Exploring the mind of a killer | Jim Fallon

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Katherine Kho

I'm a neuroscientist, a professor at the University of California.

Saya seorang ilmuwan neuron, seorang profesor di Universitas California

And over the past 35 years,

dan selama 35 tahun terakhir,

I've studied behavior

saya mempelajari perilaku manusia

on the basis of everything from genes

berdasarkan apapun mulai dari gen

through neurotransmitters, dopamine, things like that,

melalui neurotransmitter, dopamin, dan sejenisnya,

all the way through circuit analysis.

hingga analisis sirkuit.

So that's what I normally do.

Itulah yang biasanya saya lakukan

But then, for some reason,

Namun, karena beberapa sebab

I got into something else, just recently.

saya terlibat pada sesuatu yang lain, baru-baru ini.

And it all grew out of one of my colleagues asking me

Semuanya karena salah seorang rekan saya meminta saya

to analyze a bunch of brains

untuk menganalisis beberapa otak

of psychopathic killers.

milik pembunuh psikopat.

And so this would be the typical talk I would give.

Kemudian ini menjadi ceramah khas yang saya berikan.

And the question is, "How do you end up with a psychopathic killer?"

Dan pertanyaannya adalah, "Bagaimana Anda bisa menjadi pembunuh psikopat?"

What I mean by psychopathic killer

Yang saya maksud dengan pembunuh psikopat

are these people, these types of people.

adalah orang-orang ini.

And so some of the brains that I've studied

Beberapa otak yang saya pelajari

are people you know about.

adalah orang-orang yang Anda kenal.

When I get the brains I don't know what I'm looking at.

Saat saya mendapatkannya, saya tidak tahu persis apa yang saya lihat.

It's blind experiments. They also gave me normal people and everything.

Ini adalah eksperimen buta. Mereka juga memberikan otak dari orang normal.

So I've looked at about 70 of these.

Jadi saya melihat 70 otak semacam ini.

And what came up was a number of pieces of data.

Lalu muncul sejumlah potongan-potongan data.

So we look at these sorts of things theoretically,

Jadi kami melihat hal ini secara teori

on the basis of genetics,

berdasarkan genetik

and brain damage, and interaction with environment,

dan kerusakan otak, dan interaksi dengan lingkungan

and exactly how that machine works.

dan bagaimana sebenarnya otak itu bekerja.

So we're interested in exactly where in the brain,

Jadi kami tertarik pada tepatnya di mana lokasi kerusakan di otak

and what's the most important part of the brain.

dan apakah bagian terpenting dari otak.

So we've been looking at this:

Jadi kami melihat hal-hal ini.

the interaction of genes,

Interaksi gen

what's called epigenetic effects,

yang disebut efek epigenetis,

brain damage, and environment,

kerusakan otak, dan lingkungan,

and how these are tied together.

dan bagaimana faktor-faktor ini saling berhubungan.

And how you end up with a psychopath, and a killer,

Dan bagaimana akhirnya seseorang menjadi seorang psikopat dan pembunuh

depends on exactly when the damage occurs.

tergantung pada kapan kerusakan itu terjadi.

It's really a very precisely timed thing.

Hal ini benar-benar memerlukan ketepatan waktu.

You get different kinds of psychopaths.

Ada beberapa jenis psikopat yang berbeda.

So we're going along with this. And here's, just to give you the pattern.

Jadi kami menyusuri hal-hal ini. Dan inilah beberapa pola.

The pattern is that those people, every one of them I looked at,

Polanya adalah pada orang-orang ini, setiap orang yang saya lihat,

who was a murderer, and was a serial killer,

yang merupakan pembunuh dan pembunuh serial,

had damage to their orbital cortex,

menderita kerusakan pada korteks orbitalnya

which is right above the eyes, the orbits,

yang berada tepat di atas mata,

and also the interior part of the temporal lobe.

dan juga bagian dalam dari lobus temporal.

So there is the pattern that every one of them had,

Inilah pola yang dimiliki setiap pembunuh psikopat,

but they all were a little different too.

namun mereka semua sedikit berbeda.

They had other sorts of brain damage.

Mereka menderita semacam kerusakan otak.

A key thing is that

Kuncinya adalah efek dari

the major violence genes,

gen utama penyebab kebrutalan,

it's called the MAO-A gene.

seperti gen MAO-A.

And there is a variant of this gene that is in the normal population.

Dan ada varian dari gen ini pada orang normal.

Some of you have this. And it's sex-linked.

Beberapa dari Anda memilikinya. Gen ini berhubungan dengan jenis kelamin.

It's on the X chromosome. And so in this way

Gen ini ada pada kromosom X sehingga

you can only get it from your mother.

Anda hanya bisa mendapatkannya dari ibu.

And in fact this is probably why mostly men, boys,

Dan kenyataannya mungkin karena hal inilah

are psychopathic killers,

para pembunuh psikopat atau orang yang

or are very aggressive.

sangat agresif kebanyakan adalah pria.

Because a daughter can get one X from the father,

Karena seorang anak perempuan mendapatkan satu kromosom X dari ayah,

one X from the mother, it's kind of diluted out.

dan satu kromosom X dari ibu, sehingga gen ini tertutupi.

But for a son, he can only get

Namun anak laki - laki hanya mendapatkan

the X chromosome from his mother.

kromosom X dari ibunya.

So this is how it's passed from mother to son.

Beginilah sang ibu meneruskan gen itu ke putranya.

And it has to do with too much brain serotonin during development,

Dan ini berhubungan dengan kelebihan serotonin selama masa pertumbuhan

which is kind of interesting because serotonin

yang cukup menarik karena serotonin

is supposed to make you calm and relaxed.

seharusnya membuat Anda tenang dan rileks.

But if you have this gene, in utero

Namun jika Anda memiliki gen ini, di dalam rahim

your brain is bathed in this,

otak Anda akan dibanjiri serotonin.

so your whole brain becomes insensitive to serotonin,

Jadi seluruh otak Anda menjadi tidak peka terhadap serotonin.

so it doesn't work later on in life.

Sehingga serotonin ini tidak berfungsi lagi kelak.

And I'd given this one talk in Israel,

Saya memberikan ceramah tentang hal ini di Israel

just this past year.

pada tahun lalu.

And it does have some consequences.

Dan hal ini memiliki beberapa konsekuensi.

Theoretically what this means

Secara teori artinya adalah

is that in order to express this gene,

agar gen ini dapat menyebabkan

in a violent way,

tindakan brutal

very early on, before puberty,

pada usia sangat muda, sebelum pubertas

you have to be involved in something that is really traumatic --

Anda harus mengalami sesuatu yang sangat traumatis,

not a little stress, not being spanked or something,

bukan stres ringan, bukan karena ditampar atau semacamnya.

but really seeing violence,

Namun benar-benar melihat kebrutalan

or being involved in it, in 3D.

atau terlibat langsung di dalamnya.

Right? That's how the mirror neuron system works.

Benar? Itulah cara kerja sistem neuron cermin.

And so, if you have that gene,

Lalu, jika Anda memiliki gen ini

and you see a lot of violence

dan Anda melihat banyak kebrutalan

in a certain situation,

dalam situasi tertentu,

this is the recipe for disaster, absolute disaster.

hal ini adalah resep bagi bencana, bencana mutlak.

And what I think might happen in these areas of the world,

Dan apa yang menurut saya dapat terjadi di daerah-daerah

where we have constant violence,

yang mengalami kebrutalan terus - menerus,

you end up having generations of kids

Anda akan memiliki generasi penerus

that are seeing all this violence.

yang melihat seluruh kebrutalan ini.

And if I was a young girl, somewhere in a violent area,

Dan jika saya adalah seorang gadis muda yang hidup di daerah yang keras,

you know, a 14 year old, and I want to find a mate,

Anda tahu, seorang gadis 14 tahun dan ingin mencari pasangan,

I'd find some tough guy, right, to protect me.

saya akan mencari pria yang tangguh, untuk melindungi saya.

Well what the problem is this tends to concentrate these genes.

Di sini permasalahannya adalah hal ini membuat gen terkonsentrasi

And now the boys and the girls get them.

Kini baik pria maupun wanita memiliki gennya.

So I think after several generations,

Jadi saya pikir setelah beberapa generasi

and here is the idea, we really have a tinderbox.

dan inilah idenya, kita benar-benar memliki kotak pemicu api.

So that was the idea.

Jadi itulah idenya.

But then my mother said to me, "I hear you've been going around talking

Namun ibu saya berkata, "Saya mendengar kamu berkeliling untuk berbicara

about psychopathic killers.

tentang pembunuh psikopat.

And you're talking as if you come from a normal family."

Dan kamu bicara seperti kamu berasal dari keluarga normal saja."

I said, "What the hell are you talking about?"

Saya berkata, "Apa yang ibu bicarakan?"

She then told me about our own family tree.

Kemudian ibu menceritakan tentang silsilah keluarga kami.

Now she blamed this on my father's side, of course.

Tentu saja ibu menyalahkan silsilah ayah saya.

This was one of these cases, because she has no violence in her background,

Ini adalah salah satu kasusnya, karena ibu saya tidak memiliki latar belakang yang berhubungan dengan kekerasan.

but my father did.

Namun ayah saya memlikinya.

Well she said, "There is good news and bad news.

Dan ibu saya berkata, "Ada kabar baik dan kabar buruk.

One of your cousins is Ezra Cornell, founder of Cornell university.

Salah satu sepupumu adalah Ezra Cornell, pendiri Universitas Cornell.

But the bad news is that your cousin is also Lizzie Borden.

Namun berita buruknya adalah Lizzi Borden juga sepupumu.

Now I said, "Okay, so what? We have Lizzie."

Lalu saya berkata, "Baik, lalu ada apa dengan Lizzi?"

She goes, "No it gets worse, read this book."

Dia meneruskan, "Itu hal yang buruk, bacalah buku ini."

And here is this "Killed Strangely," and it's this historical book.

Buku ini berjudul "Terbunuh dengan ganjil," dan ini adalah buku sejarah.

And the first murder

Dan pembunuhan pertama dari

of a mother by a son

seorang ibu oleh putranya sendiri

was my great-great-great-great-great-great-grandfather.

dilakukan oleh kakek buyutnya kakek saya.

Okay, so that's the first case of matricide.

Baik, itu adalah kasus pembunuhan ibu yang pertama.

And that book is very interesting. Because it's about witch trials,

Dan buku ini sangat menarik. Karena menceritakan persidangan tukang sihir

and how people thought back then.

dan apa yang dipikirkan orang-orang pada saat itu.

But it doesn't stop there.

Namun hal ini tidak berhenti di situ.

There were seven more men, on my father's side,

Ada tujuh orang pria lagi, dari keluarga ayah saya

starting then, Cornells, that were all murderers.

yang bernama Cornell, yang semuanya pembunuh.

Okay, now this gives one a little pause.

Baik, hal ini menyebabkan sedikit jeda.

(Laughter)

(Tawa)

Because my father himself,

Karena ayah saya sendiri

and my three uncles, in World War II,

dan tiga orang paman saya, selama Perang Dunia ke-2

were all conscientious objectors, all pussycats.

semuanya orang yang santun dan ramah.

But every once in a while, like Lizzie Borden, like three times a century,

Namun beberapa lama sekali, tiga kali tiap seabad, orang seperti Lizzie Borden muncul

and we're kind of due.

dan waktunya sekarang sudah lewat.

(Laughter)

(Tawa)

So the moral of the story is:

Jadi moral dari cerita ini adalah

people in glass houses shouldn't throw stones.

orang-orang dalam rumah kaca sebaiknya tidak melempar batu.

But more likely is this.

Namun hal ini lebih cenderung terjadi.

(Laughter)

(Tawa)

And we had to take action. Now our kids found out about it.

Dan kami harus bertindak. Anak-anak kami sudah mengetahuinya sekarang

And they all seemed to be OK.

dan mereka semua tampaknya tidak bermasalah.

But our grandkids are going to be kind of concerned here.

Namun cucu-cucu kami perlu diperhatikan.

So what we've done is I've started to do PET scans

Jadi yang kami lakukan adalah saya mulai melakukan pemindaian PET

of everybody in the family.

pada setiap orang di dalam keluarga saya.

(Laughter)

(Tawa)

We started to do PET scans, EEGs and genetic analysis

Kami mulai melakukan pemindaian PET, EEG, dan analisis genetik

to see where the bad news is.

untuk mencari di mana berita buruknya.

Now the only person -- it turns out

Dan satu-satunya orang, ternyata

one son and one daughter, siblings,

satu pria dan satu lagi wanita, saudara kandung

didn't get along and their patterns are exactly the same.

saling tidak akur. Dan pola-pola mereka benar-benar sama.

They have the same brain, and the same EEG.

Mereka memiliki otak yang sama, EEG yang sama.

And now they are close as can be.

Dan sekarang mereka sangat dekat.

But there's gonna be bad news somewhere.

Namun akan ada berita buruk di suatu tempat.

And we don't know where it's going to pop up.

Dan kita tidak tahu di mana berita buruk itu akan muncul.

So that's my talk.

Jadi sekian presentasi saya.

(Laughter)

(Tepuk tangan)