Jonathan Klein: Photos that changed the world

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Wahyu Perdana Yudistiawan

In my industry,

Dalam bidang industri saya,

we believe that images can change the world.

kami percaya bahwa gambar dapat mengubah dunia.

Okay, we're naive, we're bright-eyed and bushy-tailed.

Baiklah, kami naif, penuh gairah, sangat percaya diri.

The truth is that we know that the

Kenyataannya adalah kami tahu bahwa

images themselves don't change the world,

gambar-gambar itu sendiri tidak mengubah dunia,

but we're also aware that, since the beginning of photography,

namun kami juga sadar bahwa sejak permulaan fotografi,

images have provoked reactions in people,

gambar-gambar yang memancing reaksi-reaksi pada orang-orang

and those reactions have caused change to happen.

dan reaksi-reaksi itu telah menyebabkan perubahan.

So let's begin with a group of images.

Jadi marilah kita mulai dengan sekumpulan gambar.

I'd be extremely surprised

Saya akan sangat terkejut

if you didn't recognize many or most of them.

jika Anda tidak mengenali kebanyakan gambar-gambar ini.

They're best described as iconic:

Gambar-gambar ini dilukiskan sebagai sesuatu yang ikonis,

so iconic, perhaps, they're cliches.

begitu ikonis, mungkin menjadi klise.

In fact, they're so well-known

Kenyataannya, gambar-gambar ini sangat terkenal

that you might even recognize them

sehingga Anda mungkin mengenalinya

in a slightly or somewhat different form.

dalam bentuk yang agak berbeda.

(Laughter)

(Tawa)

But I think we're looking for something more.

Namun saya rasa kita mencari sesuatu yang lebih

We're looking for something more.

Kita mencari sesuatu yang lebih.

We're looking for images that shine

Kita mencari gambar yang bersinar

an uncompromising light on crucial issues,

dengan cahaya tidak terbantahkan pada isu-isu penting,

images that transcend borders, that transcend religions,

gambar-gambar yang melampaui batas, melampaui agama,

images that provoke us

gambar yang memancing kita

to step up and do something --

untuk maju dan melakukan sesuatu,

in other words, to act.

dengan kata lain, untuk bertindak.

Well, this image you've all seen.

Gambar ini, Anda semua telah melihatnya.

It changed our view of the physical world.

Gambar ini mengubah pandangan kita terhadap dunia fisik kita.

We had never seen our planet from this perspective before.

Kita tidak pernah melihat Bumi dari sudut pandang ini sebelumnya.

Many people credit

Banyak orang percaya

a lot of the birth of the environmental movement

kelahiran dari pergerakan lingkungan sebagian besar digerakkan oleh

to our seeing the planet like this

pandangan akan planet kita yang seperti ini

for the first time --

untuk pertama kalinya,

its smallness, its fragility.

kekerdilan dan kerapuhannya.

Forty years later, this group, more than most,

40 tahun kemudian, kelompok ini, benar-benar,

are well aware of the destructive power

sangat mengerti akan kerusakan lingkungan yang

that our species can wield over our environment.

dapat ditimbulkan oleh spesies kita.

And at last, we appear to be doing something about it.

Dan akhirnya, kita tampaknya melakukan sesuatu.

This destructive power takes many different forms.

Ada banyak bentuk dari kekuatan yang merusak ini.

For example, these images taken by Brent Stirton

Sebagai contoh, gambar ini diambil oleh Brent Stirton

in the Congo.

di Kongo,

These gorillas were murdered, some would even say crucified,

gorila-gorila ini dibunuh, beberapa orang bahkan mengatakan disalibkan,

and unsurprisingly,

dan sudah tentu,

they sparked international outrage.

gambar ini menyebabkan kemarahan internasional.

Most recently,

Baru-baru ini,

we've been tragically reminded of the destructive power of nature itself

kita diingatkan pada kekuatan alam itu sendiri secara tragis

with the recent earthquake in Haiti.

dalam gempa bumi di Haiti.

Well, I think what is far worse

Apa yang saya pikir jauh lebih buruk

is man's destructive power over man.

adalah kekuatan manusia untuk menghancurkan sesamanya.

Samuel Pisar, an Auschwitz survivor, said,

Samuel Pisar, seseorang yang selamat dari tragedi Auschwitz berkata

and I'll quote him,

dan saya mengutipnya,

"The Holocaust teaches us that nature,

"Holocaust mengajarkan kita bahwa alam,

even in its cruelest moments,

bahkan pada saat yang paling kejam,

is benign in comparison with man,

tidak ada apa-apanya dibandingkan manusia

when he loses his moral compass and his reason."

saat dia kehilangan moral dan akal sehatnya."

There's another kind of crucifixion.

Ada bentuk lain dari penyaliban.

The horrifying images from Abu Ghraib

Gambar-gambar mengerikan dari Abu Ghraib

as well as the images from Guantanamo

juga gambar-gambar dari Guantanamo

had a profound impact.

memiliki pengaruh besar.

The publication of those images,

Publikasi dari gambar-gambar ini,

as opposed to the images themselves,

dan bukannya gambar-gambar itu sendiri,

caused a government to change its policies.

yang menyebabkan pemerintah mengubah kebijakannya.

Some would argue that it is those images

Beberapa orang akan berkata bahwa gambar-gambar itulah

that did more to fuel the insurgency in Iraq

yang berbuat lebih banyak dalam meningkatkan kekacauan di Irak

than virtually any other single act.

daripada tindakan apapun.

Furthermore, those images forever removed

Terlebih lagi, gambar-gambar itu menghapus stigma

the so-called moral high ground of the occupying forces.

tentang citra moral tinggi yang dimiliki oleh pasukan pendudukan.

Let's go back a little.

Mari kita kembali sejenak.

In the 1960s and 1970s,

Pada tahun 1960-an dan 1970-an

the Vietnam War was basically shown

Berita tentang Perang Vietnam ditayangkan

in America's living rooms day in, day out.

di ruang keluarga setiap warga Amerika setiap hari.

News photos brought people face to face

Berita-berita foto membawa orang-orang langsung

with the victims of the war: a little girl burned by napalm,

dengan para korban perang, gadis kecil yang hangus terbakar karena napalm,

a student killed by the National Guard

seorang siswa yang terbunuh oleh Garda Nasional

at Kent State University in Ohio during a protest.

di Universitas Kent State di Ohio dalam sebuah protes.

In fact, these images became

Kenyataannya, gambar-gambar ini menjadi

the voices of protest themselves.

suara dari protes itu sendiri.

Now, images have power

Kini, gambar memiliki kekuatan

to shed light of understanding

untuk memberi pemahaman

on suspicion, ignorance,

tentang kecurigaan, ketidakpedulian

and in particular -- I've given a lot of talks on this

dan khususnya -- saya memberikan banyak ceramah tentang hal ini

but I'll just show one image --

namun saya hanya akan menunjukkan sebuah gambar --

the issue of HIV/AIDS.

isu tentang HIV/AIDS.

In the 1980s, the stigmatization of people with the disease

Pada tahun 1980-an, stigmatisasi orang-orang dengan penyakit ini

was an enormous barrier

adalah penghalang besar

to even discussing or addressing it.

bahkan untuk membahas atau mengalamatkannya.

A simple act, in 1987, of the most famous woman in the world,

Tindakan sederhana, pada tahun 1987, seorang wanita paling terkenal di dunia,

the Princess of Wales, touching

Putri Wales, menyentuh

an HIV/AIDS infected baby

seorang bayi yang terkena HIV/AIDS.

did a great deal, especially in Europe, to stop that.

melakukan banyak hal, khususnya di Eropa, untuk menghentikannya.

She, better than most, knew the power of an image.

Dia tahu lebih baik dari kebanyakan orang tentang kekuatan dari gambar.

So when we are confronted by a powerful image,

Jadi saat kita berhadapan dengan gambar yang kuat

we all have a choice:

kita memiliki pilihan.

We can look away, or we can address the image.

Kita dapat berpaling, atau menanggapi gambar itu.

Thankfully, when these photos appeared in

Untungnya, saat foto-foto ini muncul di

The Guardian in 1998,

The Guardian pada tahun 1998,

they put a lot of focus and attention and, in the end, a lot of money

gambar-gambar ini mendapat banyak perhatian dan fokus, dan akhirnya banyak sumbangan

towards the Sudan famine relief efforts.

untuk usaha mengatasi kelaparan di Sudan.

Did the images change the world?

Apakah gambar mengubah dunia?

No, but they had a major impact.

Tidak, namun gambar memiliki pengaruh yang kuat.

Images often push us to question our core beliefs

Gambar-gambar sering mendorong kita untuk mempertanyakan apa yang kita percaya

and our responsibilities to each other.

dan tanggung jawab kita kepada sesama.

We all saw those images after Katrina,

Kita semua melihat gambar-gambar ini setelah Badai Katrina,

and I think for millions of people

dan saya rasa bagi jutaan orang,

they had a very strong impact.

gambar ini memiliki pengaruh yang kuat

And I think it's very unlikely

dan saya rasa sangat tidak mungkin

that they were far from the minds of Americans

gambar-gambar ini tidak ada dalam pikiran warga Amerika

when they went to vote in November 2008.

dalam pemilihan presiden di bulan November 2008.

Unfortunately, some very important images

Sayangnya, beberapa gambar yang sangat penting

are deemed too graphic or disturbing for us to see them.

dianggap terlalu mengganggu dan mengerikan untuk kita lihat.

I'll show you one photo here,

Saya akan menunjukkan satu foto di sini

and it's a photo by Eugene Richards of an Iraq War veteran

yaitu foto dari Eugene Richards, seorang veteran perang Irak

from an extraordinary piece of work,

dari hasil kerja yang luar biasa

which has never been published, called War Is Personal.

yang tidak pernah disebarluaskan, yang bernama "Perang itu Pribadi"

But images don't need to be graphic

Namun gambar tidak perlu mengerikan

in order to remind us of the tragedy of war.

untuk mengingatkan kita pada tragedi perang.

John Moore set up this photo at Arlington Cemetery.

John Moore mengambil foto ini di pekuburan Arlington.

After all the tense moments of conflict

Setelah semua saat tegang dari konflik,

in all the conflict zones of the world,

di semua daerah konflik di dunia,

there's one photograph from a much quieter place

ada satu foto dari tempat yang jauh lebih tenang

that haunts me still, much more than the others.

yang masih menghantui saya, lebih dari gambar-gambar lainnya.

Ansel Adams said, and I'm going to disagree with him,

Ansel Adams berkata, dan saya tidak setuju dengannya,

"You don't take a photograph, you make it."

"Anda tidak mengambil foto, Anda membuatnya."

In my view, it's not the photographer who makes the photo,

Dalam pandangan saya, bukan fotografer yang membuat foto itu,

it's you.

namun Anda.

We bring to each image

Kita membawa ke setiap gambar

our own values, our own belief systems,

nilai-nilai dan sistem kepercayaan kita,

and as a result of that, the image resonates with us.

dan sebagai akibatnya, gambar itu menggetarkan kita.

My company has 70 million images.

Perusahaan saya memiliki 70 juta gambar.

I have one image in my office.

Saya memiliki satu gambar di kantor saya.

Here it is.

Inilah dia.

I hope that the next time you see

Saya harap lain kali saat Anda melihat

an image that sparks something in you,

gambar yang mencetuskan sesuatu dalam diri Anda,

you'll better understand why,

Anda akan lebih dapat memahami alasannya,

and I know that speaking to this audience,

dan saya tahu bahwa dengan berbicara dengan para penonton di sini

you'll definitely do something about it.

Anda akan melakukan sesuatu.

And thank you to all the photographers.

Dan terima kasih kepada semua fotografer.

(Applause)

(Tepuk tangan)