Geoff Mulgan: A short intro to the Studio School

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Ade Indarta

What I want to talk about today is one idea.

Yang ingin saya bicarakan hari ini adalah sebuah gagasan.

It's an idea for a new kind of school,

Gagasan tentang jenis sekolah baru,

which turns on its head much of our conventional thinking

yang mengalihkan semua pemikiran konvensional kita

about what schools are for and how they work.

mengenai manfaat dan cara kerja sekolah.

And it might just be coming to a neighborhood near you soon.

Mungkin sekolah ini akan segera ada di sekitar Anda.

Where it comes from

Asalnya

is an organization called the Young Foundation,

adalah organisasi yang disebut Yayasan Young,

which, over many decades,

yang selama puluhan tahun,

has come up with many innovations in education, like the Open University

muncul dengan banyak penemuan dalam pendidikan, seperti Universitas Terbuka

and things like Extended Schools,

dan hal-hal seperti sekolah ekstensi,

Schools for Social Entrepreneurs, Summer Universities

sekolah bagi wirausaha sosial, universitas musim panas,

and the School of Everything.

dan Sekolah untuk Semuanya.

And about five years ago, we asked

Sekitar 5 tahun lalu, kami bertanya

what was the most important need for innovation

apa yang paling diperlukan bagi penemuan

in schooling here in the U.K.

dari sekolah di Inggris.

And we felt the most important priority

Kami rasa prioritas yang terpenting

was to bring together two sets of problems.

adalah menggabungkan dua masalah.

One was large numbers of bored teenagers

Pertama adalah jumlah remaja yang bosan

who just didn't like school,

yang tidak menyukai sekolah,

couldn't see any relationship between what they learned in school

yang tidak dapat melihat hubungan antara apa yang mereka pelajari di sekolah

and future jobs.

dengan pekerjaan mereka nantinya.

And employers who kept complaining

Dan para pengusaha yang terus mengeluh

that the kids coming out of school weren't actually ready for real work,

bahwa lulusan sekolah tidak siap untuk pekerjaan nyata,

didn't have the right attitudes and experience.

tidak memiliki perilaku dan pengalaman yang tepat.

And so we try to ask:

Jadi kami mencoba bertanya:

What kind of school would have the teenagers fighting to get in,

Sekolah apa yang akan membuat para remaja berebutan untuk masuk,

not fighting to stay out?

bukan berebutan untuk tidak masuk?

And after hundreds of conversations

Setelah ratusan percakapan

with teenagers and teachers and parents

dengan remaja, guru, orang tua,

and employers and schools

pengusaha, dan sekolah

from Paraguay to Australia,

dari Paraguay hingga Australia,

and looking at some of the academic research,

dan melihat beberapa penelitian akademis

which showed the importance

yang menunjukkan pentingnya

of what's now called non-cognitive skills --

apa yang kini disebut kemampuan non-kognitif --

the skills of motivation, resilience --

motivasi, kegigihan --

and that these are as important

dan bahwa hal ini sama pentingnya

as the cognitive skills -- formal academic skills --

dengan kemampuan kognitif -- kemampuan akademis formal --

we came up with an answer, a very simple answer in a way,

kami mendapat jawabannya, jawaban yang sangat sederhana

which we called the Studio School.

yang kami sebut Sekolah Studio.

And we called it a studio school

Kami menyebutnya Sekolah Studio

to go back to the original idea of a studio in the Renaissance

untuk kembali pada gagasan asli dari masa Renaissance

where work and learning are integrated.

di mana bekerja dan belajar dipadukan.

You work by learning,

Anda bekerja dengan belajar

and you learn by working.

dan Anda belajar dengan bekerja.

And the design we came up with had the following characteristics.

Desain yang kami temukan memiliki sifat-sifat berikut.

First of all, we wanted small schools --

Pertama, sekolah kecil --

about 300, 400 pupils --

sekitar 300, 400 siswa --

14 to 19 year-olds,

14 hingga 19 tahun,

and critically, about 80 percent of the curriculum done

dan yang penting, sekitar 80 persen kurikulum diberikan

not through sitting in classrooms,

tidak dengan duduk di ruang kelas

but through real-life, practical projects,

namun melalui proyek praktis nyata,

working on commission

bekerja paruh waktu

to businesses, NGO's and others.

pada bisnis, LSM, dan sebagainya.

That every pupil would have a coach, as well as teachers,

Sehingga setiap siswa akan memiliki pelatih dan guru

who would have timetables

yang akan membuat jadwal

much more like a work environment in a business.

jauh lebih seperti lingkungan pekerjaan.

And all of this will be done within the public system,

Semua itu akan dilakukan dalam sistem publik

funded by public money,

yang didanai oleh uang masyarakat,

but independently run.

namun dijalankan secara independen.

And all at no extra cost, no selection,

Tanpa biaya tambahan, tanpa seleksi,

and allowing the pupils the route into university,

dan memungkinkan siswa untuk masuk universitas,

even if many of them would want to become entrepreneurs

bahkan jika kebanyakan dari mereka ingin berwirausaha

and have manual jobs as well.

dan bekerja sendiri.

Underlying it was some very simple ideas

Di bawahnya ada beberapa ide sederhana

that large numbers of teenagers learn best by doing things,

bahwa cara terbaik dari banyak remaja untuk belajar adalah melakukan sesuatu,

they learn best in teams

mereka sangat baik belajar dalam kelompok

and they learn best by doing things for real --

dan melakukan hal sesungguhnya --

all the opposite of what mainstream schooling

berlawanan dengan yang umumnya dilakukan

actually does.

di sekolah.

Now that was a nice idea,

Ini adalah ide yang bagus

so we moved into the rapid prototyping phase.

sehingga kami beralih pada fase membuat prototipe-nya.

We tried it out,

Kami mencobanya,

first in Luton --

pertama di Luton --

famous for its airport and not much else, I fear --

yang saya takut hanya terkenal karena bandaranya --

and in Blackpool -- famous for its beaches and leisure.

dan di Blackpool -- yang terkenal akan pantai dan daerah wisatanya.

And what we found -- and we got quite a lot of things wrong

Yang kami temukan -- dan kami menyadari banyak kesalahan

and then improved them --

dan memperbaikinya --

but we found that the young people loved it.

namun kami menemukan bahwa anak muda menyukainya.

They found it much more motivational, much more exciting

Mereka menganggapnya lebih memotivasi dan menarik

than traditional education.

daripada pendidikan tradisional.

And perhaps most important of all,

Mungkin yang paling penting,

two years later when the exam results came through,

2 tahun kemudian saat hasil ujiannya keluar,

the pupils who had been put on these field trials

siswa percobaan ini

who were in the lowest performing groups

yang berada di kelompok bawah

had jumped right to the top --

melompat ke kelompok atas --

in fact, pretty much at the top decile of performance

sebenarnya pada sekitar 10 persen teratas

in terms of GCSE's,

dalam hal GCSE

which is the British marking system.

yaitu sistem penilaian di Inggris.

Now not surprisingly,

Tidak mengejutkan

that influenced some people to think we were onto something.

hal itu mempengaruhi beberapa orang untuk berpikir tentang maksud kami.

The minister of education

Menteri Pendidikan

down south in London

di bagian selatan London

described himself as a "big fan."

menyebut dirinya "penggemar besar."

And the business organizations thought we were onto something

Dan organisasi bisnis juga berpikir tentang maksud kami.

in terms of a way of preparing children much better

dalam hal menyiapkan para siswa jauh lebih baik

for real-life work today.

untuk pekerjaan sesungguhnya.

And indeed, the head of the Chambers of Commerce

Dan memang, ketua kamar dagang

is now the chairman of the Studio Schools Trust

kini adalah direktur Perserikatan Sekolah Studio

and helping it, not just with big businesses,

dan membantunya, tidak hanya dengan bisnis besar,

but small businesses all over the country.

namun bisnis kecil di seluruh Inggris.

We started with two schools.

Kami mulai dengan 2 sekolah.

That's grown this year to about 10.

Tahun ini telah tumbuh menjadi 10 sekolah.

And next year, we're expecting about 35 schools

Tahun depan, kami berharap ada 35 sekolah

open across England,

yang dibuka di seluruh Inggris,

and another 40 areas

dan 40 daerah lainnya

want to have their own schools opening --

ingin memiliki sekolah sendiri semacam ini --

a pretty rapid spread

penyebaran yang cukup cepat

of this idea.

dari gagasan ini.

Interestingly,

Menariknya,

it's happened almost entirely without media coverage.

Semua ini terjadi hampir tanpa peliputan media.

It's happened almost entirely without big money behind it.

Semua ini terjadi hampir tanpa dana yang besar.

It spread almost entirely through word of mouth, virally,

Semua menyebar dari mulut ke mulut,

across teachers, parents,

di antara guru, orang tua,

people involved in education.

orang-orang yang terlibat dalam pendidikan.

And it spread because of the power of an idea --

Ini menyebar karena kekuatan gagasan ini --

so the very, very simple idea

jadi gagasan yang sangat sederhana

about turning education on its head

tentang mengalihkan pendidikan

and putting the things which were marginal,

dan memasukkan hal yang kecil.

things like working in teams, doing practical projects,

hal seperti bekerja kelompok, melakukan proyek praktis,

and putting them right at the heart of learning,

dan membawa mereka ke pusat dari pelatihan

rather than on the edges.

bukan pada ujungnya.

Now there's a whole set of new schools

Sekarang ada satu kumpulan sekolah baru

opening up this autumn.

yang dibuka pada musim gugur ini.

This is one from Yorkshire

Ini ada di Yorkshire,

where, in fact, my nephew, I hope, will be able to attend it.

di mana sebenarnya keponakan saya, saya harap dapat masuk ke sana.

And this one is focused

Dan yang ini berfokus

on creative and media industries.

pada industri kreatif dan media.

Other ones have a focus on health care,

Yang lainnya berfokus pada pelayanan kesehatan,

tourism, engineering

turisme, teknik,

and other fields.

dan bidang lainnya.

We think we're onto something.

Kami melihat maksud kami.

It's not perfect yet,

Ini belum sempurna

but we think this is one idea

namun kami pikir ini adalah gagasan

which can transform the lives

yang dapat mengubah kehidupan

of thousands, possibly millions, of teenagers

dari ribuan, mungkin jutaan remaja

who are really bored by schooling.

yang telah bosan bersekolah.

It doesn't animate them.

Mereka tidak menjiwainya.

They're not like all of you who can sit in rows

Mereka tidak seperti Anda yang dapat duduk

and hear things said to you for hour after hour.

dan mendengar berbagai hal selama berjam-jam.

They want to do things, they want to get their hands dirty,

Mereka ingin melakukan sesuatu, ingin mengotori tangan mereka,

they want education to be for real.

mereka ingin pendidikan yang sebenarnya.

And my hope is that some of you out there

Saya harap seseorang di luar sana

may be able to help us.

akan dapat membantu kami.

We feel we're on the beginning of a journey

Kami merasa kami ada pada awal perjalanan

of experiment and improvement

dari percobaan dan perbaikan

to turn the Studio School idea

untuk mengubah gagasan Sekolah Studio

into something which is present,

menjadi sesuatu yang ada

not as a universal answer for every child,

bukan sebagai jawaban universal bagi setiap anak,

but at least as an answer for some children in every part of the world.

namun setidaknya jawaban bagi sebagian anak di seluruh dunia.

And I hope that a few of you at least can help us make that happen.

Saya harap beberapa di antara Anda dapat membantu kami mewujudkannya.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)