Drew Dudley: Everyday leadership

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Alia Makki

I wanted to just start by asking everyone a question:

Saya ingin memulai dengan bertanya pada Anda sekalian:

Siapa di antara Anda yang merasa nyaman

How many of you are completely comfortable

menyebut diri Anda seorang pemimpin?

with calling yourselves a leader?

Begini, saya menanyakannya di seluruh negara ini

I've asked that question all across the country,

and everywhere I ask it, no matter where,

dan di manapun saya bertanya,

there's a huge portion of the audience that won't put up their hand.

selalu ada banyak hadirin yang tidak akan mengangkat tangan.

Dan saya mulai menyadari bahwa kita menjadikan kepemimpinan

And I've come to realize that we have made leadership

menjadi sesuatu yang begitu besar,

into something bigger than us; something beyond us.

jauh di luar jangkauan kita.

Kita menganggapnya seperti mengubah dunia..

We've made it about changing the world.

We've taken this title of "leader"

Dan kita mengambil status pemimpin ini dan menganggapnya

and treat it as something that one day we're going to deserve.

sebagai suatu hal yang suatu hari akan layak kita dapatkan,

But to give it to ourselves right now

namun mengatakan bahwa sekarang kita sudah layak

means a level of arrogance or cockiness that we're not comfortable with.

menunjukkan sikap congkak atau sombong yang kurang sedap.

And I worry sometimes that we spend so much time

Dan saya khawatir terkadang kita terlalu menghabiskan waktu

mensyukuri hal-hal luar biasa yang hampir tidak dapat dilakukan orang lain

celebrating amazing things that hardly anybody can do,

that we've convinced ourselves those are the only things worth celebrating.

sehingga kita menjadi yakin bahwa hanya itulah

yang layak disyukuri, dan kita mulai

We start to devalue the things we can do every day,

tidak menghargai hal yang dapat kita lakukan setiap hari, dan mulai mengabaikan

saat-saat di mana kita menjadi pemimpin yang sesungguhnya

We take moments where we truly are a leader

and we don't let ourselves take credit for it, or feel good about it.

dan kita tidak merasa berjasa,

dan tidak membuat kita merasa bangga akan hal itu.

I've been lucky enough over the last 10 years

Dan saya cukup beruntung karena selama

10 tahun terakhir dapat bekerja dengan orang-orang luar biasa

to work with amazing people who've helped me redefine leadership

yang membantu saya mengartikan kembali kepemimpinan

dengan cara yang telah membuat saya lebih bahagia.

in a way that I think has made me happier.

Dan di waktu yang singkat ini, saya hanya ingin berbagi

With my short time today,

I want to share with you the one story that is probably most responsible

cerita yang mungkin paling berperan dalam pemaknaan ulang kepemimpinan itu.

for that redefinition.

I went to a little school

Saya bersekolah di sekolah kecil yang bernama

called Mount Allison University in Sackville, New Brunswick.

Universitas Mount Allison d Sackville, New Brunswick,

dan di hari terakhir sekolah, seorang perempuan mendatangi saya

And on my last day there, a girl came up to me and said,

dan berkata, "Saya ingat pertama kali saya bertemu denganmu."

"I remember the first time I met you."

Lalu dia menceritakan kisah yang terjadi 4 tahun sebelumnya.

And she told me a story that had happened four years earlier.

Dia berkata, "Sebelum saya masuk ke universitas ini,

She said, "On the day before I started university,

I was in the hotel room with my mom and dad,

saya berada di kamar hotel dengan orang tua saya

and I was so scared and so convinced that I couldn't do this,

dan saya sangat takut dan yakin bahwa saya tidak akan bisa,

that I wasn't ready for university, that I just burst into tears.

saya tidak siap untuk masuk universitas, sehingga saya menangis.

My mom and dad were amazing.

Ayah dan ibu saya sangat hebat. Mereka seperti berkata,

They were like, "We know you're scared, but let's just go tomorrow,

"Kami tahu kau takut, namun esok mari kita tetap pergi.

Kita pergi pada hari pertama, dan jika

go to the first day, and if at any point you feel as if you can't do this,

kamu merasa kamu tidak bisa, tidak apa-apa, katakan saja,

that's fine; tell us, and we'll take you home.

kita akan pulang bersama. Bagaimanapun juga kami tetap mencintaimu."

We love you no matter what.'"

Dan dia berkata, "Jadi keesokan harinya saya pergi

She says, "So I went the next day.

dan saya mengantri untuk pendaftaran,

I was in line for registration,

and I looked around and just knew I couldn't do it; I wasn't ready.

saya melihat sekeliling dan saya tahu kalau saya tidak akan bisa.

Saya tahu saya tidak siap dan harus keluar."

I knew I had to quit.

I made that decision and as soon as I made it,

Lalu dia berkata, "Saya sudah memutuskan, dan segera setelah saya memutuskannya,

saya diliputi perasaan damai yang luar biasa.

an incredible feeling of peace came over me.

Dan saya berpaling ke orang tua saya untuk mengatakan

I turned to my mom and dad to tell them we needed to go home,

bahwa kita harus pulang, dan tepat pada saat itu,

and at that moment, you came out of the student union building

kau datang dari gedung ikatan Mahasiswa

dengan memakai topi paling bodoh yang pernah saya lihat." (Tawa)

wearing the stupidest hat I've ever seen in my life."

(Laughter)

"It was awesome.

"Benar-benar luar biasa,

dengan papan besar mempromosikan Shimerama,

And you had a big sign promoting Shinerama," --

yaitu para siswa yang berjuang melawan Fibrosis Sistik,"

which is Students Fighting Cystic Fibrosis,

-- yayasan amal di mana saya telah bekerja selama bertahun-tahun --

a charity I've worked with for years --

"dan kau memegang seember permen loli.

"And you had a bucketful of lollipops.

Kau berjalan dan membagikan permen loli itu

You were handing the lollipops out to people in line,

kepada orang-orang yang sedang mengantri dan mempromosikan Shimerama.

and talking about Shinerama.

All of the sudden, you got to me, and you just stopped.

Dan tiba-tiba, kau melihat saya, berhenti, dan melototi saya.

Cukup menyeramkan." (Tawa)

And you stared. It was creepy."

(Laughter)

This girl knows what I'm talking about.

Perempuan ini sungguh tahu apa yang saya katakan saat itu. (Tawa)

(Laughter)

"Then you looked at the guy next to me, smiled, reached into your bucket,

"Lalu kau melihat pria di sebelah saya,

tersenyum, mengambil satu permen loli

memberikannya kepada pria itu dan berkata,

pulled out a lollipop, held it out to him and said,

"Tolong berikan permen loli ini kepada sang wanita cantik di sebelahmu."

'You need to give a lollipop to the beautiful woman next to you.'"

Lalu perempuan itu berkata, "Saya belum pernah melihat orang menjadi tersipu malu secepat itu.

She said, "I've never seen anyone get more embarrassed faster in my life.

He turned beet red, he wouldn't even look at me.

Wajahnya menjadi merah, dia bahkan tidak melihat saya.

Dia hanya memegang permen loli itu seperti ini." (Tawa)

He just kind of held the lollipop out like this."

(Laughter)

"I felt so bad for this dude that I took the lollipop.

"Dan saya merasa tidak enak kepada pria ini,

As soon as I did, you got this incredibly severe look on your face,

dan segera setelah itu, wajah saya menerima tatapan yang sangat aneh

lalu saya melihat kepada orang tua saya

looked at my mom and dad and said, 'Look at that! Look at that!

dan berkata, "Lihatlah.

Pertama kalinya jauh dari rumah dan dia sudah mendapat permen

First day away from home,

and already she's taking candy from a stranger?'"

dari orang asing?!" (Tawa)

(Laughter)

Dan dia berakta, "Semua orang yang berada 20 kaki dari aya,

She said, "Everybody lost it.

Twenty feet in every direction, everyone started to howl.

semua mulai terbahak.

I know this is cheesy, and I don't know why I'm telling you this,

Saya tahu ini hal sepele, dan saya tidak tahu mengapa saya mengatakan hal ini

namun saat di mana semua orang tertawa itulah,

but in that moment when everyone was laughing, I knew I shouldn't quit.

saya tahu saya tidak boleh berhenti.

I knew I was where I was supposed to be; I knew I was home.

Saya tahu inilah tempat saya yang seharusnya,

dan saya tahu saya berada di rumah, namun saya belum pernah berbicara denganmu

And I haven't spoken to you once in the four years since that day.

sekalipun selama 4 tahun sejak hari itu,

namun saya dengar kau akan pergi

But I heard that you were leaving, and I had to come and tell you

dan saya harus datang dan mengatakan bahwa kau telah menjadi

orang yang sangat penting dalam hidup saya, dan saya akan merindukanmu. Sampai jumpa."

you've been an incredibly important person in my life.

I'm going to miss you. Good luck."

And she walks away, and I'm flattened.

Lalu dia pergi, saya sangat tersanjung.

She gets six feet away, turns around, smiles and goes,

Setelah berjalan sejauh 6 kaki, dia berbalik dan tersenyum, dan berkata

"You should probably know this, too:

"Mungkin kau juga tahu,

saya masin berkencan dengan pria ini 4 tahun kemudian." (Tawa)

I'm still dating that guy, four years later."

(Laughter)

A year and a half after I moved to Toronto,

Satu setengah tahun setelah saya pindah ke Toronto,

I got an invitation to their wedding.

saya menerima undangan pernikahan mereka.

(Laughter)

Here's the kicker: I don't remember that.

Inilah intinya. Saya tidak ingat akan hal itu.

I have no recollection of that moment.

Saya tidak ingat kejadian saat itu

I've searched my memory banks,

dan saya mencoba mencari dalam ingatan saya, karena hal itu lucu

because that is funny and I should remember doing it and I don't.

dan seharusnya saya mengingatnya, namun ternyata tidak.

Dan itu adalah hal yang membuka mata dan mengubah saya

That was such an eye-opening, transformative moment for me,

untuk berpikir bahwa mungkin dampak terbesar yang pernah saya lakukan

to think that maybe the biggest impact I'd ever had on anyone's life,

dalam hidup orang lain, saat di mana seorang wanita datang

a moment that had a woman walk up to a stranger four years later and say,

kepada orang asing 4 tahun kemudian dan berkata,

"Kau telah menjadi orang yang sangat penting dalam kehidupan saya,"

"You've been an important person in my life,"

terjadi saat yang saya sendiri tidak ingat.

was a moment that I didn't even remember.

Siapa dari Anda yang pernah mendapatkan momen permen loli itu,

How many of you guys have a lollipop moment,

saat seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu

a moment where someone said or did something

yang membuat hidup Anda menjadi lebih baik?

that you feel fundamentally made your life better?

Baiklah. Siapa dari Anda yang mengatakan kepada orang itu?

All right. How many of you have told that person they did it?

See, why not?

Mengapa tidak? Kita merayakan ulang tahun,

We celebrate birthdays,

where all you have to do is not die for 365 days --

dimana yang perlu Anda lakukan hanyalah bertahan hidup selama 365 hari -- (Tawa)

(Laughter)

Yet we let people who have made our lives better

namun kita membiarkan orang-orang yang menjadikan hidup kita lebih baik

berjalan tanpa mengetahui hal itu.

walk around without knowing it.

Every single one of you has been the catalyst

Anda masing-masing

telah menjadi pendorong saat permen loli itu.

for a lollipop moment.

You've made someone's life better by something you said or did.

Anda telah membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik

dengan hal yang Anda lakukan atau ucapkan, dan jika Anda merasa Anda tidak melakukannya

If you think you haven't,

think of all the hands that didn't go up when I asked.

pikirkan semua tangan yang tidak naik saat saya bertanya.

Anda hanyalah salah satu orang yang belum diberi tahu.

You're just one of the people who hasn't been told.

Namun sangat mengerikan untuk berpikir bahwa kita begitu hebat.

It's scary to think of ourselves as that powerful,

frightening to think we can matter that much to other people.

Sangat menakutkan untuk berpikir bahwa kita dapat membuat dampak sebesar itu

bagi orang lain, karena selama kita masih membesar-besarkan kepemimpinan,

As long as we make leadership something bigger than us,

as long as we keep leadership beyond us

selama kita masih menganggapnya di luar jangkauan kita,

and make it about changing the world,

selama kita menganggapnya sebagai pengubah dunia,

kita memberi alasann bagi diri kita untuk tidak mengharapkannya

we give ourselves an excuse not to expect it every day,

baik dari diri kita maupun dari orang lain.

from ourselves and from each other.

Marianne Williamson said, "Our greatest fear is not that we are inadequate.

Marianne Williamson berkata, "Ketakutan terbesar kita bukanlah bahwa kita tidak layak.

Ketakutan terbesar kita adalah kita menjadi sangat hebat.

[It] is that we are powerful beyond measure.

Terang kita, bukan kegelapan kita yang menakuti kita."

It is our light and not our darkness that frightens us."

Dan seruan saya hari ini adalah bahwa kita harus mengatasi hal itu.

My call to action today is that we need to get over our fear

Kita harus mengatasi ketakutan akan seberapa hebatnya

of how extraordinarily powerful we can be in each other's lives.

kita dalam kehidupan orang lain.

Kita harus mengatasinya sehingga kita dapat melampaui hal itu,

We need to get over it so we can move beyond it,

and our little brothers and sisters and one day our kids --

dan adik laki-laki dan perempuan kita, dan pada suatu hari anak-anak kita, --

or our kids right now -- can watch and start to value

atau anak-anak kita sekarang -- dapat mulai melihat dan menghargai

the impact we can have on each other's lives,

dampak yang kita dapat berikan kepada kehidupan orang lain

lebih dari uang, kekuasaan, gelar, maupun pengaruh.

more than money and power and titles and influence.

We need to redefine leadership as being about lollipop moments --

Kita harus mengartikan kembali kepemimpinan seperti momen loli itu,

how many of them we create, how many we acknowledge,

seberapa banyak momen loli yang kita ciptakan, yang kita akui,

how many of them we pay forward and how many we say thank you for.

yang kita ingat, dan yang kita syukuri

Because we've made leadership about changing the world,

Karena kita telah membuat kepemimpinan sebagai pengubah dunia,

and there is no world.

dan dunia itu tidak ada. Hanya ada 6 miliar pemahaman akan dunia

There's only six billion understandings of it.

And if you change one person's understanding of it,

dan jika Anda mengubah pandangan seseorang akan hal itu,

pandangan seseorang akan apa yang dapat mereka lakukan,

understanding of what they're capable of,

pandangan seseorang akan berapa banyak orang yang peduli pada mereka,

understanding of how much people care about them,

pandangan seseorang akan betapa mereka dapat menjadi perantara perubahan

understanding of how powerful an agent for change

di dunia ini, Anda telah mengubah semuanya.

they can be in this world,

you've changed the whole thing.

Dan jika kita dapat memahami kepemimpinan seperti itu,

And if we can understand leadership like that,

I think if we can redefine leadership like that,

jika kita dapat memaknai ulang kepemimpinan seperti itu,

saya rasa kita dapat mengubah semuanya.

I think we can change everything.

And it's a simple idea, but I don't think it's a small one.

Dan ini adalah gagasan sederhana, namun saya rasa bukan gagasan kecil

I want to thank you so much for letting me share it with you today.

dan saya ingin berterima kasih telah mengijinkan saya berbagi gagasan ini pada hari ini.