Jacqueline Novogratz on an escape from poverty

Translator: Dita Nugroho Reviewer: Wahyu Perdana Yudistiawan

I've been working on issues of poverty for more than 20 years,

Saya telah bekerja di sekitar isu kemiskinan selama lebih dari 20 tahun,

and so it's ironic that the problem that and question that I most grapple with

jadi memang ironis bahwa permasalahan dan pertanyaan yang paling saya gumulkan

is how you actually define poverty. What does it mean?

adalah bagaimana cara mengartikan kemiskinan. Apakah artinya?

So often, we look at dollar terms --

Sering sekali kita melihat nilai dalam bentuk dolar --

people making less than a dollar or two or three a day.

orang-orang dengan pendapatan kurang dari satu atau dua atau tiga dolar dalam satu hari.

And yet the complexity of poverty really has to look at

Namun kerumitan kemiskinan benar-benar harus melihat

income as only one variable.

pendapatan hanya sebagai satu variabel.

Because really, it's a condition about choice,

Karena benar-benar, ini adalah sebuah kondisi mengenai pilihan,

and the lack of freedom.

dan kurangnya kebebasan.

And I had an experience that really deepened and elucidated for me

Dan saya ada sebuah pengalaman yang benar-benar memperdalam dan memperjelas

the understanding that I have.

pengertian saya.

It was in Kenya, and I want to share it with you.

Ini terjadi di Kenya, dan saya ingin membaginya dengan anda.

I was with my friend Susan Meiselas, the photographer,

Saya sedang dengan teman saya Susan Meiselas, sang fotografer,

in the Mathare Valley slums.

di pemukiman kumuh Lembah Mathare.

Now, Mathare Valley is one of the oldest slums in Africa.

Nah, Lembah Mathare adalah salah satu pemukiman kumuh tertua di Afrika.

It's about three miles out of Nairobi,

Terletak sekitar tiga mil di luar Nairobi,

and it's a mile long and about two-tenths of a mile wide,

dan dengan panjang satu mil dan lebarnya seperlima mil,

where over half a million people

di mana lebih dari setengah juta orang

live crammed in these little tin shacks,

hidup bersempit-sempit dalam gubuh-gubuh timah,

generation after generation, renting them,

menyewanya dari generasi ke generasi,

often eight or 10 people to a room.

seringnya dengan delapan atau 10 orang di tiap kamar.

And it's known for prostitution, violence, drugs:

Pemukimannya dikenal karena pelacuran, kekerasan, obat-obatan terlarang.

a hard place to grow up.

Tempat yang sulit untuk tumbuh besar.

And when we were walking through the narrow alleys,

Dan ketika kami sedang berjalan melalui gang-gang sempitnya,

it was literally impossible not to step in the

benar-benar tidak mungkin untuk tidak menginjak

raw sewage and the garbage alongside the little homes.

kotoran dari got dan sampah di samping rumah-rumah kecilnya.

But at the same time it was also

Tapi pada saat yang bersamaan

impossible not to see the human vitality,

tidak mungkin untuk tidak melihat daya hidup kemanusiannya,

the aspiration and the ambition of the people who live there:

aspirasi dan ambisi orang-orang yang hidup di sana.

women washing their babies, washing their clothes, hanging them out to dry.

Wanita memandikan bayi mereka, mencuci baju mereka, menjemurnya hingga kering.

I met this woman, Mama Rose,

Saya berjumpa dengan seorang wanita, Ibu Rose,

who has rented that little tin shack for 32 years,

yang telah menyewa gubuh timah tersebut selama 32 tahun,

where she lives with her seven children.

di mana dia tinggal dengan tujuh anaknya.

Four sleep in one twin bed,

Empat tidur di satu tempat tidur,

and three sleep on the mud and linoleum floor.

dan tiga tidur di lantai lumpur dan linoliumnya.

And she keeps them all in school by selling water from that kiosk,

Dan ia menyekolahkan mereka semua dengan menjual air dari kios itu,

and from selling soap and bread from the little store inside.

dan dengan menjual sabun dan roti dari toko kecil di dalamnya,

It was also the day after the inauguration,

Hari itu juga adalah hari sesudah pelantikan presiden,

and I was reminded how Mathare is still connected to the globe.

dan saya teringatkan bahwa Mathare masih tersambung dengan dunia.

And I would see kids on the street corners,

Dan saya melihat anak-anak di persimpangan jalan,

and they'd say "Obama, he's our brother!"

dan mereka berkata "Obama, dia saudara kami!"

And I'd say "Well, Obama's my brother, so that makes you my brother too."

Dan saya berkata, "Baiklah, Obama saudara saya, berarti kamu saudara saya juga."

And they would look quizzically, and then be like, "High five!"

Mereka memandang saya dengan bingung, tapi lalu berkata, "Tos!"

And it was here that I met Jane.

Dan di sinilah saya berjumpa dengan Jane.

I was struck immediately by the kindness and the gentleness in her face,

Saya langsung terpesona dengan keramahan dan kelembutan wajahnya,

and I asked her to tell me her story.

dan saya meminta dia untuk menceritakan kisahnya pada saya.

She started off by telling me her dream. She said, "I had two.

Ia memulai dengan bercerita kepada saya mengenai impiannya. Ia berkata, "Saya punya dua.

My first dream was to be a doctor,

Impian pertama saya adalah untuk menjadi dokter,

and the second was to marry a good man

dan yang kedua adalah untuk menikah dengan seorang pria yang baik

who would stay with me and my family,

yang akan tinggal dengan saya dan keluarga saya.

because my mother was a single mom,

Karena ibu saya adalah seorang janda,

and couldn't afford to pay for school fees.

dan tidak mampu untuk membayar biaya sekolah.

So I had to give up the first dream, and I focused on the second."

Jadi saya harus melupakan impian pertama saya, dan saya berfokus kepada yang kedua."

She got married when she was 18, had a baby right away.

Ia menikah pada usia 18, dan langsung mempunyai anak.

And when she turned 20, found herself pregnant with a second child,

Dan ketika ia berumur 20, ia menemukan dirinya hamil dengan anak kedua,

her mom died and her husband left her -- married another woman.

ibunya meninggal dan suaminya menginggalkannya -- menikahi seorang wanita lain.

So she was again in Mathare, with no income, no skill set, no money.

Jadi ia kembali lagi di Mathare, tanpa penghasilan, tanpa keterampilan, tanpa uang.

And so she ultimately turned to prostitution.

Jadi pada akhirnya ia berpalih kepada pelacuran.

It wasn't organized in the way we often think of it.

Itu tidak terjadi secara teratur seperti terkadang kita berpikir tentang itu.

She would go into the city at night with about 20 girls,

Dia pergi ke kota pada malam hari dengan sekitar 20 gadis-gadis,

look for work, and sometimes come back with a few shillings,

mencari pekerjaan, dan terkadang kembali dengan sedikit uang,

or sometimes with nothing.

atau terkadang tanpa apa-apa.

And she said, "You know, the poverty wasn't so bad. It was the humiliation

Ia berkata, "Tahu tidak, kemiskinannya tidak seburuk itu. Yang buruk adalah rasa hina

and the embarrassment of it all."

dan rasa malu karena semua itu."

In 2001, her life changed.

Pada tahun 2001, hidupnya berubah.

She had a girlfriend who had heard about this organization, Jamii Bora,

Ia punya seorang teman yang telah mendengar tentang suatu organisasi, Jamii Bora,

that would lend money to people no matter how poor you were,

yang mau meminjamkan uang kepada orang seberapapun miskinnya mereka,

as long as you provided a commensurate amount in savings.

selama mereka menyediakan tabungan dengan jumlah yang sebanding.

And so she spent a year to save 50 dollars,

Jadi ia menghabiskan satu tahun untuk menabung 50 dolar,

and started borrowing, and over time she was able to buy a sewing machine.

dan mulai meminjam, dan seiring waktu ia bisa membeli sebuah mesin jahit.

She started tailoring.

Ia mulai menjahit.

And that turned into what she does now,

Dan itu menjadi apa yang ia lakukan sekarang,

which is to go into the secondhand clothing markets,

yaitu pergi ke pasar baju bekas,

and for about three dollars and 25 cents she buys an old ball gown.

dan dengan sekitar tiga dolar dan 25 sen ia membeli sebuat gaun pesta tua.

Some of them might be ones you gave.

Beberapa mungkin yang telah anda sumbangkan.

And she repurposes them with frills and ribbons,

Dan ia memperindah mereka kembali dengan jumbai-jumbai dan pita,

and makes these frothy confections that she sells to women

dan ia membuat berbagai hasil tangan berhias yang ia jual kepada wanita

for their daughter's Sweet 16 or first Holy Communion --

untuk pesta ultah ke-16 atau misa pertama anak perempuannya --

those milestones in a life that people want to celebrate

kejadian-kejadian penting dalam hidup yang dirayakan oleh orang-orang

all along the economic spectrum.

di sepanjang spektrum perekonomian.

And she does really good business. In fact, I watched her

Dan dia benar-benar berhasil dalam bisnisnya. Saya bahkan melihat dia

walk through the streets hawking. And before you knew it,

berjalan dan berjualan. Dan sebelum anda sadar,

there was a crowd of women around her, buying these dresses.

tahu-tahu ada sekelompok wanita di sekitarnya, membeli gaun-gaun ini.

And I reflected, as I was watching her sell the dresses,

Dan saya berpikir, selagi saya melihat dia menjual gaun-gaun ini,

and also the jewelry that she makes,

dan juga perhiasan yang ia buat,

that now Jane makes more than four dollars a day.

bahwa sekarang Jane memiliki penghasilan lebih dari empat dolar sehari.

And by many definitions she is no longer poor.

Dan dalam berbagai definisi dia tidak lagi miskin.

But she still lives in Mathare Valley.

Tapi dia masih tinggal di Lembah Mathare.

And so she can't move out.

Jadi ia tidak bisa pindah keluar dari sana.

She lives with all of that insecurity,

Dia hidup dengan semua ketidak-amanan itu,

and in fact, in January, during the ethnic riots,

dan bahkan, pada bulan Januari, pada saat kerusuhan etnis,

she was chased from her home and had to find a new shack

dia dikejar hingga harus kabur dari rumahnya

in which she would live.

dan harus mencari gubuk baru untuk ditinggali.

Jamii Bora understands that and understands

Jamii Bora mengeri hal ini. Dan mengerti

that when we're talking about poverty,

bahwa ketika kita membahas kemiskinan,

we've got to look at people all along the economic spectrum.

kita harus melihat semua orang di keseluruhan spektrum perekonomian.

And so with patient capital from Acumen and other organizations,

Jadi dengan permodalan sabar dari Acumen dan organisasi-organisasi lain,

loans and investments that will go the long term with them,

pinjaman dan investasi yang akan berjangka panjang dengan mereka,

they built a low-cost housing development,

mereka membangun perumahan murah,

about an hour outside Nairobi central.

sekitar satu jam di luar pusat Nairobi.

And they designed it from the perspective of

Dan mereka merancangnya dari sudut pandang

customers like Jane herself,

pelanggan seperti Jane sendiri,

insisting on responsibility and accountability.

menuntut pertanggung-jawaban dan akuntabilitas.

So she has to give 10 percent of the mortgage --

Jadi dia harus memberi 10 persen dari hipotek --

of the total value, or about 400 dollars in savings.

dari harga total, atau sekitar 400 dolar berupa simpanan.

And then they match her mortgage to what she paid in rent for her little shanty.

Kemudian mereka mencocokkan hipoteknya dengan jumlah sewa yang ia bayar untuk gubuk kecilnya.

And in the next couple of weeks, she's going to be

Dan dalam dua minggu berikut ini, ia akan menjadi

among the first 200 families to move into this development.

salah satu diantara 200 keluarga pertama yang akan pindah ke perkembangan ini.

When I asked her if she feared anything,

Ketika bertanya kepada dia apakah ia takut akan apapun,

or whether she would miss anything from Mathare,

atau apakah ia akan merindukan apapun dari Mathare,

she said, "What would I fear

ia berkata, "Apakah yang bisa saya takuti

that I haven't confronted already?

yang masih belum saya hadapi?

I'm HIV positive. I've dealt with it all."

Saya positif HIV. Saya sudah hadapi semuanya."

And she said, "What would I miss?

Dan ia berkata, "Apakah yang akan saya rindui?

You think I will miss the violence or the drugs? The lack of privacy?

Apakah menurutmu saya akan rindu kekerasan atau obat-obatannya? Kurangnya kebebasan pribadinya?

Do you think I'll miss not knowing if my children are going to come home

Apakah menurutmu saya akan rindu tidak mengetahui apakah anak-anak saya akan pulang ke rumah

at the end of the day?" She said "If you gave me 10 minutes

pada akhir hari?" Ia berkata, "Apabila anda memberi saya 10 menit

my bags would be packed."

semua tas saya akan sudah dipak."

I said, "Well what about your dreams?"

Saya berkata, "Jadinya bagaimana dengan impian-impian anda?"

And she said, "Well, you know,

dan ia berkata, "Yah, tahu tidak,

my dreams don't look exactly like I thought they would when I was a little girl.

impian saya tidak terlihat persis seperti yang saya bayangkan keitka saya masih kecil.

But if I think about it, I thought I wanted a husband,

Tapi kalau saya pikir-pikir, tadinya saya kira saya menginginkan seorang suami,

but what I really wanted was a family

tapi yang sungguh saya inginkan adalah sebuah keluarga

that was loving. And I fiercely love my children, and they love me back."

yang saling menyayangi. Dan saya sungguh menyayangi anak-anak saya, dan mereka menyayangi saya juga."

She said, "I thought that I wanted to be a doctor,

Ia berkata, "Tadinya saya kira saya ingin menjadi dokter,

but what I really wanted to be was somebody

tapi yang sungguh saya inginkan adalah untuk menjadi seseorang

who served and healed and cured.

yang mengabdi dan mengobati dan menyembuhkan.

And so I feel so blessed with everything that I have,

Dan saya benar-benar merasa bersyukur dangan segara yang saya punyai,

that two days a week I go and I counsel HIV patients.

bahwa dua hari seminggu saya pergi dan saya menasehati pasien HIV.

And I say, 'Look at me. You are not dead.

Dan saya berkata, "Lihatlah saya. Anda belum meninggal.

You are still alive. And if you are still alive you have to serve.'"

Anda masih hidup. Apabila anda masih hidup anda harus mengabdi."

And she said, "I'm not a doctor who gives out pills.

Dan ia berkata, "Saya bukan seorang dokter yang membagikan pil.

But maybe me, I give out something better

Tapi mungkin saya, saya membagikan sesuatu yang lebih baik

because I give them hope."

karena saya memberi mereka harapan."

And in the middle of this economic crisis,

Dan ditengah krisis ekonomi ini,

where so many of us are inclined to pull in

di mana sekian banyak diantara kita condong untuk menarik diri

with fear, I think we're well suited to

dengan rasa takut, saya rasa kita sepantasnya

take a cue from Jane and reach out,

mengambil contoh dari Jane dan meraih keluar,

recognizing that being poor doesn't mean being ordinary.

mengenali bahwa menjadi miskin bukan berarti menjadi biasa.

Because when systems are broken,

Karena kita sistem telah rusak,

like the ones that we're seeing around the world,

seperti yang saat ini sedang kita lihat di seluruh dunia,

it's an opportunity for invention and for innovation.

ini adalah kesempatan untuk penemuan dan pembaruan.

It's an opportunity to truly build a world

Ini adalah kesempatan untuk benar-benar membangun sebuah dunia

where we can extend services and products

di mana kita bisa menyampaikan semua layanan dan produk

to all human beings, so that they can

kepada semua manusia, sehingga mereka bisa

make decisions and choices for themselves.

membuat keputusan dan pilihan untuk mereka sendiri.

I truly believe it's where dignity starts.

Saya sungguh percaya bahwa di sinilah martabat dimulai.

We owe it to the Janes of the world.

Kita berhutang ini kepada semua orang seperti Jane di dunia.

And just as important, we owe it to ourselves.

Dan sama pentingnya juga, kita berhutang kepada diri kita sendiri.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)