Patrick Chappatte: The power of cartoons

Translator: Achmad Yani Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

So yeah, I'm a newspaper cartoonist --

Baik, saya seorang kartunis koran --

political cartoonist.

kartunis politik.

I don't know if you've heard about it -- newspapers?

Saya tidak tahu apakah Anda pernah mendengar tentang koran.

It's a sort of paper-based reader.

Semacam bacaan dari kertas.

(Laughter)

(Tertawa)

It's lighter than an iPad,

lebih ringan daripada iPod.

it's a bit cheaper.

Lebih murah sedikit.

You know what they say?

Anda tahu apa kata mereka?

They say the print media is dying --

Mereka berkata media cetak sudah sekarat.

who says that? Well, the media.

Siapa yang mengatakannya? Tentu saja media.

But this is no news, right?

Tapi ini bukan berita baru, bukan?

You've read about it already.

Anda pernah membaca tentang ini.

(Laughter)

(Tertawa)

Ladies and gentlemen,

Saudara-saudari,

the world has gotten smaller.

dunia telah mengecil.

I know it's a cliche, but look,

Saya tahu ini klise, tapi lihatlah,

look how small,

betapa kecilnya dunia.

how tiny it has gotten.

berapa mungilnya dunia sekarang.

And you know the reason why, of course.

Anda pasti tahu sebabnya.

This is because of technology -- yeah.

Karena teknologi. Begitulah.

(Laughter)

(Tertawa)

Any computer designers in the room?

Ada desainer komputer di sini?

Yeah well,

Baiklah,

you guys are making my life miserable

kalian membuat hidup saya menderita,

because track pads used to be round,

karena 'track pad' dulunya berbentuk bundar,

a nice round shape.

bentuk bundar yang indah.

That makes a good cartoon.

Bisa menjadi kartun yang bagus.

But what are you going to do with a flat track pad,

Apa yang bisa kita lakukan dengan track pad datar

those square things?

yang bentuknya persegi itu?

There's nothing I can do as a cartoonist.

Tidak ada yang bisa saya lakukan sebagai kartunis.

Well, I know the world is flat now.

Memang, saya tahu dunia kini datar.

That's true.

Betul sekali.

And the Internet has reached

Dan Internet telah mencapai

every corner of the world,

setiap sudut dunia.

the poorest, the remotest places.

tempat paling terpencil dan miskin.

Every village in Africa now has a cyber cafe.

Setiap desa di Afrika sekarang mempunyai warnet.

(Laughter)

(Tertawa)

Don't go asking for a Frappuccino there.

Jangan meminta Frapucino di sana.

So we are bridging the digital divide.

Kami menjembatani dunia yang terbagi secara digital.

The Third World is connected,

Negara-negara Dunia Ketiga terhubungkan.

we are connected.

Kami terhubungkan.

And what happens next?

Dan apa yang terjadi kemudian?

Well, you've got mail.

Ya, Anda mendapatkan surat.

Yeah.

Ya

Well, the Internet has empowered us.

Internet telah memberdayakan kita.

It has empowered you,

Telah memberdayakan Anda.

it has empowered me

telah memberdayakan saya.

and it has empowered some other guys as well.

dan telah memberdayakan orang-orang lain juga.

(Laughter)

(Tertawa)

You know, these last two cartoons --

Anda tahu, dua kartun terakhir ini,

I did them live

saya membuatnya hidup

during a conference in Hanoi.

selama konferensi di Hanoi.

And they were not used to that

Dan mereka tidak terbiasa dengan hal itu

in communist 2.0 Vietnam.

dalam komunis 2.0 Vietnam.

(Laughter)

(Tertawa)

So I was cartooning live on a wide screen --

Jadi saya membuat kartun hidup di layar lebar --

it was quite a sensation --

sensasinya cukup besar --

and then this guy came to me.

dan kemudian pria ini mendatangi saya.

He was taking pictures of me and of my sketches,

Dia membawa foto saya dan sketsa-sketsa saya,

and I thought, "This is great, a Vietnamese fan."

dan saya berpikir, "Ini bagus, penggemar Vietnam."

And as he came the second day,

Dan ketika dia datang di hari kedua,

I thought, "Wow, that's really a cartoon lover."

saya berpikir, "Wah, benar-benar seorang pencinta kartun."

And on the third day, I finally understood,

Dan pada hari ketiga, saya akhirnya mengerti,

the guy was actually on duty.

pria itu sesungguhnya sedang bertugas.

So by now, there must be a hundred pictures of me

Jadi sampai sekarang, pasti banyak foto-foto saya

smiling with my sketches

tersenyum dengan sketsa-sketsa saya

in the files of the Vietnamese police.

di dalam berkas polisi Vietnam.

(Laughter)

(Tertawa)

No, but it's true: the Internet has changed the world.

Tetapi ini benar: Internet telah mengubah dunia.

It has rocked the music industry;

Telah mengguncang industri musik.

it has changed the way we consume music.

Telah mengubah cara kita mengkonsumsi musik..

For those of you old enough to remember,

Bagi kalian yang cukup tua untuk ingat,

we used to have to go to the store

kita dulunya harus pergi ke toko

to steal it.

untuk mencurinya.

(Laughter)

(Tertawa)

And it has changed the way

Dan telah mengubah cara

your future employer

majikan masa depan Anda

will look at your application.

akan melihat lamaran Anda.

So be careful

Jadi berhati-hatilah

with that Facebook account --

dengan akun Facebook itu.

your momma told you, be careful.

Ibu Anda menasehati, berhati-hatilah.

And technology has set us free --

Dan teknologi telah membebaskan kita.

this is free WiFi.

Ini adalah WiFi gratis.

But yeah, it has liberated us

benar, begitulah. Teknologi membebaskan kita

from the office desk.

dari meja kantor.

This is your life,

Ini adalah kehidupan Anda.

enjoy it.

Nikmatilah.

(Laughter)

(Tertawa)

In short, technology, the internet,

Singkatnya, teknologi, internet,

they have changed our lifestyle.

telah mengubah gaya hidup kita.

Tech guru, like this man --

Guru teknologi, seperti laki-laki ini --

that a German magazine called the philosopher of the 21st century --

di mana sebuah majalah Jerman menyebutnya filsuf abad 21 --

they are shaping the way we do things.

mereka membentuk cara kita melakukan sesuatu.

They are shaping the way we consume.

Mereka membentuk cara kita mengkonsumsi.

They are shaping our very desires.

Mereka membentuk hasrat mendalam kita.

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

You will not like it.

Anda tidak akan menyukainya.

And technology has even changed

Dan teknologi bahkan telah mengubah

our relationship to God.

hubungan kita dengan Tuhan.

(Laughter)

(Tertawa)

Now I shouldn't get into this.

Sekarang saya seharusnya tidak membahas ini.

Religion and political cartoons,

Kartun agama dan politik,

as you may have heard,

sebagaimana Anda telah mendengar,

make a difficult couple,

adalah dua hal yang rumit,

ever since that day of 2005,

sejak hari itu di tahun 2005,

when a bunch of cartoonists in Denmark

ketika sekumpulan kartunis di Denmark

drew cartoons that had repercussions all over the world --

menggambar kartun yang menimbulkan reaksi di seluruh dunia,

demonstrations, fatwa,

demonstrasi, fatwa.

they provoked violence. People died in the violence.

Mereka memprovokasi kekerasan. Orang-orang meninggal karena kekerasan.

This was so sickening;

Hal ini begitu menyakitkan.

people died because of cartoons.

Orang-orang meninggal karena kartun.

I mean --

Maksud saya --

I had the feeling at the time

saya memiliki firasat pada saat itu

that cartoons had been used by both sides, actually.

kartun itu telah digunakan oleh kedua pihak, sesungguhnya.

They were used first by a Danish newspaper,

Mereka digunakan pertama-tama oleh surat kabar Denmark,

which wanted to make a point on Islam.

yang ingin menunjuk ke Islam.

A Danish cartoonist told me he was one of the 24

Seorang kartunis Denmark memberitahu saya dia adalah salah satu dari 24

who received the assignment to draw the prophet --

yang menerima tugas untuk menggambar nabi.

12 of them refused. Did you know that?

12 dari mereka menolak. Apakah Anda mengetahuinya?

He told me, "Nobody has to tell me what I should draw.

Dia memberitahu saya, "Tidak seorangpun harus memberitahu saya apa yang harus saya gambar.

This is not how it works."

Ini bukanlah cara kerjanya."

And then, of course, they were used

Dan kemudian, tentu digunakan

by extremists and politicians on the other side.

oleh ekstrimis dan politisi pada sisi yang lain.

They wanted to stir up controversy.

Mereka ingin menghasut kontroversi

You know the story.

Anda tahu kisahnya.

We know that cartoons can be used as weapons.

Kita tahu bahwa kartun dapat digunakan sebagai senjata.

History tells us,

Sejarah memberitahu kita,

they've been used by the Nazis

kartun telah digunakan oleh Nazi

to attack the Jews.

untuk menyerang Yahudi.

And here we are now.

Dan di sini kita sekarang.

In the United Nations,

Di Perserikatan Bangsa-Bangsa,

half of the world is pushing

separuh dunia mendorong

to penalize the offense to religion --

untuk menghukum penghinaan terhadap agama --

they call it the defamation of religion --

mereka menyebutnya penistaan agama --

while the other half of the world is fighting back

sementara separuh dunia melawan

in defense of freedom of speech.

dengan alasan kebebasan berbicara.

So the clash of civilizations is here,

Sehingga benturan peradaban terjadi di sini,

and cartoons are at the middle of it?

dan kartun berada di tengah-tengahnya?

This got me thinking.

Hal ini membuat saya berpikir.

Now you see me thinking

Sekarang Anda melihat saya berpikir

at my kitchen table,

di meja dapur saya.

and since you're in my kitchen,

Dan karena Anda ada di dapur saya.

please meet my wife.

silahkan berkenalan dengan istri saya.

(Laughter)

(Tertawa)

In 2006, a few months after,

Tahun 2006, beberapa bulan sesudahnya,

I went Ivory Coast --

saya pergi ke Pantai Gading --

Western Africa.

Afrika Barat.

Now, talk of a divided place -- the country was cut in two.

Sekarang, berbicara mengenai tempat yang terbagi. Negara ini terbagi dua.

You had a rebellion in the North,

Pemberontak di utara,

the government in the South -- the capital, Abidjan --

pemerintah di selatan -- ibukota, Abidjan --

and in the middle, the French army.

dan di tengah-tengah, pasukan Perancis.

This looks like a giant hamburger.

Ini kelihatan seperti hamburger raksasa.

You don't want to be the ham in the middle.

Anda tidak ingin menjadi daging di tengah-tengahnya.

I was there to report on that story

Saya di sana untuk melaporkan kisah itu

in cartoons.

dalam kartun.

I've been doing this for the last 15 years;

Saya telah melakukan ini selama 15 tahun terakhir.

it's my side job, if you want.

Itu pekerjaan sambilan saya.

So you see the style is different.

Jadi Anda lihat gayanya berbeda.

This is more serious than maybe editorial cartooning.

Ini lebih serius daripada kartun editorial.

I went to places like Gaza

Saya pergi ke tempat-tempat seperti Gaza

during the war in 2009.

selama perang di tahun 2009.

So this is really journalism in cartoons.

Jadi ini benar-benar jurnalisme dalam kartun.

You'll hear more and more about it.

Anda akan semakin mendengar tentang hal ini.

This is the future of journalism, I think.

Ini merupakan masa depan jurnalisme, menurut saya.

And of course, I went to see the rebels in the north.

Dan tentu saja, saya pergi untuk melihat pemberontak di utara.

Those were poor guys fighting for their rights.

Mereka adalah pria-pria miskin yang berjuang untuk hak-hak mereka.

There was an ethnic side to this conflict

Ada sisi etnis pada konflik ini

as very often in Africa.

seperti yang sering terjadi di Afrika.

And I went to see the Dozo.

Dan saya pergi untuk melihat Dozo.

The Dozo, they are the traditional hunters

Dozo, mereka adalah para pemburu tradisional

of West Africa.

dari Afrika Barat.

People fear them --

Rakyat takut pada mereka.

they help the rebellion a lot.

Mereka banyak membantu pemberontakan.

They are believed to have magical powers.

Mereka dipercaya mempunyai kekuatan magis.

They can disappear and escape bullets.

Mereka dapat menghilang dan menghindari peluru.

I went to see a Dozo chief;

Saya pergi menemui seorang pemimpin Dozo.

he told me about his magical powers.

Dia memberitahu saya mengenai kekuatan magisnya.

He said, "I can chop your head off right away

Dia berkata, "Saya dapat memotong kepalamu

and bring you back to life."

dan menghidupkan kamu kembali."

I said, "Well, maybe we don't have time for this right now."

Saya berkata, "Baiklah, mungkin kita tidak mempunyai waktu untuk ini sekarang."

(Laughter)

(Tertawa)

"Another time."

"Lain waktu."

So back in Abidjan,

Kembali ke Abidjan,

I was given a chance to lead a workshop

Saya diberi kesempatan untuk memimpin loka karya

with local cartoonists there

dengan kartunis-kartunis lokal di sana,

and I thought, yes,

dan saya berpikir, ya,

in a context like this, cartoons can really be used as weapons

dalam konteks seperti ini, kartun sesungguhnya dapat digunakan sebagai senjata

against the other side.

melawan pihak yang lain.

I mean, the press in Ivory Coast was bitterly divided --

Maksud saya, pers di Pantai Gading terbagi.

it was compared to the media in Rwanda

Dibandingkan dengan media di Rwanda

before the genocide --

sebelum genosida.

so imagine.

Jadi bayangkanlah.

And what can a cartoonist do?

Dan apa yang dapat dilakukan seorang kartunis?

Sometimes editors would tell their cartoonists

Kadang-kadang editor akan memberitahu para kartunis mereka

to draw what they wanted to see,

untuk menggambar apa yang ingin mereka lihat,

and the guy has to feed his family, right?

dan orang ini harus memberi makan keluarga mereka, bukan?

So the idea was pretty simple.

Jadi idenya sangat sederhana.

We brought together cartoonists

Kami mengumpulkan kartunis bersama-sama

from all sides in Ivory Coast.

dari semua tempat di Pantai Gading.

We took them away from their newspaper for three days.

Kami mengambil mereka dari suratkabar tempat mereka bekerja selama tiga hari.

And I asked them to do a project together,

Dan saya meminta mereka untuk mengerjakan proyek bersama,

tackle the issues affecting their country

menanggulangi masalah-masalah yang mempengaruhi negera mereka

in cartoons, yes, in cartoons.

dengan kartun, ya, dengan kartun.

Show the positive power of cartoons.

Tunjukkan kekuatan positif kartun.

It's a great tool of communication

Itu adalah alat komunikasi yang hebat

for bad or for good.

untuk keburukan atau untuk kebaikan.

And cartoons can cross boundaries,

Dan kartun dapat melintasi batas,

as you have seen.

seperti yang telah Anda lihat.

And humor is a good way, I think,

Dan humor merupakan cara yang baik, menurut saya,

to address serious issues.

untuk menyampaikan masalah-masalah serius.

And I'm very proud of what they did.

Dan saya sangat bangga dengan apa yang mereka lakukan.

I mean, they didn't agree with each other -- that was not the point.

Maksud saya, mereka tidak setuju satu sama lain -- itu bukan masalahnya.

And I didn't ask them to do nice cartoons.

Dan saya tidak meminta mereka membuat kartun-kartun yang bagus.

The first day, they were even shouting at each other.

Hari pertama, mereka bahkan saling berteriak.

But they came up with a book,

Tetapi mereka menemukan sebuah buku,

looking back at 13 years

melihat kembali 13 tahun lalu

of political crisis in Ivory Coast.

mengenai krisis politik di Pantai Gading.

So the idea was there.

Jadi idenya ada di sana.

And I've been doing projects like this,

Dan saya telah melakukan proyek-proyek seperti ini,

in 2009 in Lebanon,

tahun 2009 di Lebanon,

this year in Kenya, back in January.

tahun ini, di Kenya, bulan Januari lalu.

In Lebanon, it was not a book.

Di Lebanon, bukan merupakan buku.

The idea was to have --

Idenya adalah mempunyai --

the same principal, a divided country --

prinsip yang sama, suatu negara yang terbelah --

take cartoonists from all sides

mengambil kartunis dari semua tempat

and let them do something together.

dan membiarkan mereka melakukan sesuatu bersama-sama.

So in Lebanon,

Jadi di Lebanon,

we enrolled the newspaper editors,

kami mendaftarkan editor suratkabar,

and we got them to publish

dan kami meminta mereka untuk menerbitkan

eight cartoonists from all sides all together on the same page,

delapan kartun dari segala sisi dalam halaman yang sama.

addressing the issue affecting Lebanon,

menyampaikan masalah yang mempengaruhi Lebanon,

like religion in politics and everyday life.

seperti agama dalam politik dan kehidupan sehari-hari.

And it worked.

Dan itu berhasil.

For three days, almost all the newspapers of Beirut

Selama tiga hari, hampir semua suratkabar Beirut

published all those cartoonists together --

menerbitkan semua kartunis itu bersama-sama --

anti-government,

anti-pemerintah,

pro-government,

pro-pemerintah,

Christian,

Kristen,

Muslim, of course,

Muslim, tentu,

English-speaking, well, you name it.

berbahasa-Inggris, juga, apa lagi?

So this was a great project.

Jadi ini merupakan proyek yang hebat.

And then in Kenya, what we did

Dan kemudian di Kenya, apa yang kami lakukan

was addressing the issue of ethnicity,

adalah menyampaikan masalah etnis.

which is a poison in a lot of places in Africa.

yang merupakan racun di banyak tempat di Afrika.

And we did video clips --

Dan kami membuat video klip.

you can see them if you go to YouTube/Kenyatoons.

Anda dapat melihatnya jika Anda mengunjungi YouTube/KenyaTunes.

So, preaching for freedom of speech

Berkhotbah untuk kebebasan berbicara

is easy here,

adalah hal mudah di sini,

but as you have seen

tetapi seperti yang telah Anda lihat

in contexts of repression or division,

dalam konteks penindasan atau pemecahbelahan,

again, what can a cartoonist do?

lagi, apa yang dapat seorang kartunis lakukan?

He has to keep his job.

Dia harus mempertahankan pekerjaannya.

Well I believe that in any context anywhere,

Saya yakin dalam konteks apapun di manapun

he always has the choice at least

dia selalu mempunyai pilihan setidaknya

not to do a cartoon

untuk tidak membuat kartun

that will feed hatred.

yang akan menebar kebencian.

And that's the message I try to convey to them.

Dan itu adalah pesan yang saya coba untuk sampaikan kepada mereka.

I think we all always have the choice in the end

Saya rasa kita semua selalu mempunyai pilihan ini pada akhirnya

not to do the bad thing.

untuk tidak melalukan hal yang buruk.

But we need to support

Tetapi Anda perlu mendukung

these independent, critical

kritik, [tidak jelas] ini,

and responsible voices

suara-suara yang bertanggung-jawab

in Africa, in Lebanon,

di Afrika, di Lebanon,

in your local newspaper,

di suratkabar lokal Anda,

in the Apple store.

di toko Apple.

Today, tech companies

Saat ini, perusahaan-perusahaan teknologi

are the world's largest editors.

merupakan editor-editor terbesar di dunia.

They decide what is too offensive

Mereka memutuskan apa yang terlalu menyerang

or too provocative for you to see.

sampai terlalu provokatif bagi Anda untuk dilihat.

So really, it's not about the freedom of cartoonists;

Jadi sesungguhnya, itu bukan merupakan kekebasan kartunis;

it's about your freedoms.

itu mengenai kebebasan Anda.

And for dictators all over the world,

Dan bagi diktator-diktator di seluruh dunia,

the good news

berita baiknya

is when cartoonists,

adalah ketika kartunis,

journalists and activists shut up.

jurnalis dan aktivis diam.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)