Science can answer moral questions | Sam Harris

Translator: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo Reviewer: Yolanda Raintina

Hari ini saya akan membahas tentang

hubungan antara sains dan nilai kemanusiaan.

Kini hal umum yang dipahami bahwa

pertanyaan moralitas --

pertanyaan tentang ‘baik dan jahat’, ‘benar dan salah’ --

I'm going to speak today about the relationship

adalah pertanyaan yang tak bisa dijawab oleh sains.

between science and human values.

Ada anggapan bahwa sains bisa membantu kita

Now, it's generally understood that

mendapatkan apa yang kita hargai,

questions of morality --

tetapi bukan apa yang seharusnya kita hargai.

questions of good and evil and right and wrong --

Lantas, kebanyakan orang di sini

are questions about which science officially has no opinion.

berpikir bahwa sains tak akan pernah menjawab

It's thought that science can help us

pertanyaan terpenting dalam hidup manusia:

get what we value,

seperti, “Kehidupan apa yang layak dijalani?”

but it can never tell us what we ought to value.

“Apa yang layak diperjuangkan?”

And, consequently, most people -- I think most people

“Apa yang menjadikan hidup indah?”

probably here -- think that science will never answer

Jadi, saya berargumen

bahwa ini adalah sebuah ilusi --

the most important questions in human life:

pemisahan antara sains dan nilai kemanusiaan adalah ilusi --

questions like, "What is worth living for?"

sebuah ilusi yang cukup berbahaya

"What is worth dying for?"

di dalam sejarah manusia.

"What constitutes a good life?"

Sains sering dianggap

So, I'm going to argue

tak bisa memberi kita landasan moralitas dan nilai kemanusiaan

that this is an illusion -- that the separation between

science and human values is an illusion --

karena sains menguraikan fakta,

and actually quite a dangerous one

sedangkan fakta dan nilai adalah dua dimensi yang berbeda.

at this point in human history.

Now, it's often said that science

Sering dianggap bahwa

tidak ada deskripsi tentang cara kerja dunia

cannot give us a foundation for morality and human values,

because science deals with facts,

yang bisa memberi tahu kita bagaimana dunia seharusnya bekerja.

and facts and values seem to belong to different spheres.

Namun, saya kira ini jelas tidak benar.

Nilai adalah suatu fakta jenis tertentu.

It's often thought that there's no description

of the way the world is

Nilai adalah fakta tentang kesejahteraan makhluk hidup.

that can tell us how the world ought to be.

Mengapa kita tak punya kewajiban etis terhadap bebatuan?

But I think this is quite clearly untrue.

Values are a certain kind of fact.

Mengapa kita tak berbelas kasih kepada bebatuan?

Sebab bebatuan tak bisa menderita.

They are facts about the well-being of conscious creatures.

Jika kita lebih peduli kepada sesama primata daripada serangga,

Why is it that we don't have ethical obligations toward rocks?

yang mana memang benar,

ini karena kita berpikir bahwa mereka lebih bisa merasakan

Why don't we feel compassion for rocks?

kebahagiaan dan penderitaan.

It's because we don't think rocks can suffer. And if we're more

Hal yang penting untuk diperhatikan

concerned about our fellow primates

ini adalah sebuah klaim faktual:

than we are about insects, as indeed we are,

Kita bisa benar atau salah.

it's because we think they're exposed to a greater range

Jika kita keliru tentang hubungan antara kompleksitas biologis

of potential happiness and suffering.

dan kemungkinan perasaan,

Now, the crucial thing to notice here

maka kita bisa salah tentang kehidupan serangga.

is that this is a factual claim:

Tidak ada ide,

This is something that we could be right or wrong about. And if we

have misconstrued the relationship between biological complexity

tidak ada versi moralitas manusia

and the possibilities of experience

dan nilai kemanusiaan yang pernah saya temui

well then we could be wrong about the inner lives of insects.

yang pada akhirnya tidak bermuara

And there's no notion,

pada kekhawatiran akan pengalaman kesadaran

dan kemungkinan perubahannya.

no version of human morality

Meskipun jika Anda mendapatkan nilai-nilai dari agama,

and human values that I've ever come across

meskipun jika Anda pikir ‘baik dan jahat’ terhubung

that is not at some point reducible

dengan kondisi sehabis kematian --

to a concern about conscious experience

entah dengan kebahagiaan abadi bersama Tuhan

and its possible changes.

atau siksaan abadi di neraka --

Even if you get your values from religion,

Anda masih mempertimbangkan kesadaran dan perubahannya.

even if you think that good and evil ultimately

Pernyataan jika perubahan ini bisa melampaui kematian

relate to conditions after death --

either to an eternity of happiness with God

dengan sendirinya adalah klaim faktual,

yang mana, tentu, bisa benar atau salah.

or an eternity of suffering in hell --

you are still concerned about consciousness and its changes.

Terkaitan dengan syarat kesejahteraan

untuk manusia dalam hidup ini,

And to say that such changes can persist after death

kita tahu bahwa ada kaitan untuk fakta-fakta ini.

is itself a factual claim,

Kita tahu bahwa tinggal di negara gagal itu memungkinkan,

which, of course, may or may not be true.

tempat di mana banyak hal menjadi salah --

Now, to speak about the conditions of well-being

tempat ibu tak bisa memberi makan anaknya,

in this life, for human beings,

tempat orang asing tak bisa berkolaborasi dengan damai,

we know that there is a continuum of such facts.

We know that it's possible to live in a failed state,

tempat orang dibunuh tanpa pandang bulu.

where everything that can go wrong does go wrong --

Kita tahu betapa mungkinnya untuk bergerak di rangkaian ini

where mothers cannot feed their children,

menuju sesuatu yang lebih ideal,

where strangers cannot find the basis for peaceful collaboration,

menuju tempat di mana konferensi seperti ini bisa diadakan.

where people are murdered indiscriminately.

Kita tahu -- kita tahu --

And we know that it's possible to move along this continuum

bahwa ada jawaban benar dan salah

towards something quite a bit more idyllic,

untuk bergerak di ruang ini.

to a place where a conference like this is even conceivable.

Apakah menambahkan kolera ke air sebuah ide bagus?

And we know -- we know --

Mungkin tidak.

that there are right and wrong answers

Apakah bagus jika semua orang bersikap sinis,

to how to move in this space.

agar saat hal buruk terjadi,

Would adding cholera to the water be a good idea?

mereka langsung menyalahkan tetangga?

Mungkin tidak.

Ada kebenaran yang perlu diketahui

Probably not.

tentang cara komunitas manusia berkembang,

Would it be a good idea for everyone to believe in the evil eye,

entah kita memahaminya atau tidak.

so that when bad things happened to them

Moralitas berhubungan dengan kebenaran ini.

they immediately blame their neighbors? Probably not.

Jadi, membahas nilai-nilai, itu sama dengan membahas fakta.

There are truths to be known

about how human communities flourish,

Tentu, situasi kita di dunia bisa dipahami dalam banyak level --

whether or not we understand these truths.

dari level genom

And morality relates to these truths.

hingga sistem ekonomi

dan susunan politik.

So, in talking about values we are talking about facts.

Jika membahas kesejahteraan manusia,

kita sejatinya membahas otak manusia.

Now, of course our situation in the world can be understood at many levels --

Karena kita tahu bahwa semua pengalaman kita di dunia

from the level of the genome

on up to the level of economic systems

direalisasikan di dalam otak --

and political arrangements.

apapun yang terjadi setelah kematian.

But if we're going to talk about human well-being

Bahkan jika si pelaku bom bunuh diri mendapatkan 72 perawan di akhirat,

we are, of necessity, talking about the human brain.

Because we know that our experience of the world and of ourselves within it

di kehidupan ini, kepribadiannya --

is realized in the brain --

kepribadiannya yang malang --

whatever happens after death.

adalah produk dari otaknya.

Even if the suicide bomber does get 72 virgins in the afterlife,

Jadi, kontribusi dari budaya --

jika budaya mengubah kita, yang mana memang benar,

in this life, his personality --

budaya melakukannya dengan mengubah otak kita.

his rather unfortunate personality --

Jadi, apa pun variasi budaya yang ada

is the product of his brain.

tentang cara manusia berkembang

So the contributions of culture --

setidaknya pada prinsipnya,

dapat dipahami dalam konteks pemikiran saintifik yang matang --

if culture changes us, as indeed it does,

it changes us by changing our brains.

ilmu saraf, psikologi, dll.

And so therefore whatever cultural variation there is

Jadi, argumen saya adalah

in how human beings flourish

nilai-nilai akan bermuara pada fakta --

can, at least in principle, be understood

fakta tentang pengalaman sadar

in the context of a maturing science of the mind --

milik makhluk sadar.

neuroscience, psychology, etc.

Maka, kita bisa membayangkan sebuah ruang

So, what I'm arguing is that

bagi perubahan yang bisa dialami oleh makhluk tersebut.

value's reduced to facts --

Saya menyebutnya lanskap moral,

to facts about the conscious experience

of conscious beings.

dengan puncak dan lembah yang menggambarkan

perbedaan kesejahteraan para makhluk sadar,

And we can therefore visualize a space

baik pribadi maupun kolektif.

of possible changes in the experience of these beings.

Hal yang perlu diperhatikan adalah

kemungkinan adanya kondisi kesejahteraan manusia

And I think of this as kind of a moral landscape,

yang jarang kita akses, yang sedikit diakses.

with peaks and valleys that correspond

to differences in the well-being of conscious creatures,

Kondisi ini menunggu ditemukan.

Mungkin beberapa kondisi ini bisa disebut

both personal and collective.

mistis atau spiritual.

And one thing to notice is that perhaps

Mungkin ada kondisi lain yang tak bisa kita akses

there are states of human well-being

that we rarely access, that few people access.

karena struktur pikiran kita,

tetapi bisa diakses oleh entitas dengan pikiran lain.

And these await our discovery.

Perhaps some of these states can be appropriately called

Saya harus memperjelas maksud saya.

mystical or spiritual.

Saya tak mengatakan bahwa sains dijamin akan memetakan ruang ini,

Perhaps there are other states that we can't access

because of how our minds are structured

atau kita akan memiliki jawaban ilmiah

but other minds possibly could access them.

untuk setiap pertanyaan moral yang ada.

Saya tak berpikir bahwa suatu hari nanti

Now, let me be clear about what I'm not saying. I'm not saying

Anda akan berkonsultasi kepada komputer super

that science is guaranteed to map this space,

tentang kelahiran anak kedua,

atau tentang rencana pengeboman fasilitas nuklir Iran,

or that we will have scientific answers to every

conceivable moral question.

atau tentang perhitungan biaya TED sebagai pengeluaran bisnis.

I don't think, for instance, that you will one day consult

a supercomputer to learn whether you should have a second child,

(Tawa)

Jika pertanyaan memengaruhi kesejahteraan manusia,

or whether we should bomb Iran's nuclear facilities,

maka ada jawabannya, entah bisa ditemukan atau tidak.

Dengan mengakui ini --

or whether you can deduct the full cost of TED as a business expense.

mengakui bahwa ada jawaban benar dan salah

tentang cara manusia berkembang --

(Laughter)

akan mengubah cara kita membahas moralitas,

But if questions affect human well-being

dan mengubah ekspektasi kita

then they do have answers, whether or not we can find them.

akan kooperasi manusia di masa depan.

And just admitting this --

just admitting that there are right and wrong answers

Contohnya, ada 21 negara bagian di AS

to the question of how humans flourish --

will change the way we talk about morality,

yang melegalkan hukuman fisik di dalam kelas,

and will change our expectations

yang mengizinkan guru untuk memukul anak dengan tongkat kayu

of human cooperation in the future.

For instance, there are 21 states in our country

dan membuat kulit mereka memar, lecet, dan rusak.

where corporal punishment in the classroom is legal,

Ratusan ribu anak-anak, kebetulan,

where it is legal for a teacher to beat a child with a wooden board, hard,

mengalami ini tiap tahunnya.

Lokasi distrik “tercerahkan” ini tak akan mengagetkan Anda.

and raising large bruises and blisters and even breaking the skin.

Kita tak membicarakan Connecticut.

And hundreds of thousands of children, incidentally,

Secara eksplisit, alasan di balik perilaku ini sangatlah religius.

are subjected to this every year.

The locations of these enlightened districts, I think, will fail to surprise you.

Sang pencipta alam semesta

berkata untuk tidak menyimpan tongkat kayu

agar anak-anak tidak dimanja --

We're not talking about Connecticut.

ini ada di Kitab Amsal 13 dan 20, dan saya kira 23.

And the rationale for this behavior is explicitly religious.

Namun, kita bisa bertanya:

The creator of the universe himself

Secara umum, apakah ini sebuah ide bagus

has told us not to spare the rod,

lest we spoil the child --

untuk memberikan anak-anak rasa sakit,

this is in Proverbs 13 and 20, and I believe, 23.

kekejaman dan penghinaan publik

But we can ask the obvious question:

sebagai cara mendorong perkembangan emosi yang sehat

Is it a good idea, generally speaking,

dan perilaku baik?

(Tawa)

Apakah ada keraguan

to subject children to pain

and violence and public humiliation

bahwa pertanyaan ini punya jawaban

yang penting?

as a way of encouraging healthy emotional development

and good behavior?

Kebanyakan dari Anda mungkin khawatir

(Laughter)

bahwa konsep kesejahteraan itu sangat abu-abu,

Is there any doubt

dan tampaknya bisa selalu ditafsirkan ulang dengan berbeda.

that this question has an answer,

Jadi, bagaimana mungkin bisa

and that it matters?

ada sebuah konsep objektif tentang kesejahteraan?

Now, many of you might worry

Bayangkan dengan analogi, konsep kesehatan fisik.

that the notion of well-being is truly undefined,

Konsep kesehatan fisik tidak punya arti jelas.

and seemingly perpetually open to be re-construed.

Seperti kata Michael Specter, konsep ini telah berubah.

And so, how therefore can there be an

objective notion of well-being?

Ketika patung ini diukir,

usia harapan hidup rata-rata mungkin adalah 30 tahun.

Well, consider by analogy, the concept of physical health.

Kini sekitar usia 80 di negara maju.

The concept of physical health is undefined.

Mungkin akan tiba waktu saat kita mengotak-atik genom

As we just heard from Michael Specter, it has changed over the years.

hingga ketidakmampuan untuk berlari maraton

When this statue was carved

the average life expectancy was probably 30.

pada usia 200 akan dianggap sebagai sebuah cacat parah.

It's now around 80 in the developed world.

Orang-orang mengirimkan donasi untuk Anda di kondisi itu.

There may come a time when we meddle with our genomes

(Tawa)

in such a way that not being able to run a marathon

Perhatikan bahwa konsep “kesehatan”

at age 200 will be considered a profound disability.

yang sangat terbuka untuk revisi

People will send you donations when you're in that condition.

tidak menjadikannya hampa.

Perbedaan antara seseorang yang sehat

(Laughter)

Notice that the fact that the concept of health

dan seseorang yang wafat

itu sama jelasnya dengan perbedaan yang kita buat di sains.

is open, genuinely open for revision,

does not make it vacuous.

Hal penting lain yaitu banyaknya puncak di lanskap moral:

The distinction between a healthy person

Mungkin ada banyak cara ekuivalen untuk berkembang;

and a dead one

is about as clear and consequential as any we make in science.

mungkin ada cara lain untuk mengatur masyarakat

agar manusia dapat berkembang secara optimal.

Mengapa ini tidak membahayakan

Another thing to notice is there may be many peaks on the moral landscape:

moralitas objektif?

There may be equivalent ways to thrive;

Bayangkan tentang cara kita membahas makanan:

there may be equivalent ways to organize a human society

Saya tak akan tergoda untuk berdebat dengan Anda

so as to maximize human flourishing.

Now, why wouldn't this

bahwa hanya ada satu makanan sehat.

undermine an objective morality?

Jelas ada banyak bahan

yang merupakan makanan sehat.

Well think of how we talk about food:

Namun, ada perbedaan jelas

antara makanan dan racun.

I would never be tempted to argue to you

Fakta bahwa ada banyak jawaban benar

that there must be one right food to eat.

pada pertanyaan, “Apa itu makanan?”

There is clearly a range of materials

tidak membuat kita menyatakan

that constitute healthy food.

But there's nevertheless a clear distinction

tidak ada kebenaran untuk diketahui tentang nutrisi manusia.

between food and poison.

The fact that there are many right answers

Kebanyakan orang khawatir

to the question, "What is food?"

bahwa moralitas universal akan memerlukan

does not tempt us

pedoman moral tanpa pengecualian.

to say that there are no truths to be known about human nutrition.

Jadi, jika berbohong sangatlah salah,

maka berbohong itu selalu salah,

Many people worry

dan jika Anda bisa menemukan pengecualian,

that a universal morality would require

maka tidak ada kebenaran moral.

moral precepts that admit of no exceptions.

Mengapa kita berpikir begitu?

Bayangkan, dengan analogi, permainan catur.

So, for instance, if it's really wrong to lie,

it must always be wrong to lie,

Jika Anda ingin bermain catur dengan baik,

and if you can find an exception,

prinsip seperti, “Jangan kehilangan Ratu,”

well then there's no such thing as moral truth.

sangat bagus untuk diikuti.

Namun, tentu ada beberapa pengecualian.

Why would we think this?

Ada saat ketika kehilangan Ratu adalah langkah yang cemerlang.

Consider, by analogy, the game of chess.

Ada saat ketika itu adalah satu-satunya hal baik untuk dilakukan.

Now, if you're going to play good chess,

a principle like, "Don't lose your Queen,"

Namun, catur adalah domain objektivitas sempurna.

is very good to follow.

But it clearly admits some exceptions.

Fakta bahwa adanya pengecualian di sini

There are moments when losing your Queen is a brilliant thing to do.

tidak mengubahnya sama sekali.

There are moments when it is the only good thing you can do.

Ini membawa kita ke gerak-gerik

And yet, chess is a domain of perfect objectivity.

yang sering diambil orang-orang di dalam bidang moral.

The fact that there are exceptions here does not

Pikirkan sebuah masalah besar, yaitu tubuh wanita:

change that at all.

Apa yang harus dilakukan?

Now, this brings us to the sorts of moves

Inilah satu hal yang bisa Anda lakukan:

that people are apt to make in the moral sphere.

Anda bisa menutupi mereka.

Secara umum, posisi komunitas intelektual kita adalah

Consider the great problem of women's bodies:

meskipun kita tidak menyukai ini,

What to do about them?

kita mungkin menganggapnya “salah”

Well this is one thing you can do about them:

di Boston atau Palo Alto,

You can cover them up.

tapi siapakah kita untuk berkata

Now, it is the position, generally speaking, of our intellectual community

bahwa tindakan para warga budaya kuno

that while we may not like this,

yang memaksa istri dan anak perempuan mereka

we might think of this as "wrong"

untuk tinggal di dalam karung kain itu salah?

in Boston or Palo Alto,

Siapakah kita untuk berkata bahwa mereka salah

who are we to say

untuk memukuli mereka dengan kabel baja,

that the proud denizens of an ancient culture

atau melempar asam baterai ke wajah mereka

are wrong to force their wives and daughters

jika menolak keistimewaan untuk ditutupi seperti ini?

to live in cloth bags?

Siapakah kita untuk tidak mengatakan ini?

And who are we to say, even, that they're wrong

Siapakah kita untuk berpura-pura

to beat them with lengths of steel cable,

bahwa kita tahu sangat sedikit tentang kesejahteraan manusia

or throw battery acid in their faces

if they decline the privilege of being smothered in this way?

hingga kita tak boleh menghakimi praktik seperti ini?

Well, who are we not to say this?

Saya tak berbicara tentang pemakaian kerudung secara sukarela --

Who are we to pretend

that we know so little about human well-being

perempuan bebas memakai apa pun yang ia mau, setahu saya.

Namun, apakah arti “sukarela”

that we have to be non-judgmental about a practice like this?

di komunitas di mana

ketika seorang wanita diperkosa,

I'm not talking about voluntary wearing of a veil --

reaksi pertama si ayah umumnya

women should be able to wear whatever they want, as far as I'm concerned.

seringnya adalah untuk membunuh si putri karena rasa malu?

But what does voluntary mean

in a community where,

Sejenak, izinkan fakta itu meledak di otak Anda:

when a girl gets raped,

her father's first impulse,

rather often, is to murder her out of shame?

Anak perempuan Anda diperkosa,

dan yang ingin Anda lakukan adalah membunuhnya.

Just let that fact detonate in your brain for a minute:

Apa kemungkinan hal tersebut mewakili

Your daughter gets raped,

puncak perkembangan manusia?

and what you want to do is kill her.

Dengan ini, saya tidak mengatakan

What are the chances that represents

bahwa kita punya solusi sempurna di masyarakat kita.

a peak of human flourishing?

Contohnya,

inilah rasanya menghampiri kios koran

hampir di mana pun di dunia beradab.

Now, to say this is not to say that we have got the

Untuk banyak pria,

perfect solution in our own society.

mungkin diperlukan sarjana filosofi untuk melihat kesalahan gambar ini.

(Tawa)

For instance,

this is what it's like to go to a newsstand almost anywhere

Namun, jika kita dalam suasana reflektif,

in the civilized world.

kita bisa bertanya,

Now, granted, for many men

“Apakah ini ekspresi sempurna

it may require a degree in philosophy to see something wrong with these images.

dari keseimbangan psikologis

(Laughter)

dari variabel seperti kaum muda, kecantikan, dan tubuh wanita?”

But if we are in a reflective mood,

Apakah ini lingkungan yang optimal

we can ask,

untuk membesarkan anak-anak kita?

"Is this the perfect expression

Mungkin tidak.

of psychological balance

Mungkin ada sebuah titik di spektrum

with respect to variables like youth and beauty and women's bodies?"

di antara kedua ekstrem ini

I mean, is this the optimal environment

yang mewakili tempat yang lebih seimbang.

in which to raise our children?

(Tepuk tangan)

Probably not. OK, so perhaps there's some place

on the spectrum

between these two extremes

Mungkin ada banyak tempat seperti ini --

that represents a place of better balance.

lagi, adanya perubahan lain dalam budaya manusia

(Applause)

membawa banyak puncak di lanskap moral.

Namun, perlu diperhatikan bahwa

ada banyak sekali cara untuk tidak berada di puncak.

Perhaps there are many such places --

again, given other changes in human culture

Ironisnya, dari perspektif saya,

yaitu orang-orang yang umumnya setuju dengan saya

there may be many peaks on the moral landscape.

But the thing to notice is that there will be

berpikir bahwa ada jawaban benar dan salah kepada pertanyaan moral

many more ways not to be on a peak.

adalah penggerak religius dalam satu bentuk atau lainnya.

Tentu, mereka kira mereka punya jawaban benar

Now the irony, from my perspective,

is that the only people who seem to generally agree with me

karena mereka mendapatkannya dari sebuah suara dalam angin puyuh,

and who think that there are right and wrong answers to moral questions

bukan karena mereka telah menganalisis

are religious demagogues of one form or another.

faktor di balik kesejahteraan manusia dan hewan.

And of course they think they have right answers to moral questions

Faktanya, bertahannya agama

because they got these answers from a voice in a whirlwind,

sebagai cara orang memandang pertanyaan moral

not because they made an intelligent analysis of the causes

telah memisahkan kebanyakan perbincangan moral

and condition of human and animal well-being.

dari pertanyaan yang nyata tentang penderitaan manusia dan hewan.

In fact, the endurance of religion

Inilah mengapa kita menghabiskan waktu

as a lens through which most people view moral questions

untuk membahas perkawinan gay

dan tidak membahas genosida atau pengembangan nuklir

has separated most moral talk

from real questions of human and animal suffering.

atau kemiskinan atau isu berdampak besar lainnya.

This is why we spend our time

Namun, para penggerak itu benar tentang satu hal:

talking about things like gay marriage

Kita butuh sebuah konsepsi universal akan nilai-nilai manusiawi.

and not about genocide or nuclear proliferation

Lalu, apa yang menghambat ini?

or poverty or any other hugely consequential issue.

Satu hal untuk diperhatikan adalah

kita melenceng saat membahas moralitas --

But the demagogues are right about one thing: We need

terutama tipe-tipe ilmuwan, sekular, dan akademik.

a universal conception of human values.

Ketika membahas moralitas, kita menghargai perbedaan pendapat

Now, what stands in the way of this?

dengan cara yang tak kita jumpai di bidang lainnya.

Well, one thing to notice is that we

do something different when talking about morality --

Contohnya, Dalai Lama bangun tiap pagi

especially secular, academic, scientist types.

dan bermeditasi tentang belas kasihan,

dan ia berpikir bahwa membantu orang lain adalah komponen integral

When talking about morality we value differences of opinion

dari kebahagiaan manusia.

in a way that we don't in any other area of our lives.

Di sisi lain, ada Ted Bundy;

ia sangat senang menculik, memerkosa,

So, for instance the Dalai Lama gets up every morning

menyiksa, dan membunuh wanita muda.

meditating on compassion,

Jadi, jelas terlihat ada perbedaan pendapat

and he thinks that helping other human beings is an integral component

of human happiness.

tentang cara memanfaatkan waktu.

(Tawa)

On the other hand, we have someone like Ted Bundy;

Kebanyakan kaum intelek Barat

Ted Bundy was very fond of abducting and raping

and torturing and killing young women.

melihat situasi ini

dan berkata, “Tidak ada yang menjadikan Dalai Lama benar

So, we appear to have a genuine difference of opinion

about how to profitably use one's time.

atau Ted Bundy salah

(Laughter)

Most Western intellectuals

yang merupakan sebuah argumen nyata

look at this situation

and say, "Well, there's nothing for the Dalai Lama

yang termasuk dalam kapasitas sains.

to be really right about -- really right about --

Ia menyukai coklat, ia menyukai vanila.

or for Ted Bundy to be really wrong about

Tidak ada yang bisa dikatakan olehnya untuk membujuk pihak yang lain.”

that admits of a real argument

that potentially falls within the purview of science.

Perhatikan, kita tidak melakukan ini di sains.

He likes chocolate, he likes vanilla.

Di sisi kiri, ada Edward Witten.

Ia adalah ahli teori string.

There's nothing that one should be able to say to the other

Jika Anda menanyakan fisikawan terpintar

that should persuade the other."

tentang siapakah fisikawan terpintar,

Notice that we don't do this in science.

saya kira setengahnya akan menjawab Ed Witten.

On the left you have Edward Witten.

Setengah lainnya akan berkata mereka tak menyukai pertanyaannya.

He's a string theorist.

(Tawa)

If you ask the smartest physicists around

Apa yang akan terjadi jika saya datang ke konferensi fisika

who is the smartest physicist around,

in my experience half of them will say Ed Witten.

dan berkata, “Teori string itu palsu.

The other half will tell you they don't like the question.

Teorinya tidak cocok dengan saya.

Itu bukan cara saya memandang alam semesta dalam skala kecil.

(Laughter)

Saya tak menyukainya.”

So, what would happen if I showed up at a physics conference

(Tawa)

and said,"String theory is bogus.

Tak akan terjadi apa pun karena saya bukan fisikawan;

It doesn't resonate with me. It's not how I chose to

saya tidak memahami teori string.

view the universe at a small scale.

Saya adalah Ted Bundy-nya teori string.

(Tawa)

I'm not a fan."

Saya tak ingin bergabung klub teori string dengan saya sebagai anggotanya.

(Laughter)

Well, nothing would happen because I'm not a physicist;

Namun, inilah poinnya.

I don't understand string theory.

Ketika kita membahas fakta,

I'm the Ted Bundy of string theory.

beberapa pendapat harus disingkirkan.

(Laughter)

Itulah arti dari memiliki domain keahlian.

I wouldn't want to belong to any string theory club that would have me as a member.

Itu sebuah keharusan agar ilmu tetap memiliki bobot.

But this is just the point.

Bagaimana kita bisa meyakinkan diri

Whenever we are talking about facts

bahwa dalam lingkup moral tidak ada keahlian moral,

certain opinions must be excluded.

That is what it is to have a domain of expertise.

bakat moral, atau bahkan kejeniusan moral?

That is what it is for knowledge to count.

Bagaimana kita bisa meyakinkan diri

How have we convinced ourselves

bahwa tiap pendapat harus diperhatikan?

that in the moral sphere there is no such thing as moral expertise,

Bagaimana bisa meyakinkan diri

bahwa tiap budaya memiliki sudut pandang

yang layak dipertimbangkan mengenai subjek ini?

or moral talent, or moral genius even?

Apakah Taliban

How have we convinced ourselves

punya sudut pandang akan fisika

that every opinion has to count?

yang layak dipertimbangkan?

How have we convinced ourselves

that every culture has a point of view

Tidak.

(Tawa)

on these subjects worth considering?

Does the Taliban

Bagaimana ketidaktahuan mereka

have a point of view on physics

akan masalah kesejahteraan manusia?

that is worth considering? No.

(Tepuk tangan)

(Laughter)

Jadi, saya kira inilah yang dibutuhkan dunia saat ini.

How is their ignorance any less obvious

on the subject of human well-being?

Dunia butuh orang-orang seperti kita untuk mengakui

(Applause)

bahwa ada jawaban yang benar dan salah

atas pertanyaan perkembangan manusia,

So, this, I think, is what the world needs now.

dan moralitas terhubung

dengan domain fakta tersebut.

It needs people like ourselves to admit

Memungkinkan

untuk individu, dan bahkan untuk seisi budaya,

that there are right and wrong answers

to questions of human flourishing,

untuk memedulikan hal-hal yang salah,

and morality relates

yang mana memungkinkan mereka

to that domain of facts.

untuk memiliki kepercayaan dan hasrat yang berujung kepada

It is possible

penderitaan manusia yang cuma-cuma.

for individuals, and even for whole cultures,

Mengakui ini akan mengubah percakapan kita tentang moralitas.

to care about the wrong things,

which is to say that it's possible for them

Kita tinggal di dunia

to have beliefs and desires that reliably lead

tempat batasan antara bangsa-bangsa menjadi semakin tak berarti,

to needless human suffering.

dan suatu hari tak akan berarti apa-apa.

Just admitting this will transform our discourse about morality.

Kita tinggal di dunia dengan teknologi yang merusak,

We live in a world in which

dan teknologi ini tak bisa dilenyapkan;

akan selalu lebih mudah

the boundaries between nations mean less and less,

untuk menghancurkan sesuatu daripada memperbaikinya.

and they will one day mean nothing.

Maka, saya kira sangat jelas

We live in a world filled with destructive technology,

bahwa kita tak bisa lagi

and this technology cannot be uninvented;

it will always be easier

menghargai dan menoleransi

to break things than to fix them.

perbedaan besar dalam konsep kesejahteraan manusia;

It seems to me, therefore, patently obvious

layaknya kita tak menoleransi perbedaan besar

that we can no more

dalam konsep penyebaran penyakit,

respect and tolerate

atau dalam standar keamanan bangunan dan pesawat terbang.

vast differences in notions of human well-being

Kita harus bersatu

than we can respect or tolerate vast differences

dalam jawaban kita akan pertanyaan terpenting dalam hidup.

in the notions about how disease spreads,

Untuk melakukan itu, kita harus mengakui bahwa pertanyaan ini memiliki jawaban.

or in the safety standards of buildings and airplanes.

We simply must converge

Terima kasih banyak.

on the answers we give to the most important questions in human life.

(Tepuk tangan)

And to do that, we have to admit that these questions have answers.

Thank you very much.

(Applause)

Chris Anderson: Jadi, materinya sensitif juga, ya.

Entah di audiens ini atau orang di mana pun di dunia,

setelah mendengar ini mungkin akan

merasakan kemarahan besar.

Chris Anderson: So, some combustible material there.

Bahasa sepertinya sangat penting di sini.

Whether in this audience or people elsewhere in the world,

Ketika membahas kerudung,

Anda membicarakan tentang wanita yang berpakaian karung kain.

hearing some of this, may well be doing the

screaming-with-rage thing, after as well, some of them.

Saya telah tinggal di dunia Muslim, berbicara dengan banyak wanita Muslim.

Beberapa dari mereka berkata lain, seperti,

Language seems to be really important here.

When you're talking about the veil,

“Tidak, ini adalah selebrasi

you're talking about women dressed in cloth bags.

tentang keistimewaan wanita,

I've lived in the Muslim world, spoken with a lot of Muslim women.

ini membantu membangunnya dan adalah sebuah hasil dari pandangan --

ini bisa dibilang pandangan psikologis rumit --

And some of them would say something else. They would say,

"No, you know, this is a celebration

bahwa nafsu pria tak bisa dipercaya.”

of female specialness,

Bisakah Anda berbincang

it helps build that and it's a result of the fact that" --

dengan wanita ini tanpa terlihat seperti seorang penjajah budaya?

and this is arguably a sophisticated psychological view --

Sam Harris: Ya, saya akan membahas ini dengan singkat,

"that male lust is not to be trusted."

melihat jam yang berdetak,

I mean, can you engage in a conversation

tapi pertanyaannya adalah:

with that kind of woman without seeming kind of cultural imperialist?

Apakah arti “sukarela” dalam konteks

di mana pria punya ekspektasi,

Sam Harris: Yeah, well I think I tried to broach this in a sentence,

dan Anda dijamin akan diperlakukan dengan cara tertentu

watching the clock ticking,

but the question is:

jika Anda tak mengerudungi diri?

Jadi, jika siapa pun di ruangan ini

What is voluntary in a context

ingin memakai sebuah kerudung,

where men have certain expectations,

atau sebuah topi lucu, atau menato wajah mereka --

and you're guaranteed to be treated in a certain way

saya kira mereka bebas untuk melakukannya secara sukarela,

if you don't veil yourself?

tapi kita harus terbuka tentang

And so, if anyone in this room

desakan yang ditimpakan pada wanita ini.

wanted to wear a veil,

Jadi, saya kira kita tak harus

or a very funny hat, or tattoo their face --

selalu menerima jawaban mereka,

I think we should be free to voluntarily do whatever we want,

terutama ketika suhu di luar 49°C

but we have to be honest about

dan Anda memakai burkak penuh.

the constraints that these women are placed under.

CA: Banyak orang ingin memercayai

And so I think we shouldn't be so eager

konsep kemajuan moral.

Bisakah Anda menerimanya?

to always take their word for it,

Saya paham ketika Anda berkata bahwa

especially when it's 120 degrees out

Anda bisa menerimanya dengan dunia

and you're wearing a full burqa.

yang tak satu dimensi, di mana kita harus berpikir dengan sama.

CA: A lot of people want to believe in this

concept of moral progress.

Bayangkan,

50 tahun ke depan,

But can you reconcile that?

I think I understood you to say that you could

100 tahun ke depan, bagaimana Anda ingin membayangkan dunia

reconcile that with a world that doesn't become

one dimensional, where we all have to think the same.

dengan menyeimbangkan kemajuan moral bersama keberagaman.

Paint your picture of what

SH: Setelah Anda mengakui

rolling the clock 50 years forward,

bahwa kita di jalur yang sama menuju pemahaman pikiran

100 years forward, how you would like to think of

the world, balancing moral progress

pada level otak secara mendetail,

maka Anda harus mengakui

with richness.

bahwa kita akan memahami seluruh kualitas positif dan negatif

SH: Well, I think once you admit

that we are on the path toward understanding our minds

at the level of the brain in some important detail,

akan diri kita dalam detail besar.

Jadi, kita akan memahami emosi sosial positif

then you have to admit

seperti empati dan kasih sayang,

that we are going to understand all of the positive

dan kita akan memahami faktor-faktornya --

entah genetik,

and negative qualities

entah cara manusia berbicara satu sama lain,

of ourselves in much greater detail.

entah sistem ekonomi,

So, we're going to understand positive social emotion

dan sejauh kita mulai memahaminya,

like empathy and compassion,

kita pasti akan menutup celah fakta tersebut.

and we're going to understand the factors

that encourage it -- whether they're genetic,

Jadi, tak semua akan diperebutkan.

whether they're how people talk to one another,

whether they're economic systems,

Itu tak akan seperti,

and insofar as we begin to shine light on that

mengerudungi putri saya dari lahir

itu sama bagusnya dengan

we are inevitably going to converge

on that fact space.

mengajarinya untuk menjadi percaya diri dan terdidik

So, everything is not going to be up for grabs.

It's not going to be like

dalam konteks pria yang menginginkan wanita.

veiling my daughter from birth

Saya kira kita tak perlu izin dari pemerintah

is just as good as teaching her

untuk tahu bahwa pengerudungan wajib adalah ide buruk --

to be confident and well-educated

tapi di suatu saat,

in the context of men who do desire women.

kita akan bisa memindai otak semua orang yang terlibat

I mean I don't think we need an NSF grant to know

dan menginterogasi mereka.

Apakah rasa cinta mereka terhadap anak perempuannya sama besarnya

that compulsory veiling is a bad idea --

but at a certain point

dalam sistem-sistem ini?

we're going to be able to scan the brains of everyone involved

Saya kira jelas ada jawaban untuk itu.

CA: Jika hasil berkata bahwa rasa cinta mereka sama besar,

and actually interrogate them.

apakah Anda siap untuk mengubah pandangan Anda

Do people love their daughters

just as much in these systems?

mengenai isu-isu ini?

SH: Iya, tersisa satu fakta jelas,

And I think there are clearly right answers to that.

bahwa Anda bisa mencintai seseorang

CA: And if the results come out that actually they do,

dalam konteks sebuah sistem kepercayaan khayalan.

are you prepared to shift your instinctive current judgment

Jadi, Anda berkata,

“Karena saya tahu putra gay saya akan masuk neraka jika menemukan pacar,

on some of these issues?

SH: Well yeah, modulo one obvious fact,

maka saya memenggal dia dan itu bentuk kasih sayang saya.”

that you can love someone

in the context of a truly delusional belief system.

Jika Anda memahami ini,

maka saya kira, ya, Anda bisa merasakan cinta.

So, you can say like, "Because I knew my gay son

Namun, lagi, kita harus membahas kesejahteraan dalam konteks luas.

was going to go to hell if he found a boyfriend,

I chopped his head off. And that was the most compassionate thing I could do."

Kita semua terlibat bersama-sama,

bukan satu pria bahagia

If you get all those parts aligned,

yes I think you could probably be feeling the emotion of love.

yang meledakkan dirinya di dalam bus.

But again, then we have to talk about

CA: Sam, ini adalah perbincangan yang ingin saya lanjutkan berjam-jam.

well-being in a larger context.

It's all of us in this together,

Kita tak bisa, mungkin di lain waktu.

not one man feeling ecstasy

Terima kasih telah hadir di TED.

SH: Sebuah kehormatan.

(Tepuk tangan)

and then blowing himself up on a bus.

CA: Sam, this is a conversation I would actually love to

continue for hours.

We don't have that, but maybe another time. Thank you for coming to TED.

SH: Really an honor. Thank you.

(Applause)