Monika Bulaj: The hidden light of Afghanistan

Translator: Jafnie Ardie Jaffa Reviewer: Vivek Kumar

My travels to Afghanistan

Pengembaraan saya ke Afghanistan

began many, many years ago

bermula beberapa tahun dahulu

on the eastern border of my country,

di sempadan timur negara dan

my homeland, Poland.

tanah air saya, Poland.

I was walking through the forests

Saya berjalan melewati hutan rimba

of my grandmother's tales.

yang diceritai nenek saya.

A land where every field hides a grave,

Ia sebuah tempat di mana setiap padang menyembunyikan sebuah kubur,

where millions of people

di mana jutaan orang

have been deported or killed

telah diusir atau dibunuh

in the 20th century.

dalam abad ke-20.

Behind the destruction,

Disebalik kemusnahan dan penggempuran,

I found a soul of places.

saya menjumpai jati diri sesebuah tempat.

I met humble people.

Saya berjumpa dengan mereka yang merendah diri dan tidak berada.

I heard their prayer

Saya mendengari harapan dan doa-doa mereka,

and ate their bread.

dan makan apa yang dimakan oleh mereka.

Then I have been walking East for 20 years --

Setelah merantau ke Timur selama 20 tahun --

from Eastern Europe to Central Asia --

dari Eropah Timur hingga ke Asia Tengah --

through the Caucasus Mountains,

melalui Pergunungan Caucasus,

Middle East,

Timur Tengah,

North Africa,

Afrika Utara,

Russia.

Rusia.

And I ever met more humble people.

Dan saya bertemu lagi dengan mereka yang merendahkan diri.

And I shared their bread and their prayer.

Dan saya makan bersama mereka dan mengongsi harapan mereka.

This is why I went to Afghanistan.

Oleh sebab itulah saya ke Afghanistan.

One day, I crossed the bridge

Pada suatu hari, saya melintasi jambatan

over the Oxus River.

yang merentasi Sungai Oxus.

I was alone on foot.

Saya berjalan kaki sendirian.

And the Afghan soldier was so surprised to see me

Askar Afghanistan yang bertugas teramat hairan melihat saya

that he forgot to stamp my passport.

sehinggakan dia terlupa mengecap pasport saya.

But he gave me a cup of tea.

Namun dia memberi saya secawan teh.

And I understood

Lantas saya mengerti

that his surprise was my protection.

bahawa kehairanannya melindungi saya.

So I have been walking and traveling,

Saya terus berjalan dan mengembara

by horses, by yak, by truck, by hitchhiking,

sama ada menaiki kuda, yak, lori atau dengan menumpang

from Iran's border

dari sempadan Iran

to the bottom, to the edge of the Wakhan Corridor.

hingga ke pinggir Koridor Wakhan.

And in this way

Dan dengan melalui ini

I could find noor, the hidden light of Afghanistan.

saya dapat menemui 'noor', cahaya tersembunyi Afghanistan.

My only weapon

Senjata saya hanyalah

was my notebook and my Leica.

buku nota dan kamera Leica saya.

I heard prayers of the Sufi --

Saya terdengar doa-doa para Sufi --

humble Muslims,

segolongan Muslimin yang merendah diri,

hated by the Taliban.

namun dibenci oleh pihak Taliban.

Hidden river,

Sungai-sungai tersembunyi

interconnected with the mysticism

yang dikait oleh tasawuf dan tarekat

from Gibraltar to India.

dari Gibraltar hingga India.

The mosque where the respectful foreigner

Sebuah masjid di mana orang asing yang datang degan penuh hormat

is showered with blessings

dicucuri berkat

and with tears,

dan air mata,

and welcomed as a gift.

dan disambut seandai hadiah.

What do we know

Apakah yang kita tahu

about the country and the people

tentang negara dan orang-orang

that we pretend to protect,

yang kita berpura-pura lindungi,

about the villages

tentang kampung-kampung

where the only one medicine

di mana satu-satunya ubat

to kill the pain and to stop the hunger

untuk menahan rasa sakit dan lapar

is opium?

ialah candu?

These are opium-addicted people

Inilah mereka yang ketagihan candu

on the roofs of Kabul

di atas bumbung-bumbung Kabul

10 years after the beginning of our war.

10 tahun setelah permulaan peperangan kami.

These are the nomad girls

Inilah anak-anak gadis kaum nomad

who became prostitutes for Afghan businessmen.

yang menjadi pelacur kepada saudagar-saudagar Afghanistan.

What do we know about the women

Apakah yang kita tahu tentang kaum hawanya

10 years after the war?

10 tahun setalah peperangan?

Clothed in this nylon bag,

Berpakaian beg nilon

made in China,

buatan China

with the name of burqa.

yang diberikan nama 'burqa'.

I saw one day,

Suatu hari saya menziarahi

the largest school in Afghanistan,

sekolah terbesar di Afghanistan,

a girls' school.

sebuah sekolah khusus untuk anak-anak gadis.

13,000 girls

13,000 anak-anak gadis

studying here

menuntut ilmu di sana,

in the rooms underground,

di dalam bilik-bilik bawah tanah

full of scorpions.

yang penuh dengan kala jengking.

And their love [for studying]

Keinginan mereka (untuk menuntut ilmu)

was so big that I cried.

yang begitu hebat membuat saya terharu dan menangis.

What do we know

Apakah yang kita tahu

about the death threats by the Taliban

tentang ancaman mati daripada pihak Taliban

nailed on the doors

yang dipaku pada pintu-pintu

of the people who dare to send their daughters to school as in Balkh?

mereka yang berani menghantar anak-anak gadis mereka ke sekolah seperti di Balkh?

The region is not secure, but full of the Taliban,

Wilayah tersebut masih belum aman malah dipenuhi pihak Taliban,

and they did it.

dan mereka melakukannya.

My aim is to give a voice

Tujuan saya adalah untuk memberikan suara

to the silent people,

kepada mereka yang tidak berdaya,

to show the hidden lights

untuk menunjukkan cahaya tersembunyi

behind the curtain of the great game,

di sebalik tirai permainan besar ini

the small worlds ignored by the media

di mana dunia-dunia kecil diabaikan media massa

and the prophets of a global conflict.

dan para dalang konflik sejagat.

Thanks.

Terima Kasih.

(Applause)

(Tepukan)