Edward Burtynsky photographs the landscape of oil

Translator: alex sumadijaya Reviewer: Imelda Andriany

I started my journey 30 years ago.

Saya memulai perjalanan ini 30 tahun yang lalu.

And I worked in mines. And I realized that

Saat saya bekerja di pertambangan. Dan saya menyadari

this was a world unseen.

Ini adalah dunia yang tidak terlihat.

And I wanted, through color and large format cameras

dan saya berkeinginan, melalui warna & kamera format besar

and very large prints,

dan poster yang sangat besar,

to make a body of work that somehow

membuat sebuah karya yang

became symbols of our

menjadi simbol kita

use of the landscape,

dalam mengolah bentang alam,

how we use the land.

bagaimana cara kita mengolah daratan.

And to me this was

Dan bagi saya ini merupakan

a key component that somehow, through this medium of photography,

unsur inti, melalui fotografi,

which allows us to contemplate these landscapes,

yang memungkinkan kita untuk merenungkan bentang alam tersebut,

that I thought photography was perfectly suited

saya berpikiran bahwa fotografi sangat sesuai

to doing this type of work.

dalam melakukan hal ini.

And after 17 years of photographing large industrial landscapes,

Dan setelah 17 tahun mendokumentasi bentang alam industri besar,

it occurred to me that

saya menyadari bahwa

oil is underpinning the scale and speed.

minyak, dalam hal skala dan kecepatan,

Because that is what has changed,

telah merubah,

is the speed at which we're taking all our resources.

kecepatan kita menambang seluruh sumber daya yang kita miliki.

And so then I went out to develop a whole series

Sehingga, saya merencanakan untuk membentuk keseluruhan tayangan

on the landscape of oil.

mengenai bentang alam perminyakan.

And what I want to do is to kind of map an arc

Dan saya ingin membuatnya secara garis besar

that there is extraction, where we're taking it from the ground,

bagian ekstraksi, tempat dimana kita mengambilnya dari bumi,

refinement. And that's one chapter.

pemurnian. Itu menjadi satu bagian.

The other chapter that I wanted to look at was

Pada bagian lain yang ingin saya tampilkan adalah

how we use it -- our cities,

bagaimana cara kita menggunakannya, di kota,

our cars, our motorcultures,

pada mobil, dan kebudayaan mesin kita,

where people gather around the vehicle

dimana masyarakat berkumpul di sekitarnya

as a celebration.

sebagai simbol kejayaan.

And then the third one is this idea of the end of oil,

Dan pada bagian ketiga adalah mengenai akhir dari perminyakan,

this entropic end,

pada ujung ini,

where all of our parts of cars, our tires,

dimana seluruh bagian (suku cadang) dari mobil kita, ban kita,

oil filters,

filter (penyaring) minyak,

helicopters, planes --

helikopter, pesawat terbang --

where are the landscapes where all of that stuff ends up?

dimana tempat semua benda ini berakhir?

And to me, again, photography was

Sekali lagi, bagi saya, fotografi adalah

a way in which I could explore and research the world,

cara dimana saya dapat menjelajah dan meneliti dunia,

and find those places.

dan menemukan berbagai tempat tersebut.

And another idea that I had as well,

Ide lainnya yang saya pikirkan adalah,

that was brought forward by an ecologist --

berawal dari seorang ekologist (ahli lingkungan) --

he basically did a calculation where

yang melakukan penghitungan mendasar

he took one liter of gas and said,

dari satu liter minyak dan berkata,

well, how much carbon it would take, and how much organic material?

berapa banyak polusi karbon yang dihasilkan, dan berapa banyak bahan organik?

It was 23 metric tons for one liter.

Hasilnya adalah 23 metrik ton untuk setiap liternya.

So whenever I fill up my gas,

Jadi, saat saya mengisi bahan bakar saya,

I think of that liter, and how much carbon.

Saya merenung jumlah karbon dalam bahan bakar tersebut.

And I know that oil comes from the ocean and phytoplankton,

Dan saya menyadari bahwa minyak berasal dari samudra dan fitoplankton.

but he did the calculations for our Earth

Namun, ahli ekologi tersebut menghitung untuk Bumi kita

and what it had to do to produce that amount of energy.

dan bagaimana cara untuk menghasilkan energi tersebut.

From the photosynthetic growth,

Dari perkembangan fotosintesis,

it would take 500 years of that growth

yang membutuhkan waktu 500 tahun

to produce what we use, the 30 billion barrels we use per year.

untuk menghasilkan 30 milyar barrel kebutuhan kita setiap tahunnya.

And that also brought me to the fact that

Saya juga menyadari fakta bahwa

this poses such a risk to our society.

Hal tersebut sangat beresiko bagi masyarakat kita.

Looking at 30 billion per year,

Dengan kebutuhan 30 milyar barrel setiap tahunnya,

we look at our two largest suppliers,

dibandingkan dengan dua penghasil terbesar,

Saudi Arabia and now Canada, with its dirty oil.

Saudi Arabia dan Kanada, dengan minyak mentahnya.

And together they only form about 15 years of supply.

Gabungan keduanya hanya mampu menghasilkan persediaan minyak selama 15 tahun.

The whole world, at 1.2 trillion estimated reserves,

Perkiraan cadangan dunia adalah sebanyak 1.2 bilyar (1.200 milyar),

only gives us about 45 years.

yang hanya memberikan kita cadangan untuk sekitar 45 tahun.

So, it's not a question of if, but a question of when

Jadi, pertanyaannya bukanlah...bagaimana, namun kapan...

peak oil will come upon us.

akhir dari perminyakan akan tiba bagi kita.

So, to me, using photography --

Bagi saya, dengan menggunakan fotografi --

and I feel that all of us need to now begin to really

saya merasa bahwa kita semua harus memulai

take the task of using our talents,

tugas dengan menggunakan bakat kita,

our ways of thinking,

cara pemikiran kita,

to begin to deal with what I think is probably

untuk mulai memperhitungkan hal yang menurut saya adalah

one of the most challenging issues of our time,

salah satu tantangan terbesar di masa kita,

how to deal with our energy crisis.

bagaimana cara menghadapi krisis energi.

And I would like to say that, on the other side of it,

Dan saya ingin mengatakan bahwa, di sisi lainnya,

30, 40 years from now, the children that I have,

30 hingga 40 tahun lagi, kepada para anak kita,

I can look at them and say, "We did everything

Saya dapat melihat mereka dan mengatakan "Kami telah melakukan segalanya

we possibly, humanly could do,

yang mungkin manusia lakukan,

to begin to mitigate this,

untuk mencegah hal ini

what I feel is one of the most important and critical

yang saya rasakan adalah salah satu saat yang penting dan kritis

moments in our time. Thank you.

di masa kita. Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)