Archeology from space | Sarah Parcak

Translator: Jenny Zurawell

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Ian Adiwibowo

Di masa kecil saya di Maine,

When I was a child growing up in Maine,

one of my favorite things to do

salah satu kegemaran saya

was to look for sand dollars on the seashores of Maine,

adalah mencari cangkang bulu babi di pantai Maine

because my parents told me it would bring me luck.

karena orang tua saya bilang benda itu membawa keberuntungan.

Namun, cangkang ini sulit ditemukan.

But you know, these shells, they're hard to find.

They're covered in sand, they're difficult to see.

Cangkang ini terbungkus pasir. Sulit dilihat.

However, over time, I got used to looking for them.

Namun, setelah beberapa saat saya mulai terbiasa mencarinya.

I started seeing shapes

Saya mulai melihat pada bentuk

and patterns that helped me to collect them.

dan pola yang membantu saya mengumpulkan cangkang itu.

Hal ini tumbuh menjadi gairah untuk menemukan sesuatu,

This grew into a passion for finding things,

a love for the past and archaeology.

kecintaan akan masa lalu dan arkeologi.

And eventually, when I started studying Egyptology,

Dan akhirnya saat saya mulai mempelajari sejarah Mesir Kuno,

I realized that seeing with my naked eyes alone wasn't enough.

saya menyadari bahwa melihat dengan mata saya saja tidaklah cukup.

Because all of the sudden, in Egypt,

Karena pantai saya di Maine

my beach had grown from a tiny beach in Maine

yang hanyalah pantai kecil, tiba-tiba berubah menjadi

to one eight hundred miles long,

pantai sepanjang 1.287 km

next to the Nile.

di dekat Sungai Nil,

And my sand dollars had grown to the size of cities.

dan cangkang bulu babi saya tumbuh

menjadi seukuran sebuah kota.

This is really what brought me to using satellite imagery.

Inilah yang membawa saya untuk menggunakan gambar satelit.

For trying to map the past, I knew that I had to see differently.

Untuk memetakan masa lalu, saya tahu saya harus melihat dengan berbeda.

Dan saya ingin menunjukkan bagaimana cara melihat dengan berbeda

So I want to show you an example of how we see differently

using the infrared.

dengan sinar infra merah.

This is a site located in the eastern Egyptian delta

Inilah daerah di timur delta sungai di Mesir

called Mendes.

yang disebut Bendix.

And the site visibly appears brown,

Daerah ini tampak berwarna kecoklatan,

but when we use the infrared

namun saat kami menggunakan sinar infra merah

and we process it, all of the sudden,

dan mengolahnya, tiba-tiba saja dengan warna semu

using false color,

the site appears as bright pink.

lokasi ini tampak berwarna jingga terang.

What you are seeing

Yang Anda lihat di sini

are the actual chemical changes to the landscape

adalah perubahan kimia dari daerah ini yang sesungguhnya

caused by the building materials and activities

yang disebabkan oleh kegiatan dan bahan bangunan

dari bangsa Mesir Kuno.

of the ancient Egyptians.

What I want to share with you today

Yang ingin saya bagikan kepada Anda

is how we've used satellite data

adalah bagaimana kita menggunakan data satelit

to find an ancient Egyptian city,

untuk menemukan kota Mesir Kuno,

called Itjtawy,

yang disebut Itjtawy,

missing for thousands of years.

yang hilang selama ribuan tahun.

Itjtawy was ancient Egypt's capital

Itjtawy adalah ibukota Mesir Kuno

selama lebih dari 400 tahun,

for over four hundred years,

at a period of time called the Middle Kingdom,

pada zaman yang disebut "Kerajaan Pertengahan"

about four thousand years ago.

sekitar 4.000 tahun yang lalu.

The site is located in the Faiyum of Egypt,

Lokasi ini terletak di Faiyum di Mesir

and the site is really important,

dan lokasi ini sangat penting karena pada Kerajaan Pertengahan

because in the Middle Kingdom there was this great renaissance

ada kebangkitan luar biasa di bidang seni, arsitektur, dan agama

for ancient Egyptian art, architecture and religion.

di Mesir Kuno.

Ahli sejarah Mesir tahu bahwa lokasi dari Itjtawy

Egyptologists have always known the site of Itjtawy

was located somewhere near the pyramids of the two kings who built it,

terletak di dekat piramida dari dua orang raja

yang membangunnya, yang ditunjukkan oleh lingkaran merah ini,

indicated within the red circles here,

but somewhere within this massive flood plain.

dan di sekitar dataran banjir besar ini.

Daerah ini sangat besar --

This area is huge --

it's four miles by three miles in size.

panjangnya 6.4 km dan lebarnya 4.8 km.

The Nile used to flow right next to the city of Itjtawy,

Sungai Nil pernah mengalir tepat di sebelah kota Itjtawy,

and as it shifted and changed and moved over time to the east,

dan saat alirannya berubah dan bergeser ke arah timur,

it covered over the city.

sungai ini membanjiri kota.

So, how do you find a buried city

Jadi bagaimana Anda menemukan kota yang terkubur

in a vast landscape?

dalam bentangan yang besar ini?

Finding it randomly would be the equivalent

Menemukannya secara acak sama saja

dengan mencari jarum dalam jerami

of locating a needle in a haystack,

blindfolded, wearing baseball mitts.

memakai sarung tangan baseball dengan mata tertutup.

(Laughter)

Jadi kami menggunakan data topografi NASA

So what we did is we used NASA topography data

to map out the landscape, very subtle changes.

untuk memetakan bentangan ini, perubahan yang drastis.

We started to be able to see where the Nile used to flow.

Kami mulai dapat melihat di mana Sungai Nil pernah mengalir.

Anda dapat melihat dengan lebih rinci -- dan lebih menarik --

But you can see in more detail, and even more interesting,

daerah yang sedikit naik ini

this very slight raised area

seen within the circle up here

yang ditunjukkan di dalam lingkaran, yang kami pikir mungkin merupakan

which we thought could possibly be the location of the city of Itjtawy.

lokasi dari kota Itjtawy.

So we collaborated with Egyptian scientists

Jadi kami bekerja sama dengan ilmuwan Mesir

untuk menggalinya, seperti yang Anda lihat di sini.

to do coring work, which you see here.

When I say coring, it's like ice coring,

Yang saya maksud dengan menggali adalah seperti menggali es,

but instead of layers of climate change,

namun kami mencari lapisan peradaban manusia, bukan lapisan perubahan iklim.

you're looking for layers of human occupation.

Dan lima meter di bawah

And, five meters down,

underneath a thick layer of mud,

lapisan lumpur yang tebal,

kami menemukan lapisan kaya keramik tanah liat.

we found a dense layer of pottery.

What this shows is that at this possible location of Itjtawy,

Hal ini menunjukkan bahwa di sini mungkin merupakan lokasi

dari Itjtawy, lima meter di bawah tanah,

five meters down,

we have a layer of occupation for several hundred years,

ada lapisan dari peradaban selama beberapa ratus tahun

dating to the Middle Kingdom,

yang berasal dari Kerajaan Pertengahan, tepat di jaman di mana

dating to the exact period of time we think Itjtawy is.

Itjtawy berada.

We also found work stone --

Kami juga menemukan peralatan batu --

carnelian, quartz and agate

batu akik dan kuarsa yang menunjukkan

that shows that there was a jeweler's workshop here.

bahwa ada tempat pembuatan perhiasan di sana.

These might not look like much,

Mungkin ini terlihat tidak banyak,

namun saat Anda berpikir tentang batuan paling umum

but when you think about the most common stones

used in jewelry from the Middle Kingdom,

yang digunakan sebagai perhiasan di jaman Kerajaan Pertengahan,

inilah batu-batuan yang digunakan.

these are the stones that were used.

Jadi ada lapisan peradaban yang kaya

So, we have a dense layer of occupation

dating to the Middle Kingdom at this site.

yang menunjukkan zaman Kerajaan Pertengahan di lokasi ini.

Kami juga menemukan bukti akan tempat pembuatan perhiasan elit

We also have evidence of an elite jeweler's workshop,

yang menunjukkan bahwa ini adalah kota yang penting.

showing that whatever was there was a very important city.

No Itjtawy was here yet,

Belum ada bukti bahwa Itjtawy berada di sana,

but we're going to be returning to the site

namun kami akan kembali ke sana

in the near future to map it out.

dalam waktu dekat untuk memetakannya.

And even more importantly,

Dan yang lebih penting lagi,

we have funding to train young Egyptians in the use of satellite technology

kami memiliki dana untuk melatih kaum muda Mesir

untuk menggunakan teknologi satelit

so they can be the ones making great discoveries as well.

sehingga mereka juga bisa membuat penemuan besar.

So I wanted to end with my favorite quote from the Middle Kingdom --

Jadi saya ingin mengakhiri dengan kutipan favorit saya

dari Kerajaan Pertengahan --

it was probably written at the city of Itjtawy

ini mungkin ditulis di Itjtawy 4.000 tahun yang lalu,

four thousand years ago.

"Berbagi pengetahuan adalah panggilan terbesar.

"Sharing knowledge is the greatest of all callings.

There's nothing like it in the land."

Tidak ada yang dapat menggantikannya di dunia ini."

So as it turns out, TED was not founded in 1984 AD.

Jadi ternyata, TED tidak didirikan pada tahun 1984 M.

(Laughter)

(Tawa)

Making ideas actually started in 1984 BC

Membuat ide sebenarnya dimulai pada tahun 1984 SM

di kota yang belum lama hilang, dan ditemukan dari atas.

at a not-lost-for-long city, found from above.

It certainly puts finding seashells by the seashore in perspective.

Ini benar-benar membuat "menemukan kerang laut di pantai" menjadi masuk akal.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)