How to stay calm when you know you'll be stressed | Daniel Levitin | TED

Translator: Julius Leo Reviewer: Abe Felisa

A few years ago, I broke into my own house.

Beberapa tahun lalu, saya mendobrak masuk rumah sendiri.

I had just driven home,

Saya baru tiba saat itu,

it was around midnight in the dead of Montreal winter,

sekitar tengah malam, pada puncak musim salju di Montreal,

I had been visiting my friend, Jeff, across town,

saya mengunjungi teman, Jeff, di kota sebelah,

dan termometer di teras menampilkan minus 40 derajat --

and the thermometer on the front porch read minus 40 degrees --

and don't bother asking if that's Celsius or Fahrenheit,

dan jangan bertanya Celcius atau Fahrenheit,

minus 40 is where the two scales meet --

minus 40 adalah titik pertemuan keduanya --

it was very cold.

saat itu sangatlah dingin.

And as I stood on the front porch fumbling in my pockets,

Ketika saya berdiri di teras depan dan merogoh saku celana saya,

I found I didn't have my keys.

saya tersadar saya tidak membawa kunci rumah.

In fact, I could see them through the window,

Bahkan, saya bisa melihatnya dari jendela,

lying on the dining room table where I had left them.

tergeletak di meja makan di mana saya telah meletakannya.

So I quickly ran around and tried all the other doors and windows,

Jadi saya berputar dan mencoba semua pintu dan jendela lainnya,

and they were locked tight.

dan semuanya terkunci.

I thought about calling a locksmith -- at least I had my cellphone,

Saya mencoba menelepon ahli kunci -- setidaknya saya membawa ponsel,

but at midnight, it could take a while for a locksmith to show up,

tapi saat tengah malam, ahli kunci takkan tiba dengan segera,

and it was cold.

dan saat itu sangat dingin.

I couldn't go back to my friend Jeff's house for the night

Saya tidak bisa kembali ke rumah Jeff untuk menginap

karena saya ada penerbangan ke Eropa esok harinya,

because I had an early flight to Europe the next morning,

and I needed to get my passport and my suitcase.

dan saya harus mengambil paspor dan koper saya.

So, desperate and freezing cold,

Putus asa dan kedinginan,

I found a large rock and I broke through the basement window,

saya mengambil batu besar dan memecahkan jendela saya,

cleared out the shards of glass,

membersihkan pecahan kacanya,

I crawled through,

saya merangkak masuk,

I found a piece of cardboard and taped it up over the opening,

saya menemukan sebuah papan dan menutup lubangnya,

figuring that in the morning, on the way to the airport,

berpikir, nanti di pagi hari di perjalanan menuju bandara,

I could call my contractor and ask him to fix it.

saya dapat memanggil kontraktor untuk memperbaikinya.

This was going to be expensive,

Memang akan mahal,

but probably no more expensive than a middle-of-the-night locksmith,

tapi mungkin tidak semahal ahli kunci di tengah malam,

so I figured, under the circumstances, I was coming out even.

jadi saya menyadari, pada situasi ini hasilnya akan sama saja.

Now, I'm a neuroscientist by training

Saya seorang ahli syaraf dari jalur pendidikan

and I know a little bit about how the brain performs under stress.

dan saya tahu sedikit bagaimana cara otak bekerja di bawah tekanan.

It releases cortisol that raises your heart rate,

Otak akan mengeluarkan kortisol yang meningkatkan detak jantung,

it modulates adrenaline levels

yang mengatur tingkat adrenalin

and it clouds your thinking.

dan mengacaukan pikiran Anda.

So the next morning,

Jadi keesokan paginya,

when I woke up on too little sleep,

ketika saya bangun dari tidur yang singkat,

worrying about the hole in the window,

mengkhawatirkan tentang lubang di jendela,

and a mental note that I had to call my contractor,

dan mengingat-ingat untuk menelepon kontraktor saya,

and the freezing temperatures,

dan temperatur yang sangat dingin,

and the meetings I had upcoming in Europe,

dan rapat di Eropa nanti,

and, you know, with all the cortisol in my brain,

dan Anda tahu, dengan kortisol di otak saya,

my thinking was cloudy,

pikiran saya tidak jernih,

but I didn't know it was cloudy because my thinking was cloudy.

tapi saya tidak menyadarinya karena pikiran saya tidak jernih.

(Laughter)

(Tertawa)

And it wasn't until I got to the airport check-in counter,

Sampai saya tiba di meja check-in bandara,

that I realized I didn't have my passport.

saya baru sadar tidak membawa paspor.

(Laughter)

(Tertawa)

So I raced home in the snow and ice, 40 minutes,

Maka saya bergegas ke rumah menerobos salju dan es, 40 menit,

got my passport, raced back to the airport,

mengambil paspor saya, bergegas kembali ke bandara,

I made it just in time,

saya tiba tepat pada waktunya,

but they had given away my seat to someone else,

tapi kursi saya telah diberikan ke orang lain,

so I got stuck in the back of the plane, next to the bathrooms,

dan saya terjebak di pesawat bagian belakang sebelah toilet,

in a seat that wouldn't recline, on an eight-hour flight.

di kursi yang tak bisa disandarkan pada delapan jam penerbangan.

Well, I had a lot of time to think during those eight hours and no sleep.

Yah, saya punya banyak waktu berpikir selama delapan jam tersebut tanpa tidur.

(Laughter)

(Tertawa)

And I started wondering, are there things that I can do,

Dan saya mulai bertanya apa ada yang bisa saya perbuat,

systems that I can put into place,

sistem yang dapat saya gunakan,

that will prevent bad things from happening?

untuk mencegah hal buruk terjadi?

Or at least if bad things happen,

Atau setidaknya jika hal buruk terjadi,

will minimize the likelihood of it being a total catastrophe.

sistem itu akan mengurangi kemungkinan terjadinya sebuah bencana.

Dan saya mulai memikirkannya,

So I started thinking about that,

but my thoughts didn't crystallize until about a month later.

namun pikiran saya belum jernih sampai sekitar sebulan kemudian.

I was having dinner with my colleague, Danny Kahneman, the Nobel Prize winner,

Saya sedang makan malam dengan teman saya, Danny Kahneman, pemenang Nobel.

and I somewhat embarrassedly told him about having broken my window,

Saya tiba-tiba saja dengan rasa malu bercerita, saya memecahkan kaca jendela

and, you know, forgotten my passport,

dan melupakan paspor saya,

and Danny shared with me

dan Danny mengatakan

that he'd been practicing something called prospective hindsight.

bahwa ia sedang berlatih sesuatu yang disebut Prospective Hindsight.

(Laughter)

(Tertawa)

It's something that he had gotten from the psychologist Gary Klein,

Sesuatu yang ia dapatkan dari seorang psikolog Gary Klein,

who had written about it a few years before,

yang menulis hal ini beberapa tahun lalu,

also called the pre-mortem.

yang juga disebut pra mortem.

Now, you all know what the postmortem is.

Nah, Anda tahu apa itu paska mortem.

Whenever there's a disaster,

Kapanpun ada bencana,

a team of experts come in and they try to figure out what went wrong, right?

para ahli datang dan mencoba mencari tahu apa yang salah, bukan?

Well, in the pre-mortem, Danny explained,

Pada pra mortem, Danny menjelaskan,

you look ahead and you try to figure out all the things that could go wrong,

Anda melihat ke depan dan mencoba mencari tahu kesalahan yang bisa terjadi,

and then you try to figure out what you can do

lalu Anda coba pikirkan apa yang bisa Anda perbuat

untuk mencegah semua itu terjadi, atau mengurangi dampaknya.

to prevent those things from happening, or to minimize the damage.

So what I want to talk to you about today

Jadi yang ingin saya sampaikan pada Anda hari ini

are some of the things we can do in the form of a pre-mortem.

adalah beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam bentuk pra mortem.

Some of them are obvious, some of them are not so obvious.

Beberapa di antaranya jelas, beberapa tidak.

Saya akan mulai dengan yang jelas.

I'll start with the obvious ones.

Around the home, designate a place for things that are easily lost.

Di rumah, tentukan suatu tempat untuk barang yang mudah hilang.

Now, this sounds like common sense, and it is,

Nah, ini terdengar seperti hal yang lazim, dan memang begitu halnya,

but there's a lot of science to back this up,

tapi ada banyak alasan ilmiah untuk mendukung hal ini,

based on the way our spatial memory works.

berdasarkan cara kerja ingatan ruang kita.

There's a structure in the brain called the hippocampus,

Ada struktur dalam otak yang disebut hipokampus,

that evolved over tens of thousands of years,

yang berevolusi selama lebih dari puluhan ribu tahun,

to keep track of the locations of important things --

untuk melacak lokasi hal-hal penting --

where the well is, where fish can be found,

di mana letak sumur, di mana mencari ikan,

that stand of fruit trees,

ada pohon buah di sana,

where the friendly and enemy tribes live.

di mana suku sahabat dan musuh kita tinggal.

The hippocampus is the part of the brain

Hipokampus adalah bagian dari otak

that in London taxicab drivers becomes enlarged.

yang berkembang pada otak sopir taxi di London.

It's the part of the brain that allows squirrels to find their nuts.

Hipokampus adalah bagian dari otak yang membuat tupai menemukan kacangnya.

And if you're wondering, somebody actually did the experiment

Dan jika Anda bertanya-tanya, seseorang pernah bereksperimen

where they cut off the olfactory sense of the squirrels,

di mana mereka memotong indera penciuman seekor tupai,

and they could still find their nuts.

dan mereka tetap bisa menemukan kacang.

They weren't using smell, they were using the hippocampus,

Mereka tidak menggunakan penciuman, melainkan hipokampus,

this exquisitely evolved mechanism in the brain for finding things.

mekanisme yang berkembang elok di otak kita untuk mencari sesuatu.

But it's really good for things that don't move around much,

Namun hal ini berlaku untuk hal yang tidak bergerak,

tidak untuk hal yang bergerak.

not so good for things that move around.

So this is why we lose car keys and reading glasses and passports.

Inilah mengapa kita kehilangan kunci mobil, kacamata, dan paspor.

So in the home, designate a spot for your keys --

Jadi di rumah, tentukan tempat untuk kunci Anda,

a hook by the door, maybe a decorative bowl.

misalnya gantungan di pintu, mungkin mangkuk hiasan.

For your passport, a particular drawer.

Untuk paspor, sebuah laci khusus.

For your reading glasses, a particular table.

Untuk kacamata, sebuah meja khusus.

If you designate a spot and you're scrupulous about it,

Jika Anda menunjuk satu tempat dan Anda disiplin,

your things will always be there when you look for them.

barang itu akan selalu ada di sana ketika Anda mencarinya.

What about travel?

Bagaimana jika bepergian?

Take a cell phone picture of your credit cards,

Potretlah kartu kredit Anda dengan ponsel,

your driver's license, your passport,

SIM Anda, Paspor Anda,

mail it to yourself so it's in the cloud.

kirimkan ke email Anda sehingga ada di komputasi awan.

If these things are lost or stolen, you can facilitate replacement.

Jika benda-benda ini hilang atau dicuri, Anda jadi bisa mengurus penggantiannya.

Now these are some rather obvious things.

Nah, ini adalah hal-hal ini yang jelas.

Remember, when you're under stress, the brain releases cortisol.

Ingat, ketika Anda di bawah tekanan, otak akan mengeluarkan kortisol.

Cortisol is toxic, and it causes cloudy thinking.

Kortisol adalah racun, dan menyebabkan pikiran kita tidak jernih.

So part of the practice of the pre-mortem

Jadi bagian dari latihan pra mortem

is to recognize that under stress you're not going to be at your best,

adalah mengetahui bahwa saat di bawah tekanan, Anda tidak dalam kondisi terbaik,

and you should put systems in place.

dan Anda harus mengandalkan sistem.

And there's perhaps no more stressful a situation

Dan mungkin tak ada situasi yang lebih membuat kita tertekan

than when you're confronted with a medical decision to make.

daripada saat Anda dihadapkan pada keputusan medis.

And at some point, all of us are going to be in that position,

Di suatu waktu, kita semua akan berada dalam posisi

where we have to make a very important decision

saat harus membuat keputusan yang sangat penting

about the future of our medical care or that of a loved one,

tentang tindak lanjut perawatan medis kita atau orang yang kita sayangi,

to help them with a decision.

untuk membantu mereka memutuskan.

And so I want to talk about that.

Saya ingin membicarakan hal itu.

And I'm going to talk about a very particular medical condition.

Dan saya ingin membicarakan kondisi medis yang sangat khusus.

But this stands as a proxy for all kinds of medical decision-making,

Namun hal ini mewakili seluruh jenis keputusan medis.

dan tentunya keputusan finansial dan sosial --

and indeed for financial decision-making, and social decision-making --

any kind of decision you have to make

keputusan apapun yang harus Anda buat

that would benefit from a rational assessment of the facts.

yang akan menguntungkan dari penilaian rasional.

So suppose you go to your doctor and the doctor says,

Jadi misalnya saja Anda pergi ke dokter dan ia berkata,

"I just got your lab work back, your cholesterol's a little high."

"Saya baru mendapat hasil lab Anda, kolesterol Anda cukup tinggi."

Now, you all know that high cholesterol

Anda tahu bahwa kolesterol tinggi

is associated with an increased risk of cardiovascular disease,

diasosiasikan dengan peningkatan resiko penyakit kardiovaskular,

heart attack, stroke.

serangan jantung, stroke.

And so you're thinking

Dan Anda berpikir

having high cholesterol isn't the best thing,

kolesterol tinggi bukanlah hal yang baik.

and so the doctor says, "You know, I'd like to give you a drug

dan dokter berkata, "Saya akan memberikan Anda obat

that will help you lower your cholesterol, a statin."

yang akan membantu Anda menurunkan kolesterol, yaitu statin."

And you've probably heard of statins,

Anda mungkin pernah mendengar statin.

Statin termasuk obat yang banyak diresepkan di dunia saat ini,

you know that they're among the most widely prescribed drugs

in the world today,

Anda mungkin ada kenalan yang mengkonsumsinya.

you probably even know people who take them.

Dan Anda berpikir, "Ya! Berikan saya statin."

And so you're thinking, "Yeah! Give me the statin."

Tapi ada pertanyaan yang harus Anda tanyakan di sini,

But there's a question you should ask at this point,

statistik yang harus Anda tanyakan

a statistic you should ask for

that most doctors don't like talking about,

yang tak suka dibahas oleh kebanyakan dokter,

and pharmaceutical companies like talking about even less.

dan terlebih lagi perusahaan farmasi,

It's for the number needed to treat.

yaitu angka untuk penyembuhan (number needed to treat/NNT).

Now, what is this, the NNT?

Dan apa itu NNT?

It's the number of people that need to take a drug

NNT adalah jumlah orang yang harus mengkonsumi obat

or undergo a surgery or any medical procedure

atau menjalani operasi atau prosedur medis apapun

before one person is helped.

sebelum satu orang tertolong.

And you're thinking, what kind of crazy statistic is that?

Dan Anda berpikir, statistik gila macam apa ini?

The number should be one.

Seharusnya jumlahnya satu,

My doctor wouldn't prescribe something to me

Dokter saya tidak mungkin meresepkan sesuatu

if it's not going to help.

yang tidak menolong saya.

But actually, medical practice doesn't work that way.

Tapi nyatanya, praktik medis tidak berjalan demikian.

And it's not the doctor's fault,

Dan itu bukan salah dokter,

if it's anybody's fault, it's the fault of scientists like me.

jika ada yang disalahkan, ini salah ilmuwan seperti saya.

We haven't figured out the underlying mechanisms well enough.

Kami belum cukup menemukan mekanisme dasarnya.

But GlaxoSmithKline estimates

Tapi GlaxoSmithKline memperkirakan

that 90 percent of the drugs work in only 30 to 50 percent of the people.

90 persen obat hanya efektif pada 30-50 orang yang mengkonsumsinya.

So the number needed to treat for the most widely prescribed statin,

Jumlah yang dibutuhkan statin untuk pengobatan,

what do you suppose it is?

menurut Anda berapa jumlahnya?

How many people have to take it before one person is helped?

Berapa orang harus mengkonsumsinya sebelum satu orang tertolong?

300.

300.

Hal ini berdasarkan penelitian

This is according to research

by research practitioners Jerome Groopman and Pamela Hartzband,

oleh praktisi penelitian Jerome Groopman dan Pamela Hartzband,

dikonfirmasi secara independen oleh Bloomberg.com.

independently confirmed by Bloomberg.com.

I ran through the numbers myself.

Saya memeriksa jumlahnya sendiri.

300 people have to take the drug for a year

300 orang harus mengkonsumsi obat ini selama setahun

before one heart attack, stroke or other adverse event is prevented.

sebelum satu serangan jantung, stroke, atau efek samping lainnya teratasi.

Now you're probably thinking,

Anda mungkin berpikir,

"Well, OK, one in 300 chance of lowering my cholesterol.

"Oke, satu dari 300 kesempatan menurunkan kolesterol saya.

Why not, doc? Give me the prescription anyway."

Kenapa tidak, dok? Berikan saja resepnya."

But you should ask at this point for another statistic,

Tapi di sini Anda harus menanyakan statistik lainnya,

and that is, "Tell me about the side effects." Right?

yaitu, "Beritahu saya efek sampingnya." Benar?

So for this particular drug,

Jadi untuk obat khusus ini,

the side effects occur in five percent of the patients.

efek sampingnya muncul pada lima persen pasien.

And they include terrible things --

Yang termasuk hal-hal yang buruk --

debilitating muscle and joint pain, gastrointestinal distress --

pelemahan otot dan nyeri sendi, radang lambung dan usus --

but now you're thinking, "Five percent,

Anda sekarang berpikir, "Lima persen,

not very likely it's going to happen to me,

agak tak mungkin terjadi pada saya, saya tetap akan ambil."

I'll still take the drug."

But wait a minute.

Tapi tunggu sebentar.

Ingat di bawah tekanan Anda tak berpikir jernih.

Remember under stress you're not thinking clearly.

Pikirkan bagaimana Anda menghadapi ini ke depannya,

So think about how you're going to work through this ahead of time,

supaya Anda tak harus membuat sederet pertimbangan nantinya.

so you don't have to manufacture the chain of reasoning on the spot.

300 orang mengkonsumsi obatnya, kan? Satu orang tertolong,

300 people take the drug, right? One person's helped,

five percent of those 300 have side effects,

lima persen dari 300 orang mendapat efek samping,

that's 15 people.

itu 15 orang.

You're 15 times more likely to be harmed by the drug

Anda 15 kali lebih mungkin dirugikan oleh obat

than you are to be helped by the drug.

daripada Anda tertolong.

Now, I'm not saying whether you should take the statin or not.

Saya tidak menyuruh Anda mengambil statin atau tidak.

I'm just saying you should have this conversation with your doctor.

Saya hanya menganjurkan Anda membicarakannya dengan dokter.

Medical ethics requires it,

Etika medis mewajibkannya,

yaitu bagian prinsip persetujuan tindakan dokter.

it's part of the principle of informed consent.

You have the right to have access to this kind of information

Anda punya hak untuk mengetahui informasi semacam ini

to begin the conversation about whether you want to take the risks or not.

untuk memulai percakapan, apakah Anda harus mengambil resikonya atau tidak.

Now you might be thinking

Mungkin Anda pikir

I've pulled this number out of the air for shock value,

saya asal saja menyebut angkanya untuk mengejutkan Anda,

but in fact it's rather typical, this number needed to treat.

tapi kenyataannya ini cukup umum, angka untuk penyembuhan.

For the most widely performed surgery on men over the age of 50,

Untuk operasi yang paling banyak dilakukan pada pria usia 50 tahun ke atas,

removal of the prostate for cancer,

yaitu pengangkatan kanker prostat,

the number needed to treat is 49.

dan jumlah yang dibutuhkan untuk pengobatan adalah 49.

That's right, 49 surgeries are done for every one person who's helped.

Benar, 49 operasi yang harus dilakukan untuk tiap satu orang yang tertolong.

And the side effects in that case occur in 50 percent of the patients.

dan efek samping dalam kasus ini terjadi pada 50 persen pasien.

They include impotence, erectile dysfunction,

Termasuk impotensi, disfungsi ereksi,

urinary incontinence, rectal tearing,

enuresis, anus robek,

fecal incontinence.

inkontinensia usus.

And if you're lucky, and you're one of the 50 percent who has these,

Jika beruntung, Anda termasuk salah satu dari 50 persen yang mengalami hal ini,

they'll only last for a year or two.

itu akan bertahan satu atau dua tahun.

So the idea of the pre-mortem is to think ahead of time

Gagasan tentang pra mortem adalah berpikir jauh ke depan

to the questions that you might be able to ask

untuk pertanyaan yang dapat Anda tanyakan

that will push the conversation forward.

yang akan mendorong percakapan lebih jauh.

You don't want to have to manufacture all of this on the spot.

Anda tak mau baru memikirkannya saat sudah berada di depan dokter.

And you also want to think about things like quality of life.

Dan Anda juga harus berpikir tentang kualitas hidup.

Because you have a choice oftentimes,

Karena sering kali Anda punya pilihan,

do you I want a shorter life that's pain-free,

apakah Anda ingin hidup singkat tanpa rasa sakit,

or a longer life that might have a great deal of pain towards the end?

atau umur panjang tapi kesakitan sampai akhir hayat?

These are things to talk about and think about now,

Ini harus dibicarakan dan dipikirkan sekarang

with your family and your loved ones.

dengan keluarga dan orang terkasih.

You might change your mind in the heat of the moment,

Anda mungkin bisa berubah pikiran pada saatnya,

but at least you're practiced with this kind of thinking.

tapi setidaknya Anda mencoba memikirkan hal ini.

Remember, our brain under stress releases cortisol,

Ingat, otak kita menghasilkan kortisol ketika stres,

and one of the things that happens at that moment

dan satu hal yang terjadi pada saatnya

is a whole bunch on systems shut down.

adalah matinya seluruh sistem Anda.

There's an evolutionary reason for this.

Ada alasan evolusi untuk ini.

Face-to-face with a predator, you don't need your digestive system,

Berhadapan dengan predator, Anda tidak butuh sistem pencernaan,

or your libido, or your immune system,

atau libido, atau sistem imun Anda,

because if you're body is expending metabolism on those things

karena jika tubuh Anda menggunakan metabolisme pada hal-hal ini

and you don't react quickly,

dan Anda tidak bereaksi cepat,

you might become the lion's lunch, and then none of those things matter.

Anda bisa menjadi makan siang singa, dan hal-hal tersebut takkan berarti lagi.

Unfortunately,

Sayangnya,

one of the things that goes out the window during those times of stress

salah satu hal yang hilang ketika Anda di bawah tekanan

is rational, logical thinking,

adalah pemikiran rasional dan logika,

as Danny Kahneman and his colleagues have shown.

seperti yang telah ditunjukkan Danny Kahneman dan temannya.

Jadi kita harus melatih diri untuk berpikir jauh ke depan

So we need to train ourselves to think ahead

to these kinds of situations.

pada situasi seperti ini.

I think the important point here is recognizing that all of us are flawed.

Menurut saya poin penting di sini adalah menyadari bahwa kita semua tak sempurna.

We all are going to fail now and then.

Ada saatnya kita lalai.

The idea is to think ahead to what those failures might be,

Gagasannya adalah berpikir jauh ke depan akan kelalaian yang mungkin terjadi,

to put systems in place that will help minimize the damage,

untuk merancang sistem yang akan mengurangi dampaknya,

or to prevent the bad things from happening in the first place.

atau untuk mencegah hal buruk terjadi sejak awal.

Getting back to that snowy night in Montreal,

Kembali ke malam bersalju di Montreal,

when I got back from my trip,

waktu saya kembali dari trip saya,

I had my contractor install a combination lock next to the door,

Kontraktor saya telah memasang gembok dengan kombinasi di sebelah pintu,

with a key to the front door in it, an easy to remember combination.

dengan kunci di depan pintu, sebuah kombinasi yang mudah diingat.

And I have to admit,

Dan harus saya akui,

I still have piles of mail that haven't been sorted,

saya masih memiliki setumpuk surat yang belum disortir,

and piles of emails that I haven't gone through.

dan setumpuk surel yang belum saya baca.

So I'm not completely organized,

Saya belum sepenuhnya terorganisir,

but I see organization as a gradual process,

namun saya melihat keteraturan sebagai proses yang bertahap,

and I'm getting there.

dan saya hampir bisa.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)