What makes a language... a language? - Martin Hilpert

Translator: Farah Krisna Dewi Reviewer: Maria Nainggolan

The distinct forms of speech heard

Bentuk ucapan yang berbeda terdengar

around Bremen, Germany and Interlaken, Switzerland

di sekitar Bremen di Jerman dan Interlaken di Swiss

are considered regional dialects of the German language.

dianggap sebagai dialek daerah dari bahasa Jerman.

And yet, when someone from Bremen is visiting the Swiss Alps,

Dan lagi, ketika seseorang dari Bremen mengunjungi pegunungan Alpen Swiss,

the conversations they hear between locals will likely be incomprehensible to them.

percakapan penduduk lokal yang mereka dengar tidak akan dimengerti oleh mereka.

Similarly, outside of China,

Mirip dengan hal itu, di luar Cina,

Mandarin and Cantonese are often referred to as Chinese dialects.

bahasa Mandarin dan bahasa Kanton sering dianggap sebagai dialek bahasa Cina.

But they’re even more dissimilar than Spanish and Italian.

Tetapi mereka lebih berbeda dari bahasa Spanyol dan bahasa Italia.

On the other hand, speakers of Danish, Norwegian, and Swedish,

Sementara itu, penutur bahasa Denmark, Norwegia, dan Swedia,

which are recognized as three distinct languages,

yang mana ketiganya adalah bahasa yang berbeda,

can usually communicate in their native tongues with little difficulty.

dapat berkomunikasi dalam bahasa ibu mereka dengan sedikit kesulitan.

And Turkish language soap operas, broadcast without dubbing or subtitles,

Dan sinetron berbahasa Turki, disiarkan tanpa penyulihan suara atau subjudul,

are some of the most popular shows in Azeri-speaking Azerbaijan.

adalah salah satu acara popular di Azerbaijan yang berbahasa Azeri.

So, when is a form of speech considered a dialect versus a language?

Jadi, kapan sebuah bentuk ucapan dianggap sebagai dialek vs bahasa?

It seems reasonable that the degree of mutual intelligibility would determine

Sepertinya masuk akal bahwa tingkat pengertian yang sama akan menentukan

whether two ways of speaking are classified as separate languages

apakah dua bahasa itu diklasifikasikan sebagai bahasa yang berbeda

or as dialects of the same language.

atau sebagai dialek dari bahasa yang sama.

But as we've seen, there are many occasions where this is not the case.

Tetapi seperti yang kita lihat, hal itu bukanlah masalahnya.

Perhaps surprisingly, the distinction between a language and a dialect

Mungkin yang mengherankan adalah perbedaan di antara bahasa dan dialek

usually has nothing to do with pronunciation, vocabulary,

biasanya tidak ada hubungannya dengan cara pengucapan, kosa kata,

or any other linguistic features.

atau fitur linguistik lainnya.

However, it’s not coincidental, either.

Tetapi, hal ini juga bukanlah kebetulan saja.

It’s a matter of politics.

Hal ini adalah tentang politik.

The basis for what’s officially deemed a language

Dasar dari apa yang secara resmi dianggap sebagai bahasa

was shaped by the emergence of a European nation states beginning around the 1500s.

dibentuk oleh awal kemunculan negara bangsa Eropa sekitar tahun 1500.

In order to establish and maintain centralized governments,

Untuk mendirikan dan menjaga pemerintahan terpusat,

clear territorial boundaries, and state-sponsored education systems,

memperjelas perbatasan wilayah, dan sistem pendidikan yang disponsori negara,

many nation states promoted a standardized language.

banyak negara yang mempromosikan bahasa standar.

Which form of speech was chosen to be the standard language

Bentuk ucapan yang dipilih menjadi bahasa standar

was usually based on what people spoke in the capital.

biasanya berdasarkan apa yang diucapkan oleh orang di ibukota.

And while other forms of speech persisted, they were often treated as inferior.

Dan saat bentuk ucapan lain dipertahankan, mereka sering dianggap lebih rendah.

This tradition extended across the globe with European colonization

Tradisi ini meluas ke seluruh dunia karena penjajahan Eropa

and into modern times.

dan zaman modern.

Italy, for example, has at least 15 of what might be called regional dialects.

Contohnya, Italia memilki setidaknya 15 yang mungkin disebut dialek daerah.

One of them, the Florentine dialect,

Salah satunya yaitu dialek Florentine,

became known as Standard Italian when the country politically unified in 1861.

dikenal sebagai bahasa Italia standar saat negara itu bersatu pada tahun 1861.

It was selected because legendary authors like Dante and Machiavelli

Dialek itu dipilih karena penulis legenda seperti Dante dan Machiavelli

used it in their original works,

menggunakannya dalam karya mereka,

And it came to represent an image of Italian national identity

dan mewakili citra identitas nasional Italia

that some found particularly desirable.

yang menurut beberapa orang sangat diinginkan.

Later on, in his attempt to establish a unified, fascist state,

Lalu, dalam usahanya untuk mendirikan negara fasis yang bersatu,

Italian dictator Benito Mussolini saw language standardization

diktator Italia, Benito Mussolini melihat standarisasi bahasa

as an important objective.

sebagai tujuan yang penting.

His government promoted standard Italian while prohibiting other forms of speech

Pemerintahannya mempromosikan bahasa Italia standar ketika melarang ucapan lain

from the public sphere,

dari ruang publik,

framing them as backward and unsophisticated.

mengatakan bahwa mereka ketinggalan jaman dan tidak tahu tentang dunia.

In everything from job applications to court testimonies,

Dari lowongan pekerjaan sampai kesaksian di pengadilan,

standard languages act as gatekeepers around the world.

bahasa standar berperan sebagai pembatas di seluruh dunia.

For instance, one 1999 study showed that landlords responded to apartment inquiries

Sebagai contoh, satu studi tahun 1999 menunjukkan bahwa pemilik rumah merespon

based on what form of speech their prospective tenants used.

pertanyaan apartemen berdasarkan bentuk ucapan yang digunakan calon penyewa.

When callers spoke African-American Vernacular English, or AAVE,

Saat penelepon berbicara dengan bahasa Inggris Afrika-Amerika, atau AAVE,

landlords were more likely to reject their inquiries.

pemilik rumah cenderung akan menolak pertanyaan mereka.

When they spoke so-called Standard American English,

Saat mereka berbicara dengan bahasa Inggris standar Amerika,

which is often associated with whiteness,

yang mana sering dikaitkan dengan kulit putih,

landlords responded more positively.

pemilik rumah merespon dengan lebih positif,

Both of these forms of speech are considered English dialects.

Dua bentuk ucapan itu sama-sama dianggap sebagai dialek bahasa Inggris.

In the United States, some people have cast AAVE

Di Amerika Serikat, beberapa orang menuduh AAVE sebagai

as an incorrect or simplified version of mainstream US English.

versi yang salah atau yang disederhanakan dari bahasa Inggris Amerika biasa.

But AAVE follows consistent grammatical rules

Tetapi AAVE mengikuti aturan tata bahasa secara konsisten

every bit as sophisticated as other forms of English.

setiap halnya sama modernnya dengan bentuk bahasa Inggris yang lain.

Linguists tend to avoid the term dialect altogether.

Ahli bahasa cenderung menghindari kata dialek.

Instead, many opt to call different forms of speech “varieties.”

Sebagai gantinya, banyak yang memilih untuk menyebutnya sebagai “variasi”.

This way, languages are seen as groups of varieties.

Dengan ini, bahasa dilihat sebagai sebuah kelompok dari variasi.

So the English language is made up of varieties

Jadi bahasa Inggris dibentuk dari variasi

including Standard British and American English, AAVE,

termasuk bahasa Inggris standar Amerika dan Inggris, AAVE,

Nigerian English, Malaysian English, and many others.

bahasa inggris Nigeria, Malaysia, dan masih banyak lagi.

Each has its own unique history and characteristic pronunciation,

Masing-masing memiliki sejarah yang unik, dan ciri pengucapan,

vocabulary, and grammatical structures.

kosa kata, dan stuktur tata bahasa.

But the dividing line between varieties is murky.

Tetapi garis pembeda di antara variasi-variasi itu tidak jelas.

Human language, in all its cross-pollinating, ever-evolving glory,

Bahasa manusia, dalam semua pencampuran dan perkembangannya,

naturally resists the impulse to sort it into neat buckets.

secara alami menolak dorongan untuk dibagi ke dalam beberapa tempat.

Oftentimes, forms of speech exist on a kind of linguistic continuum

Seringkali, bentuk ucapan ada dalam semacam kesatuan linguistik

where they overlap with others,

yang saling tumpang tindih,

and the differences between them are gradual—

dan perbedaan di antara mereka terjadi bertahap—

not clear cut.

bukan secara jelas.

And that’s the confounding beauty of the dynamic, diverse,

Dan itulah keindahan yang membingungkan dari dinamika, keberagaman,

and dazzling universe of human communication.

dan dunia yang mempesona dari komunikasi manusia.