Paul Zak: Trust, morality - and oxytocin

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Yustina Suryanti

Is there anything unique about human beings?

Apakah ada yang unik dari manusia?

There is.

Ada.

We're the only creatures

Kita adalah satu-satunya makhluk

with fully developed moral sentiments.

dengan perasaan moral yang berkembang sempurna.

We're obsessed with morality as social creatures.

Kita terobsesi akan moralitas sebagai makhluk sosial.

We need to know why people are doing what they're doing.

Kita perlu tahu mengapa orang melakukan ini atau itu.

And I personally am obsessed with morality.

Dan saya pribadi terobsesi akan moralitas.

It was all due to this woman,

Semuanya karena wanita ini,

Sister Mary Marastela,

Suster Mary Marastela,

also known as my mom.

yang juga ibu saya.

As an altar boy, I breathed in a lot of incense,

Sebagai putra altar, saya menghirup banyak dupa

and I learned to say phrases in Latin,

dan belajar bicara Bahasa Latin,

but I also had time to think

namun saya juga memiliki waktu untuk berpikir

about whether my mother's top-down morality

apakah moralitas "komando dari atas" ibu saya

applied to everybody.

berlaku untuk semua orang.

I saw that people who were religious and non-religious

Saya melihat orang-orang yang beragama maupun tidak

were equally obsessed with morality.

sama-sama terobsesi dengan moralitas.

I thought, maybe there's some earthly basis

Saya pikir, mungkin ada dasar duniawi

for moral decisions.

dari keputusan moral.

But I wanted to go further

Namun saya tidak ingin sekedar

than to say our brains make us moral.

mengatakan otak kita membuat kita bermoral.

I want to know if there's a chemistry of morality.

Saya ingin tahu apakah ada bahan kimia dari moralitas.

I want to know

Saya ingin tahu

if there was a moral molecule.

apakah ada molekul moral.

After 10 years of experiments,

Setelah 10 tahun mencoba

I found it.

saya menemukannya.

Would you like to see it? I brought some with me.

Anda ingin melihatnya? Saya membawanya.

This little syringe

Suntikan kecil ini

contains the moral molecule.

berisi molekul moral.

(Laughter)

(Tawa)

It's called oxytocin.

Molekul ini disebut oksitosin.

So oxytocin is a simple and ancient molecule

Oksitosin adalah molekul kuno yang sederhana

found only in mammals.

yang hanya ditemukan pada mamalia.

In rodents, it was known

Molekul ini membuat para ibu tikus

to make mothers care for their offspring,

peduli pada anak-anaknya

and in some creatures,

dan pada beberapa makhluk

allowed for toleration of burrowmates.

membuat mereka bertoleransi dengan sesamanya.

But in humans, it was only known

Namun pada manusia, molekul ini hanya diketahui

to facilitate birth and breastfeeding in women,

dapat mempermudah wanita untuk melahirkan dan menyusui

and is released by both sexes during sex.

dan dilepaskan sewaktu berhubungan intim oleh kedua pihak.

So I had this idea that oxytocin might be the moral molecule.

Jadi saya mendapat ide bahwa mungkin oksitosin adalah molekul moral.

I did what most of us do -- I tried it on some colleagues.

saya melakukan hal yang dilakukan kita kebanyakan -- mencobanya pada beberapa rekan.

One of them told me,

Salah satunya memberi tahu,

"Paul, that is the world's stupidist idea.

"Paul, ini ide terburuk di dunia.

It is," he said, "only a female molecule.

Benar," katanya, "hanya molekul untuk wanita.

It can't be that important."

Tidak mungkin ini penting."

But I countered, "Well men's brains make this too.

Namun saya menjawab, "Otak pria juga membuatnya.

There must be a reason why."

Pasti ada alasan untuk itu."

But he was right, it was a stupid idea.

Namun dia benar, itu ide yang bodoh.

But it was testably stupid.

Ide yang sangat sulit untuk diuji.

In other words, I thought I could design an experiment

Dengan kata lain, saya pikir saya dapat membuat percobaan

to see if oxytocin made people moral.

untuk melihat apakah oksitosin membuat orang menjadi bermoral.

Turns out it wasn't so easy.

Ternyata itu tidak mudah.

First of all, oxytocin is a shy molecule.

Pertama, oksitosin adalah molekul pemalu.

Baseline levels are near zero,

Tingkat dasarnya mendekati nol

without some stimulus to cause its release.

tanpa ada rangsangan untuk melepaskannya.

And when it's produced, it has a three-minute half-life,

Dan saat dihasilkan, waktu paruhnya hanya 3 menit

and degrades rapidly at room temperature.

dan terurai dengan cepat pada suhu ruang

So this experiment would have to cause a surge of oxytocin,

Percobaan ini harus menyebabkan kenaikan kadar oksitosin,

have to grab it fast and keep it cold.

harus menangkapnya dan mendinginkannya.

I think I can do that.

Saya rasa saya bisa.

Now luckily, oxytocin is produced

Untungnya, oksitosin diproduksi

both in the brain and in the blood,

di otak dan juga di dalam darah

so I could do this experiment without learning neurosurgery.

jadi saya dapat melakukannya tanpa pembedahan otak.

Then I had to measure morality.

Lalu saya harus mengukur moralitas.

So taking on Morality with a capital M is a huge project.

Jadi "Moralitas" dengan huruf "M" besar adalah proyek raksasa.

So I started smaller.

Jadi saya mulai dengan yang lebih kecil.

I studied one single virtue:

Saya mempelajari satu kebaikan:

trustworthiness.

kepercayaan.

Why? I had shown in the early 2000s

Mengapa? Pada awal 2000-an saya telah menunjukkan

that countries with a higher proportion of trustworthy people

bahwa negara dengan jumlah orang yang dapat dipercaya lebih besar

are more prosperous.

cenderung lebih makmur.

So in these countries, more economic transactions occur

Di negara-negara ini, ada lebih banyak transaksi ekonomi

and more wealth is created,

dan lebih banyak orang menjadi kaya,

alleviating poverty.

mengurangi kemiskinan.

So poor countries are by and large low trust countries.

Jadi negara miskin pada umumnya kurang dapat dipercaya.

So if I understood the chemistry of trustworthiness,

Jadi jika saya mengerti sifat dari kepercayaan

I might help alleviate poverty.

saya dapat membantu mengurangi kemiskinan.

But I'm also a skeptic.

Namun saya juga menaruh curiga.

I don't want to just ask people, "Are you trustworthy?"

Saya tidak ingin langsung bertanya, "Apa kau dapat dipercaya?"

So instead I use

Jadi saya menggunakan

the Jerry Maguire approach to research.

pendekatan penelitian Jerry Maguire.

If you're so virtuous,

Jika Anda benar-benar baik,

show me the money.

tunjukkan uang Anda.

So what we do in my lab

Jadi yang kita lakukan

is we tempt people with virtue and vice by using money.

adalah menggoda orang untuk berbuat baik atau jahat dengan uang.

Let me show you how we do that.

Saya akan menunjukkan caranya.

So we recruit some people for an experiment.

Jadi kami mengambil beberapa orang dalam percobaan ini.

They all get $10 if they agree to show up.

Mereka mendapat $10 jika datang.

We give them lots of instruction, and we never ever deceive them.

Kami memberikan banyak perintah, dan tidak pernah menipu mereka

Then we match them in pairs by computer.

Lalu kami memasangkan mereka dengan menggunakan komputer.

And in that pair, one person gets a message saying,

Dalam pasangan itu, salah satunya diberi pesan,

"Do you want to give up some of your $10

"Apa kau mau menyerahkan sebagian dari uang $10

you earned for being here

yang kau dapatkan karena datang

and ship it to someone else in the lab?"

dan mengirimkannya kepada orang lain di lab ini?"

The trick is you can't see them,

Di sini Anda tidak dapat melihat

you can't talk to them.

dan berbicara dengan mereka.

You only do it one time.

Anda hanya melakukannya sekali.

Now whatever you give up

Kini, berapapun yang Anda berikan

gets tripled in the other person's account.

pasangan Anda mendapat 3 kali lipatnya.

You're going to make them a lot wealthier.

Anda akan membuat mereka semakin kaya.

And they get a message by computer saying

Dan mereka mendapat pesan dari komputer

person one sent you this amount of money.

bahwa orang ini mengirimkan uang ini kepada Anda.

Do you want to keep it all,

Apakah Anda mau menyimpan semuanya

or do you want to send some amount back?

atau mengirimkan kembali sebagian?

So think about this experiment for minute.

Jadi pikirkanlah percobaan ini untuk sesaat.

You're going to sit on these hard chairs for an hour and a half.

Anda duduk di kursi itu selama satu setengah jam.

Some mad scientist is going to jab your arm with a needle

Beberapa ilmuwan gila menusuk tangan Anda dengan jarum

and take four tubes of blood.

dan mengambil empat tabung darah.

And now you want me to give up this money and ship it to a stranger?

Lalu mereka ingin Anda menyerahkan uang ini dan memberikannya kepada orang asing?

So this was the birth of vampire economics.

Ini adalah kelahiran ekonomi vampir.

Make a decision and give me some blood.

Buat keputusan dan berikan darah Anda.

So in fact, experimental economists

Jadi sebenarnya, para ekonom peneliti

had run this test around the world,

telah melakukan tes ini di seluruh dunia

and for much higher stakes,

dengan taruhan yang lebih besar

and the consensus view

dan pandangan yang disepakati

was that the measure from the first person to the second was a measure of trust,

adalah pemberian orang pertama kepada orang kedua adalah ukuran percaya

and the transfer from the second person back to the first

dan pemberian kembali orang kedua

measured trustworthiness.

adalah kepercayaan.

But in fact, economists were flummoxed

Namun sebenarnya, para ekonom bingung

on why the second person would ever return any money.

pada mengapa orang kedua akan mengembalikan uang itu.

They assumed money is good,

Mereka menganggap uang itu menguntungkan

why not keep it all?

mengapa tidak menyimpan semuanya?

That's not what we found.

Bukan itu yang kami temukan.

We found 90 percent of the first decision-makers sent money,

Kami menemukan bahwa 90 persen orang pertama mengirim uang

and of those who received money,

dan dari mereka yang menerimanya,

95 percent returned some of it.

95 persen mengembalikan sebagian.

But why?

Namun mengapa?

Well by measuring oxytocin

Dengan mengukur kadar oksitosin

we found that the more money the second person received,

kami menemukan bahwa semakin banyak uang yang diterima orang kedua

the more their brain produced oxytocin,

semakin banyak otak mereka menghasilkan oksitosin

and the more oxytocin on board,

dan semakin banyak oksitosin,

the more money they returned.

semakin banyak uang yang dikembalikan.

So we have a biology of trustworthiness.

Jadi ada biologi dari kepercayaan.

But wait. What's wrong with this experiment?

Namun tunggu. Apa yang salah dengan percobaan ini?

Two things.

Ada dua hal.

One is that nothing in the body happens in isolation.

Pertama tidak ada hal dalam tubuh yang terjadi karena satu hal.

So we measured nine other molecules that interact with oxytocin,

Jadi kami mengukur 9 molekul lain yang berhubungan dengan oksitosin

but they didn't have any effect.

namun tidak ada dampaknya sama sekali.

But the second is

Namun yang kedua adalah

that I still only had this indirect relationship

saya baru memiliki hubungan tidak langsung

between oxytocin and trustworthiness.

antara oksitosin dan kepercayaan.

I didn't know for sure

Saya tidak yakin

oxytocin caused trustworthiness.

bahwa oksitosin menyebabkan kepercayaan.

So to make the experiment,

Jadi untuk membuat penelitian ini

I knew I'd have to go into the brain

saya tahu saya harus melihat ke dalam otak

and manipulate oxytocin directly.

dan langsung memanipulasi oksitiosin.

I used everything short of a drill

Saya menggunakan apapun selain bor

to get oxytocin into my own brain.

untuk memasukkan oksitosin ke dalam otak saya.

And I found I could do it

Ternyata saya dapat melakukannya

with a nasal inhaler.

dengan menghirupnya.

So along with colleagues in Zurich,

Jadi bersama dengan seorang rekan di Zurich,

we put 200 men on oxytocin or placebo,

kami memasukkan oksitosin dan plasebo

had that same trust test with money,

dan mengadakan percobaan yang sama dengan uang

and we found that those on oxytocin not only showed more trust,

dan kami menemukan mereka yang menghisap oksitosin bukan hanya lebih percaya

we can more than double the number of people

namun ada lebih dari dua kali lipat orang

who sent all their money to a stranger --

yang mengirimkan semua uangnya kepada orang asing --

all without altering mood or cognition.

tanpa mengubah suasana hati atau kesadaran.

So oxytocin is the trust molecule,

Jadi oksitosin adalah molekul kepercayaan

but is it the moral molecule?

namun apakah itu juga molekul moral?

Using the oxytocin inhaler,

Dengan penghirup oksitosin,

we ran more studies.

kami melakukan kajian lanjutan.

We showed that oxytocin infusion

Kami menunjukkan bahwa memasukkan oksitosin

increases generosity

meningkatkan kemurahan hati

in unilateral monetary transfers

dalam hal mengirimkan uang

by 80 percent.

sebesar 80 persen.

We showed it increases donations to charity

Kami menunjukkan oksitosin meningkatkan sumbangan

by 50 percent.

sebesar 50 persen.

We've also investigated

Kami juga meneliti

non-pharmacologic ways to raise oxytocin.

cara-cara non-farmakologi untuk meningkatkan oksitosin.

These include massage,

Cara-cara ini antara lain pijat,

dancing and praying.

menari, dan berdoa.

Yes, my mom was happy about that last one.

Ibu saya bahagia dengan cara yang terakhir.

And whenever we raise oxytocin,

Dan kapanpun oksitosin itu meningkat,

people willingly open up their wallets

orang-orang lebih mau membuka dompetnya

and share money with strangers.

dan membagi uangnya dengan orang asing.

But why do they do this?

Namun mengapa mereka melakukannya?

What does it feel like

Bagaimana rasanya

when your brain is flooded with oxytocin?

jika otak Anda dibanjiri oksitosin?

To investigate this question, we ran an experiment

Untuk menyelidikinya, kami melakukan percobaan

where we had people watch a video

di mana orang-orang menonton video

of a father and his four year-old son,

dari seorang ayah dan putranya yang berusia 4 tahun,

and his son has terminal brain cancer.

putranya menderita kanker otak tingkat akhir.

After they watched the video, we had them rate their feelings

Setelah mereka menontonnya, kami menilai perasaan mereka

and took blood before and after to measure oxytocin.

dan mengambil darah sebelum dan sesudahnya untuk mengukur oksitosin.

The change in oxytocin

Perubahan kadar oksitosin itu

predicted their feelings of empathy.

memperkirakan empati mereka.

So it's empathy

Jadi empati itulah

that makes us connect to other people.

yang membuat kita terhubung dengan orang lain.

It's empathy that makes us help other people.

Empati itulah yang membuat kita menolong orang lain.

It's empathy that makes us moral.

Empati itulah yang membuat kita bermoral.

Now this idea is not new.

Ini bukanlah ide baru.

A then unknown philosopher named Adam Smith

Seorang filsuf tidak terkenal bernama Adam Smith

wrote a book in 1759

menulis buku di tahun 1759

called "The Theory of Moral Sentiments."

berjudul "Teori dari Sentimen Moral."

In this book, Smith argued

Dalam buku ini, Smith berpendapat

that we are moral creatures, not because of a top-down reason,

bahwa kita adalah makhluk moral, bukan karena perintah

but for a bottom-up reason.

namun karena lingkungan.

He said we're social creatures,

Dia berkata kita menjadi makhluk sosial

so we share the emotions of others.

sehingga kita saling berbagi emosi satu sama lain.

So if I do something that hurts you, I feel that pain.

Jadi jika saya melukai Anda, saya merasakannya.

So I tend to avoid that.

Jadi saya mencoba menghindarinya.

If I do something that makes you happy, I get to share your joy.

Jika saya membuat Anda gembira, saya juga ikut gembira.

So I tend to do those things.

Jadi saya cenderung melakukannya.

Now this is the same Adam Smith who, 17 years later,

Inilah Adam Smith yang sama yang 17 tahun kemudian

would write a little book called "The Wealth of Nations" --

menulis buku kecil berjudul "Kemakmuran dari Negara" --

the founding document of economics.

dokumen pendiri ekonomi.

But he was, in fact, a moral philosopher,

Namun pada dasarnya dia seorang filsuf moral

and he was right on why we're moral.

dan dia benar tentang mengapa ktia bermoral.

I just found the molecule behind it.

Saya baru saja menemukan molekul di baliknya.

But knowing that molecule is valuable,

Mengetahui bahwa molekul ini bernilai

because it tells us how to turn up this behavior

karena memberi tahu cara mengaktifkan perilaku ini

and what turns it off.

dan apa yang menonaktifkannya.

In particular, it tells us

Pada dasarnya, hal ini memberi tahu

why we see immorality.

mengapa kita melihat ketidakmoralan.

So to investigate immorality,

Untuk meneliti ketidakmoralan,

let me bring you back now to 1980.

mari saya ajak Anda kembali ke tahun 1980.

I'm working at a gas station

Saya bekerja di pompa bensin

on the outskirts of Santa Barbara, California.

di pinggiran Santa Barbara, California.

You sit in a gas station all day,

Jika Anda duduk di pompa bensin seharian,

you see lots of morality and immorality, let me tell you.

Anda akan melihat moralitas dan ketidakmoralan.

So one Sunday afternoon, a man walks into my cashier's booth

Jadi suatu Minggu sore, seorang pria mendatangi meja kasir saya

with this beautiful jewelry box.

dengan kotak perhiasan yang indah.

Opens it up and there's a pearl necklace inside.

Dia membuka dan menunjukkan kalung mutiara di dalamnya.

And he said, "Hey, I was in the men's room.

Dan berkata, "Hei, saya menemukan ini

I just found this. What do you think we should do with it?"

di toilet pria. Menurutmu ini harus diapakan?"

"I don't know, put it in the lost and found."

"Saya tidak tahu, titipkan saja ke bagian barang hilang."

"Well this is very valuable.

"Ini sangat berharga.

We have to find the owner for this." I said, "Yea."

Kita harus menemukan pemiliknya." Saya berkata, "Iya."

So we're trying to decide what to do with this,

Jadi kami mencoba memutuskan harus berbuat apa

and the phone rings.

dan telepon berdering.

And a man says very excitedly,

Seorang pria berkata dengan penuh semangat,

"I was in your gas station a while ago,

"Saya baru saja dari pompa bensinmu,

and I bought this jewelry for my wife, and I can't find it."

saya membeli perhiasan untuk istri saya, namun perhiasan itu hilang."

I said, "Pearl necklace?" "Yeah."

Saya berkata, "Kalung mutiara?" "Benar."

"Hey, a guy just found it."

"Hei, seorang pria menemukannya."

"Oh, you're saving my life. Here's my phone number.

"Oh, kau menyelamatkan hidup saya. Ini nomor telepon saya.

Tell that guy to wait half an hour.

Suruh pria itu menunggu setengah jam,

I'll be there and I'll give him a $200 reward."

saya akan kembali dan memberinya hadiah $200."

Great, so I tell the guy, "Look, relax.

Jadi saya berkata kepadanya, "Baik, tenang.

Get yourself a fat reward. Life's good."

Kau akan mendapat hadiah besar. Hidup itu indah."

He said, "I can't do it.

Dia berkata, "Saya tidak bisa.

I have this job interview in Galena in 15 minutes,

Saya ada wawancara kerja di Galena 15 menit lagi,

and I need this job, I've got to go."

dan saya perlu pekerjaan ini. Saya harus pergi."

Again he asked me, "What do you think we should do?"

Kembali dia berkata, "Menurutmu kita harus bagaimana?"

I'm in high school. I have no idea.

Saya masih di SMA. Saya tidak tahu.

So I said, "I'll hold it for you."

Jadi saya berkata, "Saya akan menyimpannya."

He said, "You know, you've been so nice, let's split the reward."

Dia berkata, "Kau benar-benar orang baik, mari kita bagi hadiahnya."

I'll give you the jewelry, you give me a hundred dollars,

Saya akan berikan perhiasannya, berikan saya $100,

and when the guy comes ... "

dan saat pria itu datang ... "

You see it. I was conned.

Anda lihat. Saya tertipu.

So this is a classic con called the pigeon drop,

Ini adalah penipuan klasik yang disebut "pigeon drop," (merpati yang luruh)

and I was the pigeon.

dan sayalah merpatinya.

So the way many cons work

Jadi cara kerja dari banyak penipu

is not that the conman gets the victim to trust him,

bukan membuat korbannya mempercayai penipu itu,

it's that he shows he trusts the victim.

namun dia menunjukkan dia mempercayai si korban.

Now we know what happens.

Kini kita tahu apa yang terjadi.

The victim's brain releases oxytocin,

Otak dari si korban melepaskan oksitosin

and you're opening up your wallet or purse, giving away the money.

dan Anda membuka dompet Anda dan memberi uang.

So who are these people

Jadi siapa orang-orang

who manipulate our oxytocin systems?

yang memanipulasi sistem oksitosin kita ini?

We found, testing thousands of individuals,

Dengan menguji ribuan orang

that five percent of the population

kami menemukan bahwa 5 persen dari populasi

don't release oxytocin on stimulus.

tidak melepaskan oksitosin saat ada rangsangan.

So if you trust them, their brains don't release oxytocin.

Jadi jika Anda mempercayainya, otak mereka tidak melepas oksitosin.

If there's money on the table, they keep it all.

Jika ada uang di sana, mereka menyimpan semuanya.

So there's a technical word for these people in my lab.

Ada kata teknis bagi orang-orang semacam itu di lab saya.

We call them bastards.

Kami menyebutnya "bajingan."

(Laughter)

(Tawa)

These are not people you want to have a beer with.

Ini bukan teman minum bir yang Anda dambakan.

They have many of the attributes of psychopaths.

Mereka memiliki banyak sifat seorang psikopat.

Now there are other ways the system can be inhibited.

Lalu ada cara lain untuk menghambat sistem ini.

One is through improper nurturing.

Salah satunya adalah didikan yang tidak benar.

So we've studied sexually abused women,

Kami mempelajari wanita yang mengalami pelecehan seksual

and about half those don't release oxytocin on stimulus.

dan sekitar setengahnya tidak melepaskan oksitosin saat dirangsang.

You need enough nurturing

Anda perlu didikan yang cukup

for this system to develop properly.

agar sistem ini dapat berkembang dengan baik.

Also, high stress inhibits oxytocin.

Tingkat stres yang tinggi juga menghambat oksitosin.

So we all know this, when we're really stressed out,

Jadi kita semua tahu, saat kita stres

we're not acting our best.

kita tidak bisa melakukan tindakan terbaik.

There's another way oxytocin is inhibited, which is interesting --

Ada cara lain untuk menghambat oksidosin, yang cukup menarik --

through the action of testosterone.

dengan menggunakan testosteron.

So we, in experiments, have administered testosterone to men.

Jadi dalam percobaan, kami memberikan testosteron kepada para pria.

And instead of sharing money,

Dan mereka tidak membagikan uangnya

they become selfish.

dan menjadi egois.

But interestingly,

Namun hal yang menarik

high testosterone males are also more likely

pria dengan testosteron tinggi juga lebih cenderung

to use their own money to punish others for being selfish.

menggunakan uang mereka untuk menghukum orang lain karena egois.

(Laughter)

(Tawa)

Now think about this. It means, within our own biology,

Kini, pikirkanlah. Ini berarti, di dalam biologi kita

we have the yin and yang of morality.

ada yin dan yang dari moralitas.

We have oxytocin that connects us to others,

Ada oksitosin yang menghubungkan kita dengan orang lain,

makes us feel what they feel.

membuat kita merasakan apa yang mereka rasakan.

And we have testosterone.

Dan ada testosteron.

And men have 10 times the testosterone as women,

Dan pria memiliki tingkat testosteron 10 kali lebih tinggi dibandingkan wanita

so men do this more than women --

sehingga pria lebih banyak melakukannya --

we have testosterone that makes us want to punish

kita memiliki testosteron yang membuat kita ingin menghukum

people who behave immorally.

orang yang bertindak tanpa moral.

We don't need God or government telling us what to do.

Kita tidak perlu Tuhan atau pemerintah.

It's all inside of us.

Semuanya ada di dalam diri kita.

So you may be wondering:

Jadi mungkin Anda bertanya:

these are beautiful laboratory experiments,

ini adalah percobaan di lab yang bagus,

do they really apply to real life?

namun bagaimana dengan dunia nyata?

Yeah, I've been worrying about that too.

Benar. Kami juga mengkhawatirkan hal itu.

So I've gone out of the lab

Jadi kami keluar dari lab

to see if this really holds in our daily lives.

untuk melihat apa hal ini benar dalam keseharian kita.

So last summer, I attended a wedding in Southern England.

Jadi musim panas lalu, saya menghadiri pernikahan di Inggris bagian Selatan.

200 people in this beautiful Victorian mansion.

Ada 200 orang di dalam rumah Victoria yang indah ini.

I didn't know a single person.

Saya tidak mengenal siapapun.

And I drove up in my rented Vauxhall.

Saya datang dengan Vauxhall sewaan.

And I took out a centrifuge and dry ice

Dan saya mengambil mesin sentrifugasi, es kering,

and needles and tubes.

jarum, dan tabung.

And I took blood from the bride and the groom

Saya mengambil contoh darah dari pengantin pria dan wanita,

and the wedding party and the family and the friends

dan juga teman-teman dan keluarganya

before and immediately after the vows.

sebelum dan segera sesudah kaul.

(Laughter)

(Tawa)

And guess what?

Dan tebaklah.

Weddings cause a release of oxytocin,

Pernikahan melepaskan oksitosin

but they do so in a very particular way.

namun dengan suatu cara tertentu.

Who is the center of the wedding solar system?

Siapa yang ada di pusat dari tata surya penikahan?

The bride.

Pengantin wanita.

She had the biggest increase in oxytocin.

Dia mengalami peningkatan oksitosin terbesar.

Who loves the wedding almost as much as the bride?

Siapa yang menyukai pernikahan hampir sebesar pengantin wanita?

Her mother, that's right.

Benar, ibunya.

Her mother was number two.

Ibunya nomor dua.

Then the groom's father, then the groom,

Lalu ayah pengantin pria, dan pengantin pria,

then the family, then the friends --

kemudian keluarga, dan teman-teman --

arrayed around the bride

berjajar di sekitar pengantin wanita

like planets around the Sun.

seperti planet mengelilingi matahari.

So I think it tells us that we've designed this ritual

Saya rasa hal ini memberi tahu bahwa kita merancang ritual ini

to connect us to this new couple,

untuk menghubungkan kita dengan pasangan baru ini

connect us emotionally.

secara emosional.

Why? Because we need them to be successful at reproducing

Mengapa? Karena kita perlu agar bisa sukses beranak cucu

to perpetuate the species.

untuk melestarikan spesies kita.

I also worried that my trust experiments with small amounts of money

Saya juga khawatir kalau percobaan kepercayaan dengan sedikit uang ini

didn't really capture how often we actually trust our lives to strangers.

tidak benar-benar menangkap seberapa sering kita mempercayai hidup kita pada orang asing

So even though I have a fear of heights,

Jadi walaupun saya takut akan ketinggian,

I recently strapped myself to another human being

baru-baru ini saya bersama orang lain

and stepped out of an airplane at 12,000 ft.

melompat dari pesawat pada ketinggian 12.000 kaki.

I took my blood before and after,

Saya mengambil darah saya sebelum dan sesudahnya

and I had a huge spike of oxytocin.

dan ada peningkatan yang besar pada oksitosin.

And there are so many ways we can connect to people.

Dan ada banyak cara kita dapat berhubungan dengan orang lain.

For example, through social media.

Contohnya, melalui media sosial.

Many people are Tweeting right now.

Banyak orang berkicau di Twitter sekarang.

So we investigated the role of social media

Jadi kami meneliti peran media sosial

and found the using social media

dan menemukan bahwa penggunaan media sosial

produced a solid double-digit increase in oxytocin.

menghasilkan kenaikan 2 digit angka pada kadar oksitosin.

So I ran this experiment recently for the Korean Broadcasting System.

Saya melakukan percobaan ini dalam Sistem Penyiaran Korea.

And they had the reporters and their producers participate.

di mana reporter dan produsernya ikut serta.

And one of these guys, he must have been 22,

Dan salah satu orang ini, dia pasti sudah berusia 22 tahun,

he had 150 percent spike in oxytocin.

mengalami kenaikan kadar oksitosin sebesar 150 persen.

I mean, astounding; no one has this.

Ini luar biasa, tidak ada orang lain yang seperti ini.

So he was using social media in private.

Dia menggunakan media sosial secara pribadi.

When I wrote my report to the Koreans,

Saat saya menulis laporan saya

I said, "Look, I don't know what this guy was doing,"

saya berkata, "Saya tidak tahu apa yang dilakukan orang ini

but my guess was interacting with his mother or his girlfriend.

namun tebakan saya adalah dia berhubungan dengan ibu atau kekasihnya."

They checked.

Mereka memeriksanya.

He was interacting on his girlfriend's Facebook page.

Dia berhubungan dalam laman Facebook kekasihnya.

There you go. That's connection.

Itu dia. Hubungan itu.

So there's tons of ways that we can connect to other people,

Jadi ada banyak cara untuk berhubungan dengan orang lain

and it seems to be universal.

dan hal ini tampak berlaku secara umum.

Two weeks ago,

Dua minggu yang lalu

I just got back from Papua New Guinea

saya baru saja kembali dari Papua Nugini

where I went up to the highlands --

di mana saya pergi ke dataran tinggi --

very isolated tribes of subsistence farmers

ke suku terasing yang hidup dari bertani

living as they have lived for millenia.

dengan kehidupan yang sama selama ribuan tahun.

There are 800 different languages in the highlands.

Ada 800 bahasa berbeda di dataran tinggi.

These are the most primitive people in the world.

Ini adalah orang-orang paling primitif di dunia.

And they indeed also release oxytocin.

Sudah pasti mereka juga melepas oksitosin.

So oxytocin connects us to other people.

Jadi oksitosin menghubungkan kita dengan orang lain.

Oxytocin makes us feel what other people feel.

Oksitosin membuat kita merasakan perasaan orang lain.

And it's so easy to cause people's brains

Dan mudah sekali untuk membuat otak orang

to release oxytocin.

melepaskan oksitosin.

I know how to do it,

Saya tahu cara melakukannya

and my favorite way to do it is, in fact, the easiest.

dan cara favorit saya, adalah cara paling mudah.

Let me show it to you.

Ijinkan saya menunjukkannya.

Come here. Give me a hug.

Kemari. Peluk saya.

(Laughter)

(Tawa)

There you go.

Ini dia.

(Applause)

(Tepuk tangan)

So my penchant for hugging other people

Jadi kegemaran saya memeluk orang lain

has earned me the nickname Dr. Love.

telah membuat saya dijuluki Dokter Cinta.

I'm happy to share a little more love in the world,

Saya senang berbagi sedikit cinta di dunia,

it's great,

ini luar biasa

but here's your prescription from Dr. Love:

namun inilah resep Anda dari Dokter Cinta,

eight hugs a day.

8 pelukan setiap hari.

We have found that people who release more oxytocin

Kita menemukan bahwa orang yang melepas oksitosin lebih banyak

are happier.

juga lebih bahagia.

And they're happier

Dan mereka lebih bahagia

because they have better relationships of all types.

karena memiliki berbagai jenis hubungan yang lebih baik.

Dr. Love says eight hugs a day.

Dokter cinta berkata 8 pelukan setiap hari.

Eight hugs a day -- you'll be happier

8 pelukan setiap hari -- Anda akan lebih bahagia

and the world will be a better place.

dan dunia akan menjadi tempat yang lebih baik

Of course, if you don't like to touch people, I can always shove this up your nose.

Namun jika Anda tidak suka menyentuh orang, saya dapat menggunakan ini ke hidung Anda.

(Laughter)

(Tawa)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)