How movies teach manhood | Colin Stokes

Translator: Morton Bast Reviewer: Thu-Huong Ha

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Laksmi Wijayanti

You know, my favorite part of being a dad

Anda tahu, hal favorit saya dalam menjadi seorang ayah

is the movies I get to watch.

ada di dalam film-film yang dapat saya tonton.

I love sharing my favorite movies with my kids,

Saya senang menonton film-film favority saya bersama anak-anak saya.

and when my daughter was four,

Saat putri saya berusia 4 tahun

we got to watch "The Wizard of Oz" together.

kami menonton "The Wizard of OZ" bersama.

It totally dominated her imagination for months.

Film itu benar-benar mengisi khayalannya selama berbulan-bulan.

Her favorite character was Glinda, of course.

Sudah pasti tokoh favoritnya adalah Glinda,

It gave her a great excuse to wear a sparkly dress

yang memberinya alasan untuk memakai pakaian yang gemerlapan

and carry a wand.

serta membawa-bawa tongkat sihir.

But you watch that movie enough times,

Namun jika anda berungkali menyaksikan film tersebut,

and you start to realize how unusual it is.

Anda mulai menyadari film itu sangatlah tidak biasa.

Now we live today, and are raising our children,

Kini, kita membesarkan anak-anak kita

in a kind of children's-fantasy-spectacular-industrial complex.

dalam lingkungan industri khayalan rumit yang spektakuler.

But "The Wizard of Oz" stood alone.

Namun "The Wizard of Oz" terpisah dari itu semua.

It did not start that trend.

Film itu tidak memulai kecenderungan ini.

Forty years later was when the trend really caught on,

Yang menarik adalah, kecenderungan itu baru muncul

with, interestingly, another movie

40 tahun kemudian dengan film lain

that featured a metal guy

yang menampilkan pria dari logam

and a furry guy

dan pria berbulu

rescuing a girl by dressing up as the enemy's guards.

yang menyelematkan seorang gadis dengan menyamar menjadi penjaga.

Do you know what I'm talking about? (Laughter)

Anda tahu maksud saya? (Tawa)

Yeah.

Benar.

Now, there's a big difference between these two movies,

Ada perbedaan besar antara kedua film ini,

a couple of really big differences between "The Wizard of Oz"

perbedaan yang amat mencolok antara "The Wizard of Oz"

and all the movies we watch today.

dengan film-film yang kita saksikan saat ini.

One is there's very little violence in "The Wizard of Oz."

Salah satunya adalah adegan kekerasan dalam "The Wizard of Oz" sangatlah sedikit.

The monkeys are rather aggressive, as are the apple trees.

Monyetnya cukup agresif, demikian juga pohon apelnya.

But I think if "The Wizard of Oz" were made today,

Namun saya rasa jika "The Wizard of Oz" dibuat hari ini

the wizard would say, "Dorothy, you are the savior of Oz

sang penyihir akan berkata, "Dorothy, kaulah sang penyelamat Oz

that the prophecy foretold.

yang telah diramalkan sebelumnya.

Use your magic slippers to defeat

Gunakanlah sandal ajaibmu untuk mengalahkan

the computer-generated armies of the Wicked Witch."

bala tentara sang Penyihir Jahat yang terbuat dari komputer."

But that's not how it happens.

Namun yang terjadi tidaklah demikian.

Another thing that's really unique about "The Wizard of Oz"

Bagi saya, hal lain yang unik mengenai "The Wizard of Oz"

to me is that all of the most heroic

adalah semua tokoh pahlawan,

and wise and even villainous characters

tokoh bijak, dan bahkan tokoh jahatnya

are female.

adalah wanita.

Now I started to notice this

Saya mulai menyadari hal ini

when I actually showed "Star Wars" to my daughter,

saat menyaksikan "Star Wars" bersama putri saya,

which was years later, and the situation was different.

beberapa tahun kemudian, dalam situasi yang berbeda.

At that point I also had a son.

Saat itu saya juga memiliki seorang putra

He was only three at the time.

yang baru berumur 3 tahun.

He was not invited to the screening. He was too young for that.

Saya tidak mengajaknya nonton karena dia masih terlalu kecil.

But he was the second child,

Namun dia adalah anak kedua

and the level of supervision had plummeted. (Laughter)

dan pengawasan saya atas anak-anak saya tidaklah seketat dulu. (Tawa)

So he wandered in,

Jadi dia menyelinap masuk.

and it imprinted on him

Dan bagi dirinya film itu seperti

like a mommy duck does to its duckling,

induk bebek dengan anak-anak bebeknya,

and I don't think he understands what's going on,

dan saya rasa dia tidak mengerti apa yang terjadi

but he is sure soaking in it.

namun dia sangat meresapinya.

And I wonder what he's soaking in.

Saya ingin tahu apa yang sebenarnya ia resapi.

Is he picking up on the themes of courage

Apakah dia tenggelam dalam semangat,

and perseverance and loyalty?

keteguhan dan kesetiaan?

Is he picking up on the fact that Luke

Atau dia tenggelam dalam kenyataan bahwa

joins an army to overthrow the government?

Luke bergabung dengan tentara untuk menggulingkan pemerintahan?

Is he picking up on the fact that

Apakah dia tenggelam dalam kenyataan bahwa

there are only boys in the universe

di alam semesta ini hanya ada pria

except for Aunt Beru, and of course this princess,

kecuali Bibi Beru, dan tentu saja sang putri,

who's really cool, but who kind of waits around through most of the movie

yang sangatlah keren, tapi tidak melakukan apa-apa selain menunggu di sepanjang film

so that she can award the hero with a medal and a wink

supaya dia dapat menghadiahi sang pahlawan dengan medali dan kedipan mata

to thank him for saving the universe, which he does

untuk berterima kasih karena telah menyelamatkan alam semesta

by the magic that he was born with?

engan sihir yang dimilikinya sejak lahir?

Compare this to 1939 with "The Wizard of Oz."

Bandingkanlah film ini dengan "The Wizard of Oz" di tahun 1939.

How does Dorothy win her movie?

Bagaimana Dorothy memenangkan filmnya?

By making friends with everybody

Dengan bersahabat dengan semua orang

and being a leader.

dan menjadi pemimpin.

That's kind of the world I'd rather raise my kids in --

Saya ingin membesarkan anak-anak saya di dunia semacam itu --

Oz, right? -- and not the world of dudes fighting,

Oz, ya kan? -- Bukannya dunia di mana pria saling bertempur

which is where we kind of have to be.

yang tampaknya kini menjadi dunia kita.

Why is there so much Force -- capital F, Force --

Mengapa ada begitu banyak "Kekerasan" --

in the movies we have for our kids,

dalam film untuk anak-anak

and so little yellow brick road?

dan sedikit sekali jalanan berbata kuning?

There is a lot of great writing about the impact

Ada banyak tulisan bagus mengenai dampak

that the boy-violent movie has on girls,

dari kekerasan pada film terhadap anak perempuan

and you should do that reading. It's very good.

dan Anda harus membacanya karena memang semuanya sangatlah bagus.

I haven't read as much on how boys are picking up on this vibe.

Saya belum membaca banyak mengenai sikap anak laki-laki dalam menanggapi hal ini.

I know from my own experience that

Tapi berdasarkan pengalaman, saya tahu bahwa

Princess Leia did not provide the adequate context

Putri Leia tidak menyediakan konteks yang cukup

that I could have used in navigating the adult world

yang dapat saya gunakan untuk mengendalikan dunia orang dewasa.

that is co-ed. (Laughter)

Atau bisa juga disebut "sekolah campuran." (Tawa)

I think there was a first-kiss moment

Saya rasa pada adegan ciuman pertama

when I really expected the credits to start rolling

saya benar-benar berharap film itu akan selesai

because that's the end of the movie, right?

karena itulah akhir cerita tersebut, ya kan?

I finished my quest, I got the girl.

Saya menyelesaikan misi saya, dan saya mendapat gadisnya.

Why are you still standing there?

Jadi mengapa Anda masih berdiri di situ?

I don't know what I'm supposed to do.

Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan.

The movies are very, very focused on defeating the villain

Film itu sangat berfokus pada mengalahkan si jahat

and getting your reward, and there's not a lot of room

dan mendapatkan hadiahnya. Tidak banyak tempat yang tersisa

for other relationships and other journeys.

untuk hubungan dan perjalanan yang lain.

It's almost as though if you're a boy,

Seakan-akan kalau Anda seorang anak laki-laki

you are a dopey animal,

Anda menjadi hewan yang dibius,

and if you are a girl, you should bring your warrior costume.

dan kalau Anda seorang anak perempuan, Anda harus membawa kostum Anda sendiri.

There are plenty of exceptions,

Ada banyak pengecualian

and I will defend the Disney princesses in front of any you.

seperti misalnya putri-putri Disney di depan Anda sekalian.

But they do send a message to boys,

Namun film itu juga mengirimkan pesan kepada anak lelaki

that they are not, the boys are not really the target audience.

bahwa mereka bukanlah penonton yang dituju.

They are doing a phenomenal job of teaching girls

Mereka sangat fenomenal dalam mengajarkan anak perempuan

how to defend against the patriarchy,

untuk mempertahankan diri dari dominasi kaum pria,

but they are not necessarily showing boys

namun film itu tidak mengajarkan anak lelaki

how they're supposed to defend against the patriarchy.

bagaimana mereka harus mempertahankan diri dari dominasi kaum pria.

There's no models for them.

Tidak ada teladan bagi mereka.

And we also have some terrific women

Dan ada juga beberapa wanita luar biasa

who are writing new stories for our kids,

yang menulis kisah-kisah baru bagi anak-anak kita

and as three-dimensional and delightful as Hermione and Katniss are,

dan serealistis dan semenarik apapun mereka seperti Hermione dan Katniss,

these are still war movies.

kisah-kisah tersebut tetaplah film peperangan.

And, of course, the most successful studio of all time

Dan sudah pasti studio yang paling berhasil

continues to crank out classic after classic,

terus mengambil kisah-kisah klasik,

every single one of them about

dimana setiap kisah tersebut berkisar tentang

the journey of a boy, or a man,

perjalanan seorang anak laki-laki, atau seorang pria dewasa,

or two men who are friends, or a man and his son,

atau dua pria yang bersahabat dekat, atau seorang ayah dan putranya,

or two men who are raising a little girl.

atau dua pria yang membesarkan seorang gadis kecil.

Until, as many of you are thinking, this year,

Dan tahun ini, seperti yang Anda sudah ketahui sebelumnya,

when they finally came out with "Brave."

mereka akhirnya meluncurkan "Brave."

I recommend it to all of you. It's on demand now.

Saya merekomendasikan film ini untuk Anda semua.

Do you remember what the critics said when "Brave" came out?

Apa Anda ingat kritik yang ada saat "Brave" diluncurkan?

"Aw, I can't believe Pixar made a princess movie."

"Aw, sulit dipercaya Pixar membuat film mengenai putri."

It's very good. Don't let that stop you.

Film ini sangat bagus. Jangan biarkan kritik itu mempengaruhi Anda.

Now, almost none of these movies pass the Bechdel Test.

Kini, hampir tidak ada film-film ini yang lulus dari Tes Bechdel.

I don't know if you've heard of this.

Saya tidak tahu apa Anda pernah mendengarnya.

It has not yet caught on and caught fire,

Tes ini belum banyak diketahui dan belumlah terlalu populer,

but maybe today we will start a movement.

namun mungkin kami akan memulainya hari ini.

Alison Bechdel is a comic book artist,

Alison Bechdel adalah seorang seniman komik

and back in the mid-'80s, she recorded this conversation

dan di pertengahan 1980-an, dia merekam percakapannya

she'd had with a friend about assessing the movies that they saw.

dengan seorang sahabat dimana mereka menilai film-film yang mereka saksikan.

And it's very simple. There's just three questions you should ask:

Dan hal ini sangat mudah. Hanya ada tiga pertanyaan yang harus Anda jawab:

Is there more than one character in the movie

Apakah ada lebih dari satu tokoh wanita

that is female who has lines?

dengan banyak dialog dalam film itu?

So try to meet that bar.

Cobalah untuk memenuhi kriteria tersebut.

And do these women talk to each other at any point in the movie?

Lalu apakah ada adegan dimana para wanita ini saling berbicara satu sama lain?

And is their conversation about something other than

Dan apakah mereka bercakap-cakap mengenai hal-hal selain

the guy that they both like? (Laughter)

pria yang mereka sukai? (Tawa)

Right? Thank you. (Applause)

Ya kan? Terima kasih. (Tepuk tangan)

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

Two women who exist and talk to each other about stuff.

Dua orang wanita yang muncul dan saling bercakap-cakap.

It does happen. I've seen it,

Hal itu ada. Saya telah menyaksikannya sendiri,

and yet I very rarely see it in the movies

namun saya masih jarang melihatnya di film-film

that we know and love.

yang populer dan banyak disukai.

In fact, this week I went to see

Sebenarnya, minggu ini saya pergi menyaksikan

a very high-quality movie, "Argo."

film yang sangat berkualitas berjudul "Argo."

Right? Oscar buzz, doing great at the box office,

Pengguncang Oscar, sukses di box office.

a consensus idea of what a quality Hollywood film is.

Kita semua setuju film ini memang film Hollywood yang berkualitas.

It pretty much flunks the Bechdel test.

Namun film ini tidak lolos Tes Bechdel.

And I don't think it should, because a lot of the movie,

Dan saya rasa seharusnya film itu lolos, karena banyak film,

I don't know if you've seen it, but a lot of the movie

saya tidak tahu apa Anda sudah menyaksikannya, tapi ada banyak film

takes place in this embassy where men and women

namun banyak film mengambil lokasi di kedutaan di mana pria dan wanita

are hiding out during the hostage crisis.

bersembunyi untuk menghindar dari penculikan.

We've got quite a few scenes of the men

Ada beberapa adegan dimana para pria di film tersebut

having deep, angst-ridden conversations in this hideout,

saling berbicara dengan mendalam seperti dituntun malaikat dalam persembunyiannya

and the great moment for one of the actresses is

dan bagi seorang aktris, adegan yang paling bagus

to peek through the door and say, "Are you coming to bed, honey?"

adalah saat mereka mengintip dari balik pintu dan berkata, "Kau mau tidur, sayang?"

That's Hollywood for you.

Itulah Hollywood bagi Anda.

So let's look at the numbers.

Jadi mari kita lihat angkanya.

2011, of the 100 most popular movies,

Tahun 2011, dari 100 film paling populer,

how many of them do you think actually have female protagonists?

berapa banyak film yang memiliki tokoh utama seorang wanita?

Eleven. It's not bad.

Sebelas. Lumayan.

It's not as many percent as the number of women

Tidak sebanyak persentase jumlah wanita

we've just elected to Congress, so that's good.

yang kita pilih sebagai anggota DPR, jadi bagus.

But there is a number that is greater than this

Namun ada angka yang lebih besar

that's going to bring this room down.

yang akan membuat Anda kecewa.

Last year, The New York Times published a study

Tahun lalu, New York Times menerbitkan kajian

that the government had done.

yang dilakukan pemerintah.

Here's what it said.

Inilah kajiannya.

One out of five women in America

Satu dari lima wanita di Amerika

say that they have been sexually assaulted some time in their life.

berkata mereka pernah mengalami kekerasan seksual.

Now, I don't think that's the fault of popular entertainment.

Nah, saya rasa kita tidak bisa menyalahkan hiburan populer.

I don't think kids' movies have anything to do with that.

Saya tidak merasa film anak-anak ada hubungannya sama sekali.

I don't even think that

Bahkan saya tidak berpikir bahwa

music videos or pornography are really directly related to that,

musik, video, atau pornografi berhubungan langsung dengan hal itu,

but something is going wrong,

namun ada sesuatu yang salah,

and when I hear that statistic,

dan saat saya mendengar angka itu,

one of the things I think of is

salah satu hal yang saya pikirkan adalah

that's a lot of sexual assailants.

ada banyak pelaku kekerasan seksual.

Who are these guys? What are they learning?

Siapa mereka? Apa yang mereka pelajari?

What are they failing to learn?

Mengapa mereka gagal untuk belajar?

Are they absorbing the story that

Apakah mereka menyerap kisah bahwa

a male hero's job is to defeat the villain with violence

tugas seorang pahlawan pria adalah mengalahkan orang jahat dengan kekerasan

and then collect the reward, which is a woman

lalu mendapat hadiahnya, yaitu seorang wanita

who has no friends and doesn't speak?

yang tidak memiliki teman dan tidak berbicara?

Are we soaking up that story?

Apakah kita terlalu meresapi cerita itu?

You know,

Anda tahu,

as a parent with the privilege

sebagai orang tua yang cukup beruntung

of raising a daughter

untuk dapat membesarkan seorang putri

like all of you who are doing the same thing,

sama seperti Anda semua yang memiliki putri,

we find this world and this statistic very alarming

kita menemukan bahwa dunia dan angka dalam statistik ini sangat mengkhawatirkan

and we want to prepare them.

dan kita ingin mempersiapkan mereka.

We have tools at our disposal like "girl power,"

Kita memiliki alat untuk mengatasinya seperti "kekuatan wanita"

and we hope that that will help,

dan kita harap alat ini bekerja,

but I gotta wonder, is girl power going to protect them

namun saya ingin tahu, apakah kekuatan wanita itu akan melindungi mereka

if, at the same time, actively or passively,

jika pada saat yang sama, secara aktif maupun pasif

we are training our sons to maintain their boy power?

kita melatih putra-putra kita untuk mempertahankan kekuatan pria mereka?

I mean, I think the Netflix queue

Saya rasa daftar film-film di Netflix

is one way that we can do something very important,

adalah salah satu cara untuk melakukan sesuatu yang penting

and I'm talking mainly to the dads here.

dan saya berbicara khususnya bagi para ayah.

I think we have got to show our sons

Saya rasa kita harus menunjukkan kepada putra kita

a new definition of manhood.

arti baru dari kejantanan.

The definition of manhood is already turning upside down.

Arti yang sekarang ini sudah dijungkirbalikkan.

You've read about how the new economy

Anda telah membaca bagaimana sistem ekonomi yang baru

is changing the roles of caregiver and wage earner.

mengubah peran dari pengasuh dan para pencari nafkaf.

They're throwing it up in the air.

Peranan mereka menjadi semakin samar dan tidak jelas.

So our sons are going to have to find some way

Jadi putra kita harus menemukan cara

of adapting to this, some new relationship with each other,

untuk menyesuaikan diri dengan cara baru untuk saling berhubungan dengan orang yang lebih tua,

and I think we really have to show them, and model for them,

dan saya rasa kita benar-benar harus menjadi teladan bagi mereka, kita harus menunjukkan

how a real man

bagaimana seorang pria sejati

is someone who trusts his sisters

adalah orang yang mempercayai dan menghormati saudarinya,

and respects them, and wants to be on their team,

dan selalu siap untuk membela

and stands up against the real bad guys,

dan melindungi mereka dari orang-orang jahat yang sebenarnya,

who are the men who want to abuse the women.

yaitu para pria yang ingin melecehkan mereka

And I think our job in the Netflix queue

Dan saya rasa tugas kita sehubungan dengan daftar film-film tersebut di Netflix

is to look out for those movies that pass the Bechdel Test,

adalah mencari film-film yang sesuai dengan kriteria Bechdel,

if we can find them, and to seek out the heroines

jika mungkin, dan mencari srikandi-srikandi atau tokoh utama

who are there,

di film-film tersebut,

who show real courage, who bring people together,

yang menunjukkan semangat sejati dan mempersatukan orang-orang

and to nudge our sons to identify with those heroines

dan mendorong putra kita untuk memahami para srikandi ini

and to say, "I want to be on their team,"

dan berkata, "Saya ingin membela dan berpihak pada mereka,"

because they're going to be on their team.

karena putra kita akan berpihak pada mereka.

When I asked my daughter who her favorite character was in "Star Wars,"

Saat saya menanyakan putri saya siapa tokoh "Star Wars" favoritnya,

do you know what she said?

Anda tahu jawabannya?

Obi-Wan.

Obi-Wan

Obi-Wan Kenobi and Glinda.

Obi-Wan Kenobi dan Glinda.

What do these two have in common?

Apa kesamaan kedua tokoh ini?

Maybe it's not just the sparkly dress.

Mungkin bukan hanya pakaian yang gemerlapan.

I think these people are experts.

Saya rasa mereka adalah para ahli.

I think these are the two people in the movie

Mereka adalah orang-orang di dalam film

who know more than anybody else,

yang tahu lebih banyak dibandingkan orang lain

and they love sharing their knowledge with other people

dan mereka tergerak untuk membagikan pengetahuan mereka kepada orang lain,

to help them reach their potential.

untuk mengembangkan potensi mereka.

Now, they are leaders.

Mereka adalah para pemimpin.

I like that kind of quest for my daughter,

Misi semacam inilah yang sama inginkan untuk putri saya

and I like that kind of quest for my son.

dan juga putra saya.

I want more quests like that.

Dan saya ingin melihat lebih banyak lagi misi-misi serupa.

I want fewer quests where my son is told,

Saya tidak menginginkan misi yang sekadar memberitahu putra saya,

"Go out and fight it alone,"

"Pergi dan berjuanglah sendiri."

and more quests where he sees that it's his job to join a team,

Saya ingin misi-misi dimana ia akan terpanggil dan tergerak untuk berpihak pada satu tim,

maybe a team led by women,

mungkin yang dipimpin oleh para wanita,

to help other people become better

untuk membuat yang lain menjadi orang yang lebih baik,

and be better people,

dan dengan sendirinya ia akan menjadi orang yang lebih baik

like the Wizard of Oz.

seperti Wizard of Oz.

Thank you.

Terima kasih.