Bring on the learning revolution! | Sir Ken Robinson

Translator: Wahyu Perdana Yudistiawan Reviewer: Aditya Muharam

I was here four years ago,

Saya berada di sini empat tahun lalu,

and I remember, at the time,

dan saya ingat, pada waktu itu,

that the talks weren't put online.

bahwa ceramah-ceramahnya tidak ditaruh online;

I think they were given to TEDsters in a box,

saya rasa ceramah-ceramah itu diberikan kepada TEDsters dalam sebuah kotak,

a box set of DVDs,

satu kotak set DVD,

which they put on their shelves, where they are now.

yang ditaruh di rak mereka, sampai sekarang.

(Laughter)

(Tawa)

And actually, Chris called me a week after I'd given my talk, and said,

Dan ternyata Chris menelepon saya

satu minggu setelah saya memberikan ceramah

"We're going to start putting them online. Can we put yours online?"

dan dia berkata, "Kita akan memulai untuk menaruhnya online.

Bisakah kita menaruh ceramah anda online?" Dan saya berkata, "Tentu saja."

And I said, "Sure."

And four years later,

Dan empat tahun selanjutnya,

it's been downloaded four million times.

seperti yang saya bilang, itu telah dilihat oleh empat...

Er, itu sudah didownload empat juta kali.

Jadi saya bisa menganggap bahwa itu bisa dikali 20 atau suatu angka

So I suppose you could multiply that by 20 or something

to get the number of people who've seen it.

untuk mendapatkan jumlah orang yang sudah menontonnya.

Dan seperti yang Chris bilang, ada sebuah rasa lapar

And, as Chris says, there is a hunger for videos of me.

untuk video saya.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

Don't you feel?

.... tidakkah anda merasa?

(Laughter)

(Tawa)

So, this whole event has been an elaborate build-up

Jadi, semua kejadian ini hanyalah sekumpulan langkah-langkah terperinci

to me doing another one for you, so here it is.

untuk membuat saya melakukan ceramah sekali lagi, jadi inilah ceramahnya.

(Laughter)

(Tawa)

Al Gore spoke at the TED conference I spoke at four years ago

Al Gore berbicara

di Konferensi TED yang saya hadiri empat tahun lalu

and talked about the climate crisis.

dan membahas tentang krisis iklim.

And I referenced that at the end of my last talk.

Dan saya merujuk kepada itu

di akhir dari ceramah saya sebelumnya.

So I want to pick up from there

Jadi saya ingin mulai dari sana

because I only had 18 minutes, frankly.

karena saya hanya punya 18 menit, jujur saya.

(Laughter)

So, as I was saying --

Jadi, sebagaimana yang saya katakan...

(Laughter)

(Tawa)

Anda tahu, dia benar.

You see, he's right.

I mean, there is a major climate crisis, obviously,

Maksud saya, ada sebuah krisis iklim yang sangat besar, tentu saja.

and I think if people don't believe it, they should get out more.

Dan saya rasa jika orang tidak percaya, mereka harus keluar lebih sering.

(Laughter)

(Tawa)

Tapi saya juga merasa bahwa ada satu krisis iklim lain,

But I believe there is a second climate crisis,

which is as severe,

yang separah,

which has the same origins,

yang punya asal-usul yang sama,

and that we have to deal with with the same urgency.

dan yang harus kita tangani dengan urgensi yang sama.

Dan yang saya maksudkan adalah --

And you may say, by the way,

dan anda mungkin berkata, "Lihat, saya baik-baik saja.

"Look, I'm good.

Saya punya satu krisis iklim;

I have one climate crisis, I don't really need the second one."

saya tidak benar-benar butuh yang kedua."

(Laughter)

But this is a crisis of, not natural resources --

Tapi ini adalah krisis, bukan tentang sumber daya alam,

walaupun saya juga percaya hal itu,

though I believe that's true --

but a crisis of human resources.

tapi sebuah krisis sumber daya manusia.

I believe fundamentally,

Saya percaya, pada dasarnya,

as many speakers have said during the past few days,

sebagaimana sudah dikatakan oleh banyak pembicara beberapa hari ini,

bahwa kita tidak mendayagunakan dengan baik

that we make very poor use of our talents.

bakat dan talenta kita.

Very many people go through their whole lives

Banyak orang melewati seluruh hidupnya

having no real sense of what their talents may be,

tanpa mengetahui apakah bakat mereka sebenarnya,

or if they have any to speak of.

atau jika mereka bahkan punya bakat.

Saya bertemu dengan berbagai macam orang

I meet all kinds of people

who don't think they're really good at anything.

yang tidak berpikir bahwa mereka ahli dalam satupun hal.

Actually, I kind of divide the world into two groups now.

Sebenarnya, sekarang saya agak membagi dunia ke dalam dua kelompok.

Jeremy Bentham, the great utilitarian philosopher,

Jeremy Bentham, filsuf utilitarian yang termasyhur,

once spiked this argument.

suatu kali pernah mengungkapkan argumen ini.

He said, "There are two types of people in this world:

Dia berkata, "Ada dua tipe orang di dunia ini,

those who divide the world into two types

mereka yang membagi dunia ke dalam dua tipe

and those who do not."

dan mereka yang tidak."

(Laughter)

(Tawa)

Well, I do.

Ya, saya setuju.

(Laughter)

(Tawa)

I meet all kinds of people who don't enjoy what they do.

Saya bertemu berbagai macam orang

yang tidak menikmati apa yang mereka lakukan.

They simply go through their lives getting on with it.

Mereka hanyalah menjalani hidup mereka

melewati hari demi hari.

They get no great pleasure from what they do.

Mereka tidak memperoleh kepuasan besar dari apa yang mereka lakukan.

They endure it rather than enjoy it,

Mereka bertahan dan tabah, bukannya menikmatinya,

and wait for the weekend.

dan menunggu akhir minggu tiba.

But I also meet people

Tapi saya juga bertemu dengan orang-orang

who love what they do and couldn't imagine doing anything else.

yang mencintai apa yang mereka kerjakan

dan tidak dapat membayangkan melakukan hal lain.

If you said, "Don't do this anymore,"

Jika anda berkata kepada mereka, "Jangan lakukan ini lagi," mereka akan bertanya-tanya apa yang anda maksudkan.

they'd wonder what you're talking about.

Karena itu bukanlah apa yang mereka kerjakan, itu jati diri mereka. Mereka bilang,

It isn't what they do, it's who they are.

They say, "But this is me, you know.

"Tapi ini saya, kamu tahu.

It would be foolish to abandon this,

Sangatlah bodoh bagi saya untuk meninggalkan ini, karena

because it speaks to my most authentic self."

ini menunjukkan diri saya yang paling otentik."

And it's not true of enough people.

Dan ini tidaklah benar untuk orang kebanyakan.

In fact, on the contrary, I think it's still true of a minority of people.

Faktanya, berlawanan dengan itu, saya rasa

ini jelaslah hanya sekelompok kecil orang.

And I think there are many possible explanations for it.

Dan saya rasa ada banyak

penjelasan yang mungkin untuk hal ini.

And high among them is education,

Dan yang paling atas di antaranya

adalah pendidikan,

because education, in a way,

karena pendidikan, dapat dikatakan,

menjerumuskan banyak sekali orang-orang

dislocates very many people from their natural talents.

dari bakat alami mereka.

Dan sumber daya manusia adalah seperti sumber daya alam;

And human resources are like natural resources;

mereka seringkali tertimbun dalam.

they're often buried deep.

You have to go looking for them,

Anda harus mencarinya.

they're not just lying around on the surface.

Dan mereka tidaklah berada di permukaan.

You have to create the circumstances where they show themselves.

Anda harus menciptakan situasi di mana mereka dapat mencuat dan muncul.

And you might imagine education would be the way that happens,

Dan seperti yang anda dapat bayangkan

pendidikan adalah caranya.

but too often, it's not.

Tapi seringkali tidak.

Every education system in the world is being reformed at the moment

Setiap sistem pendidikan di dunia

sedang direformasi saat ini

and it's not enough.

Dan ini tidaklah cukup.

Reform is no use anymore,

Reformasi tidak lagi berguna,

karena itu hanya meningkatkan sebuah model yang rusak.

because that's simply improving a broken model.

Apa yang kita butuhkan --

What we need --

and the word's been used many times in the past few days --

dan kata ini telah digunakan berkali-kali dalam beberapa hari belakangan --

bukanlah evolusi,

is not evolution,

melainkan revolusi dalam bidang pendidikan.

but a revolution in education.

(Sistem pendidikan yang ada sekarang) haruslah ditransformasikan

This has to be transformed into something else.

menjadi sesuatu yang lain.

(Applause)

(Tepuk tangan)

One of the real challenges is to innovate fundamentally in education.

Salah satu tantangan utamanya

adalah berinovasi secara fundamental

dalam pendidikan.

Innovation is hard,

Inovasi sangatlah sulit

because it means doing something that people don't find very easy,

karena itu berarti melakukan sesuatu

yang orang-orang kebanyakan tidak merasa gampang.

for the most part.

Itu berarti mempertanyakan apa yang telah kita terima apa adanya,

It means challenging what we take for granted,

things that we think are obvious.

hal-hal yang kita anggap sudah jelas.

The great problem for reform or transformation

Masalah terbesar dari reformasi

atau transformasi

is the tyranny of common sense.

adalah tirani dari penalaran awam,

hal-hal yang orang-orang pikirkan,

Things that people think,

"It can't be done differently, that's how it's done."

"Ya, itu tidak mungkin dilakukan dengan cara lain karena caranya biasanya begitu."

Baru-baru ini saya menjumpai satu kutipan keren dari Abraham Lincoln,

I came across a great quote recently from Abraham Lincoln,

who I thought you'd be pleased to have quoted at this point.

yang saya pikir akan membuat anda senang untuk dikutip saat ini.

(Laughter)

(Tawa)

He said this in December 1862 to the second annual meeting of Congress.

Dia berkata begini pada Desember 1862

kepada rapat tahunan kedua Kongres.

I ought to explain that I have no idea what was happening at the time.

Saya harus menjelaskan bahwa saya tidak tahu apa yang terjadi pada saat itu.

We don't teach American history in Britain.

Kami tidak mengajarkan sejarah Amerika di Inggris.

(Laughter)

(Tawa)

We suppress it. You know, this is our policy.

Kami menekannya. Anda tahu, memang kebijakannya begitu.

(Laughter)

(Tawa)

No doubt, something fascinating was happening then,

Jadi, pastinya, sesuatu yang luar biasa sedang terjadi pada Desember 1862,

which the Americans among us will be aware of.

yang mana orang-orang Amerika di antara kita

pastilah tahu.

But he said this:

Tapi dia berkata begini:

"The dogmas of the quiet past are inadequate to the stormy present.

"Dogma-dogma

dari masa lalu yang tentram

tidaklah lagi memadai untuk masa sekarang yang berangin kencang.

Situasi saat ini

The occasion is piled high with difficulty,

penuh dengan kesulitan,

and we must rise with the occasion."

dan kita haruslah naik bersama-sama dengan situasi ini."

Saya suka sekali dengan itu.

I love that.

Not rise to it, rise with it.

Bukan naik menuju, melainkan naik bersama-sama dengan.

"As our case is new,

"Karena kasus (yang kita hadapi) adalah baru,

so we must think anew and act anew.

maka haruslah kita berpikir dengan cara yang baru,

dan bertindak dengan cara yang baru,

We must disenthrall ourselves,

Haruslah kita memerdekakan diri kita

and then we shall save our country."

barulah kita dapat menyelamatkan negara kita."

I love that word, "disenthrall."

Saya suka kata itu, "disenthrall." (memerdekakan)

You know what it means?

Tahukah anda apa artinya?

That there are ideas that all of us are enthralled to,

Bahwa ada ide-ide yang menawan dan mempesona kita,

which we simply take for granted as the natural order of things,

yang dengan mudah kita asumsikan selalu benar

sebagai bentuk alami, sebagaimana seharusnya.

the way things are.

And many of our ideas have been formed,

Dan banyak dari ide-ide kita

telah dibentuk, bukan untuk memenuhi keadaan abad ini,

not to meet the circumstances of this century,

but to cope with the circumstances of previous centuries.

tapi untuk mengatasi keadaan abad sebelumnya.

But our minds are still hypnotized by them,

Tapi pemikiran kita masih terhipnotis dengannya.

and we have to disenthrall ourselves of some of them.

Dan kita haruslah memerdekakan diri kita dari beberapa ide-ide tersebut.

Now, doing this is easier said than done.

Sekarang, ini lebih mudah diomongkan dibanding dilaksanakan.

It's very hard to know, by the way, what it is you take for granted.

Sangatlah sulit untuk mengetahui, apa yang anda asumsikan selalu benar.

And the reason is that you take it for granted.

Dan alasannya adalah anda telah mengasumsikannya selalu benar.

(Laughter)

Jadi coba saya tanyakan anda sesuatu yang mungkin telah anda asumsikan selalu benar.

Let me ask you something you may take for granted.

How many of you here are over the age of 25?

Siapakah di antara kalian ini yang usianya di atas 25 tahun?

That's not what you take for granted, I'm sure you're familiar with that.

Saya percaya itu bukan sesuatu yang anda asumsikan.

Saya percaya anda memang tahu faktanya.

Are there any people here under the age of 25?

Apakah ada yang usianya di bawah 25 tahun?

Bagus. Sekarang, kalian yang usianya di atas 25,

Great. Now, those over 25,

could you put your hands up if you're wearing your wristwatch?

dapatkah anda angkat tangan jika anda menggunakan jam tangan?

Nah, banyak sekali dari kita, bukan?

Now that's a great deal of us, isn't it?

Ask a room full of teenagers the same thing.

Tanyalah ruangan yang penuh dengan anak muda pertanyaan yang sama.

Teenagers do not wear wristwatches.

Anak muda tidaklah memakai jam tangan.

I don't mean they can't,

Saya tidak mengatakan bahwa mereka tidak dapat atau mereka tidak boleh,

they just often choose not to.

mereka seringkali hanyalah memilih untuk tidak.

And the reason is we were brought up in a pre-digital culture,

Dan alasannya, anda tahu, bahwa kita dibesarkan

di budaya pre-digital, kita yang berusia 25 ke atas.

those of us over 25.

And so for us, if you want to know the time,

Jadi untuk kita, jika anda ingin mengetahui waktu,

you have to wear something to tell it.

anda haruslah memakai sesuatu untuk dapat mengetahuinya.

Kids now live in a world which is digitized,

Remaja sekarang tinggal di dunia yang telah terdigitisasi,

and the time, for them, is everywhere.

dan waktu, bagi mereka, ada di mana-mana.

They see no reason to do this.

Mereka tidak melihat alasan untuk melakukan hal ini.

And by the way, you don't need either;

Dan, omong-omong, anda juga tidak harus melakukan ini juga;

it's just that you've always done it and you carry on doing it.

hanya saja anda selalu melakukannya, dan anda jadi keterusan.

My daughter never wears a watch, my daughter Kate, who's 20.

Anak perempuan saya tidak pernah menggunakan jam tangan, Kate, yang usianya 20.

She doesn't see the point.

Dia tidak melihat gunanya.

As she says,

Seperti yang dia katakan, "Itu alat yang hanya punya satu fungsi."

"It's a single-function device."

(Laughter)

(Tawa)

"Like, how lame is that?"

"Seperti, betapa konyolnya itu?"

And I say, "No, no, it tells the date as well."

Dan saya berkata, "Tidak, tidak, ini menunjukkan tanggal juga."

(Laughter)

(Tawa)

"It has multiple functions."

"Ada banyak fungsinya."

(Laughter)

But, you see, there are things we're enthralled to in education.

Tapi anda lihat, ada hal-hal yang mempesona kita dalam pendidikan.

Mari saya beri anda beberapa contoh.

A couple of examples.

One of them is the idea of linearity:

Salah satu di antaranya adalah ide mengenai linearitas,

that it starts here and you go through a track

mulai dari sini, dan anda menempuh sebuah jalur,

and if you do everything right,

dan jika anda melakukan semuanya dengan benar, anda akan menjadi

you will end up set for the rest of your life.

siap untuk seumur hidup anda.

Everybody who's spoken at TED has told us implicitly,

Semua orang yang telah berbicara di TED secara tidak langsung,

or sometimes explicitly, a different story:

atau bahkan kadang secara langsung, memberikan cerita yang berbeda,

that life is not linear; it's organic.

bahwa hidup ini tidaklah linear, tapi organik.

We create our lives symbiotically

Kita menciptakan hidup kita secara simbiotik

as we explore our talents

seiring dengan eksplorasi bakat-bakat kita

in relation to the circumstances they help to create for us.

dalam kaitannya dengan situasi yang tercipta untuk kita (karena bakat-bakat kita).

But, you know, we have become obsessed with this linear narrative.

Tapi anda tahu, kita telah menjadi terobsesi

dengan pemikiran tentang linearitas ini.

And probably the pinnacle for education is getting you to college.

Dan mungkin puncak tertinggi pendidikan

adalah masuk ke perguruan tinggi.

I think we are obsessed with getting people to college.

Saya rasa kita terobsesi dengan membuat orang masuk kuliah,

Certain sorts of college.

masuk ke suatu jenis perguruan tinggi.

I don't mean you shouldn't go, but not everybody needs to go,

Saya tidak bilang bahwa anda tidak usah kuliah, tapi tidak semua orang perlu pergi,

or go now.

dan tidak semua orang perlu pergi sekarang.

Maybe they go later, not right away.

Mungkin mereka pergi belakangan, tidak langsung.

And I was up in San Francisco a while ago doing a book signing.

Dan saya berada di San Fransisco beberapa waktu yang lalu

menandatangani buku.

There was this guy buying a book, he was in his 30s.

Ada satu orang ini yang membeli satu buku, dan usianya sekitar 30an.

I said, "What do you do?"

Dan saya bertanya, "Apa pekerjaan anda?"

And he said, "I'm a fireman."

Dan dia berkata, "Saya pemadam kebakaran."

I asked, "How long have you been a fireman?"

Dan saya bertanya, "Berapa lama anda telah menjadi pemadam kebakaran?"

"Always. I've always been a fireman."

Dia berkata, "Selalu, saya selalu menjadi pemadam kebakaran."

Dan saya bertanya lagi, "Oke, sejak kapan anda memutuskan hal itu?"

"Well, when did you decide?" He said, "As a kid.

Dia berkata, "Sejak kecil." Dia berkata, "Sebetulnya, itu menjadi masalah untuk saya di sekolah,

Actually, it was a problem for me at school,

because at school, everybody wanted to be a fireman."

karena di sekolah, semua orang mau menjadi pemadam kebakaran."

(Laughter)

Dia berkata, "Tapi saya benar-benar mau menjadi pemadam kebakaran."

He said, "But I wanted to be a fireman."

Dan dia berkata, "Ketika saya hampir lulus,

And he said, "When I got to the senior year of school,

my teachers didn't take it seriously.

guru-guru saya tidak menganggap saya serius.

This one teacher didn't take it seriously.

Ada satu guru ini yang tidak menganggap saya serius.

He said I was throwing my life away

Dia bilang saya membuang hidup saya

if that's all I chose to do with it;

jika saya hanya memilih untuk menjadi pemadam kebakaran,

that I should go to college, I should become a professional person,

bahwa saya harus kuliah, saya harus menjadi seorang profesional,

that I had great potential

bahwa saya punya potensi yang besar,

and I was wasting my talent to do that."

dan saya membuang bakat saya jika saya menjadi pemadam kebakaran."

He said, "It was humiliating.

Dan dia berkata, "Itu sangatlah memalukan karena

It was in front of the whole class and I felt dreadful.

dia berkata itu di depan kelas, dan saya benar-benar merasa terpukul.

But it's what I wanted, and as soon as I left school,

Tapi itu adalah apa yang saya inginkan, dan begitu saya lulus sekolah,

I applied to the fire service and I was accepted.

saya melamar menjadi pemadam kebakaran dan saya diterima."

You know, I was thinking about that guy recently,

Dan dia berkata, "Anda tahu, saya berpikir tentang guru saya itu barusan,

just a few minutes ago when you were speaking, about this teacher,

beberapa menit yang lalu ketika anda sedang berbicara, mengenai guru ini,"

because six months ago, I saved his life."

dia berkata, "karena enam bulan yang lalu,

saya menyelamatkan hidupnya."

(Laughter)

(Tawa)

Dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil,

He said, "He was in a car wreck, and I pulled him out, gave him CPR,

dan saya menariknya keluar, memberikan pernapasan buatan,

and I saved his wife's life as well."

dan saya menyelamatkan nyawa istrinya juga."

He said, "I think he thinks better of me now."

Dia berkata, "Saya rasa dia lebih menganggap baik saya sekarang."

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

You know, to me,

Anda tahu, bagi saya,

human communities depend upon a diversity of talent,

komunitas masyarakat tergantung kepada

diversitas dari bakat,

not a singular conception of ability.

bukannya konsepsi tunggal dari kemampuan.

And at the heart of our challenges --

Dan di tengah dari tantangan kita --

(Applause)

(Tepuk tangan)

At the heart of the challenge

Dan di tengah tantangan kita

is to reconstitute our sense of ability and of intelligence.

adalah untuk menyusun kembali pandangan kita tentang kemampuan

dan tentang kepandaian.

This linearity thing is a problem.

Linearitas ini adalah sebuah masalah.

Ketika saya tiba di L.A. (Los Angeles)

When I arrived in L.A. about nine years ago,

sekitar sembilan tahun yang lalu,

I came across a policy statement --

Saya menjumpai sebuah kalimat di kebijakan

yang niatnya baik,

very well-intentioned --

which said, "College begins in kindergarten."

yang bertuliskan, "Kuliah dimulai di taman kanak-kanak (TK)."

No, it doesn't.

Tidaklah benar.

(Laughter)

(Tawa)

It doesn't.

Sama sekali tidak benar.

If we had time, I could go into this, but we don't.

Kalau kita punya waktu, saya dapat menjelaskannya lebih dalam, tapi kita tidak punya waktu.

(Laughter)

(Tawa)

Kindergarten begins in kindergarten.

TK dimulai di TK.

(Laughter)

(Tawa)

Seorang teman saya pernah bilang,

A friend of mine once said,

"A three year-old is not half a six year-old."

"Kamu tahu, seorang anak tiga tahun bukanlah separuh yang usianya enam tahun"

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

They're three.

Mereka tiga tahun.

But as we just heard in this last session,

Tapi seperti yang kita baru saja dengan di sesi sebelumnya,

there's such competition now to get into kindergarten --

ada kompetisi yang demikian sekarang ini untuk dapat masuk TK,

to get to the right kindergarten --

untuk dapat masuk ke TK yang benar,

that people are being interviewed for it at three.

bahwa orang-orang diwawancarai untuk itu pada usia tiga tahun.

Anak-anak duduk di depan panel yang tidak terkesan,

Kids sitting in front of unimpressed panels,

anda tahu, dengan resume mereka,

you know, with their resumes --

(Laughter)

(Tawa)

Flicking through and saying, "What, this is it?"

membolak-balik dan berkata, "Apa? Hanya ini saja?"

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

"You've been around for 36 months, and this is it?"

"Anda telah ada selama 36 bulan, dan hanya ini saja?"

(Laughter)

(Tawa)

"You've achieved nothing -- commit.

"Anda tidak punya prestasi apa-apa.

(Laughter)

Spent the first six months breastfeeding, I can see."

Yang saya bisa lihat, anda menghabiskan enam bulan pertama hanya menyusu."

(Laughter)

(Tawa)

See, it's outrageous as a conception.

Lihat, sebagai konsep itu adalah sangat konyol, tapi orang-orang tertarik dengan itu.

The other big issue is conformity.

Masalah besar lainnya adalah mengenai konformitas.

We have built our education systems on the model of fast food.

Kita telah membangun sistem pendidikan kita

dengan model makanan cepat saji.

This is something Jamie Oliver talked about the other day.

Ini juga adalah sesuatu yang Jamie Oliver bahas beberapa hari yang lalu.

There are two models of quality assurance in catering.

Anda tahu ada dua model untuk menjamin kualitas dalam katering.

Satu adalah makanan cepat saji,

One is fast food, where everything is standardized.

di mana semuanya standar.

The other is like Zagat and Michelin restaurants,

Yang satunya lagi adalah seperti restoran-restoran Zagat dan Michelin.

where everything is not standardized,

di mana semuanya tidak terstandardisasi,

they're customized to local circumstances.

mereka disesuaikan dengan keadaan lokal.

And we have sold ourselves into a fast-food model of education,

Dan kita telah menjual diri kita ke dalam model cepat saji pendidikan.

and it's impoverishing our spirit and our energies

Dan ini menghabiskan energi dan menguras semangat kita

as much as fast food is depleting our physical bodies.

sama seperti makanan cepat saji menguras tubuh fisik kita.

(Tepuk tangan)

(Applause)

Saya rasa kita harus menyadari beberapa hal di sini.

We have to recognize a couple of things here.

Satu adalah bahwa bakat manusia sungguhlah sangat beragam.

One is that human talent is tremendously diverse.

People have very different aptitudes.

Orang-orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda.

I worked out recently that I was given a guitar as a kid

Saya baru tahu baru-baru ini bahwa

saya diberikan gitar ketika saya masih kecil

at about the same time that Eric Clapton got his first guitar.

kurang lebih pada usia yang sama Eric Clapton mendapatkan gitar pertamanya.

(Laughter)

It worked out for Eric, that's all I'm saying.

Anda tahu, Eric berhasil, hanya itu saja yang saya bisa katakan.

(Laughter)

(Tawa)

In a way --

Bisa dibilang, saya tidak berhasil.

it did not for me.

I could not get this thing to work

Saya tidak dapat membuat benda ini untuk bekerja

no matter how often or how hard I blew into it.

tidak peduli betapa sering dan betapa kuatnya saya meniupnya.

It just wouldn't work.

Tidak bisa jalan.

(Laughter)

Tapi bukan hanya tentang itu.

But it's not only about that.

It's about passion.

Juga mengenai antusiasme.

Often, people are good at things they don't really care for.

Seringkali, orang-orang mahir di bidang yang tidak mereka pedulikan.

Itu mengenai antusiasme,

It's about passion,

and what excites our spirit and our energy.

dan yang merangsang semangat dan energi kita.

And if you're doing the thing that you love to do, that you're good at,

Dan jika anda melakukan hal yang anda cintai, di bidang yang anda mahir,

time takes a different course entirely.

waktu akan berjalan dengan cara yang benar-benar berbeda.

My wife's just finished writing a novel,

Istri saya baru saja selesai menulis sebuah novel,

and I think it's a great book,

dan saya pikir itu adalah buku yang bagus,

but she disappears for hours on end.

tapi dia menghilang selama berjam-jam.

You know this, if you're doing something you love,

Anda tahu ini, jika anda melakukan sesuatu yang anda cintai,

an hour feels like five minutes.

satu jam terasa seperti lima menit.

If you're doing something that doesn't resonate with your spirit,

Jika anda melakukan sesuatu yang tidak menggetarkan jiwa anda,

lima menit akan terasa seperti satu jam.

five minutes feels like an hour.

And the reason so many people are opting out of education

Dan alasan utama begitu banyak orang memilih keluar dari pendidikan

is because it doesn't feed their spirit,

adalah karena itu tidak memberikan mereka semangat,

it doesn't feed their energy or their passion.

itu tidak memberikan energi dan antusiasme bagi mereka.

Jadi saya rasa kita harus mengubah metaforanya.

So I think we have to change metaphors.

We have to go from what is essentially an industrial model of education,

Kita harus beranjak dari apa yang pada dasarnya sebuah model industri dari pendidikan,

sebuah model manufaktur,

a manufacturing model,

which is based on linearity and conformity and batching people.

yang didasari oleh linearitas

dan konformitas dan mengelompokkan orang.

We have to move to a model

Kita harus bergerak menuju sebuah model

that is based more on principles of agriculture.

yang didasari lebih kepada prinsip-prinsip agrikultur.

We have to recognize

Kita harus menyadari bahwa perkembangan manusia

that human flourishing is not a mechanical process;

bukanlah sebuah proses mekanik,

it's an organic process.

melainkan proses organik.

And you cannot predict the outcome of human development.

Dan kita tidak dapat memprediksi hasil dari perkembangan manusia;

yang dapat kita lakukan hanyalah, layaknya petani,

All you can do, like a farmer, is create the conditions

menciptakan kondisi di mana

under which they will begin to flourish.

mereka dapat berkembang.

So when we look at reforming education and transforming it,

Jadi ketika kita melihat reformasi pendidikan dan transformasinya,

it isn't like cloning a system.

itu bukanlah seperti menggandakan sistem.

There are great ones, like KIPP's; it's a great system.

Ada banyak yang bagus seperti KIPP, itu adalah sistem yang hebat.

There are many great models.

Ada banyak sekali model yang hebat.

It's about customizing to your circumstances

Ini adalah tentang menyesuaikan dengan keadaan anda,

and personalizing education to the people you're actually teaching.

dan mempersonalisasikan pendidikan

kepada orang-orang yang anda ajari.

And doing that, I think, is the answer to the future

Dan hal ini, saya rasa

adalah jawaban untuk masa depan

because it's not about scaling a new solution;

karena ini bukanlah mengenai membuat sebuah solusi baru;

it's about creating a movement in education

namun menciptakan sebuah gerakan dalam pendidikan

in which people develop their own solutions,

di mana orang-orang dapat mengembangkan solusi-solusi mereka sendiri,

but with external support based on a personalized curriculum.

namun dengan bantuan dari luar yang didasari oleh kurikulum yang terpersonalisasi.

Now in this room,

Sekarang, di ruangan ini,

there are people who represent extraordinary resources in business,

ada orang-orang yang mewakili

sumber daya yang luar biasa di bidang bisnis,

in multimedia, in the Internet.

di multimedia, di internet.

These technologies,

Teknologi-teknologi ini,

combined with the extraordinary talents of teachers,

digabungkan dengan bakat luar biasa dari guru-guru,

provide an opportunity to revolutionize education.

menyediakan kesempatan untuk merevolusikan pendidikan.

And I urge you to get involved in it

Dan saya mengajak anda untuk terlibat di dalamnya

karena ini sangat penting, bukan hanya untuk diri kita sendiri,

because it's vital, not just to ourselves, but to the future of our children.

tapi juga untuk masa depan anak-anak kita.

But we have to change from the industrial model

Namun kita harus berpindah dari model industri

ke model agrikultur,

to an agricultural model,

where each school can be flourishing tomorrow.

di mana tiap sekolah dapat berkembang besok.

That's where children experience life.

Di sanalah anak-anak mengalami hidup.

Or at home, if that's what they choose,

Atau di rumah, jika di sanalah mereka memilih untuk belajar

to be educated with their families or friends.

dengan keluarga atau teman-temannya.

There's been a lot of talk about dreams over the course of these few days.

Sudah ada banyak ceramah tentang impian

selama beberapa hari ini.

And I wanted to just very quickly --

Dan saya ingin dengan cepat --

I was very struck by Natalie Merchant's songs last night,

Saya sangat terkesan dengan lagu Natalie Merchant semalam,

recovering old poems.

menemukan puisi lama.

I wanted to read you a quick, very short poem

Saya ingin membacakan anda sepotong pendek puisi

from W. B. Yeats, who some of you may know.

dari W.B. Yeats, yang beberapa di antara kalian mungkin kenal.

He wrote this to his love, Maud Gonne,

Dia menulis ini untuk kekasihnya,

Maud Gonne,

and he was bewailing the fact

dan dia meratapi kenyataan bahwa

that he couldn't really give her what he thought she wanted from him.

dia tidak dapat memberikan kekasihnya apa yang dia pikir kekasihnya inginkan.

And he says, "I've got something else, but it may not be for you."

Jadi dia berkata, "Saya punya sesuatu yang lain, tapi mungkin itu bukan tidak cocok buatmu."

He says this:

Dia berkata begini:

"Had I the heavens' embroidered cloths,

Jikalau aku mempuyai kain sulaman surgawi,

Enwrought with gold and silver light,

yang ditenun dari emas

dan cahaya keperakan,

The blue and the dim and the dark cloths

Birunya dan remangnya

dan kain gelap

Of night and light and the half-light,

layaknya malam, dan terang, dan setengah terang,

aku kan menebarkan kain-kain itu di bawah kakimu;

I would spread the cloths under your feet:

Tapi aku, seorang miskin,

But I, being poor, have only my dreams;

hanya punya mimpiku;

I have spread my dreams under your feet;

Maka aku menebarkan mimpi-mimpiku di bawah kakimu;

Tapaklah dengan lembut

Tread softly

because you tread on my dreams."

karena engkau menapaki mimpi-mimpiku."

And every day, everywhere,

Dan setiap hari, di mana saja,

our children spread their dreams beneath our feet.

anak-anak kita menebar mimpi-mimpi mereka di bawah kaki kita.

And we should tread softly.

Dan kita haruslah menapak dengan lembut.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you very much.

(Applause)

Thank you.

(Applause)

Terima kasih banyak.