What is depression? - Helen M. Farrell

Translator: Arie Wijaya Reviewer: Prameswari Rahmanu

Depression is the leading cause of disability in the world.

Depresi adalah penyebab utama kecacatan di dunia.

In the United States,

Di Amerika Serikat,

close to 10% of adults struggle with depression.

hampir 10% orang dewasa berjuang melawan depresi.

But because it's a mental illness,

Depresi merupakan penyakit mental,

it can be a lot harder to understand than, say, high cholesterol.

sehingga mungkin lebih sulit dipahami dibanding, misalnya, kolesterol tinggi.

One major source of confusion is the difference between having depression

Salah satu yang membingungkan adalah perbedaan antara mengalami depresi

and just feeling depressed.

atau hanya merasa depresi.

Almost everyone feels down from time to time.

Hampir semua orang merasa sedih dari waktu ke waktu.

Getting a bad grade,

Mendapatkan nilai buruk,

losing a job,

kehilangan pekerjaan,

having an argument,

bertengkar mulut,

even a rainy day can bring on feelings of sadness.

bahkan hujan pun dapat membawa perasaan sedih.

Sometimes there's no trigger at all.

Kadang tanpa pemicu apapun,

It just pops up out of the blue.

rasa sedih dapat muncul tiba-tiba.

Then circumstances change,

Lalu ketika keadaan berubah,

and those sad feelings disappear.

rasa sedih pun menghilang.

Clinical depression is different.

Depresi klinis berbeda.

It's a medical disorder,

Ini merupakan gangguan medis,

and it won't go away just because you want it to.

dan ia tidak akan pergi hanya karena kehendak Anda.

It lingers for at least two consecutive weeks,

Depresi klinis bertahan setidaknya selama 2 minggu,

and significantly interferes with one's ability to work,

dan secara signifikan mengganggu kemampuan seseorang dalam bekerja,

play,

bermain,

or love.

atau mencintai.

Depression can have a lot of different symptoms:

Depresi mempunyai banyak gejala yang berbeda:

a low mood,

suasana hati muram,

loss of interest in things you'd normally enjoy,

tidak tertarik pada sesuatu yang biasanya Anda nikmati,

changes in appetite,

perubahan nafsu makan,

feeling worthless or excessively guilty,

merasa tidak berguna atau merasa sangat bersalah

sleeping either too much or too little,

tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit,

poor concentration,

sulit berkonsentrasi,

restlessness or slowness,

kegelisahan atau kelambatan,

loss of energy,

kurang energi,

or recurrent thoughts of suicide.

atau muncul pikiran untuk bunuh diri berulang kali.

If you have at least five of those symptoms,

Jika Anda mengalami setidaknya lima gejala di atas,

according to psychiatric guidelines,

menurut panduan psikiatris

you qualify for a diagnosis of depression.

Anda bisa didiagnosa terkena depresi.

And it's not just behavioral symptoms.

Dan depresi tidak hanya berdampak pada gejala perilaku.

Depression has physical manifestations inside the brain.

Depresi memiliki dampak fisik di dalam otak.

First of all,

Pertama,

there are changes that could be seen with the naked eye

ada perubahan yang dapat dilihat dengan mata telanjang

and X-ray vision.

dan penglihatan X-ray.

These include smaller frontal lobes and hippocampal volumes.

Ini termasuk pengecilan volume lobus frontal dan hipokampus.

On a more microscale,

Dalam skala lebih mikro,

depression is associated with a few things:

depresi berkaitan dengan beberapa hal:

the abnormal transmission or depletion of certain neurotransmitters,

transmisi abnormal atau penipisan neurotransmiter tertentu,

especially serotonin, norepinephrine, and dopamine,

terutama serotonin, norepinefrin, dan dopamin,

blunted circadian rhythms,

ritme sirkadian yang kacau,

or specific changes in the REM and slow-wave parts of your sleep cycle,

atau perubahan spesifik pada REM dan gelombang lambat pada siklus tidur Anda,

and hormone abnormalities,

dan keganjilan hormon

such as high cortisol and deregulation of thyroid hormones.

seperti tingkat kortisol tinggi dan deregulasi hormon tiroid.

But neuroscientists still don't have a complete picture

Tapi para ahli syaraf masih belum mendapatkan gambaran lengkap

of what causes depression.

dari penyebab depresi.

It seems to have to do with a complex interaction between genes and environment,

Sepertinya berkaitan dengan interaksi kompleks antara gen dan lingkungan,

but we don't have a diagnostic tool

tapi kita tidak punya alat diagnosa

that can accurately predict where or when it will show up.

yang bisa memprediksi secara akurat dimana atau kapan depresi akan muncul.

And because depression symptoms are intangible,

Karena gejala depresi tidak kasat mata,

it's hard to know who might look fine but is actually struggling.

sulit mengetahui siapa yang kelihatan baik-baik saja

tapi sebenarnya menderita depresi.

According to the National Institute of Mental Health,

Menurut Institusi Kesehatan Mental Nasional,

it takes the average person suffering with a mental illness

rata-rata penderita penyakit kejiwaan membutuhkan

over ten years to ask for help.

lebih dari sepuluh tahun untuk meminta pertolongan.

Tapi ada perawatan yang sangat efektif.

But there are very effective treatments.

Medications and therapy complement each other to boost brain chemicals.

Pengobatan dan terapi saling melengkapi untuk meningkatkan zat kimia di otak.

In extreme cases, electroconvulsive therapy,

Dalam kasus serius, terapi elektrokonvulsif,

which is like a controlled seizure in the patient's brain,

yang seperti melakukan kejang terkontrol pada otak pasien,

is also very helpful.

juga sangat membantu.

Other promising treatments,

Perawatan menjanjikan lainnya, seperti transcranial magnetic stimulation (TMS),

like transcranial magnetic stimulation,

are being investigated, too.

sedang diteliti juga.

So, if you know someone struggling with depression,

Jika Anda tahu seseorang sedang melawan depresi,

encourage them, gently, to seek out some of these options.

doronglah mereka dengan lembut untuk mencari beberapa pilihan tersebut.

You might even offer to help with specific tasks,

Anda mungkin bisa menawarkan diri untuk membantu,

like looking up therapists in the area,

misalnya dengan mencari terapi di daerah Anda,

or making a list of questions to ask a doctor.

atau membuat daftar pertanyaan untuk ditanyakan pada dokter.

To someone with depression,

Bagi penderita depresi,

these first steps can seem insurmountable.

langkah -langkah awal ini bisa terasa tidak mungkin dilakukan.

If they feel guilty or ashamed,

Jika mereka merasa bersalah atau malu,

point out that depression is a medical condition,

tekankan bahwa depresi adalah kondisi medis,

just like asthma or diabetes.

sama seperti asma atau diabetes.

It's not a weakness or a personality trait,

Ia bukan kelemahan atau kepribadian,

and they shouldn't expect themselves to just get over it

dan mereka tidak bisa mengabaikannya begitu saja

anymore than they could will themselves to get over a broken arm.

sama seperti mereka tidak bisa mengabaikan lengan yang patah.

If you haven't experienced depression yourself,

Jika Anda belum pernah mengalami depresi,

avoid comparing it to times you've felt down.

hindari membandingkannya dengan masa ketika Anda merasa bersedih.

Comparing what they're experiencing to normal, temporary feelings of sadness

Membandingkan pengalaman mereka dengan kondisi normal,

perasaan sedih yang bersifat sementara

can make them feel guilty for struggling.

dapat membuat mereka merasa bersalah karena mereka (begitu) kesusahan.

Even just talking about depression openly can help.

Bahkan hanya dengan bicara tentang depresi secara terbuka dapat membantu.

For example, research shows that asking someone about suicidal thoughts

Contohnya,

riset menunjukkan bahwa menanyakan tentang pikiran bunuh diri

actually reduces their suicide risk.

dapat mengurangi resiko bunuh diri mereka.

Open conversations about mental illness help erode stigma

Pembicaraan terbuka tentang penyakit kejiwaan

membantu mengikis stigma

and make it easier for people to ask for help.

dan membuat seseorang lebih mudah meminta pertolongan.

And the more patients seek treatment,

Dan makin banyak pasien mencari perawatan,

the more scientists will learn about depression,

semakin banyak yang bisa dipelajari tentang depresi,

and the better the treatments will get.

dan semakin baik pula perawatan yang bisa diberikan.