Philip Zimbardo: The psychology of time

Translator: Anggriawan Sugianto Reviewer: Herman Yosef Paryono

I want to share with you

Saya ingin berbagi dengan Anda

some ideas about the secret power of time,

beberapa ide tentang rahasia kekuatan waktu,

in a very short time.

dalam waktu yang sangat singkat.

Video: All right, start the clock please. 30 seconds studio.

Video: Baiklah, tolong mulai waktunya. Studio 30 detik.

Keep it quiet please. Settle down.

Harap diam. Mohon tenang.

It's about time. End sequence. Take one.

Ini tentang waktu. Akhir urutan. Ambil satu.

15 seconds studio.

Studio 15 detik.

10, nine, eight, seven,

10, 9, 8, 7,

six, five, four, three, two ...

6, 5, 4, 3, 2, ...

Philip Zimbardo: Let's tune into the conversation

Philip Zimbardo: Mari kita mainkan percakapan dari

of the principals in Adam's temptation.

prinsip di dalam godaan Adam.

"Come on Adam, don't be so wishy-washy. Take a bite." "I did."

Ayolah Adam, jangan ragu-ragu. Gigitlah. Aku sudah.

"One bite, Adam. Don't abandon Eve."

Satu gigitan, Adam. Jangan menyia-nyiakan Hawa.

"I don't know, guys.

Saya tidak tahu.

I don't want to get in trouble."

Saya tidak ingin mendapat masalah.

"Okay. One bite. What the hell?"

Oke. Satu gigitan.

(Laughter)

(Tawa)

Life is temptation. It's all about yielding, resisting,

Hidup adalah godaan. Ini tentang menyerah, menahan,

yes, no, now, later, impulsive, reflective,

ya, tidak, sekarang, nanti, menuruti kata hati, termenung,

present focus and future focus.

fokus ke sekarang dan fokus ke masa depan.

Promised virtues fall prey to the passions of the moment.

Kebaikan yang dijanjikan menjadi mangsa ke gairah saat ini.

Of teenage girls who pledged sexual abstinence and virginity until marriage --

Gadis-gadis remaja yang berjanji pantang berhubungan seks dan tetap perawan hingga pernikahan --

thank you George Bush --

terima kasih George Bush --

the majority, 60 percent, yielded to sexual temptations within one year.

mayoritas, 60 persen, menyerah pada godaan seksual dalam satu tahun.

And most of them did so without using birth control.

Dan kebanyakan dari mereka melakukannya tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

So much for promises.

Terlalu banyak janji.

Now lets tempt four-year-olds, giving them a treat.

Sekarang mari kita goda anak umur empat tahun, traktir mereka.

They can have one marshmallow now. But if they wait

Mereka bisa mendapatkan satu manisan sekarang. Tetapi jika mereka menunggu

until the experimenter comes back, they can have two.

sampai eksperimenter (peneliti) datang kembali, mereka bisa mendapatkan dua.

Of course it pays, if you like marshmallows, to wait.

Tentu saja, kalau Anda suka manisan, menunggu itu akan sebanding dengan penantian Anda.

What happens is two-thirds of the kids give in to temptation.

Yang terjadi adalah 2/3 dari anak-anak menyerah pada godaan.

They cannot wait. The others, of course, wait.

Mereka tidak bisa menunggu. Yang lain, tentu saja, menunggu.

They resist the temptation. They delay the now for later.

Mereka menahan godaan. Mereka menunda sekarang untuk nanti.

Walter Mischel, my colleague at Stanford,

Walter Mischel, kolega saya di Stanford,

went back 14 years later,

kembali 14 tahun kemudian,

to try to discover what was different about those kids.

mencoba menemukan apa yang berbeda dari anak-anak ini.

There were enormous differences between kids who resisted

Ada perbedaan yang besar antara anak-anak yang menahan diri

and kids who yielded, in many ways.

dan anak-anak yang menyerah, dalam berbagai hal.

The kids who resisted scored 250 points higher on the SAT.

Anak-anak yang menahan diri mendapatkan nilai 250 lebih tinggi pada SAT (Tes Kemampuan Akademik).

That's enormous. That's like a whole set of different IQ points.

Itu sangat besar. Itu seperti nilai IQ yang berbeda sepenuhnya.

They didn't get in as much trouble. They were better students.

Mereka tidak mendapat banyak masalah. Mereka murid-murid yang lebih baik.

They were self-confident and determined. And the key for me today,

Mereka percaya diri dan tekun. Dan kunci bagi saya hari ini,

the key for you,

kunci bagi Anda,

is, they were future-focused rather than present-focused.

adalah mereka berfokus pada masa depan, bukan berfokus pada saat ini.

So what is time perspective? That's what I'm going to talk about today.

Jadi apa itu perspektif waktu? Inilah yang akan saya bicarakan hari ini.

Time perspective is the study of how individuals,

Perspektif waktu adalah studi tentang bagaimana individu,

all of us, divide the flow of your human experience

semua orang, membagi aliran pengalaman kita

into time zones or time categories.

menjadi zona waktu atau kategori waktu.

And you do it automatically and non-consciously.

Dan Anda melakukannya secara otomatis dan tidak sadar.

They vary between cultures, between nations,

Mereka bervariasi antar kebudayaan, antar bangsa,

between individuals, between social classes,

antar individu, antar kelas sosial,

between education levels.

antar tingkat pendidikan.

And the problem is that they can become biased,

Dan masalahnya hal itu bisa menjadi bias.

because you learn to over-use some of them and under-use the others.

Karena Anda belajar untuk menggunakan beberapa lebih sering dan jarang menggunakan yang lainnya.

What determines any decision you make?

Apa yang menentukan keputusan yang Anda buat?

You make a decision on which you're going to base an action.

Anda membuat keputusan, pada pokok aksi yang Anda lakukan.

For some people it's only about what is in the immediate situation,

Bagi beberapa orang, ini hanya tentang situasi yang segera terjadi,

what other people are doing and what you're feeling.

apa yang orang lain sedang lakukan dan apa yang Anda rasakan.

And those people, when they make their decisions in that format --

Dan orang-orang ini, ketika mereka membuat keputusan pada format tersebut --

we're going to call them "present-oriented,"

mereka akan menyebutnya "berorientasi masa sekarang."

because their focus is what is now.

Karena fokus mereka adalah sekarang.

For others, the present is irrelevant.

Bagi yang lain, sekarang itu tidak relevan.

It's always about "What is this situation like that I've experienced in the past?"

Ini selalu tentang "Situasi ini seperti apa yang pernah saya jalani di masa lalu?"

So that their decisions are based on past memories.

Sehingga keputusan mereka berdasarkan memori masa lalu.

And we're going to call those people "past-oriented," because they focus on what was.

Dan kita akan menyebut orang-orang ini "berorientasi masa lalu." Karena mereka berfokus pada hal yang sudah lampau.

For others it's not the past, it's not the present,

Bagi orang lainnya, ini bukan masa lalu, bukan masa sekarang,

it's only about the future.

hanyalah masa depan.

Their focus is always about anticipated consequences.

Fokus mereka selalu konsekuensi yang diharapkan.

Cost-benefit analysis.

Analisis biaya dan keuntungan.

We're going to call them "future-oriented." Their focus is on what will be.

Kita akan menyebut mereka "berorientasi masa depan." Fokus mereka adalah apa yang akan terjadi.

So, time paradox, I want to argue,

Jadi, paradoks waktu, saya ingin berpendapat,

the paradox of time perspective,

paradoks perspektif waktu,

is something that influences every decision you make,

adalah sesuatu yang mempengaruhi setiap keputusan yang Anda buat,

you're totally unaware of.

Anda benar-benar tidak menyadarinya.

Namely, the extent to which you have one of these

Sebut saja,

biased time perspectives.

perspektif waktu yang bias.

Well there is actually six of them. There are two ways to be present-oriented.

Sebenarnya ada enam hal. Ada dua cara untuk berorientasi masa kini.

There is two ways to be past-oriented, two ways to be future.

Ada dua cara untuk berorientasi masa lalu, dua cara untuk berorientasi pada masa depan.

You can focus on past-positive, or past-negative.

Anda bisa berfokus pada masa lalu yang positif atau masa lalu yang negatif.

You can be present-hedonistic,

Anda bisa menjadi hedonis masa kini,

namely you focus on the joys of life, or present-fatalist --

yang berfokus pada kesenangan hidup, atau fatalis masa kini.

it doesn't matter, your life is controlled.

Hal itu tidak penting. Hidup Anda terkendali.

You can be future-oriented, setting goals.

Anda bisa berorientasi pada masa depan, tujuan-tujuan yang terencana.

Or you can be transcendental future:

Atau Anda bisa menjadi sangat berorientasi pada masa depan:

namely, life begins after death.

misalnya, kehidupan yang dimulai setelah kematian.

Developing the mental flexibility to shift time perspectives fluidly

Mengembangkan fleksibilitas jiwa untuk menggeser perspektif waktu secara berubah-ubah

depending on the demands of the situation,

tergantung permintaan situasi,

that's what you've got to learn to do.

itulah yang harus Anda pelajari.

So, very quickly, what is the optimal time profile?

Jadi, secara sangat cepat, bagaimanakah profil waktu yang optimal?

High on past-positive. Moderately high on future.

Tinggi pada masa lalu yang positif. Cukup tinggi pada masa depan.

And moderate on present-hedonism.

Dan moderat pada hedonisme masa sekarang.

And always low on past-negative

Dan selalu rendah pada masa lalu yang negatif

and present-fatalism.

dan fatalisme masa kini.

So the optimal temporal mix is what you get from the past --

Jadi campuran perspektif waktu yang optimal adalah apa yang Anda peroleh dari masa lalu --

past-positive gives you roots. You connect your family, identity and your self.

masa lalu yang positif menjadi akarnya. Anda hubungkan keluarga, identitas dan diri Anda.

What you get from the future is wings

Apa yang Anda peroleh dari masa depan adalah sayap

to soar to new destinations, new challenges.

untuk membumbung tinggi ke tujuan yang baru, tantangan yang baru.

What you get from the present hedonism

Apa yang Anda dapatkan dari hedonisme masa kini

is the energy, the energy to explore yourself,

adalah energi, energi untuk mengeksplorasi diri Anda

places, people, sensuality.

tempat, orang-orang, sensualitas.

Any time perspective in excess has more negatives than positives.

Perspektif waktu apapun yang berlebihan memiliki lebih banyak hal negatif daripada positif.

What do futures sacrifice for success?

Apa yang dikorbankan masa depan demi kesuksesan?

They sacrifice family time. They sacrifice friend time.

Mereka mengorbankan waktu untuk keluarga. Mereka mengorbankan waktu untuk sahabat.

They sacrifice fun time. They sacrifice personal indulgence.

Mereka mengorbankan waktu untuk bersenang-senang. Mereka mengorbankan kesenangan pribadi.

They sacrifice hobbies. And they sacrifice sleep. So it affects their health.

Mereka mengorbankan hobi. Dan mereka mengorbankan tidur. Hal itu berpengaruh pada kesehatan mereka.

And they live for work, achievement and control.

Dan mereka hidup untuk bekerja, penghargaan dan kendali.

I'm sure that resonates with some of the TEDsters.

Saya takin hal itu berlaku dengan beberapa TED-sters.

(Laughter)

(Tawa)

And it resonated for me. I grew up as a poor kid in the South Bronx ghetto,

Dan itu berlaku dengan saya. Saya tumbuh sebagai anak yang miskin di Bronx selatan,

a Sicilian family -- everyone lived in the past and present.

dari keluarga Sisilia. Setiap orang hidup dalam masa lalu dan masa kini.

I'm here as a future-oriented person

Saya di sini sebagai seorang yang berorientasi pada masa depan

who went over the top, who did all these sacrifices

yang menuju puncak dan melakukan semua pengorbanan itu

because teachers intervened, and made me future oriented.

karena guru-guru ikut campur, dan membuat saya berorientasi pada masa depan.

Told me don't eat that marshmallow,

Mereka memberi tahu saya jangan makan manisan itu,

because if you wait you're going to get two of them,

karena jika Anda menunggu Anda akan memperoleh dua,

until I learned to balance out.

sampai saya belajar untuk menjadi seimbang.

I've added present-hedonism, I've added a focus on the past-positive,

Saya menambahkan hedonisme masa kini. Saya menambahkan fokus pada masa lalu yang positif.

so, at 76 years old, I am more energetic than ever, more productive,

Jadi pada umur 76 tahun, saya lebih energetik daripada sebelumnya, lebih produktif,

and I'm happier than I have ever been.

dan lebih bahagia dari diri saya sebelumnya.

I just want to say that we are applying this to many world problems:

Saya hanya ingin mengatakan bahwa kita sedang menerapkan hal ini pada banyak masalah dunia,

changing the drop-out rates of school kids,

mengubah tingkat drop out anak sekolah,

combating addictions, enhancing teen health,

melawan kecanduan, meningkatkan kesehatan remaja,

curing vets' PTSD with time metaphors -- getting miracle cures --

mengobati gangguan stres pasca trauma dengan metafora waktu -- dengan keajaiban --

promoting sustainability and conservation,

mempromosikan kesinambungan dan konservasi,

reducing physical rehabilitation where there is a 50-percent drop out rate,

mengurangi rehabilitasi fisik di mana ada tingkat drop out 50%,

altering appeals to suicidal terrorists,

mengubah daya tarik teroris bunuh diri,

and modifying family conflicts as time-zone clashes.

dan mengubah konflik keluarga sebagaimana zona waktu berbenturan.

So I want to end by saying:

Jadi saya ingin mengakhiri sesi ini dengan mengatakan,

many of life's puzzles can be solved

banyak teka-teki dalam hidup dapat diselesaikan

by understanding your time perspective and that of others.

dengan memahami perspektif waktu Anda dan orang lain.

And the idea is so simple, so obvious,

Dan idenya sangat sederhana, sangat jelas,

but I think the consequences are really profound.

tetapi saya pikir konsekuensinya sangat mendalam.

Thank you so much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)