Ernesto Sirolli: Want to help someone? Shut up and listen!

Translator: Joseph Geni Reviewer: Morton Bast

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Alia Makki

Everything I do, and everything I do professionally --

Semua yang saya lakukan, terutama secara profesional --

my life -- has been shaped

hidup saya -- telah dibentuk

by seven years of work as a young man in Africa.

oleh karya 7 tahun saya sebagai pemuda di Afrika.

From 1971 to 1977 --

Sejak 1971 hingga 1977 --

I look young, but I'm not — (Laughter) --

saya terlihat muda, namun tidak -- (Tawa) --

I worked in Zambia, Kenya, Ivory Coast, Algeria, Somalia,

Saya bekerja di Zambia, Kenya, Pantai Gading, Aljazair, Somalia,

in projects of technical cooperation with African countries.

dalam proyek-proyek kerjasama teknis bersama negara-negara Afrika.

I worked for an Italian NGO,

Saya bekerja untuk sebuah LSM Italia

and every single project that we set up in Africa

dan semua proyek yang kami mulai di Afrika

failed.

gagal.

And I was distraught.

Dan saya merasa putus asa.

I thought, age 21, that we Italians were good people

Saat berusia 21 tahun, saya merasa kami, orang Italia, adalah orang baik

and we were doing good work in Africa.

dan melakukan karya-karya yang bagus di Afrika.

Instead, everything we touched we killed.

Namun, ternyata semua yang kami kerjakan gagal.

Our first project, the one that has inspired my first book,

Proyek pertama, hal yang mengilhami buku pertama saya

"Ripples from the Zambezi,"

"Riak dari Zambezi,"

was a project where we Italians

adalah proyek di mana kami memutuskan

decided to teach Zambian people how to grow food.

untuk mengajarkan cara menanam tanaman pangan kepada orang Zambia.

So we arrived there with Italian seeds in southern Zambia

Jadi kami tiba dengan benih-benih dari Italia di Zambia selatan,

in this absolutely magnificent valley

di lembah yang sangat indah

going down to the Zambezi River,

di mana Sungai Zambezi mengalir,

and we taught the local people how to grow Italian tomatoes

dan kami mengajarkan cara menanam tomat Italia dan timun jepang

and zucchini and ...

kepada penduduk lokal ...

And of course the local people had absolutely no interest

Dan tentu saja penduduk lokal sama sekali tidak tertarik

in doing that, so we paid them to come and work,

untuk melakukannya, sehingga kami membayar mereka

and sometimes they would show up. (Laughter)

dan terkadang mereka akan muncul. (Tawa)

And we were amazed that the local people,

Dan kami merasa terkejut pada penduduk lokal yang tinggal

in such a fertile valley, would not have any agriculture.

di lembah yang subur ini, menolak bercocok tanam.

But instead of asking them how come they were not

Namun kami tidak bertanya mengapa mereka tidak

growing anything, we simply said, "Thank God we're here." (Laughter)

menanam apapun, kami langsung berkata, "Syukurlah kami ada di sini." (Tawa)

"Just in the nick of time to save the Zambian people from starvation."

"Tepat waktu untuk menyelamatkan orang Zambia dari kelaparan."

And of course, everything in Africa grew beautifully.

Dan tentu saja, semua yang ada di Afrika tumbuh dengan indah.

We had these magnificent tomatoes. In Italy, a tomato

Kami memanen tomat yang luar biasa. Di Italia, tomat akan tumbuh

would grow to this size. In Zambia, to this size.

hingga sebesar ini. Di Zambia, ukurannya sebesar ini.

And we could not believe, and we were telling the Zambians,

Kami sulit mempercayainya, dan kami mengatakan kepada orang Zambia,

"Look how easy agriculture is."

"Lihat, betapa mudahnya bercocok tanam itu."

When the tomatoes were nice and ripe and red,

Saat tomat itu sudah merah dan matang,

overnight, some 200 hippos came out from the river

dalam semalam, 200 ekor kuda nil datang dari arah sungai

and they ate everything. (Laughter)

dan menghabiskan semuanya. (Tawa)

And we said to the Zambians, "My God, the hippos!"

Dan kami berkata kepada mereka, "Ya Tuhan, kuda nil itu!"

And the Zambians said, "Yes, that's why we have no agriculture here." (Laughter)

Dan orang-orang Zambia itu berkata, "Ya, karena itu kami tidak bercocok tanam di sini." (Tawa)

"Why didn't you tell us?""You never asked."

"Mengapa kalian tidak memberi tahu?" "Kalian tidak pernah bertanya."

I thought it was only us Italians blundering around Africa,

Saya pikir hanya orang Italia yang melakukan kesalahan seperti itu,

but then I saw what the Americans were doing,

namun kemudian saya melihat yang dilakukan orang Amerika,

what the English were doing, what the French were doing,

yang dilakukan orang Inggris, yang dilakukan orang Perancis,

and after seeing what they were doing,

dan setelah melihat apa yang mereka lakukan,

I became quite proud of our project in Zambia.

saya menjadi cukup bangga pada proyek kami di Zambia.

Because, you see, at least we fed the hippos.

Karena, setidaknya kami memberi makan para kuda nil itu.

You should see the rubbish — (Applause) --

Anda harus melihat sampah -- (Tepuk tangan) --

You should see the rubbish that we have bestowed

Anda harus melihat sampah yang kami berikan

on unsuspecting African people.

kepada orang Afrika yang tidak curiga apa-apa.

You want to read the book,

Anda sebaiknya membaca buku

read "Dead Aid," by Dambisa Moyo,

berjudul "Dead Aid," karya Moyo Dambisa,

Zambian woman economist.

seorang ekonom wanita Zambia.

The book was published in 2009.

Buku ini diterbitkan pada tahun 2009.

We Western donor countries have given the African continent

Kita negara-negara donor Barat telah memberikan Benua Afrika

two trillion American dollars in the last 50 years.

sebanyak 2 triliun dolar Amerika selama 50 tahun terakhir.

I'm not going to tell you the damage that that money has done.

Saya tidak akan mengatakan kerusakan yang telah disebabkan uang itu.

Just go and read her book.

Baca saja bukunya.

Read it from an African woman, the damage that we have done.

Bacalah dari wanita Afrika itu, kerusakan yang telah kita berikan.

We Western people are imperialist, colonialist missionaries,

Kita adalah kaum misionaris penjajah,

and there are only two ways we deal with people:

dan hanya ada dua cara untuk berurusan dengan orang itu:

We either patronize them, or we are paternalistic.

Kita "mempatroni" atau menjadi "paternalis."

The two words come from the Latin root "pater,"

Kedua kata itu berasal dari kata Bahasa Latin "pater,"

which means "father."

yang berarti "ayah."

But they mean two different things.

Namun kedua kata itu memiliki makna berbeda.

Paternalistic, I treat anybody from a different culture

Paternalis, adalah menganggap semua orang dari budaya yang lain

as if they were my children. "I love you so much."

seperti anak-anak sendiri, "Saya sangat menyukaimu."

Patronizing, I treat everybody from another culture

Mempatroni, adalah menganggap semua orang dari budaya lain

as if they were my servants.

seperti para pelayan saya.

That's why the white people in Africa are called "bwana," boss.

Karena itulah orang kulit putih di Afrika disebut "bwana," bos.

I was given a slap in the face reading a book,

Saya merasa tertampar saat membaca buku itu,

"Small is Beautiful," written by Schumacher, who said,

"Small is Beautiful," karya Schumacher, yang mengatakan

above all in economic development, if people

dalam perkembangan ekonomi, hal yang paling utama adalah

do not wish to be helped, leave them alone.

jika orang itu tidak mau dibantu, biarkan saja.

This should be the first principle of aid.

Ini seharusnya menjadi prinsip pertama dari bantuan.

The first principle of aid is respect.

Prinsip pertama adalah menghormati.

This morning, the gentleman who opened this conference

Pagi ini, pria yang membuka konferensi ini

lay a stick on the floor, and said,

meletakkan tongkat di lantai dan berkata,

"Can we -- can you imagine a city

"Dapatkah kita -- Anda membayangkan kota

that is not neocolonial?"

yang bukan neokolonial?"

I decided when I was 27 years old

Saat berusia 27 tahun, saya memutuskan

to only respond to people,

hanya akan menanggapi orang

and I invented a system called Enterprise Facilitation,

dan saya menemukan sistem bernama "Enterprice Facilitation,"

where you never initiate anything,

di mana Anda tidak memulai apapun,

you never motivate anybody, but you become a servant

Anda tidak mendorong siapapun, namun menjadi pelayan

of the local passion, the servant of local people

dari semangat daerah setempat, pelayan orang-orang lokal

who have a dream to become a better person.

yang memiliki mimpi untuk menjadi orang yang lebih baik.

So what you do -- you shut up.

Jadi apa yang Anda lakukan adalah -- diam.

You never arrive in a community with any ideas,

Anda tidak pernah tiba di suatu tempat dengan ide,

and you sit with the local people.

di sana Anda duduk bersama penduduk setempat.

We don't work from offices.

Kita tidak bekerja di kantor.

We meet at the cafe. We meet at the pub.

Kita bertemu di kafe, di bar.

We have zero infrastructure.

Kami tidak memiliki prasarana apapun.

And what we do, we become friends,

Dan akhirnya, kami berteman

and we find out what that person wants to do.

dan kami menemukan apa yang ingin dilakukan orang itu.

The most important thing is passion.

Hal yang paling penting adalah gairah.

You can give somebody an idea.

Anda dapat memberikan gagasan

If that person doesn't want to do it,

namun jika orang itu tidak mau melakukannya.

what are you going to do?

apa yang Anda lakukan?

The passion that the person has for her own growth

Gairah yang dimiliki orang itu untuk perkembangan dirinya

is the most important thing.

adalah hal yang paling penting.

The passion that that man has for his own personal growth

Gairah yang dimiliki orang itu untuk perkembangan dirinya

is the most important thing.

adalah hal yang paling penting.

And then we help them to go and find the knowledge,

Lalu kami menolong mereka mencari pengetahuan,

because nobody in the world can succeed alone.

karena tidak ada orang di dunia ini yang dapat sukses dengan usaha sendiri.

The person with the idea may not have the knowledge,

Orang-orang dengan ide mungkin tidak memiliki pengetahuan,

but the knowledge is available.

namun pengetahuan itu sudah tersedia.

So years and years ago, I had this idea:

Jadi beberapa tahun yang lalu, saya memiliki gagasan seperti ini:

Why don't we, for once, instead of arriving in the community

Mengapa kita tidak, sekali saja, saat tiba di sebuah masyarakat,

to tell people what to do, why don't, for once,

daripada memerintahkan apa yang harus dilakukan, mengapa

listen to them? But not in community meetings.

kita tidak mendengarkan mereka? Namun bukan dalam pertemuan masyarakat.

Let me tell you a secret.

Saya akan memberitahukan sebuah rahasia.

There is a problem with community meetings.

Ada masalah dalam pertemuan masyarakat.

Entrepreneurs never come,

Para wiraswastawan tidak pernah datang

and they never tell you, in a public meeting,

dan di dalam pertemuan itu, mereka tidak pernah mengatakan

what they want to do with their own money,

apa yang ingin mereka lakukan dengan uang mereka,

what opportunity they have identified.

peluang apa yang telah mereka lihat.

So planning has this blind spot.

Jadi perencanaan memiliki titik buta.

The smartest people in your community you don't even know,

Anda tidak tahu siapa orang tercerdas di masyarakat Anda

because they don't come to your public meetings.

karena mereka tidak mau menghadiri pertemuan umum Anda.

What we do, we work one-on-one,

Yang kita lakukan adalah, mengerjakannya masing-masing

and to work one-on-one, you have to create

dan untuk bekerja masing-masing, Anda harus membuat

a social infrastructure that doesn't exist.

prasarana sosial yang tidak ada.

You have to create a new profession.

Anda harus menciptakan pekerjaan baru.

The profession is the family doctor of enterprise,

Pekerjaan itu adalah dokter keluarga perusahaan,

the family doctor of business, who sits with you

dokter kerja bisnis, yang duduk bersama Anda

in your house, at your kitchen table, at the cafe,

di rumah, di meja dapur, di kafe,

and helps you find the resources to transform your passion

dan membantu Anda menemukan sumber untuk mengubah gairah Anda

into a way to make a living.

menjadi mata pencaharian.

I started this as a tryout in Esperance, in Western Australia.

Pertama saya menguji coba hal ini di Esperance, di Australia Barat..

I was a doing a Ph.D. at the time,

Saat itu saya sedang mengejar gelar doktor

trying to go away from this patronizing bullshit

dengan mencoba menghilangkan omong kosong

that we arrive and tell you what to do.

di mana kita tiba dan mengatakan apa yang harus dilakukan.

And so what I did in Esperance that first year

Sehingga yang saya lakukan di Esperance saat itu

was to just walk the streets, and in three days

hanyalah berjalan-jalan dan dalam 3 hari

I had my first client, and I helped this first guy

saya mendapat klien pertama, dan saya membantu

who was smoking fish from a garage, was a Maori guy,

orang yang sedang mengasapi ikan ini adalah pria Maori

and I helped him to sell to the restaurant in Perth,

dan saya membantu menjualnya ke sebuah rumah makan di Perth

to get organized, and then the fishermen came to me to say,

untuk mengaturnya, lalu nelayan itu datang dan berkata,

"You the guy who helped Maori? Can you help us?"

"Kau orang yang menolong orang Maori itu? Bisa membantu kami?"

And I helped these five fishermen to work together

Dan saya membantu kelima orang nelayan ini bekerja bersama

and get this beautiful tuna not to the cannery in Albany

dan kami tidak membawanya ke pabrik pengalengan ke Albany

for 60 cents a kilo, but we found a way

untuk dijual seharga 60 sen per kilogram,

to take the fish for sushi to Japan for 15 dollars a kilo,

tapi kami berhasil mengirimkannya ke Jepang untuk dijual seharga 15 dolar per kilogram,

and the farmers came to talk to me, said,

dan nelayan itu datang dan berkata,

"Hey, you helped them. Can you help us?"

"Hi. Bisa bantu kami?"

In a year, I had 27 projects going on,

Dalam setahun, ada 27 proyek yang kami lakukan

and the government came to see me to say,

dan pemerintah datang menemui saya dan berkata,

"How can you do that?

"Bagaimana kau melakukannya?

How can you do — ?" And I said, "I do something very, very, very difficult.

Bagaimana --?" Dan saya berkata, "Saya melakukan hal yang sangat sulit.

I shut up, and listen to them." (Laughter)

Saya diam dan mendengarkan mereka." (Tawa)

So — (Applause) —

Jadi -- (Tepuk tangan)

So the government says, "Do it again." (Laughter)

Jadi pemerintah berkata, "Lakukan lagi." (Tawa)

We've done it in 300 communities around the world.

Kami melakukan hal ini pada 300 masyarakat di seluruh dunia.

We have helped to start 40,000 businesses.

Kami membantu mendirikan 40.000 usaha.

There is a new generation of entrepreneurs

Ini adalah generasi baru wiraswasta

who are dying of solitude.

yang sekarat karena kesendirian.

Peter Drucker, one of the greatest management consultants in history,

Peter Drucker, salah satu konsultan managemen terbaik dalam sejarah

died age 96, a few years ago.

meninggal beberapa tahun yang lalu, pada usia 96 tahun.

Peter Drucker was a professor of philosophy

Peter Drucker adalah profesor dalam filosofi

before becoming involved in business,

sebelum terjun ke dalam bisnis,

and this is what Peter Drucker says:

dan inilah yang dikatakannya:

"Planning is actually incompatible

"Perencanaan sebenarnya tidak cocok

with an entrepreneurial society and economy."

dengan masyarakat dan ekonomi wirausahawan."

Planning is the kiss of death of entrepreneurship.

Perencanaan adalah ciuman kematian bagi wiraswasta.

So now you're rebuilding Christchurch

Kini Anda membangun kembali Christchurch

without knowing what the smartest people in Christchurch

tanpa tahu apa yang diinginkan oleh orang paling cerdas di Christchurch

want to do with their own money and their own energy.

dengan uang dan energi mereka.

You have to learn how to get these people

Anda harus belajar bagaimana cara membuat orang-orang ini

to come and talk to you.

datang dan berbicara dengan Anga.

You have to offer them confidentiality, privacy,

Anda harus menawarkan kerahasiaan,

you have to be fantastic at helping them,

Anda harus menolong mereka secara luar biasa,

and then they will come, and they will come in droves.

dan mereka akan datang dalam jumlah besar.

In a community of 10,000 people, we get 200 clients.

Dalam masyarakat dengan 20.000 orang, kami mendapat 200 klien.

Can you imagine a community of 400,000 people,

Dapatkah Anda membayangkan kumpulan 400.000 orang,

the intelligence and the passion?

dengan segala kecerdasan dan gairah mereka?

Which presentation have you applauded the most this morning?

Presentasi mana yang paling memukau Anda pagi ini?

Local, passionate people. That's who you have applauded.

Orang-orang lokal yang bergairah. Itulah yang memukau Anda.

So what I'm saying is that

Jadi yang saya katakan adalah

entrepreneurship is where it's at.

wiraswasta adalah pada tempatnya.

We are at the end of the first industrial revolution --

Kita ada di ujung revolusi industri pertama --

nonrenewable fossil fuels, manufacturing --

bahan bakar fosil yang tidak terbarukan, manufaktur --

and all of a sudden, we have systems which are not sustainable.

dan tiba-tiba saja, ada sistem yang tidak berkelanjutan.

The internal combustion engine is not sustainable.

Mesin pembakaran dalam sungguh tidak berkelanjutan.

Freon way of maintaining things is not sustainable.

Freon juga tidak berkelanjutan.

What we have to look at is at how we

Apa yang harus kita laihat adalah bagaimana kita

feed, cure, educate, transport, communicate

memberi makan, mengobati, mendidik, mengangkut, menghubungkan

for seven billion people in a sustainable way.

7 miliar orang dengan cara yang berkelanjutan.

The technologies do not exist to do that.

Teknologi untuk melakukan hal itu tidak ada.

Who is going to invent the technology

Siapa yang akan menemukan teknologi

for the green revolution? Universities? Forget about it!

untuk revolusi hijau? Universitas? Lupakan saja!

Government? Forget about it!

Pemerintah? Lupakan!

It will be entrepreneurs, and they're doing it now.

Para wiraswastawan, dan mereka sedang melakukannya.

There's a lovely story that I read in a futurist magazine

Ada kisah menarik yang saya baca di majalah futurist

many, many years ago.

beberapa tahun yang lalu.

There was a group of experts who were invited

Ada sekelompok ahli yang diundang

to discuss the future of the city of New York in 1860.

untuk mendiskusikan masa depan kota New York di tahun 1860.

And in 1860, this group of people came together,

Dan di tahun 1860, orang-orang ini berkumpul

and they all speculated about what would happen

dan mereka berspekulasi tentang apa yang akan terjadi

to the city of New York in 100 years,

di kota New York dalam 100 tahun,

and the conclusion was unanimous:

dan akhirnya mereka sepakat:

The city of New York would not exist in 100 years.

Kota New York tidak akan bertahan hingga 100 tahun lagi.

Why? Because they looked at the curve and said,

Mengapa? Karena mereka melihat pada kurva itu dan berkata,

if the population keeps growing at this rate,

jika jumlah penduduknya terus tumbuh dengan laju seperti saat itu

to move the population of New York around,

untuk melayani masyarakat New York,

they would have needed six million horses,

mereka memerlukan 6 juta ekor kuda,

and the manure created by six million horses

dan kotoran dari 6 juta ekor kuda

would be impossible to deal with.

tidak mungkin dapat diatasi.

They were already drowning in manure. (Laughter)

Mereka pasti sudah tenggelam di dalam kotoran kuda. (Tawa)

So 1860, they are seeing this dirty technology

Jadi di tahun 1860 mereka melihat teknologi kotor

that is going to choke the life out of New York.

yang akan mengusir kehidupan dari New York.

So what happens? In 40 years' time, in the year 1900,

Apa yang terjadi? Dalam 40 tahun, di tahun 1900.

in the United States of America, there were 1,001

di Amerika Serikat ada 1'001 perusahaan

car manufacturing companies -- 1,001.

pembuat mobil -- 1'001.

The idea of finding a different technology

Gagasan tentang menemukan teknologi berbeda

had absolutely taken over,

telah mengambil alih seutuhnya,

and there were tiny, tiny little factories in backwaters.

dan ada banyak pabrik-pabrik kecil

Dearborn, Michigan. Henry Ford.

Dearborn, Michigan. Henry Ford..

However, there is a secret to work with entrepreneurs.

Bagaimanapun, ada rahasia untuk dapat bekerjasama dengan wiraswastawan.

First, you have to offer them confidentiality.

Pertama, Anda harus menawarkan kerahasiaan.

Otherwise they don't come and talk to you.

Kalau tidak, mereka tidak akan datang dan berbicara dengan Anda.

Then you have to offer them absolute, dedicated,

Lalu Anda harus menawarkan layanan mutlak,

passionate service to them.

berdedikasi, dan bergairah kepada mereka.

And then you have to tell them the truth about entrepreneurship.

Lalu Anda harus jujur tentang wiraswasta.

The smallest company, the biggest company,

Perusahaan yang paling kecil dan yang paling besar

has to be capable of doing three things beautifully:

harus dapat melakukan tiga hal dengan baik:

The product that you want to sell has to be fantastic,

Produk yang Anda jual haruslah luar biasa,

you have to have fantastic marketing,

Anda harus memliki pemasaran yang luar biasa,

and you have to have tremendous financial management.

dan Anda harus memiliki manajemen keuangan yang luar biasa.

Guess what?

Tahu?

We have never met a single human being

Kita tidak pernah bertemu seorang pun

in the world who can make it, sell it and look after the money.

yang dapat membuat, menjual, dan mengatur keuangan.

It doesn't exist.

Tidak ada orang seperti itu.

This person has never been born.

Orang seperti itu belum pernah lahir.

We've done the research, and we have looked

Kami melakukan penelitian dan melihat

at the 100 iconic companies of the world --

pada 100 perusahaan ikonik di dunia --

Carnegie, Westinghouse, Edison, Ford,

Carnegie, Westinghouse, Edison, Ford,.

all the new companies, Google, Yahoo.

semua perusahaan baru, Google, Yahoo.

There's only one thing that all the successful companies

Hanya ada satu kesamaan dari semua perusahaan yang sukses

in the world have in common, only one:

di dunia, hanya satu:

None were started by one person.

Tidak ada yang dimulai oleh satu orang.

Now we teach entrepreneurship to 16-year-olds

Kini kita mengajarkan wiraswasta pada anak berusia 16 tahun

in Northumberland, and we start the class

di Northumberland, dan kami memulai kelas

by giving them the first two pages of Richard Branson's autobiography,

dengan memberikan dua halaman pertama dari biografi Richard Branson,

and the task of the 16-year-olds is to underline,

dan tugas mereka adalah untuk mencari

in the first two pages of Richard Branson's autobiography

berapa kali Richard menggunakan kata "saya"

how many times Richard uses the word "I"

dalam dua halaman pertama itu,

and how many times he uses the word "we."

dan berapa kali dia menggunakan kata "kami."

Never the word "I," and the word "we" 32 times.

Kata "saya" tidak pernah ada dan kata "kami" muncul 32 kali.

He wasn't alone when he started.

Dia tidak sendirian saat memulainya.

Nobody started a company alone. No one.

Tidak ada perusahaan yang dimulai oleh satu orang.

So we can create the community

Agar dapat menciptakan masyarakat

where we have facilitators who come from a small business background

yang memiliki fasilitator dari perusahaan kecil

sitting in cafes, in bars, and your dedicated buddies

yang duduk di kafe, di bar, dan sahabat Anda

who will do to you, what somebody did for this gentleman

yang akan melakukan, apa yang dilakukan orang itu untuk orang ini,

who talks about this epic,

yang membicarakan epos ini,

somebody who will say to you, "What do you need?

seseorang yang akan berkata, "Kau perlu apa?

What can you do? Can you make it?

Apa yang dapat kau lakukan? Apa kau bisa melakukannya?

Okay, can you sell it? Can you look after the money?"

Baiklah, kau bisa menjualnya? Kau bisa mengatur keurangannya?"

"Oh, no, I cannot do this.""Would you like me to find you somebody?"

"Tidak, saya tidak bisa." "Kau mau dicarikan seseorang?"

We activate communities.

Kami mengaktifkan masyarakat.

We have groups of volunteers supporting the Enterprise Facilitator

Kami memiliki sekelompok relawan yang mendukung Enterprise Facilitator

to help you to find resources and people

untuk membantu menemukan sumber daya dan tenaga

and we have discovered that the miracle

dan kami telah menemukan bahwa keajaiban

of the intelligence of local people is such

dari kecerdasan orang-orang lokal

that you can change the culture and the economy

benar-benar dapat mengubah budaya dan ekonomi

of this community just by capturing the passion,

dari masyarakat hanya dengan menangkap gairah,

the energy and imagination of your own people.

energi, dan khayalan dari orang-orang Anda sendiri.

Thank you. (Applause)

Terima kasih. (Tepuk tangan)