The new era of positive psychology | Martin Seligman

Translator: Herman Yosef Paryono Reviewer: Ade Indarta

When I was President of the American Psychological Association,

Ketika saya menjabat sebagai presiden Asosiasi Psikologi Amerika

they tried to media-train me.

mereka mencoba melatih saya menghadapi media,

And an encounter I had with CNN summarizes

dan ketika itu saya harus menghadapi CNN

mencoba meringkas apa yang akan saya bahas hari ini,

what I'm going to be talking about today,

yaitu "alasan ke-11 untuk optimis."

which is the eleventh reason to be optimistic.

The editor of Discover told us 10 of them;

Editor Discover memberi tahu kita 10 alasan,

I'm going to give you the eleventh.

saya akan memberitahu Anda yang ke-11.

So they came to me, CNN, and they said, "Professor Seligman --

Jadi CNN datang, dan berkata, "Profesor Seligman,

bisakah Anda memberitahu kami keadaan Psikologi sekarang ini?

would you tell us about the state of psychology today?

We'd like to interview you about that."

Kami hendak mewawancarai Anda tentang ini." Saya jawab, "Tentu."

And I said, "Great."

And she said, "But this is CNN, so you only get a sound bite."

Ia berkata, "Tapi ini CNN, jadi Anda hanya mendapat waktu sebentar."

I said, "Well, how many words do I get?"

Saya bertanya, "Berapa kata yang boleh saya ucapkan?"

And she said, "Well, one."

Ia menjawab, "Satu."

(Laughter)

(Suara tawa)

Kamera menyala, dan ia berkata, "Profesor Seligman,

And the cameras rolled, and she said,

"Professor Seligman, what is the state of psychology today?"

bagaimana keadaan Psikologi sekarang ini?"

"Good."

"Baik."

(Laughter)

(Suara tawa)

"Cut! Cut. That won't do.

"Berhenti. Berhenti. Bukan seperti itu.

Kami sebaiknya memberi Anda jatah waktu yang lebih banyak."

We'd really better give you a longer sound bite."

"How many words do I get this time?"

"Berapa kata yang boleh saya ucapkan kali ini?" "Dua kata boleh.

"Well, you get two."

(Laughter)

"Doctor Seligman, what is the state of psychology today?"

Doktor Seligman, bagaimana keadaan Psikologi sekarang ini?"

"Not good."

(Laughter)

"Tidak baik."

(Suara tawa)

"Dengar, Doktor Seligman,

"Look, Doctor Seligman,

we can see you're really not comfortable in this medium.

kami tahu Anda benar-benar tidak nyaman dengan medium ini.

We'd better give you a real sound bite.

Kami sebaiknya memberi Anda jatah waktu yang cukup.

This time you can have three words.

Kali ini Anda boleh mengucapkan tiga kata.

Professor Seligman, what is the state of psychology today?"

Profesor Seligman, bagaimana keadaan Psikologi sekarang ini?"

"Not good enough."

"Tidak cukup baik." Inilah yang akan saya bahas pada kesempatan ini.

That's what I'm going to be talking about.

I want to say why psychology was good, why it was not good,

Saya ingin membahas mengapa Psikologi baik, mengapa tidak baik

and how it may become, in the next 10 years, good enough.

dan bagaimana nanti, 10 tahun mendatang, menjadi cukup baik.

And by parallel summary, I want to say the same thing about technology,

Dengan kesimpulan paralel, nanti saya ingin mengatakan hal yang sama tentang teknologi,

about entertainment and design,

tentang hiburan, dan desain, karena masalahnya sangat serupa.

because I think the issues are very similar.

So, why was psychology good?

Jadi mengapa Psikologi baik?

Well, for more than 60 years, psychology worked within the disease model.

Selama 60 tahun, Psikologi bekerja dalam model penyakit.

Ten years ago, when I was on an airplane

10 tahun yang lalu, ketika saya di pesawat

and I introduced myself to my seatmate, and told them what I did,

dan saya memperkenalkan diri kepada orang di samping saya

they'd move away from me,

mereka menjauhi saya.

Itu karena menurut mereka, benar sebenarnya,

because, quite rightly, they were saying

psychology is about finding what's wrong with you.

Psikologi itu tentang mencari yang salah pada diri Anda. "Mencari yang tidak beres."

Spot the loony.

And now, when I tell people what I do, they move toward me.

Sekarang jika saya mengatakan kepada orang lain pekerjaan saya, mereka mendekati saya.

What was good about psychology --

Yang baik tentang Psikologi,

ada investasi sebesar 30 miliar dollar yang ditanamkan oleh NIMH,

about the $30 billion investment NIMH made,

about working in the disease model,

tentang bekerja dalam model penyakit,

about what you mean by psychology --

tentang apa yang dimaksud dengan Psikologi,

is that, 60 years ago, none of the disorders were treatable;

60 tahun lalu tidak ada gangguan kejiwaan yang dapat diterapi --

it was entirely smoke and mirrors.

sepenuhnya tidak nyata.

And now, 14 of the disorders are treatable,

Sekarang, 14 dari gangguan itu bisa diterapi,

two of them actually curable.

dua di antaranya dapat disembuhkan.

And the other thing that happened is that a science developed,

Selain itu, yang terjadi adalah sebuah ilmu berkembang,

a science of mental illness.

ilmu penyakit jiwa.

We found out we could take fuzzy concepts

Kita menemukan bahwa konsep-konsep abstrak yang kita sebut dengan depresi, alkoholisme,

like depression, alcoholism,

and measure them with rigor;

bisa diukur dengan tepat.

that we could create a classification of the mental illnesses;

Bahwa kita dapat membuat klasifikasi penyakit jiwa.

that we could understand the causality of the mental illnesses.

Bahwa kita dapat memahami penyebab penyakit jiwa.

We could look across time at the same people --

Kita dapat melihat seiring waktu pada orang yang sama --

people, for example, who were genetically vulnerable to schizophrenia --

orang, misalnya, yang secara genetis mudah terkena schizophrenia,

and ask what the contribution of mothering, of genetics are,

dan bertanya apa kontribusi perawatan, genetis pada penyakit itu,

dan kita dapat mengisolasi variabel ketiga

and we could isolate third variables

by doing experiments on the mental illnesses.

dengan mengadakan eksperimen pada penyakit jiwa.

And best of all, we were able, in the last 50 years,

Yang paling baik, kita bisa, dalam 50 tahun terakhir,

to invent drug treatments and psychological treatments.

menemukan terapi obat dan terapi psikologis,

And then we were able to test them rigorously,

dan kemudian kita bisa mengujinya secara teliti,

in random-assignment, placebo-controlled designs,

dalam eksperimen acak berdesain kontrol-placebo --

throw out the things that didn't work,

membuang yang gagal, menyimpan yang berhasil.

keep the things that actively did.

The conclusion of that is,

Kesimpulannya, Psikologi dan Psikiatri, dalam 60 tahun terakhir,

psychology and psychiatry of the last 60 years

can actually claim that we can make miserable people less miserable.

boleh mengaku bahwa kita membuat orang yang menderita menjadi lebih baik.

And I think that's terrific.

Ini hebat. Saya bangga akan hal itu.

I'm proud of it.

But what was not good, the consequences of that,

Yang tidak baik adalah konsekuensinya, tiga hal berikut.

were three things.

The first was moral;

Yang pertama, moral --

that psychologists and psychiatrists became victimologists, pathologizers;

bahwa Psikolog dan Psikiater menjadi Victimologist, Pathologizer;

that our view of human nature was that if you were in trouble,

pandangan kami tentang manusia, jika Anda dalam masalah, itu berarti masalah menimpa Anda.

bricks fell on you.

And we forgot that people made choices and decisions.

Kami lupa bahwa orang mengambil pilihan dan keputusan.

We forgot responsibility.

Kami lupa akan tanggung jawab. Itu konsekuensi pertama.

That was the first cost.

The second cost was that we forgot about you people.

Konsekuensi kedua, kami melupakan orang-orang seperti Anda.

We forgot about improving normal lives.

Kami lupa memperbaiki kehidupan yang normal.

We forgot about a mission to make relatively untroubled people happier,

Kami melupakan misi untuk membuat orang yang relatif tidak bermasalah menjadi lebih bahagia,

more fulfilled, more productive.

lebih merasa utuh, produktif, dan "jenius", "bertalenta-tinggi", menjadi kata yang salah.

And "genius," "high-talent," became a dirty word.

No one works on that.

Tidak ada yang mengurusinya.

And the third problem about the disease model is,

Masalah ketiga mengenai model penyakit adalah,

in our rush to do something about people in trouble,

karena tergesa-gesa untuk melakukan sesuatu bagi orang yang bermasalah,

in our rush to do something about repairing damage,

ntuk melakukan sesuatu yang memperbaiki kerusakan,

it never occurred to us to develop interventions

tidak pernah terpikir bagi kita untuk mengembangkan intervensi

to make people happier -- positive interventions.

untuk membuat orang lebih bahagia, intervensi yang positif.

So that was not good.

Jadi ini tidak baik.

And so that's what led people like Nancy Etcoff, Dan Gilbert,

Inilah yang menggiring orang seperti Nancy Etcoff, Dan Gilbert,

Mike Csikszentmihalyi and myself

Mike Csikszentmihalyi dan saya untuk berkecimpung dalam sesuatu yang saya sebut Psikologi Positif,

to work in something I call, "positive psychology,"

yang memiliki tiga tujuan.

which has three aims.

The first is that psychology should be just as concerned

Pertama, Psikologi harus memperhatikan

with human strength as it is with weakness.

kekuatan manusia sama seperti memperhatikan kelemahannya.

It should be just as concerned with building strength

Psikologi harus memperhatikan pembangunan kekuatan seperti memperhatikan perbaikan kerusakan.

as with repairing damage.

It should be interested in the best things in life.

Psikologi harus tertarik terhadap hal-hal terbaik dalam hidup,

And it should be just as concerned

dan harus berusaha membuat kehidupan orang normal menjadi lebih utuh

with making the lives of normal people fulfilling,

and with genius, with nurturing high talent.

dan memperhatikan orang-orang yang jenius, dan juga yang bertalenta tinggi.

So in the last 10 years and the hope for the future,

Jadi dalam 10 tahun terakhir dan semoga terus berlanjut,

we've seen the beginnings of a science of positive psychology,

kita melihat awal dari ilmu Psikologi Positif:

a science of what makes life worth living.

sebuah ilmu yang membuat hidup lebih layak dijalani.

It turns out that we can measure different forms of happiness.

Ternyata kita dapat mengukur kebahagiaan dalam bentuk yang berbeda.

And any of you, for free, can go to that website --

Anda semua dapat mengunjungi laman situs tersebut

[www.authentichappiness.org]

dan mencoba tes kebahagiaan, gratis.

and take the entire panoply of tests of happiness.

You can ask, how do you stack up for positive emotion, for meaning,

Anda dapat bertanya, bagaimana posisi Anda dalam emosi positif, makna,

for flow, against literally tens of thousands of other people?

aliran, dibandingkan dengan puluhan ribu orang lainnya?

We created the opposite of the diagnostic manual of the insanities:

Kami menciptakan kebalikan dari diagnosis terhadap ketidakwarasan:

a classification of the strengths and virtues that looks at the sex ratio,

klasifikasi kekuatan dan sifat baik yang dilihat dari rasio jenis kelamin,

how they're defined, how to diagnose them,

bagaimana definisinya, cara mendiagnosisnya,

what builds them and what gets in their way.

apa yang menyusunnya, dan apa yang menghambatnya.

We found that we could discover the causation of the positive states,

Kami menemukan bahwa kita dapat menelaah penyebab dari kondisi positif,

the relationship between left hemispheric activity

hubungan antara aktivitas hemisfer kiri

and right hemispheric activity, as a cause of happiness.

dan aktivitas hemisfer kanan sebagai penyebab kebahagiaan.

I've spent my life working on extremely miserable people,

Saya menghabiskan hidup saya bekerja dengan orang yang sangat menderita,

and I've asked the question:

dan saya banyak bertanya,

How do extremely miserable people differ from the rest of you?

bagaimana orang yang sangat menderita berbeda dari orang lain?

And starting about six years ago, we asked about extremely happy people.

Sejak sekitar enam tahun lalu, kami berfokus pada orang yang sangat bahagia,

How do they differ from the rest of us?

dan bagaimana mereka berbeda dari orang lain?

It turns out there's one way, very surprising --

Satu hal yang kami temukan.

they're not more religious, they're not in better shape,

Mereka tidak lebih religius, tidak punya tubuh yang lebih baik,

they don't have more money, they're not better looking,

tidak punya uang lebih banyak, tidak lebih rupawan,

tidak memiliki lebih banyak kejadian baik dan lebih sedikit kejadian buruk.

they don't have more good events and fewer bad events.

The one way in which they differ: they're extremely social.

Satu hal yang membuat mereka berbeda: mereka sangat sosial.

They don't sit in seminars on Saturday morning.

Mereka tidak duduk di seminar pada Sabtu pagi.

(Laughter)

(Tawa)

Mereka tidak menghabiskan waktu sendiri.

They don't spend time alone.

Each of them is in a romantic relationship

Mereka menjalin sebuah hubungan romantis

and each has a rich repertoire of friends.

dan memiliki daftar teman yang banyak.

Tapi hati-hati. Ini data korelasional, bukan sebab-akibat,

But watch out here -- this is merely correlational data, not causal,

and it's about happiness in the first, "Hollywood" sense,

dan ini kebahagiaan dalam gaya Hollywood yang akan saya sampaikan:

I'm going to talk about,

happiness of ebullience and giggling and good cheer.

kebahagiaan yang meluap-luap, tawa, kegembiraan.

And I'm going to suggest to you that's not nearly enough,

Saya akan menyakinkan Anda bahwa itu tidak cukup sesaat lagi

in just a moment.

Kami mulai dengan melihat intervensi yang ada selama berabad-abad,

We found we could begin to look at interventions over the centuries,

from the Buddha to Tony Robbins.

dari Buddha sampai Tony Robbins.

About 120 interventions have been proposed that allegedly make people happy.

Sekitar 120 intervensi diusulkan

yang dianggap dapat membuat orang bahagia.

And we find that we've been able to manualize many of them,

Kami menemukan bahwa sebagian besar bisa kami manualkan,

and we actually carry out

dan kami melakukan eksperimen acak

random-assignment efficacy and effectiveness studies.

penelitian efikasi dan efektivitasnya.

That is, which ones actually make people lastingly happier?

Yaitu, mana yang sebenarnya membuat orang lebih bahagia lebih lama?

In a couple of minutes, I'll tell you about some of those results.

Dalam beberapa menit ke depan saya akan menceritakan beberapa hasilnya.

But the upshot of this is that the mission I want psychology to have,

Tapi hasil dari semua ini justru misi yang saya ingin Psikologi jalankan,

in addition to its mission of curing the mentally ill,

selain misinya dalam menyembuhkan penyakit jiwa,

and in addition to its mission of making miserable people less miserable,

dan selain misinya dalam membuat orang yang menderita menjadi lebih baik,

is, can psychology actually make people happier?

adalah bisakah Psikologi membuat orang lebih bahagia?

And to ask that question -- "happy" is not a word I use very much --

Untuk menemukan jawabannya -- bahagia bukan kata yang sering saya gunakan --

we've had to break it down

kami harus memecahnya menjadi hal-hal yang dapat ditanyakan tentang bahagia.

into what I think is askable about "happy."

And I believe there are three different --

Saya percaya ada tiga hal berbeda --

berbeda karena mereka dibangun oleh intervensi yang berbeda,

I call them "different" because different interventions build them,

it's possible to have one rather than the other --

bisa memilih satu saja --

three different happy lives.

tiga bentuk hidup bahagia yang berbeda.

The first happy life is the pleasant life.

Yang pertama, kehidupan yang menyenangkan.

This is a life in which you have as much positive emotion

Yaitu kehidupan di mana Anda memiliki emosi positif sebanyak mungkin,

as you possibly can,

and the skills to amplify it.

dan kemampuan untuk memperkuatnya.

The second is a life of engagement:

Yang kedua, kehidupan terikat:

a life in your work, your parenting, your love, your leisure;

kehidupan Anda dalam bekerja, menjadi orang tua, pasangan, waktu senggang, waktu berhenti untuk Anda.

time stops for you.

That's what Aristotle was talking about.

Itulah yang Aristoteles maksudkan.

And third, the meaningful life.

Yang ketiga, kehidupan yang bermakna.

I want to say a little bit about each of those lives

Jadi saya ingin menceritakan sedikit tentang masing-masing itu

and what we know about them.

dan apa yang kita ketahui mengenainya.

The first life is the pleasant life, and it's simply, as best we can find it,

Yang pertama, kehidupan yang menyenangkan, itu yang terbaik,

it's having as many of the pleasures as you can,

memiliki kesenangan sebanyak mungkin,

as much positive emotion as you can,

emosi positif sebanyak mungkin,

and learning the skills -- savoring, mindfulness -- that amplify them,

dan mempelajari ketrampilan, menikmati, menyadari, yang menguatkan semua itu,

that stretch them over time and space.

dan mempertahankannya selama dan sejauh mungkin.

But the pleasant life has three drawbacks,

Tapi kehidupan yang menyenangkan punya tiga kekurangan,

and it's why positive psychology is not happy-ology,

dan itu mengapa Psikologi Positif bukan tentang bahagia dan tidak berakhir di sini.

and why it doesn't end here.

The first drawback is, it turns out the pleasant life,

Kekurangan pertama, ternyata kehidupan yang menyenangkan,

your experience of positive emotion,

pengalaman Anda akan emosi positif, dapat luntur,

is about 50 percent heritable,

sekitar 50 persen dapat luntur, dan bahkan tidak bisa banyak diubah.

and, in fact, not very modifiable.

So the different tricks that Matthieu and I and others know

Trik berbeda yang Matthieu [Ricard] dan saya dan orang lain tahu

about increasing the amount of positive emotion in your life

untuk meningkatkan jumlah emosi positif dalam hidup Anda

are 15 to 20 percent tricks, getting more of it.

15 sampai 20 persen, mengambil lebih banyak.

Second is that positive emotion habituates.

Kekurangan yang kedua, emosi positif dapat menjadi biasa dengan cepat.

It habituates rapidly, indeed.

It's all like French vanilla ice cream:

Seperti es krim French vanila, rasa jilatan pertama 100 persen;

the first taste is 100 percent;

by the time you're down to the sixth taste,

sampai dengan jilatan keenam, rasanya menghilang.

it's gone.

And, as I said, it's not particularly malleable.

Seperti saya katakan, itu tidak terlalu mudah dibentuk.

Ini mengantarkan kita ke kehidupan kedua.

And this leads to the second life.

I have to tell you about my friend Len,

Saya akan menceritakan kepada Anda tentang teman saya, Len,

to talk about why positive psychology is more than positive emotion,

untuk menjelaskan mengapa Psikologi Positif lebih dari sekadar emosi positif,

more than building pleasure.

lebih dari sekadar menciptakan kesenangan.

In two of the three great arenas of life, by the time Len was 30,

Dalam dua dari tiga wilayah besar kehidupan, ketika Len berumur 30,

Len was enormously successful.

Len sangat sukses. Wilayah pertama, pekerjaan.

The first arena was work.

By the time he was 20, he was an options trader.

Ketika berumur 20, ia merupakan pedagang saham.

By the time he was 25, he was a multimillionaire

Ketika berumur 25, ia multimiliuner

and the head of an options trading company.

dan pimpinan dari perusahaan perdagangan saham.

Second, in play, he's a national champion bridge player.

Kedua, wilayah kesenangan: ia merupakan juara nasional olahraga bridge.

Tapi dalam wilayah ketiga, percintaan, Len gagal.

But in the third great arena of life, love, Len is an abysmal failure.

And the reason he was, was that Len is a cold fish.

Alasannya, Len adalah orang yang dingin.

(Laughter)

(Suara tawa)

Len is an introvert.

Len seorang introvert.

American women said to Len, when he dated them,

Wanita Amerika yang ia kencani selalu berkata,

"You're no fun. You don't have positive emotion. Get lost."

"Kamu tidak menyenangkan. Tidak punya emosi positif. Pergi sana."

And Len was wealthy enough to be able to afford a Park Avenue psychoanalyst,

Len cukup kaya untuk membayar seorang Psikoanalis di Park Avenue,

who for five years tried to find the sexual trauma

yang selama lima tahun berusaha mencari trauma seksual

that had somehow locked positive emotion inside of him.

yang entah bagaimana mengunci emosi positif di dalam dirinya.

But it turned out there wasn't any sexual trauma.

Tapi hasilnya, tidak ada trauma seksual apa pun.

It turned out that --

Ternyata ... Len tumbuh besar di Long Island,

Len grew up in Long Island

and he played football and watched football, and played bridge.

bermain dan menonton sepak bola, dan bermain bridge ...

Len ada di paling dasar lima persen dari apa yang kita sebut dengan afeksi positif.

Len is in the bottom five percent of what we call positive affectivities.

The question is: Is Len unhappy?

Pertanyaannya, apakah Len tidak bahagia? Saya jawab tidak.

And I want to say, not.

Contrary to what psychology told us

Bertentangan dengan apa yang Psikologi katakan tentang 50 persen bawah

about the bottom 50 percent of the human race in positive affectivity,

ras manusia dalam afeksi positif,

I think Len is one of the happiest people I know.

Len orang yang paling bahagia yang pernah saya tahu.

He's not consigned to the hell of unhappiness,

Dia tidak terjebak dalam neraka ketidakbahagiaan

and that's because Len, like most of you,

dan itu karena Len, seperti kebanyakan dari Anda, sangat mampu mengalir.

is enormously capable of flow.

When he walks onto the floor of the American Exchange

Ketika ia berjalan di lantai American Exchange pada 9.30 pagi hari,

at 9:30 in the morning,

time stops for him.

waktu berhenti untuknya. Dan berhenti sampai bel penutupan.

And it stops till the closing bell.

When the first card is played till 10 days later,

Ketika kartu pertama dimainkan,

sampai 10 hari kemudian turnamen berakhir, waktu berhenti untuk Len.

when the tournament is over,

time stops for Len.

And this is indeed what Mike Csikszentmihalyi

Inilah apa yang Mike Csikszentmihalyi maksudkan,

has been talking about, about flow.

tentang aliran, dan ini berbeda dari kesenangan.

And it's distinct from pleasure in a very important way:

pleasure has raw feel -- you know it's happening; it's thought and feeling.

Kesenangan punya rasa yang mentah: Anda tahu itu terjadi. Anda memikirkan dan merasakannya.

But what Mike told you yesterday -- during flow ...

Tapi apa yang Mike katakan kemarin, ketika mengalir, Anda tidak dapat merasakan apa pun.

you can't feel anything.

You're one with the music.

Ketika Anda mendengarkan musik. Waktu berhenti.

Time stops.

You have intense concentration.

Anda berada dalam konsentrasi intens.

And this is indeed the characteristic of what we think of as the good life.

Inilah karakteristik dari kehidupan yang baik.

And we think there's a recipe for it,

Kami percaya ada resep untuk itu,

and it's knowing what your highest strengths are --

dan resepnya, mengetahui kekuatan tertinggi Anda.

again, there's a valid test

Sekali lagi, ada tes yang valid

dari lima kekuatan tertinggi Anda.

of what your five highest strengths are --

and then re-crafting your life

Dan kemudian membentuk kembali kehidupan Anda untuk bisa menggunakannya sebanyak mungkin.

to use them as much as you possibly can.

Re-crafting your work, your love,

Membentuk kembali pekerjaan, percintaan Anda,

your play, your friendship, your parenting.

permainan, pertemanan, cara Anda menjadi orang tua.

Just one example.

Hanya satu contoh: saya bekerja dengan orang ini, pelayan di Genuardi's.

One person I worked with was a bagger at Genuardi's.

Ia benci pekerjaannya.

Hated the job.

She's working her way through college.

Ia bekerja untuk kuliah.

Her highest strength was social intelligence.

Kekuatan tertingginya, kecerdasan sosial,

So she re-crafted bagging to make the encounter with her

jadi ia membentuk kembali pekerjaannya agar cocok dengannya

the social highlight of every customer's day.

menjadi pusat perhatian setiap pelanggan.

Jelas ia gagal.

Now, obviously she failed.

But what she did was to take her highest strengths,

Tapi apa yang ia lakukan menemukan kekuatan tertingginya,

and re-craft work to use them as much as possible.

dan membentuk kembali pekerjaannya dengan menggunakannya sebanyak mungkin.

What you get out of that is not smiley-ness.

Apa yang Anda dapatkan bukanlah senyuman.

You don't look like Debbie Reynolds.

Anda tidak tampak seperti Debbie Reynolds.

You don't giggle a lot.

Anda tidak selalu cekikikan. Yang Anda dapatkan, lebih banyak penyerapan.

What you get is more absorption.

So, that's the second path.

Jadi itu jalan kedua. Yang pertama, emosi positif.

The first path, positive emotion;

the second path is eudaemonian flow;

Yang kedua, aliran yang membahagiakan.

and the third path is meaning.

Jalan ketiga, makna.

This is the most venerable of the happinesses, traditionally.

Ini kebahagiaan yang paling dimuliakan, secara tradisional.

And meaning, in this view, consists of --

Makna dalam pandangan ini terdiri dari -- sangat paralel dengan kebahagiaan,

very parallel to eudaemonia --

it consists of knowing what your highest strengths are,

mengetahui apa kekuatan tertinggi Anda, dan bagaimana menggunakannya

and using them to belong to and in the service of

kepada dan untuk melayani sesuatu yang lebih besar dari diri Anda.

something larger than you are.

I mentioned that for all three kinds of lives --

Saya menyebutkan bahwa ketiga jenis kehidupan, kehidupan yang menyenangkan,

the pleasant life, the good life, the meaningful life --

kehidupan yang baik, dan kehidupan yang bermakna, orang-orang berusaha mencari jawaban,

people are now hard at work on the question:

Are there things that lastingly change those lives?

apakah ada hal yang bisa mengubah hidup mereka cukup lama?

And the answer seems to be yes.

Jawabannya, ya. Saya akan memberikan beberapa contoh.

And I'll just give you some samples of it.

It's being done in a rigorous manner.

Ini telah diperiksa secara teliti.

It's being done in the same way that we test drugs

Dilakukan dengan cara yang sama ketika kita mengetes obat untuk mengetahui kinerjanya.

to see what really works.

So we do random-assignment, placebo-controlled,

Jadi kami melakukan eksperimen acak, kontrol-plasebo,

long-term studies of different interventions.

studi jangka panjang dari intervensi yang berbeda.

Just to sample the kind of interventions that we find have an effect:

Hanya untuk mengambil contoh intervensi yang menurut kami punya efek,

when we teach people about the pleasant life,

ketika kami mengajarkan orang tentang kehidupan yang menyenangkan,

how to have more pleasure in your life,

bagaimana cara mendapatkan kesenangan lebih dalam hidup,

one of your assignments is to take the mindfulness skills,

salah satu tugasnya, untuk melatih kemampuan menyadari, menikmati,

the savoring skills,

and you're assigned to design a beautiful day.

dan Anda harus mendesain hari yang indah.

Next Saturday, set a day aside, design yourself a beautiful day,

Sabtu berikutnya, pilih satu hari, desain sendiri satu hari yang indah,

and use savoring and mindfulness to enhance those pleasures.

dan gunakan kemampuan menikmati dan menyadari untuk menambah kesenangan tersebut.

And we can show in that way that the pleasant life is enhanced.

Kami dapat menunjukkan bahwa kehidupan menyenangkan menjadi lebih baik.

Gratitude visit.

Kunjungan syukur. Saya ingin Anda semua melakukan hal ini bersama saya.

I want you all to do this with me now, if you would.

Close your eyes.

Tutup mata Anda.

I'd like you to remember someone

Saya ingin Anda semua mengingat seseorang yang melakukan sesuatu yang sangat penting

who did something enormously important

that changed your life in a good direction,

yang mengubah hidup Anda dalam hal yang baik,

and who you never properly thanked.

dan yang belum pernah Anda ucapkan terima kasih.

The person has to be alive.

Orangnya harus masih hidup. OK.

Now, OK, you can open your eyes.

Sekarang, OK, Anda dapat membuka mata Anda.

I hope all of you have such a person.

Saya harap Anda semua punya orang seperti itu.

Your assignment, when you're learning the gratitude visit,

Tugas Anda ketika mempelajari kunjungan syukur

is to write a 300-word testimonial to that person,

adalah menulis testimoni 300 kata kepada orang tersebut,

call them on the phone in Phoenix,

telepon orang tersebut di Phoenix,

ask if you can visit, don't tell them why.

tanyakan apakah Anda boleh berkunjung, jangan katakan alasannya, muncullah di pintu mereka,

Show up at their door,

you read the testimonial -- everyone weeps when this happens.

bacakan testimonI Anda -- setiap orang menangis ketika hal ini terjadi --

And what happens is, when we test people

dan apa yang terjadi, ketika kami tes orang ini seminggu kemudian, sebulan kemudian,

one week later, a month later, three months later,

tiga bulan kemudian, mereka lebih bahagia dan lebih sedikit depresi,

they're both happier and less depressed.

Another example is a strengths date,

Sebuah contoh lain, kencan kekuatan di mana kami minta pasangan

in which we get couples to identify their highest strengths

mengidentifikasi kekuatan tertinggi mereka dalam tes kekuatan,

on the strengths test,

and then to design an evening in which they both use their strengths.

dan kemudian mendesain suatu sore di mana mereka menggunakan kekuatan mereka,

We find this is a strengthener of relationships.

dan yang kami temukan adalah hubungan yang lebih erat.

And fun versus philanthropy.

Kesenangan versus filantropi.

It's so heartening to be in a group like this,

Sangat menggembirakan untuk dapat berada dalam kelompok seperti ini,

in which so many of you have turned your lives to philanthropy.

banyak di antara Anda mendedikasikan hidup ke filantropi.

Well, my undergraduates and the people I work with haven't discovered this,

Mahasiswa saya dan orang yang bekerja dengan saya belum menemukan ini,

so we actually have people do something altruistic

kita sebenarnya memiliki orang yang melakukan hal-hal altruistik

and do something fun,

dan sesuatu yang menyenangkan, dan untuk mengkontraskannya.

and contrast it.

And what you find is when you do something fun,

Yang Anda temukan ketika Anda melakukan hal menyenangkan,

it has a square wave walk set.

adalah itu cepat berlalu.

When you do something philanthropic to help another person,

Ketika Anda melakukan filantropi untuk membantu orang lain, itu akan bertahan lebih lama.

it lasts and it lasts.

So those are examples of positive interventions.

Jadi contoh-contoh itu adalah intervensi positif.

So the next to last thing I want to say is:

Jadi hal terakhir selanjutnya yang ingin saya katakan adalah

we're interested in how much life satisfaction people have.

kami tertarik pada seberapa besar kepuasan hidup yang seseorang miliki,

This is really what you're about.

dan ini benar-benar mengenai Anda. Itulah variabel target kami.

And that's our target variable.

And we ask the question as a function of the three different lives,

Kami mengajukan pertanyaan sebagai fungsi tiga kehidupan yang berbeda,

how much life satisfaction do you get?

berapa banyak kepuasan hidup yang Anda dapatkan?

So we ask -- and we've done this in 15 replications,

Jadi kami bertanya -- sebanyak 15 replikasi yang melibatkan ribuan orang --

involving thousands of people:

To what extent does the pursuit of pleasure,

untuk melihat sejauh mana pencarian kesenangan,

the pursuit of positive emotion,

pencarian emosi positif, kehidupan yang menyenangkan,

the pleasant life,

the pursuit of engagement, time stopping for you,

pencarian keterikatan, waktu yang terhenti bagi Anda,

and the pursuit of meaning contribute to life satisfaction?

dan pencarian makna, berkontribusi terhadap kepuasan hidup?

And our results surprised us; they were backward of what we thought.

Hasilnya mengejutkan kita, tapi tidak seperti apa yang kami perkirakan.

It turns out the pursuit of pleasure has almost no contribution

Ternyata, pencarian kesenangan hampir tidak memiliki kontribusi apa pun terhadap kepuasan hidup.

to life satisfaction.

The pursuit of meaning is the strongest.

Pencarian makna adalah yang terkuat.

The pursuit of engagement is also very strong.

Pencarian keterikatan juga sangat kuat.

Where pleasure matters is if you have both engagement

Ketika kesenangan menjadi penting, Anda memiliki keterikatan

and you have meaning,

dan makna, kesenangan adalah krim dan buah ceri.

then pleasure's the whipped cream and the cherry.

Which is to say, the full life -- the sum is greater than the parts,

Yang artinya kehidupan yang utuh, kombinasi ketiganya lebih besar daripada satu bagian saja.

if you've got all three.

Conversely, if you have none of the three, the empty life,

Sebaliknya, jika Anda tidak memiliki salah satu saja,

kekosongan kehidupan, kesemuanya menjadi kurang.

the sum is less than the parts.

And what we're asking now is: Does the very same relationship --

Apa yang kami tanyakan sekarang adalah

apakah relasi, kesehatan fisik, kewarasan,

physical health, morbidity, how long you live and productivity --

berapa lama Anda akan hidup dan produktivitas, punya hubungan yang sama?

follow the same relationship?

That is, in a corporation,

Di sebuah perusahaan,

is productivity a function of positive emotion, engagement and meaning?

apakah produktivitas diakibatkan oleh emosi positif, keterikatan, dan makna?

Is health a function of positive engagement,

Apakah kesehatan diakibatkan oleh keterikatan positif,

of pleasure, and of meaning in life?

kesenangan, dan makna kehidupan?

And there is reason to think the answer to both of those may well be yes.

Ada alasan untuk menduga bahwa jawaban keduanya adalah iya.

So, Chris said that the last speaker had a chance

Chris berkata bahwa pembicara terakhir bisa mengintegrasikan apa yang sudah didengarnya,

to try to integrate what he heard,

and so this was amazing for me.

ini sangat luar biasa bagi saya. Saya belum pernah berada dalam pertemuan seperti ini.

I've never been in a gathering like this.

I've never seen speakers stretch beyond themselves so much,

Saya belum pernah melihat pembicara yang melebihi diri mereka sendiri begitu rupa,

which was one of the remarkable things.

yang merupakan sesuatu yang menakjubkan.

But I found that the problems of psychology seemed to be parallel

Tapi saya menemukan bahwa masalah di Psikologi tampaknya paralel

to the problems of technology, entertainment and design

dengan masalah di bidang teknologi, hiburan, dan desain dalam hal-hal berikut.

in the following way:

we all know that technology, entertainment and design

Kita semua tahu bahwa teknologi, hiburan, dan desain

have been and can be used for destructive purposes.

telah, dan dapat, digunakan untuk tujuan yang destruktif.

We also know that technology, entertainment and design

Kita juga tahu bahwa, teknologi, hiburan, dan desain

can be used to relieve misery.

dapat digunakan untuk mengurangi penderitaan.

And by the way, the distinction between relieving misery

Perbedaan antara mengurangi penderitaan

and building happiness is extremely important.

dan membangun kebahagiaan adalah sesuatu yang sangat penting.

I thought, when I first became a therapist 30 years ago,

Ketika pertama kali saya menjadi terapis 30 tahun yang lalu,

that if I was good enough to make someone not depressed,

saya merasa kalau saya bisa membuat orang tidak depresi,

not anxious, not angry,

tidak cemas, tidak marah, saya bisa membuat mereka bahagia.

that I'd make them happy.

And I never found that;

Tapi itu salah. Yang terbaik yang dapat saya lakukan adalah mengembalikan ke titik nol.

I found the best you could ever do

was to get to zero;

that they were empty.

Tapi mereka kemudian kosong.

And it turns out the skills of happiness, the skills of the pleasant life,

Dan ternyata ketrampilan kebahagiaan, kehidupan yang menyenangkan,

the skills of engagement, the skills of meaning,

keterikatan, makna,

are different from the skills of relieving misery.

berbeda dari ketrampilan untuk mengurangi penderitaan.

And so, the parallel thing holds with technology, entertainment

Dan yang paralel

dengan teknologi, hiburan, dan desain,saya percaya.

and design, I believe.

That is, it is possible for these three drivers of our world

Adalah mungkin bagi tiga pemicu dunia kita tersebut

to increase happiness,

untuk meningkatkan kebahagiaan, meningkatkan emosi positif,

to increase positive emotion.

And that's typically how they've been used.

dan seperti itulah biasanya mereka digunakan.

But once you fractionate happiness the way I do --

Tapi sekali Anda memilah kebahagiaan seperti yang saya lakukan,

not just positive emotion, that's not nearly enough --

bukan hanya emosi positif -- itu saja tidak cukup --

there's flow in life, and there's meaning in life.

ada aliran dalam kehidupan, dan ada makna dalam kehidupan.

As Laura Lee told us,

Seperti yang Lauralee katakan,

design and, I believe, entertainment and technology,

desain, dan saya percaya hiburan dan teknologi,

can be used to increase meaning engagement in life as well.

dapat digunakan untuk meningkatkan keterikatan makna dalam hidup.

So in conclusion,

Jadi kesimpulannya, alasan ke-11 untuk optimis,

the eleventh reason for optimism,

in addition to the space elevator,

sebagai tambahan dari lift luar angkasa,

is that I think with technology, entertainment and design,

adalah dengan teknologi, hiburan, dan desain,

we can actually increase the amount of tonnage

kita dapat sungguh-sungguh meningkatkan jumlah

of human happiness on the planet.

kebahagiaan manusia di muka bumi ini.

And if technology can, in the next decade or two,

Jika teknologi dalam satu atau dua dekade selanjutnya dapat meningkatkan kehidupan yang menyenangkan,

increase the pleasant life, the good life and the meaningful life,

kehidupan yang baik dan bermakna, itu akan cukup baik.

it will be good enough.

If entertainment can be diverted to also increase positive emotion,

Jika hiburan dapat dialihkan untuk juga meningkatkan emosi positif,

meaning eudaemonia,

rmakna, kebahagiaan, itu akan cukup baik.

it will be good enough.

And if design can increase positive emotion,

Jika desain dapat meningkatkan emosi positif,

eudaemonia, and flow and meaning,

kebahagiaan, dan aliran, dan kebermaknaan,

what we're all doing together will become good enough.

apa yang kita lakukan bersama akan menjadi cukup baik. Terima kasih.

Thank you.

(Applause)

(Tepuk tangan)