Siegfried Woldhek: The true face of Leonardo Da Vinci?

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Katherine Kho

Good morning.

Selamat pagi.

Let's look for a minute at the greatest icon of all, Leonardo da Vinci.

Mari melihat sejenak kepada ikon paling hebat, Leonardo da Vinci.

We're all familiar with his fantastic work --

Kita semua akrab dengan karya-karyanya yang luar biasa --

his drawings, his paintings, his inventions, his writings.

gambarnya, lukisannya, penemuannya, tulisannya.

But we do not know his face.

Namun kita tidak mengetahui raut wajahnya.

Thousands of books have been written about him,

Ratusan buku telah ditulis tentang dirinya,

but there's controversy, and it remains, about his looks.

namun masih ada perdebatan tentang raut wajahnya.

Even this well-known portrait is not accepted by many art historians.

Bahkan potret terkenal ini tidak diterima oleh banyak sejarawan seni.

So, what do you think?

Jadi, bagaimana menurut anda?

Is this the face of Leonardo da Vinci or isn't it?

Apakah ini merupakan wajah Leonardo da Vinci atau bukan?

Let's find out.

Mari kita cari tahu.

Leonardo was a man that drew everything around him.

Leonardo adalah seseorang yang menggambar segala hal di sekelilingnya.

He drew people, anatomy, plants, animals, landscapes, buildings, water, everything.

Dia menggambar orang, anatomi, tanaman, hewan, pemandangan, gedung, air, semuanya.

But no faces?

Namun tidak ada gambar wajahnya?

I find that hard to believe.

Saya sulit untuk mempercayainya.

His contemporaries made faces, like the ones you see here --

Orang-orang pada jamannya memiliki lukisan wajah, seperti yang Anda lihat di sini.

en face or three-quarters.

Seluruh wajah atau tiga perempatnya.

So, surely a passionate drawer like Leonardo

Sehingga sudah pasti seseorang yang penuh gairah melukis seperti Leonardo

must have made self-portraits from time to time.

memiliki potret diri dari waktu ke waktu.

So let's try to find them.

Jadi mari kita coba temukan.

I think that if we were to scan all of his work

Saya rasa jika kita meneliti semua karya-karyanya

and look for self-portraits, we would find his face looking at us.

dan mencari potret diri, kita akan menemukan wajahnya sedang menatap pada kita.

So I looked at all of his drawings, more than 700,

Jadi saya melihat pada semua lukisannya, jumlahnya lebih dari 700,

and looked for male portraits.

dan mencari lukisan seorang pria.

There are about 120, you see them here.

Ada sekitar 120 lukisan, yang Anda lihat di sini.

Which ones of these could be self-portraits?

Yang mana dari lukisan ini yang mungkin merupakan potret dirinya?

Well, for that they have to be done as we just saw, en face or three-quarters.

Begini, lukisan itu harus sejenis dengan apa yang kita baru saja lihat, seluruh wajah atau tiga perempatnya.

So we can eliminate all the profiles.

sehingga kita dapat menghilangkan lukisan ini.

It also has to be sufficiently detailed.

Lukisan itu juga harus cukup rinci.

So we can also eliminate the ones that are very vague or very stylized.

Sehingga kita juga dapat menghilangkan lukisan yang samar-samar atau penuh gaya.

And we know from his contemporaries

Dan kita tahu dari orang-orang pada jamannya

that Leonardo was a very handsome, even beautiful man.

bahwa Leonardo adalah pria yang sangat tampan, bahkan cantik.

So we can also eliminate the ugly ones or the caricatures.

Jadi kita dapat juga menghilangkan lukisan pria-pria buruk rupa.

(Laughter)

(Tawa)

And look what happens -- only three candidates remain that fit the bill.

Dan lihatlah apa yang terjadi -- hanya tiga calon yang tersisa.

And here they are.

Dan inilah dia.

Yes, indeed, the old man is there,

Ya memang, si orang tua itu ada di sana

as is this famous pen drawing of the Homo Vitruvianus.

dan juga lukisan pena terkenal dari Homo Vitruvianos.

And lastly, the only portrait of a male that Leonardo painted, "The Musician."

Dan yang terakhir, satu-satunya potret pria yang digambar oleh Leonardo, "Sang Musisi."

Before we go into these faces,

Sebelum kita melihat kepada wajah-wajah ini,

I should explain why I have some right to talk about them.

saya harus menjelaskan mengapa saya berhak mengatakan hal ini.

I've made more than 1,100 portraits myself

Saya telah membuat lebih dari 1.100 potret diri

for newspapers, over the course of 300 -- 30 years, sorry, 30 years only.

untuk koran-koran, sekitar 300 -- 30 tahun, maaf, hanya 30 tahun.

(Laughter)

(Tawa)

But there are 1,100, and very few artists have drawn so many faces.

Namun jumlahnya ada 1.100, dan sangat sedikit artis yang telah menggambar begitu banyak wajah.

So I know a little about drawing and analyzing faces.

Sehingga saya tahu sedikit tentang menggambar dan menganalisis wajah.

OK, now let's look at these three portraits.

Baik, sekarang mari kita lihat pada potret ini.

And hold onto your seats, because if we zoom in on those faces,

Dan tetaplah di kursi anda, karena jika kita memperbesar wajah-wajah ini,

remark how they have the same broad forehead, the horizontal eyebrows,

lihatlah bagaimana mereka semua memiliki dahi yang luas, alis yang mendatar,

the long nose, the curved lips and the small, well-developed chin.

hidung yang mancung, bibir melengkung, dan dagu yang kecil dan berkembang dengan baik.

I couldn't believe my eyes when I first saw that.

Saya tidak dapat mempercayai mata saya sendiri saat pertama kali melihatnya.

There is no reason why these portraits should look alike.

Tidak ada alasan khusus mengapa potret-potret ini harus tampak mirip.

All we did was look for portraits that had the characteristics of a self-portrait,

Yang kita lakukan adalah melihat potret yang memiliki ciri-ciri potret diri,

and look, they are very similar.

dan melihat bahwa potret-potret itu terlihat serupa.

Now, are they made in the right order?

Sekarang, apakah potret ini dibuat dengan urutan yang sesuai?

The young man should be made first.

Potret pemuda ini haruslah potret yang dibuat pertama.

And as you see here from the years that they were created,

Dan Anda lihat di sini dari tahun dari gambar ini diciptakan,

it is indeed the case.

hal ini memang benar.

They are made in the right order.

Gambar-gambar ini dibuat dengan urutan yang tepat.

What was the age of Leonardo at the time? Does that fit?

Lalu bagaimana dengan umur Leonardo pada saat itu? Apakah sesuai?

Yes, it does. He was 33, 38 and 63 when these were made.

Benar. Dia berusia 33, 38, dan 63 tahun pada saat gambar ini dibuat.

So we have three pictures, potentially of the same person

Sehingga kita memiliki tiga gambar, mungkin dari orang yang sama

of the same age as Leonardo at the time.

dengan usia yang sama dengan Leonardo pada saat itu.

But how do we know it's him, and not someone else?

Namun bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah wajahnya, bukan orang lain?

Well, we need a reference.

Baik, kita memerlukan rujukan.

And here's the only picture of Leonardo that's widely accepted.

Dan inilah satu-satunya gambar Leonardo yang diterima secara luas.

It's a statue made by Verrocchio, of David,

Ini adalah patung Daud yang dibuat oleh Verrocchio

for which Leonardo posed as a boy of 15.

di mana Leonardo menjadi modelnya pada usia 15 tahun.

And if we now compare the face of the statue,

Dan jika kita sekarang membandingkan wajah dari patung ini

with the face of the musician, you see the very same features again.

dengan wajah sang musisi, Anda juga melihat ciri-ciri yang sama.

The statue is the reference, and it connects the identity of Leonardo

Patung ini menjadi rujukan, dan patung ini menghubungkan identitas dari Leonardo

to those three faces.

dengan ketiga wajah ini.

Ladies and gentlemen, this story has not yet been published.

Para hadirin, kisah ini belum dipublikasikan.

It's only proper that you here at TED hear and see it first.

Sudah tepat bahwa Anda yang ada di TED melihat dan mendengarnya terlebih dahulu.

The icon of icons finally has a face.

Ikon dari ikon ini akhirnya memiliki wajah.

Here he is: Leonardo da Vinci.

Inilah dia -- Leonardo da Vinci.

(Applause)

(Tepuk tangan)