Marco Tempest: A magical tale (with augmented reality)

Translator: M Haidar Hanif Reviewer: Winnie Amalia Rachmani

Marco Tempest: What I'd like to show you today

Marco Tempest: Yang saya ingin tunjukkan kepada Anda hari ini

is something in the way of an experiment.

adalah sesuatu yang masih dalam eksperimen.

Today's its debut.

Hari ini adalah pertunjukan nya yang pertama

It's a demonstration of augmented reality.

Ini adalah demonstrasi dari realita yang bertambah

And the visuals you're about to see are not prerecorded.

Dan peraga yang akan Anda lihat tidak direkam sebelumnya.

They are live

Gambarnya langsung

and reacting to me in real time.

dan bereaksi dengan saya secara nyata.

I like to think of it as a kind of technological magic.

Saya suka berpikir ini sebagai semacam sulap teknologi.

So fingers crossed.

Jadi semoga saja.

And keep your eyes on the big screen.

Dan jagalah mata Anda pada layar lebar.

Augmented reality

Realita yang bertambah

is the melding of the real world

adalah perpaduan dari dunia nyata

with computer-generated imagery.

dengan gambar yang dibuat komputer.

It seems the perfect medium

Tampaknya media yang sempurna

to investigate magic

untuk menyelidiki sulap

and ask, why, in a technological age,

dan bertanya, mengapa, dalam usia teknologi,

we continue to have

kita terus memiliki

this magical sense of wonder.

rasa penasaran terhadap sulap.

Magic is deception,

Sulap adalah tipu muslihat,

but it is a deception we enjoy.

tetapi tipu muslihat yang kita nikmati.

To enjoy being deceived,

Untuk menikmati ditipu,

an audience must first

penonton harus terlebih dahulu

suspend its disbelief.

menangguhkan rasa percayanya.

It was the poet Samuel Taylor Coleridge

Adalah penyair Samuel Taylor Coleridge

who first suggested this receptive state of mind.

yang pertama kali mengusulkan penerimaan keadaan pikiran.

Samuel Taylor Coleridge: I try to convey a semblance of truth in my writing

Samuel Taylor Coleridge: Saya mencoba untuk menyampaikan kemiripan kebenaran dalam tulisan saya

to produce for these shadows of the imagination

untuk menghasilkan imajinasi bayangan-bayangan ini

a willing suspension of disbelief

sebuah kemauan untuk menangguhkan rasa tak percaya

that, for a moment,

bahwa, untuk beberapa saat,

constitutes poetic faith.

merupakan kepercayaan puitis.

MT: This faith in the fictional is essential

MT: Kepercayaan ini dalam kefiksiannya adalah penting

for any kind of theatrical experience.

untuk setiap jenis pengalaman yang dibuat-buat.

Without it,

Tanpa itu,

a script is just words.

naskah hanyalah kata-kata.

Augmented reality

Realita yang bertambah

is just the latest technology.

hanyalah teknologi terbaru.

And sleight of hand

Dan kecepatan tangan

is just an artful demonstration

hanyalah sebuah demonstrasi seni

of dexterity.

dari ketangkasan.

We are all very good at suspending our disbelief.

Kita semua sangat baik dalam menangguhkan rasa percaya.

We do it every day,

Kita melakukannya setiap hari,

while reading novels,

saat membaca novel,

watching television

menonton televisi,

or going to the movies.

atau pergi ke bioskop.

We willingly enter fictional worlds

Kita rela memasuki dunia fiksi

where we cheer our heroes

di mana kita menghibur pahlawan kita

and cry for friends we never had.

dan menangis untuk teman-teman yang kita tidak pernah temui.

Without this ability

Tanpa kemampuan ini

there is no magic.

tidak ada sulap.

It was Jean Robert-Houdin,

Hal tersebut adalah Jean Robert-Houdin,

France's greatest illusionist,

pesulap terbesar Prancis,

who first recognized the role of the magician

yang pertama kali mengakui peran pesulap

as a storyteller.

sebagai pendongeng.

He said something that I've posted on the wall of my studio.

Dia mengatakan sesuatu yang saya telah saya tempel di dinding studio saya.

Jean Robert-Houdin: A conjurer is not a juggler.

Jean Robert-Houdin: Penyulap bukanlah penyulap

He is an actor playing the part of a magician.

Dia adalah seorang aktor yang memainkan bagian dari penyulap.

MT: Which means magic is theater

MT: Yang berarti sulap adalah teater

and every trick

dan setiap trik

is a story.

adalah sebuah cerita.

The tricks of magic

Trik-trik sulap

follow the archetypes of narrative fiction.

mengikuti pola dasar fiksi naratif.

There are tales of creation and loss,

Ada kisah penciptaan dan kehilangan,

death and resurrection,

kematian dan kebangkitan,

and obstacles that must be overcome.

dan hambatan yang harus diatasi.

Now many of them are intensely dramatic.

Sekarang banyak dari mereka sangat dramatis.

Magicians play with fire and steel,

Pesulap bermain dengan api dan baja,

defy the fury of the buzzsaw,

menantang bahaya gergaji bundar,

dare to catch a bullet

berani untuk menangkap peluru,

or attempt a deadly escape.

atau mencoba menghindari maut.

But audiences don't come to see the magician die,

Tapi penonton tidak datang untuk melihat pesulap tewas,

they come to see him live.

mereka datang untuk melihat dia hidup.

Because the best stories

Karena cerita yang terbaik

always have a happy ending.

selalu memiliki akhir yang bahagia.

The tricks of magic have one special element.

Trik-trik sulap memiliki satu elemen khusus.

They are stories with a twist.

Mereka bercerita dengan akhir yang tak terduga.

Now Edward de Bono argued

Sekarang Edward de Bono berpendapat

that our brains are pattern matching machines.

bahwa otak kita adalah mesin berpola.

He said that magicians deliberately exploit

Dia mengatakan bahwa pesulap sengaja mengeksploitasi

the way their audiences think.

cara penonton berpikir.

Edward de Bono: Stage magic relies almost wholly

Edward de Bono: Sulap panggung bergantung hampir sepenuhnya

on the momentum error.

pada kesalahan momentum.

The audience is led to make assumptions or elaborations

Penonton ini dipimpin untuk membuat asumsi atau elaborasi

that are perfectly reasonable,

yang sangat masuk akal,

but do not, in fact, match

tetapi tidak, pada kenyataannya, sesuai

what is being done in front of them.

apa yang sedang dilakukan di depan mereka.

MT: In that respect,

MT: Dalam hal itu,

magic tricks are like jokes.

trik sulap seperti lelucon.

Jokes lead us down a path

Lelucon membawa kita menyusuri jalan setapak

to an expected destination.

ke tujuan yang diharapkan.

But when the scenario we have imagined suddenly flips

Tapi ketika skenario kita bayangkan tiba-tiba terbalik

into something entirely unexpected,

menjadi sesuatu yang sama sekali tak terduga,

we laugh.

kita tertawa.

The same thing happens

Hal yang sama terjadi

when people watch magic tricks.

ketika orang menonton trik sulap.

The finale

Pada akhirnya

defies logic,

menentang logika,

gives new insight into the problem,

memberikan wawasan baru ke dalam masalah,

and audiences express their amazement

dan penonton mengekspresikan kekaguman mereka

with laughter.

dengan tawa.

It's fun to be fooled.

Sangat menyenangkan untuk ditipu.

One of the key qualities of all stories

Salah satu kualitas kunci dari semua cerita

is that they're made to be shared.

adalah bahwa mereka dibuat untuk dibagikan.

We feel compelled to tell them.

Kita merasa terdorong untuk memberitahu mereka.

When I do a trick at a party --

Ketika saya melakukan trik di sebuah pesta --

(Laughter)

(Tertawa)

that person will immediately pull their friend over

orang tersebut akan segera menyingkirkan teman mereka

and ask me to do it again.

dan meminta saya untuk melakukannya lagi.

They want to share the experience.

Mereka ingin berbagi pengalaman.

That makes my job more difficult,

Itu membuat pekerjaan saya lebih sulit,

because, if I want to surprise them,

karena, jika saya ingin mengejutkan mereka,

I need to tell a story that starts the same,

Saya perlu menceritakan sebuah cerita yang berawal sama,

but ends differently --

tetapi akhirnya berbeda --

a trick with a twist

trik yang tak terduga

on a twist.

dengan cara yang tak diduga.

It keeps me busy.

Ini membuat saya sibuk.

Now experts believe

Sekarang para ahli percaya

that stories go beyond our capacity for keeping us entertained.

bahwa cerita yang melampaui kapasitas kita untuk menjaga kita tetap terhibur.

We think in narrative structures.

Kita berpikir dalam struktur naratif.

We connect events and emotions

Kita menghubungkan peristiwa dan emosi

and instinctively transform them

dan mengubah mereka secara naluriah

into a sequence that can be easily understood.

menjadi urutan yang dapat dengan mudah dipahami.

It's a uniquely human achievement.

Ini pencapaian manusia yang unik.

We all want to share our stories,

Kita semua ingin berbagi cerita kita,

whether it is the trick we saw at the party,

apakah itu trik yang kita lihat di pesta,

the bad day at the office

hari buruk di kantor,

or the beautiful sunset we saw on vacation.

atau indahnya melihat matahari terbenam saat berlibur.

Today, thanks to technology,

Hari ini, berkat teknologi,

we can share those stories as never before,

kita bisa berbagi cerita-cerita seperti yang belum pernah sebelumnya,

by email, Facebook,

melalui email, Facebook,

blogs, tweets,

blog, tweet,

on TED.com.

di TED.com.

The tools of social networking,

Alat-alat jaringan sosial,

these are the digital campfires

ini adalah api unggun digital

around which the audience gathers

di sekeliling kumpulan penonton

to hear our story.

untuk mendengar cerita kita.

We turn facts into similes and metaphors,

Kita mengubah fakta menjadi simile dan metafora,

and even fantasies.

dan bahkan fantasi.

We polish the rough edges of our lives

Kita memoles tepi kasar dari hidup kita

so that they feel whole.

sehingga mereka merasakan keseluruhannya.

Our stories make us the people we are

Cerita kita membuat kita sendiri

and, sometimes, the people we want to be.

dan, kadang-kadang, orang yang kita inginkan.

They give us our identity

Mereka memberi kita identitas kita

and a sense of community.

dan rasa komunitas.

And if the story is a good one,

Dan jika cerita itu adalah hal yang baik,

it might even make us smile.

itu bahkan mungkin membuat kita tersenyum.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)