreams from the clarity of an untampered mind.

yang bermimpi dengan pikiran murni yang tak belum terkontaminasi.

The future "you" has to be

Anda di masa depan harus

like an aging movie star

seperti aktor film yang menua,

who has been made to believe that there is a possibility

yang dibuat percaya bahwa ada kemungkinan

of a world which is completely,

sebuah dunia yang

wholly, self-obsessively

sepenuhnya terobsesi dan

in love with itself.

mencintai dirinya.

A world -- really, it has to be a you

Dunia -- betul, harus Anda

to create a world

yang menciptakan dunia

which is its own best lover.

yang mencintai dirinya dengan sepenuh hati.

That I believe, ladies and gentlemen,

Itulah, para hadirin, yang menurut saya

should be the future "you."

harus menjadi "Anda" di masa depan.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

Shukriya.

Shukriya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)