Sheena Iyengar: How to make choosing easier

Translator: Arief Rakhman Reviewer: Judge Pau

Do you know how many choices you make

Apa anda tahu berapa kali anda telah memilih

in a typical day?

dalam sehari ?

Do you know how many choices you make

Apa anda tahu berapa kali anda telah memilih

in typical week?

dalam seminggu ?

I recently did a survey

Saya baru-baru ini melakukan sebuah survey

with over 2,000 Americans,

pada lebih dari 2,000 orang Amerika,

and the average number of choices

dan rata-rata pilihan yang dibuat

that the typical American reports making

oleh orang amerika pada umumnya

is about 70 in a typical day.

adalah sekitar 70 kali dalam sehari

There was also recently a study done with CEOs

Ada juga studi yang dilakukan pada para CEO belum lama ini

in which they followed CEOs around for a whole week.

dengan mengikuti para CEO itu sepanjang minggu.

And these scientists simply documented all the various tasks

Dan para ilmuwan ini mendokumentasikan berbagai tugas

that these CEOs engaged in

yang dilakukan oleh para CEO

and how much time they spent engaging

dan berapa banyak waktu yang mereka habiskan

in making decisions related to these tasks.

dalam membuat keputusan berhubungan dengan tugas-tugas ini.

And they found that the average CEO

Dan mereka menemukan bahwa rata-rata CEO

engaged in about 139 tasks in a week.

terlibat dalam sekitar 139 tugas per minggu

Each task was made up of many, many, many sub-choices of course.

Setiap tugas terdiri dari banyak sekalit sub-sub pilihan tentunya.

50 percent of their decisions

Separuh keputusan mereka

were made in nine minutes or less.

diambil dalam sembilan menit atau kurang.

Only about 12 percent of the decisions

Hanya sekitar 12 persen keputusan

did they make an hour or more of their time.

yang menggunakan sejam atau lebih waktu mereka.

Think about your own choices.

Pikirkan mengenai pilihan-pilihan kalian sendiri.

Do you know how many choices

Apakah kalian tahu berapa banyak pilihan

make it into your nine minute category

yang termasuk kategori sembilan menit

versus your one hour category?

versus kategori satu jam?

How well do you think you're doing

Kira-kira seberapa baikkah anda

at managing those choices?

dalam mengelola pilihan-pilihan itu?

Today I want to talk

Hari ini saya ingin berbicara

about one of the biggest modern day choosing problems that we have,

mengenai salah satu masalah modern terbesar dalam memilih yang kita miliki,

which is the choice overload problem.

yaitu masalah kelebihan pilihan.

I want to talk about the problem

Saya ingin berbicara mengenai itu

and some potential solutions.

dan beberapa hal yg mungkin bisa jadi solusi

Now as I talk about this problem,

Sekarang, saat saya berbicara mengenai masalah ini,

I'm going to have some questions for you

Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan pada anda

and I'm going to want to know your answers.

dan saya ingin tahu jawaban kalian.

So when I ask you a question,

Jadi ketika saya menanyakan sebuah pertanyaan,

since I'm blind,

karena saya buta,

only raise your hand if you want to burn off some calories.

angkat tangan hanya bila anda ingin membakar kalori.

(Laughter)

(Tawa)

Otherwise, when I ask you a question,

Atau, ketika saya bertanya,

and if your answer is yes,

dan jawaban kalian ya,

I'd like you to clap your hands.

Saya ingin kalian bertepuk tangan.

So for my first question for you today:

Jadi, pertanyaan pertama saya untuk kalian adalah:

Are you guys ready to hear about the choice overload problem?

Apakah kalian siap untuk mendengar tentang masalah kelebihan pilihan?

(Applause)

(Tepuk tangan)

Thank you.

Terima kasih.

So when I was a graduate student at Stanford University,

Jadi ketika saya menjadi mahasiswa di Universitas Stanford,

I used to go to this very, very upscale grocery store;

Saya biasanya pergi ke toko bahan pangan yang sangat besar;

at least at that time it was truly upscale.

setidaknya saat itu benar-benar besar.

It was a store called Draeger's.

Toko itu bernama Toko Draeger.

Now this store, it was almost like going to an amusement park.

Belanja di toko ini hampir seperti ke taman hiburan

They had 250 different kinds of mustards and vinegars

Mereka punya 250 macam saus mustard dan cuka

and over 500 different kinds

dan lebih dari 500 macam lebih

of fruits and vegetables

buah-buahan dan sayur-sayuran

and more than two dozen different kinds of bottled water --

dan lebih dari dua lusin minuman botol yang berbeda --

and this was during a time when we actually used to drink tap water.

dan ini terjadi saat kami sebenarnya biasa minum air keran.

I used to love going to this store,

Dulunya saya suka pergi ke toko ini

but on one occasion I asked myself,

namun suatu ketika saya bertanya pada diri saya sendiri,

well how come you never buy anything?

bagaimana bisa kamu tidak pernah membeli apapun?

Here's their olive oil aisle.

Ini adalah deretan minyak zaitun mereka.

They had over 75 different kinds of olive oil,

Mereka punya lebih dari 75 macam minyak zaitun,

including those that were in a locked case

termasuk yang disimpan dalam peti tertutup

that came from thousand-year-old olive trees.

yang berasal dari pohon zaitun berusia ribuan tahun.

So I one day decided to pay a visit to the manager,

Jadi suatu hari saya memutuskan untuk menemui manajernya,

and I asked the manager,

dan bertanya padanya,

"Is this model of offering people all this choice really working?"

"Apakah model penawaran semua pilihan ini benar-benar bekerja?"

And he pointed to the busloads of tourists

Dan dia menunjukkan turis yang datang dengan bus-bus

that would show up everyday,

yang akan terlihat setiap hari,

with cameras ready usually.

biasanya siap dengan kamera.

We decided to do a little experiment,

Kami memutuskan untuk melakukan eksperimen kecil,

and we picked jam for our experiment.

dan kamu memilih selai untuk eksperimen kami.

Here's their jam aisle.

Ini adalah deretan selai mereka.

They had 348 different kinds of jam.

Mereka punya 384 macam selai yang berbeda.

We set up a little tasting booth

Kami memasang stan kecil untuk mencicipi

right near the entrance of the store.

tepat di dekat toko.

We there put out six different flavors of jam

Kami di sana meletakkan enam rasa selai yang berbeda

or 24 different flavors of jam,

atau 24 macam rasa selai,

and we looked at two things:

dan kami memperhatikan dua hal:

First, in which case

Pertama-tama, pada meja mana

were people more likely to stop, sample some jam?

orang lebih mungkin berhenti, mencoba selai?

More people stopped when there were 24, about 60 percent,

Lebih banyak orang berhenti ketika ada 24 pilihan, sekitar 60%,

than when there were six,

daripada ketika ada enam,

about 40 percent.

sekitar 40 persen.

The next thing we looked at

Hal berikutnya yang kami perhatikan

is in which case were people more likely

adalah kapan orang lebih mungkin untuk

to buy a jar of jam.

membeli sebotol selai.

Now we see the opposite effect.

Sekarang kita melihat efek yang berkebalikan.

Of the people who stopped when there were 24,

Dari orang yang berhenti ketika ada 24 pilihan,

only three percent of them actually bought a jar of jam.

hanya tiga persen dari mereka yang akhirnya membeli sebotol selai.

Of the people who stopped when there were six,

Dari orang yang berhenti ketika ada enam pilihan,

well now we saw that 30 percent of them

nah kita sekarang melihat ada 30 persen dari mereka

actually bought a jar of jam.

yang akhirnya membeli sebotol selai.

Now if you do the math,

Sekarang jika kalian menghitung,

people were at least six times more likely to buy a jar of jam

orang sedikitnya enam kali lebih mungkin untuk membeli sebotol selai

if they encountered six

jika mereka menghadapi enam pilihan

than if they encountered 24.

daripada jika mereka menghadapi 24.

Now choosing not to buy a jar of jam

Sekarang memilih tidak untuk membeli sebotol selai

is probably good for us --

mungkin baik untuk kita --

at least it's good for our waistlines --

setidaknya itu baik untuk lingkar pinggang --

but it turns out that this choice overload problem affects us

namun ternyata masalah kelebihan pilihan ini mempengaruhi kita

even in very consequential decisions.

bahkan dalam keputusan yang sangat berdampak.

We choose not to choose,

Kita memilih untuk tidak memilih,

even when it goes against our best self-interests.

bahkan ketika keputusan itu bertentangan dengan keinginan kita.

So now for the topic of today: financial savings.

Jadi sekarang untuk topik hari ini: tabungan finansial.

Now I'm going to describe to you a study I did

Sekarang saya akan menjelaskan kepada kalian sebuah studi yang saya lakukan

with Gur Huberman, Emir Kamenica, Wei Jang

dengan Gur Huberman, Emir Kamenica, Wei Jang

where we looked at the retirement savings decisions

di mana kami melihat pada keputusan tabungan pensiun

of nearly a million Americans

dari hampir sejuta orang Amerika

from about 650 plans

dari sekitar 650 perencanaan (keuangan)

all in the U.S.

semua di AS.

And what we looked at

Dan apa yang kami lihat

was whether the number of fund offerings

adalah apakah jumlah penawaran pembiayaan

available in a retirement savings plan,

yang tersedia dalam sebuah perencanaan tabungan pensiun,

the 401(k) plan,

yaitu rencana 401(k),

does that affect people's likelihood

yang mempengaruhi kemungkinan orang

to save more for tomorrow.

untuk menabung lebih banyak untuk hari esok.

And what we found

Dan apa yang kami temukan

was that indeed there was a correlation.

adalah bahwa benar-benar ada sebuah hubungan.

So in these plans, we had about 657 plans

Jadi dalam rencana-rencana ini, kami punya sekitar 657 rencana

that ranged from offering people

yang termasuk menawari orang

anywhere from two to 59 different fund offerings.

mana saja dari dua atau 59 penawaran pembiayaan yang berbeda.

And what we found was that,

Dan apa yang kami temukan adalah bahwa,

the more funds offered,

lebih banyak pembiayaan yang ditawarkan,

indeed, there was less participation rate.

benar-benar ada penurunan tingkat partisipasi.

So if you look at the extremes,

Jadi jika kalian melihat pada kedua ekstrim,

those plans that offered you two funds,

rencana-rencana yang menawarkan dua pembiayaan,

participation rates were around in the mid-70s --

tingkat partisipasinya sekitar pertengahan 70-an --

still not as high as we want it to be.

masih tidak setinggi yang kami harapkan.

In those plans that offered nearly 60 funds,

Pada rencana yang ditawarkan sektiar 60 pembiayaan,

participation rates have now dropped

tingkat partisipasinya sekarang jatuh

to about the 60th percentile.

ke sekitar persentil 60.

Now it turns out

Sekarang, ternyata

that even if you do choose to participate

bahkan jika kalian memilih untuk berpartisipasi

when there are more choices present,

ketika ada lebih banyak pilihan yang tersedia,

even then, it has negative consequences.

bahkan kemudian, itu membawa konsekuensi negatif.

So for those people who did choose to participate,

Jadi untuk orang-orang yang memilih untuk berpartisipasi,

the more choices available,

lebih banyak pilihan yang tersedia,

the more likely people were

lebih mungkin orang akan

to completely avoid stocks or equity funds.

sepenuhnya menghindari pembiayaan saham atau pemodalan.

The more choices available,

Lebih banyak pilihan tersedia,

the more likely they were

lebih mungkin mereka

to put all their money in pure money market accounts.

menanamkan seluruh uang mereka dalam akun pasar uang murni.

Now neither of these extreme decisions

Sekarang tidak satu pun dari keputusan ekstrim ini

are the kinds of decisions

yang termasuk keputusan

that any of us would recommend for people

yang kita semua akan rekomendasikan untuk orang-orang

when you're considering their future financial well-being.

ketika kalian mempertimbangkan kesehatan masa depan finansial mereka.

Well, over the past decade,

Nah, lebih dari dekade terakhir,

we have observed three main negative consequences

kami telah menemukan tiga konsekuensi negatif utama

to offering people more and more choices.

dalam hal menawarkan orang lebih banyak pilihan.

They're more likely to delay choosing --

Mereka lebih mungkin untuk menunda pemilihan --

procrastinate even when it goes against their best self-interest.

menangguhkan bahkan ketika hal itu bertentangan dengan keinginan mereka

They're more likely to make worse choices --

Mereka lebih mungkin untuk membuat keputusan yang lebih buruk --

worse financial choices, medical choices.

pilihan finansial, kesehatan yang lebih buruk.

They're more likely to choose things that make them less satisfied,

Mereka lebih mungkin untuk memilih sesuatu yang membuat mereka lebih tidak puas,

even when they do objectively better.

bahkan ketika mereka melakukannya lebih baik secara objektif.

The main reason for this

Alasan utama untuk hal ini

is because, we might enjoy gazing at those giant walls

adalah karena, kita mungkin senang melihat dinding raksasa

of mayonnaises, mustards, vinegars, jams,

saus mayonais, mustar, cuka, selai,

but we can't actually do the math of comparing and contrasting

namun kita sebenarnya tidak bisa menghitung perbandingan dan perbedaan

and actually picking from that stunning display.

dan benar-benar mengambil dari pameran yang sangat menarik.

So what I want to propose to you today

Jadi yang saya ingin usulkan pada kalian

are four simple techniques --

adalah empat teknik sederhana --

techniques that we have tested in one way or another

teknik yang telah kami uji dalam beberapa cara

in different research venues --

dalam beberapa tempat penelitian --

that you can easily apply

yang dapat dengan mudah kalian terapkan

in your businesses.

dalam bisnis kalian.

The first: Cut.

Pertama: Berhenti.

You've heard it said before,

Kalian telah mendengarnya sebelumnya,

but it's never been more true than today,

namun tidak pernah lebih nyata dari hari ini,

that less is more.

bahwa kurang adalah lebih.

People are always upset when I say, "Cut."

Orang selalu terganggu ketika saya bilang, "Berhenti."

They're always worried they're going to lose shelf space.

Mereka selalu khawatir mereka akan kehilangan ruangan rak.

But in fact, what we're seeing more and more

Namun nyatanya, apa yang kita temukan lagi dan lagi

is that if you are willing to cut,

adalah bahwa jika kalian mau berhenti,

get rid of those extraneous redundant options,

membuang pilihan-pilihan berlebihan yang tidak berhubungan itu,

well there's an increase in sales,

memang ada peningkatan dalam penjualan,

there's a lowering of costs,

ada penurunan biaya,

there is an improvement of the choosing experience.

ada peningkatan pada pengalaman memilih.

When Proctor & Gamble

Ketika Proctor & Gamble

went from 26 different kinds of Head & Shoulders to 15,

mengubah 26 macam Head & Shoulders menjadi 15,

they saw an increase in sales by 10 percent.

mereka melihat peningkatan penjualan menjadi 10 persen.

When the Golden Cat Corporation

Ketika Perusahaan Golden Cat

got rid of their 10 worst-selling cat litter products,

membuang produk penampung kotoran kucing yang tidak laku,

they saw an increase in profits

mereka melihat peningkatan keuntungan

by 87 percent --

hingga 87 oersen --

a function of both increase in sales

sebuah fungsi dari peningkatan penjualan

and lowering of costs.

dan penurunan biaya.

You know, the average grocery store today

Kalian tahu, rata-rata toko bahan makanan hari ini

offers you 45,000 products.

menawarkan pada kalian 45.000 produk.

The typical Walmart today offers you 100,000 products.

Toko Walmart hari ini menawarkan 100.000 produk.

But the ninth largest retailer,

Namun peritel ke-sembilan terbesar,

the ninth biggest retailer in the world today

peritel ke-sembilan di dunia hari ini

is Aldi,

adalah Aldi,

and it offers you only 1,400 products --

dan Aldi menawarkan hanya 1,400 produk --

one kind of canned tomato sauce.

satu jenis saus tomat kalengan.

Now in the financial savings world,

Sekarang dalam dunia tabungan finansial,

I think one of the best examples that has recently come out

saya berpikir satu dari contoh terbaik yang telah muncul

on how to best manage the choice offerings

pada bagaimana cara terbaik untuk mengelola penawaran pilihan

has actually been something that David Laibson was heavily involved in designing,

telah benar-benar menjadi sesuatu yang digeluti desainnya oleh David Laidbson,

which was the program that they have at Harvard.

yaitu program yang mereka miliki di Harvard.

Every single Harvard employee

Setiap satu pegawai Harvard

is now automatically enrolled

sekarang secara otomatis terdaftar

in a lifecycle fund.

dalam sebuah siklus pembiayaan.

For those people who actually want to choose,

Untuk orang yang benar-benar ingin memilih,

they're given 20 funds,

mereka diberikan 20 pembiayaan,

not 300 or more funds.

bukan 300 atau lebih.

You know, often, people say,

Kalian tahu, seringkali, orang bilang,

"I don't know how to cut.

"Aku tidak tahu caranya berhenti."

They're all important choices."

Semuanya pilihan yang penting."

And the first thing I do is I ask the employees,

Dan hal pertama yang saya lakukan adalah saya bertanya pada pegawai itu,

"Tell me how these choices are different from one another.

"Beritahu aku bagaimana perbedaan pilihan itu antara satu dengan lainnya.

And if your employees can't tell them apart,

Dan jika pegawai itu tidak bisa membedakannya,

neither can your consumers."

tidak pula pelangganmu."

Now before we started our session this afternoon,

Sekarang sebelum kita memulai sesi kita sore ini,

I had a chat with Gary.

Saya berbicara dengan Gary.

And Gary said that he would be willing

Dan Gary bilang bahwa dia ingin

to offer people in this audience

menawarkan orang-orang di antara penonton ini

an all-expenses-paid free vacation

sebuah perjalanan yang dibayari penuh

to the most beautiful road in the world.

ke jalanan yang terindah di dunia.

Here's a description of the road.

Inilah penjelasan jalanan itu.

And I'd like you to read it.

Dan saya ingin kalian untuk membacanya.

And now I'll give you a few seconds to read it

Dan sekarang saya akan memberi kalian beberapa detik utnuk membacanya

and then I want you to clap your hands

dan kemudian saya ingin kalian bertepuk tangan

if you're ready to take Gary up on his offer.

jika kalian siap untuk menerima penawaran Gary.

(Light clapping)

(Tepuk tangan pelan)

Okay. Anybody who's ready to take him up on his offer.

Oke. Ada yang siap untuk menerima penawarannya?

Is that all?

Apakah itu semua?

All right, let me show you some more about this.

Baiklah, saya tunjukkan kalian lebih banyak mengenai ini.

(Laughter)

(Tawa)

You guys knew there was a trick, didn't you.

Kalian tahu bahwa ada tipuan, kan?

(Honk)

(Bunyi klakson)

Now who's ready to go on this trip.

Sekarang siapa yang siap untuk perjalanan ini.

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Laughter)

(Tawa)

I think I might have actually heard more hands.

Saya pikir saya mendengar beberapa tapuk tangan.

All right.

Baiklah.

Now in fact,

Sekarang faktanya,

you had objectively more information

kalian secara objektif punya lebih banyak informasi

the first time around than the second time around,

pada sekitar kali pertama daripada kali kedua,

but I would venture to guess

namun saya akan mengambil spekulasi

that you felt that it was more real the second time around.

bahwa kalian merasa hal itu lebih nyata pada kali kedua.

Because the pictures made it feel

Karena gambar membuatnya terasa

more real to you.

lebih nyata untuk kalian.

Which brings me to the second technique

Yang mengantarkanku pada teknik kedua

for handling the choice overload problem,

untuk mengatasi masalah kelebihan pilihan,

which is concretization.

yaitu konkretisasi.

That in order for people to understand

Yaitu agar orang mengerti

the differences between the choices,

perbedaan antara pilihan,

they have to be able to understand

mereka harus mampu untuk memahami

the consequences associated with each choice,

konsekuensi yang berhubungan dengan setiap pilihan,

and that the consequences need to be felt

dan bahwa konsekuensi perlu dirasakan

in a vivid sort of way, in a very concrete way.

dalam gambaran yang jelas, dengan gambaran yang sangat konkret.

Why do people spend an average of 15 to 30 percent more

Mengapa orang menghabiskan rata-rata 15 hingga 30 persen lebih banyak

when they use an ATM card or a credit card

ketika mereka menggunakan kartu ATM atau kartu kredit

as opposed to cash?

bertentangan dengan uang tunai?

Because it doesn't feel like real money.

Karena kartu ATM dan kartu kredit tidak terasa seperti uang yang nyata.

And it turns out

Dan ternyata

that making it feel more concrete

bahwa membuatnya terasa lebih konkret

can actually be a very positive tool

benar-benar dapat menjadi sebuah alat yang baik

to use in getting people to save more.

untuk digunakan dalam membuat orang menabung lebih banyak.

So a study that I did with Shlomo Benartzi

Kemudian sebuah studi yang saya lakukan dengan Shlomo Benartzi

and Alessandro Previtero,

dan Alessandro Previtero,

we did a study with people at ING --

kami melakukan penelitian dengan orang di ING ---

employees that are all working at ING --

pegawai yang semuanya bekerja di ING --

and now these people were all in a session

dan sekarang orang-orang ini semuanya dalam sebuah sesi

where they're doing enrollment for their 401(k) plan.

di mana mereka sedang mendaftar untuk rencana 401(k) mereka.

And during that session,

Dan selama sesi itu,

we kept the session exactly the way it used to be,

kami menjaga sesi itu persis sama seperti biasanya,

but we added one little thing.

namun kami menambahkan satu hal kecil.

The one little thing we added

Satu hal kecil yang kami tambahkan

was we asked people

adalah kami menanyakan

to just think about all the positive things that would happen in your life

untuk hanya memikirkan tentang semua hal positif yang akan terjadi dalam hidupnya

if you saved more.

jika kalian menabung lebih banyak.

By doing that simple thing,

Dengan melakukan hal kecil sederhana itu,

there was an increase in enrollment by 20 percent

ada beberapa peningkatan dalam pendaftaran hingga 20 persen

and there was an increase in the amount of people willing to save

dan ada peningkatan dalam jumlah yang orang inginkan untuk ditabung

or the amount that they were willing to put down into their savings account

atau pada jumlah yang mereka ingin masukkan dalam akun tabungan mereka

by four percent.

hingga empat persen.

The third technique: Categorization.

Teknik ketiga: Kategorisasi.

We can handle more categories

Kita dapat menangani lebih banyak kategori

than we can handle choices.

daripada kita menangani pilihan-pilihan.

So for example,

Jadi sebagai contoh,

here's a study we did in a magazine aisle.

ini adalah sebuah penelitian yang kami lakukan dalam sebuah deretan majalah.

It turns out that in Wegmans grocery stores

Ternyata bahwa di toko bahan makanan Wegman

up and down the northeast corridor,

bagian atas dan bawah pada koridor timur laut,

the magazine aisles range anywhere

deretan majalah tersusun dari mana saja

from 331 different kinds of magazines

dari 331 macam majalah

all the way up to 664.

hingga sampai 664 macam.

But you know what?

Namun tahukah kalian?

If I show you 600 magazines

Jika saya tunjukkan 600 majalah

and I divide them up into 10 categories,

dan saya bagi mereka menjadi 10 kategori,

versus I show you 400 magazines

dibandingkan saya menunjukkan kalian 400 majalah

and divide them up into 20 categories,

dan membaginya menjadi 20 kategori,

you believe that I have given you

kalian yakin bahwa saya telah memberi kalian

more choice and a better choosing experience

lebih banyak pilihan dan pengalaman memilih yang lebih baik

if I gave you the 400

jika saya memberi kalian 400

than if I gave you the 600.

dibandingkan saya memberi kalian 600.

Because the categories tell me how to tell them apart.

Karena kategori memberi tahu saya cara membedakannya.

Here are two different jewelry displays.

Ini adalah dua pameran perhiasan yang berbeda.

One is called "Jazz" and the other one is called "Swing."

Salah satunya disebut "Jazz" dan lainnya disebut "Swing/"

If you think the display on the left is Swing

Jika kalian berpikir bahwa pameran di sebelah kiri adalah Sqing

and the display on the right is Jazz,

dan display di sebelah kanan adalah Jazz,

clap your hands.

tepak tangan kalian.

(Light Clapping)

(Tepuk tangan pelan)

Okay, there's some.

Oke, ada beberapa.

If you think the one on the left is Jazz and the one on the right is Swing,

Jika kalian berpikir yang di kiri adalah Jazz dan yang kanan adalah Sqing,

clap your hands.

tepuk tangan kalian.

Okay, a bit more.

Oke, ada lebih banyak.

Now it turns out you're right.

Ternyata kalian benar.

The one on the left is Jazz and the one on the right is Swing,

Satu yang di kiri adalah Jazz dan yang di kanan adalah Swing.

but you know what?

namun tahukah kalian?

This is a highly useless categorization scheme.

Ini adalah sebuah skema kategorisasi yang tidak beguna.

(Laughter)

(Tawa)

The categories need to say something

Kategori perlu untuk mengatakan sesuatu

to the chooser, not the choice-maker.

pada pemilih, bukan pada pembuat pilihan.

And you often see that problem

Dan kalian sering melihat masalah itu

when it comes down to those long lists of all these funds.

ketika hal itu menjadi daftar panjang pembiayaan ini.

Who are they actually supposed to be informing?

Siapa yang sebenarnya mereka kira untuk diberitahu?

My fourth technique: Condition for complexity.

Teknik keempatku: Kondisi kompleksitas.

It turns out we can actually

Ternyata sebenarnya kita bisa

handle a lot more information than we think we can,

menangani lebih banyak informasi daripada yang kita pikir kita bisa,

we've just got to take it a little easier.

kita hanya harus membawanya menjadi lebih mudah.

We have to gradually increase the complexity.

Kita harus sedikit sedikit meningkatkan kompleksitas.

I'm going to show you one example of what I'm talking about.

Saya akan menunjukkan satu contoh dari apa yang sedang saya bicarakan.

Let's take a very, very complicated decision:

Mari kita ambil sebuah keputusan yang sangat amat rumit:

buying a car.

membeli sebuah mobil.

Here's a German car manufacturer

Ini adalah sebuah perusahaan mobil Jerman

that gives you the opportunity to completely custom make your car.

yang memberi kalian peluang untuk membuat mobil berdasarkan pesanan.

You've got to make 60 different decisions,

Kalian harus membuat 60 pilihan berbeda,

completely make up your car.

secara komplit membuat mobil kalian.

Now these decisions vary

Sekarang keputusan berbeda-beda

in the number of choices that they offer per decision.

dalam jumlah pilihan yang mereka tawarkan pada setiap pilihan.

Car colors, exterior car colors --

Warna mobil, warna eksterior mobil --

I've got 56 choices.

Saya punya 56 pilihan.

Engines, gearshift -- four choices.

Mesin, persneling -- empat pilihan.

So now what I'm going to do

Jadi sekarang apa yang akan saya lakukan

is I'm going to vary the order in which these decisions appear.

adalah saya akan mengubah urutan pilihan ini muncul.

So half of the customers

jadi setengah dari pelanggan

are going to go from high choice, 56 car colors,

akan mulai dari pilihan yang banyak, 56 pilihan,

to low choice, four gearshifts.

hingga pilihan yang sedikit, empat macam persneling.

The other half of the customers

Setengah pelanggan lainnya

are going to go from low choice, four gearshifts,

akan mulai dari pilihan yang sedikit, empat macam persneling,

to 56 car colors, high choice.

ke 56 warna mobil, pilihan yang banyak.

What am I going to look at?

Apa yang sedang saya cari?

How engaged you are.

Seberapa terlibat kalian.

If you keep hitting the default button per decision,

Jika kalian tetap memilih tombol default setiap pilihan,

that means you're getting overwhelmed,

itu berarti kalian merasa kewalahan,

that means I'm losing you.

itu berarti saya sedang kehilangan kalian.

What you find

Apa yang kalian temukan

is the people who go from high choice to low choice,

adalah bahwa orang yang mulai dari pilihan yang banyak ke pilihan yang sedikit,

they're hitting that default button over and over and over again.

mereka memilih tombol default lagi dan lagi.

We're losing them.

Kita kehilangan mereka.

They go from low choice to high choice,

Mereka mulai dari pilihan yang sedikit ke pilihan yang banyak,

they're hanging in there.

mereka tetap memilih.

It's the same information. It's the same number of choices.

Informasi yang sama. Jumlah pilihan yang sama.

The only thing that I have done

Satu-satunya yang saya lakukan

is I have varied the order

adalah saya mengubah urutan

in which that information is presented.

dalam hal bagaimana informasi dipresentasikan.

If I start you off easy,

Jika saya biarkan kalian mulai dengan hal yang mudah,

I learn how to choose.

Saya mempelajari bagaimana cara memilih.

Even though choosing gearshift

Walaupun memilih persneling

doesn't tell me anything about my preferences for interior decor,

tidak memberitahu saya mengenai kesukaan saya untuk dekorasi interior,

it still prepares me for how to choose.

hal itu tetap menyiapkan saya cara untuk memilih.

It also gets me excited about this big product that I'm putting together,

Hal itu juga membuat saya tertarik mengenai produk besar ini yang sedang saya rancang,

so I'm more willing to be motivated

jadi saya lebih termotivasi

to be engaged.

untuk terlibat.

So let me recap.

Jadi, sebagai kesimpulan.

I have talked about four techniques

Saya telah berbicara tentang empat teknik

for mitigating the problem of choice overload --

untuk mengurangi masalah kelebihan pilihan --

cut -- get rid of the extraneous alternatives;

berhenti -- buang alternatif yang tidak berhubungan;

concretize -- make it real;

konkretisasi -- buat jadi nyata;

categorize -- we can handle more categories, less choices;

kotegorisasi -- kita dapat menangani lebih banyak kategori, lebih sedikit pilihan;

condition for complexity.

kondisi kompleksitas.

All of these techniques that I'm describing to you today

Semua teknik yang saya jelaskan hari ini

are designed to help you manage your choices --

dirancang untuk membantu kalian mengelola pilihan kalian --

better for you, you can use them on yourself,

lebih baik lagi, kalian dapat menggunakannya pada diri kalian sendiri,

better for the people that you are serving.

lebih baik untuk orang yang kalian layani.

Because I believe that the key

Karena saya yakin bahwa kunci

to getting the most from choice

untuk mendapatkan yang terbaik dari pilihan

is to be choosy about choosing.

adalah menjadi cerewet mengenai memilih.

And the more we're able to be choosy about choosing

Dan makin cerewet kita dalam memilih

the better we will be able

makin baik kita

to practice the art of choosing.

dalam mempraktekkan seni memilih.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)