Barry Schwartz: Our loss of wisdom

Translator: Dani Satyawan Reviewer: Aditya Muharam

In his inaugural address,

Dalam pidato inaugurasinya,

Barack Obama appealed to each of us to give our best

Barack Obama meminta kita semua untuk memberikan yang terbaik

as we try to extricate ourselves from this current financial crisis.

dalam usaha kita untuk keluar dari krisis finansial saat ini.

But what did he appeal to?

Tetapi apa yang dia minta dari kita?

He did not, happily, follow in the footsteps of his predecessor,

Dia bukannya dengan senang hati mengikuti jejak para pendahulunya,

and tell us to just go shopping.

dan menyuruh kita untuk pergi berbelanja.

Nor did he tell us, "Trust us. Trust your country.

Dia juga tak mengatakan, "Percayalah pada kami. Percayalah pada negaramu.

Invest, invest, invest."

Investasilah, investasilah, investasilah."

Instead, what he told us was to put aside childish things.

Justru, yang dia minta adalah agar kita kesampingkan hal-hal yang kekanak-kanakan.

And he appealed to virtue.

Dan dia menyeru pada kebajikan.

Virtue is an old-fashioned word.

Kebajikan adalah kata yang kuno.

It seems a little out of place in a cutting-edge environment like this one.

Dan sepertinya kurang pas untuk lingkungan yang canggih seperti ini.

And besides, some of you might be wondering,

lagipula, sebagian dari kalian mungkin bertanya-tanya,

what the hell does it mean?

Apa sih arti dari kebajikan?

Let me begin with an example.

Saya akan mulai dengan satu contoh.

This is the job description of a hospital janitor

Ini adalah deskripsi pekerjaan dari seorang pembersih di rumah sakit

that is scrolling up on the screen.

yang sedang terlihat di layar.

And all of the items on it are unremarkable.

Dan tak ada yang luar biasa dari semua yang tercantum di situ.

They're the things you would expect:

Isinya hal-hal yang seperti anda duga:

mop the floors, sweep them, empty the trash, restock the cabinets.

mengepel lantai, menyapunya, mengosongkan bak sampah, mengisi ulang lemari-lemari.

It may be a little surprising how many things there are,

Mungkin agak mengejutkan betapa banyak tugas-tugas yang tertulis di situ,

but it's not surprising what they are.

tetapi tidak mengejutkan dari sisi jenis pekerjaannya.

But the one thing I want you to notice about them is this:

Tapi satu hal yang perlu anda perhatikan dari daftar tadi adalah:

even though this is a very long list,

Walaupun ini adalah daftar yang sangat panjang,

there isn't a single thing on it that involves other human beings.

tak ada satu tugas pun di dalamnya yang melibatkan orang lain.

Not one.

Tak satupun.

The janitor's job could just as well be done in a mortuary as in a hospital.

Jadi tak ada bedanya kalau tugas-tugas itu dilakukan di kamar mayat atau di rumah sakit.

And yet, when some psychologists interviewed hospital janitors

Namun, saat beberapa psikolog mewawancarai para pembersih rumah sakit

to get a sense of what they thought their jobs were like,

untuk mengetahui apa persepsi mereka mengenai pekerjaan mereka,

they encountered Mike,

mereka bertemu dengan Mike,

who told them about how he stopped mopping the floor

yang mengatakan bahwa dia berhenti mengepel lantai

because Mr. Jones was out of his bed getting a little exercise,

karena Pak Jones sedang turun dari tempat tidurnya untuk sedikit gerak badan,

trying to build up his strength, walking slowly up and down the hall.

mencoba meningkatkan kekuatannya, dengan perlahan berjalan bolak-balik di lorong.

And Charlene told them about how she ignored her supervisor's admonition

Dan Charlene mengatakan bahwa dia tidak mengindahkan teguran atasannya

and didn't vacuum the visitor's lounge

dan tidak memvakum ruang tunggu pengunjung

because there were some family members who were there all day, every day

karena ada beberapa anggota keluarga yang setiap hari berada di sana,

who, at this moment, happened to be taking a nap.

yang pada saat itu sedang tidur siang.

And then there was Luke,

Dan kemudian ada Luke,

who washed the floor in a comatose young man's room twice

yang dua kali mengepel lantai kamar seorang pemuda yang sedang koma

because the man's father, who had been keeping a vigil for six months,

karena ayah pemuda itu, yang telah menjaga anaknya selama enam bulan,

didn't see Luke do it the first time,

tidak melihat saat Luke mengepelnya pertama kali,

and his father was angry.

dan si ayah marah-marah.

And behavior like this from janitors, from technicians, from nurses

Dan perilaku macam ini dari para pembersih, dari para teknisi, dari suster-suster

and, if we're lucky now and then, from doctors,

dan, apabila kita beruntung, dari dokter-dokter,

doesn't just make people feel a little better,

tidak hanya membuat orang merasa lebih baik,

it actually improves the quality of patient care

tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan pasien

and enables hospitals to run well.

dan memungkinkan rumah sakit berjalan dengan baik.

Now, not all janitors are like this, of course.

Tentu saja, tidak semua pembersih berperilaku seperti ini.

But the ones who are think that these sorts of human interactions

Tapi pembersih yang baik tadi berpikir bahwa hubungan antar manusia seperti ini

involving kindness, care and empathy

yang melibatkan keramahan, kepedulian dan empati

are an essential part of the job.

adalah bagian penting dari pekerjaannya.

And yet their job description contains not one word about other human beings.

Meski begitu, deskripsi pekerjaan mereka sama sekali tak menyebutkan tentang orang lain.

These janitors have the moral will to do right by other people.

Para pembersih ini punya kemauan moral untuk berbuat baik pada orang lain.

And beyond this, they have the moral skill to figure out what "doing right" means.

Di samping itu, mereka punya kecakapan moral untuk menentukan arti "berbuat baik".

"Practical wisdom," Aristotle told us,

"Kearifan praktis," seperti dikatakan Aristoteles,

"is the combination of moral will and moral skill."

"adalah kombinasi antara kemauan moral dan kecakapan moral."

A wise person knows when and how to make the exception to every rule,

Orang bijak tahu kapan dan bagaimana membuat pengecualian dalam tiap aturan,

as the janitors knew when to ignore the job duties in the service of other objectives.

seperti para pembersih yang tahu kapan harus mengesampingkan tugas untuk tujuan lain.

A wise person knows how to improvise,

Orang bijak tahu bagaimana berimprovisasi,

as Luke did when he re-washed the floor.

seperti yang dilakukan Luke ketika mengepel ulang lantainya.

Real-world problems are often ambiguous and ill-defined

Masalah di dunia nyata seringkali multi-tafsir dan sulit didefinisikan

and the context is always changing.

dan konteksnya selalu berubah

A wise person is like a jazz musician --

Orang bijak itu seperti musisi jazz --

using the notes on the page, but dancing around them,

membaca nada di partitur tapi bermain di sekelilingnya,

inventing combinations that are appropriate for the situation and the people at hand.

mengarang kombinasi-kombinasi yang sesuai dengan situasi dan penonton yang ada.

A wise person knows how to use these moral skills

Orang bijak tahu bagaimana memakai kecakapan moral tadi

in the service of the right aims.

untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang mulia.

To serve other people, not to manipulate other people.

Untuk melayani orang lain, bukannya memanfaatkan orang lain.

And finally, perhaps most important,

Dan terakhir, barangkali yang paling penting,

a wise person is made, not born.

Orang bijak itu dibentuk, bukan bawaan dari lahir.

Wisdom depends on experience,

Kearifan bergantung pada pengalaman,

and not just any experience.

dan bukan sembarang pengalaman.

You need the time to get to know the people that you're serving.

Anda butuh waktu untuk mengenal orang-orang yang anda layani.

You need permission to be allowed to improvise,

Anda perlu diizinkan untuk berimprovisasi,

try new things, occasionally to fail and to learn from your failures.

mencoba hal-hal baru, terkadang untuk gagal dan belajar darinya.

And you need to be mentored by wise teachers.

Anda perlu dibimbing oleh guru-guru yang bijaksana.

When you ask the janitors who behaved like the ones I described

Kalau anda bertanya pada para pembersih yang bertindak seperti cerita saya tadi

how hard it is to learn to do their job,

seberapa sulitnya mempelajari pekerjaan mereka,

they tell you that it takes lots of experience.

Mereka akan bilang bahwa diperlukan banyak pengalaman.

And they don't mean it takes lots of experience to learn how to mop floors and empty trash cans.

Dan maksudnya bukan diperlukan banyak pengalaman untuk belajar mengepel lantai dan mengosongkan bak sampah.

It takes lots of experience to learn how to care for people.

Diperlukan banyak pengalaman untuk belajar cara peduli pada manusia.

At TED, brilliance is rampant.

Di TED, orang pandai di mana-mana.

It's scary.

Menakutkan.

The good news is you don't need to be brilliant to be wise.

Ada kabar gembira, anda tak perlu pandai untuk jadi bijak.

The bad news is that without wisdom,

Kabar buruknya, tanpa kebijaksanaan,

brilliance isn't enough.

kepandaian saja tidak cukup.

It's as likely to get you and other people into trouble as anything else.

bahkan bisa membawa masalah buat anda dan orang lain.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Now, I hope that we all know this.

Nah, saya harap kita semua tahu ini.

There's a sense in which it's obvious,

Bisa dirasakan bahwa itu sudah jelas,

and yet, let me tell you a little story.

tapi, saya akan ceritakan sebuah kisah pendek.

It's a story about lemonade.

Ini sebuah kisah tentang limun.

A dad and his seven-year-old son were watching a Detroit Tigers game at the ballpark.

Seorang ayah dan anaknya, umur 7 tahun, sedang menonton pertandingan Detroit Tigers di stadion.

His son asked him for some lemonade

Si anak meminta limun pada ayahnya

and Dad went to the concession stand to buy it.

dan ayah pergi ke kios makanan untuk membelinya.

All they had was Mike's Hard Lemonade,

Hanya ada Limun Keras Mike's di kios,

which was five percent alcohol.

yang mengandung lima persen alkohol.

Dad, being an academic, had no idea that Mike's Hard Lemonade contained alcohol.

Si ayah, karena ia seorang guru, tak tahu kalau Limun Keras Mike's mengandung alkohol.

So he brought it back.

Jadi ia membelinya.

And the kid was drinking it, and a security guard spotted it,

Dan si anak meminumnya, dan seorang satpam melihat itu,

and called the police, who called an ambulance

dan menelepon polisi, yang lalu memanggil ambulans

that rushed to the ballpark, whisked the kid to the hospital.

yang cepat meluncur ke stadion, melarikan si anak ke rumah sakit.

The emergency room ascertained that the kid had no alcohol in his blood.

Instalasi gawat darurat memastikan bahwa tak ada kandungan alkohol di darah si anak.

And they were ready to let the kid go.

Dan mereka bersiap melepas si anak pulang.

But not so fast.

Tapi tunggu dulu.

The Wayne County Child Welfare Protection Agency said no.

Badan Perlindungan Anak Wayne County melarangnya.

And the child was sent to a foster home for three days.

Dan si anak diserahkan ke sebuah panti asuhan selama tiga hari.

At that point, can the child go home?

Setelah itu, bolehkah si anak pulang?

Well, a judge said yes, but only if the dad leaves the house and checks into a motel.

Seorang hakim mengeluarkan ijin, dengan syarat si ayah meninggalkan rumah dan pindah ke motel.

After two weeks, I'm happy to report,

Setelah dua minggu, saya senang bisa melaporkan,

the family was reunited.

bahwa keluarga itu telah dipersatukan kembali.

But the welfare workers and the ambulance people

Tapi staff perlindungan anak dan awak ambulans

and the judge all said the same thing:

dan sang hakim semua mengatakan hal yang sama:

"We hate to do it but we have to follow procedure."

"Kami tak suka melakukannya tapi kami harus mengikuti prosedur."

How do things like this happen?

Bagaimana hal semacam ini bisa terjadi?

Scott Simon, who told this story on NPR,

Scott Simon, yang menyiarkan cerita ini di NPR,

said, "Rules and procedures may be dumb,

mengatakan," Aturan dan prosedur bisa saja bodoh,

but they spare you from thinking."

tapi karenanya anda tak perlu berpikir."

And, to be fair, rules are often imposed

Dan kalau mau adil, aturan seringkali diterapkan

because previous officials have been lax

karena pejabat-pejabat sebelumnya telah lalai

and they let a child go back to an abusive household.

dan mereka membiarkan seorang anak kembali ke rumah tangga yang penuh kekerasan.

Fair enough.

Cukup adil.

When things go wrong, as of course they do,

Ketika terjadi masalah, dan itu pasti terjadi,

we reach for two tools to try to fix them.

kita mengambil dua peralatan untuk mencoba memperbaikinya.

One tool we reach for is rules.

Salah satu peralatan yang kita ambil adalah aturan.

Better ones, more of them.

Aturan yang lebih baik, lebih banyak aturan.

The second tool we reach for is incentives.

Peralatan kedua yang kita ambil adalah insentif.

Better ones, more of them.

Insentif yang lebih baik, lebih banyak insentif.

What else, after all, is there?

Lagipula, memangnya ada alternatif lain?

We can certainly see this in response to the current financial crisis.

Kita dapat melihat hal yang sama dalam penanggulangan krisis keuangan saat ini.

Regulate, regulate, regulate.

Atur, atur, atur.

Fix the incentives, fix the incentives, fix the incentives ...

Benahi insentifnya, benahi insentifnya, benahi insentifnya...

The truth is that neither rules nor incentives

Sebenarnya baik aturan maupun insentif

are enough to do the job.

takkan cukup untuk memperbaiki keadaan.

How could you even write a rule that got the janitors to do what they did?

Bagaimana mungkin kita menulis aturan yang mendorong tindakan mulia para pembersih tadi?

And would you pay them a bonus for being empathic?

Dan akankah anda memberi mereka bonus kalau menunjukkan empati?

It's preposterous on its face.

Itu keterlaluan dan tak masuk akal.

And what happens is that as we turn increasingly to rules,

Dan akibatnya adalah kita makin bergantung pada aturan,

rules and incentives may make things better in the short run,

aturan dan insentif mungkin memperbaiki keadaan dalam jangka pendek,

but they create a downward spiral

tapi juga menciptakan pusaran yang menenggelamkan

that makes them worse in the long run.

yang membuat keadaan lebih buruk dalam jangka panjang.

Moral skill is chipped away by an over-reliance on rules

Kecakapan moral terkikis habis oleh ketergantungan pada aturan-aturan

that deprives us of the opportunity

yang mengurangi kesempatan kita

to improvise and learn from our improvisations.

untuk berimprovisasi dan belajar dari improvisasi kita.

And moral will is undermined

Dan kemauan moral bisa hilang

by an incessant appeal to incentives

akibat ketertarikan terus-menerus pada insentif

that destroy our desire to do the right thing.

yang menghancurkan keinginan kita untuk melakukan hal yang benar.

And without intending it,

Dan tanpa sengaja,

by appealing to rules and incentives,

dengan mengandalkan pada aturan dan insentif,

we are engaging in a war on wisdom.

kita tengah berperang melawan kearifan.

Let me just give you a few examples,

Saya akan berikan beberapa contoh,

first of rules and the war on moral skill.

pertama tentang aturan dan perang melawan kecakapan moral.

The lemonade story is one.

Salah satunya adalah cerita tentang limun tadi.

Second, no doubt more familiar to you,

Kedua, tak diragukan lagi pasti lebih anda kenal,

is the nature of modern American education:

adalah sifat dari pendidikan Amerika modern:

scripted, lock-step curricula.

kurikulum yang tertulis jelas, hingga langkah demi langkah.

Here's an example from Chicago kindergarten.

Ini satu contoh dari taman kanak-kanak Chicago.

Reading and enjoying literature

Membaca dan menikmati sastra

and words that begin with 'B.'

dan kata-kata yang dimulai dengan 'B.'

"The Bath:" Assemble students on a rug

Mandi (Bath): bariskan murid-murid di atas karpet

and give students a warning about the dangers of hot water.

dan beri mereka peringatan tentang bahaya air panas

Say 75 items in this script to teach a 25-page picture book.

Katakan 75 hal dalam kurikulum ini untuk mengajarkan buku bergambar setebal 25 halaman.

All over Chicago in every kindergarten class in the city,

Di semua taman kanak-kanak di seantero Chicago,

every teacher is saying the same words in the same way on the same day.

semua guru mengucapkan kata-kata yang sama dengan cara yang sama di hari yang sama.

We know why these scripts are there.

Kita tahu kenapa naskah kurikulum ini ada.

We don't trust the judgment of teachers enough

Kita tidak cukup percaya pada pertimbangan para guru

to let them loose on their own.

untuk membiarkan mereka bebas mengajar.

Scripts like these are insurance policies against disaster.

Naskah macam ini adalah polis asuransi untuk mengantisipasi bencana.

And they prevent disaster.

Dan naskah ini memang mencegah bencana.

But what they assure in its place is mediocrity.

Tapi juga menggantikannya dengan miskinnya prestasi.

(Applause)

(Tepuk tangan).

Don't get me wrong. We need rules!

Jangan salah paham. Kita membutuhkan aturan!

Jazz musicians need some notes --

Musisi jazz masih butuh catatan --

most of them need some notes on the page.

kebanyakan mereka butuh catatan dalam partiturnya.

We need more rules for the bankers, God knows.

Kita butuh lebih banyak aturan bagi para bankir, Tuhan tahu itu.

But too many rules prevent accomplished jazz musicians

Tapi terlalu banyak aturan akan menghambat musisi jazz yang mumpuni

from improvising.

untuk berimprovisasi

And as a result, they lose their gifts,

Dan akibatnya, mereka kehilangan bakat mereka,

or worse, they stop playing altogether.

atau bahkan, mereka tak mau lagi bermain musik.

Now, how about incentives?

Lalu, bagaimana dengan insentif?

They seem cleverer.

Kelihatannya solusi yang lebih cerdas.

If you have one reason for doing something

Jika anda punya satu alasan untuk melakukan sesuatu

and I give you a second reason for doing the same thing,

dan saya beri anda alasan kedua untuk melakukan hal yang sama

it seems only logical that two reasons are better than one

sepertinya logis bahwa dua alasan akan lebih baik dari satu

and you're more likely to do it.

dan anda lebih terpacu untuk melakukannya.

Right?

Benar kan?

Well, not always.

Tapi tak selalu begitu.

Sometimes two reasons to do the same thing seem to compete with one another

Kadang kedua alasan untuk melakukan hal yang sama tadi sepertinya bersaing satu sama lain

instead of complimenting,

bukannya saling mendukung

and they make people less likely to do it.

dan itu memperkecil kemungkinan orang melakukan hal tadi

I'll just give you one example because time is racing.

Saya hanya akan memberi satu contoh karena waktu makin menipis

In Switzerland, back about 15 years ago,

Di Swiss, sekitar 15 tahun lalu

they were trying to decide where to site nuclear waste dumps.

mereka mencoba memutuskan di mana tempat membuang limbah nuklir.

There was going to be a national referendum.

Untuk itu akan diadakan referendum nasional.

Some psychologists went around and polled citizens who were very well informed.

Beberapa psikolog melakukan jajak pendapat pada warga yang sangat paham tentang isu ini.

And they said, "Would you be willing to have a nuclear waste dump in your community?"

Dan menanyakan, "Bersediakah bila lingkungan anda jadi tempat pembuangan limbah nuklir?

Astonishingly, 50 percent of the citizens said yes.

Secara mengejutkan, 50 persen warga menyatakan setuju.

They knew it was dangerous.

Mereka tahu bahwa itu berbahaya.

They thought it would reduce their property values.

Mereka pikir itu akan menurunkan harga rumah mereka.

But it had to go somewhere

Tapi limbah itu harus dibuang di suatu tempat

and they had responsibilities as citizens.

dan mereka punya tanggung jawab sebagai warga negara.

The psychologists asked other people a slightly different question.

Para psikolog mengajukan pertanyaan yang agak berbeda pada kelompok lain.

They said, "If we paid you six weeks' salary every year

Mereka bilang, "Jika kami bayar anda gaji 6 minggu setiap tahunnya

would you be willing to have a nuclear waste dump in your community?"

apa anda bersedia lingkungan anda jadi tempat pembuangan limbah nuklir?"

Two reasons. It's my responsibility and I'm getting paid.

Dua alasan. Ini tanggung jawab saya dan saya juga dibayar.

Instead of 50 percent saying yes,

Kini bukan 50 persen warga lagi yang setuju,

25 percent said yes.

25 persen saja yang setuju.

What happens is that

Apa yang terjadi adalah

the second this introduction of incentive gets us

begitu kita dikenalkan pada insentif ini

so that instead of asking, "What is my responsibility?"

kita tak lagi bertanya, "Apa tanggung jawab saya?"

all we ask is, "What serves my interests?"

yang kita tanyakan cuma, "Apa yang paling menguntungkan buat saya?"

When incentives don't work,

Ketika insentif tak lagi efektif,

when CEOs ignore the long-term health of their companies

ketika para direktur tak menghiraukan kelangsungan jangka panjang perusahaan mereka

in pursuit of short-term gains that will lead to massive bonuses,

karena mengejar keuntungan jangka pendek yang menghasilkan bonus fantastis

the response is always the same.

solusi yang ditawarkan selalu sama.

Get smarter incentives.

Berikan insentif yang lebih pintar.

The truth is that there are no incentives that you can devise

Sebenarnya tak akan ada insentif yang bisa anda rancang

that are ever going to be smart enough.

yang bisa jadi insentif yang cukup pintar.

Any incentive system can be subverted by bad will.

Semua sistem insentif bisa diakali oleh niat buruk.

We need incentives. People have to make a living.

Kita perlu insentif. Manusia perlu biaya hidup.

But excessive reliance on incentives

Tapi ketergantungan berlebihan pada insentif

demoralizes professional activity

mendemoralisasi aktifitas profesional

in two senses of that word.

dan ini berlaku pada kedua arti kata tadi.

It causes people who engage in that activity to lose morale

Ketergantungan itu membuat pelaku kerja menjadi kehilangan semangat (morale)

and it causes the activity itself to lose morality.

dan juga membuat aktifitas kerja kehilangan nilai moralnya.

Barack Obama said, before he was inaugurated,

Barack Obama berkata, sebelum ia dilantik,

"We must ask not just 'Is it profitable?' but 'Is it right?'"

"Kita jangan hanya bertanya 'apakah ini menguntungkan?' tapi juga 'apakah ini benar?'"

And when professions are demoralized,

Dan ketika profesi mengalami demoralisasi

everyone in them becomes dependent on -- addicted to -- incentives

setiap orang di dalamnya jadi tergantung - kecanduan - pada insentif

and they stop asking "Is it right?"

dan mereka tak lagi bertanya "apakah ini benar?"

We see this in medicine.

Kita sudah lihat itu di dunia kedokteran.

("Although it's nothing serious, let's keep an eye on it to make sure it doesn't turn into a major lawsuit.")

("meski kelihatannya tidak serius, mari kita pantau terus supaya tidak jadi bahan tuntutan malpraktek.")

And we certainly see it in the world of business.

Dan tentunya kita telah melihatnya di dunia bisnis.

("In order to remain competitive in today's marketplace, I'm afraid we're going to have to replace you with a sleezeball.")

("Agar tetap kompetitif di pasar saat ini, saya terpaksa menggantimu dengan seorang brengsek.")

("I sold my soul for about a tenth of what the damn things are going for now.")

("Dulu saya jual jiwa saya seharga sepersepuluh dari harga barang sialan itu sekarang.")

It is obvious that this is not the way people want to do their work.

Sudah jelas bahwa ini bukan cara yang diinginkan orang dalam bekerja.

So what can we do?

Jadi apa yang bisa kita lakukan?

A few sources of hope:

Ada sedikit sumber pengharapan:

we ought to try to re-moralize work.

Kita harus mencoba re-moralisasi kerja.

One way not to do it: teach more ethics courses.

Salah satu cara yang salah: mengajarkan lebih banyak pelajaran etika.

(Applause)

(Tepuk tangan)

There is no better way to show people that you're not serious

Tak ada cara yang lebih baik untuk menunjukkan pada orang bahwa anda tidak serius

than to tie up everything you have to say about ethics

selain membungkus semua yang bisa anda katakan tentang etika

into a little package with a bow and consign it to the margins as an ethics course.

dalam kado kecil berpita dan mengirimnya ke pinggiran sebagai pelajaran etika.

What to do instead?

Lalu apa alternatifnya?

One: Celebrate moral exemplars.

Satu: Hargai contoh moral yang baik.

Acknowledge, when you go to law school,

Dengarkanlah, ketika anda masuk sekolah hukum

that a little voice is whispering in your ear

suara kecil yang berbisik di telinga anda

about Atticus Finch.

tentang Atticus Finch.

No 10-year-old goes to law school to do mergers and acquisitions.

Tak ada anak sepuluh tahun yang masuk sekolah hukum untuk mengurusi merger dan pembelian perusahaan.

People are inspired by moral heroes.

Manusia selalu terinspirasi oleh pahlawan moral.

But we learn that with sophistication

Tapi lalu belajar bahwa seiring dengan pendewasaan

comes the understanding that you can't acknowledge that you have moral heroes.

datang pengertian bahwa kita tak boleh mengakui bahwa kita punya pahlawan moral.

Well, acknowledge them.

Nah, akui saja itu.

Be proud that you have them.

Banggalah bahwa anda punya pahlawan moral.

Celebrate them.

Rayakan itu.

And demand that the people who teach you acknowledge them and celebrate them too.

Dan tuntutlah pengajar-pengajar anda untuk mengakui mereka dan menghargai mereka.

That's one thing we can do.

Itu salah satu hal yang bisa kita lakukan.

I don't know how many of you remember this:

Saya tak tahu berapa dari anda yang ingat hal ini:

another moral hero, 15 years ago, Aaron Feuerstein,

Seorang pahlawan moral, lima belas tahun lalu, Aaron Feuerstein,

who was the head of Malden Mills in Massachusetts --

yang mengepalai Malden Mills di Massachussetts --

they made Polartec --

yang membuat Polartec --

The factory burned down.

Pabriknya terbakar habis.

3,000 employees. He kept every one of them on the payroll.

3000 karyawan. Ia tetap menggaji semuanya.

Why? Because it would have been a disaster for them

Kenapa? Karena akan jadi musibah bagi para karyawan

and for the community if he had let them go.

dan bagi masyarakat jika ia memberhentikan mereka.

"Maybe on paper our company is worth less to Wall Street,

"Mungkin di atas kertas perusahaan kami turun nilainya di mata Wall Street,

but I can tell you it's worth more. We're doing fine."

tapi menurut saya nilainya naik. Kami baik-baik saja."

Just at this TED we heard talks from several moral heroes.

Di TED saja kita telah dengarkan ceramah dari beberapa pahlawan moral.

Two were particularly inspiring to me.

Dua di antaranya menginspirasi saya.

One was Ray Anderson, who turned --

Salah satunya dalah Ray Anderson, yang mengubah --

(Applause)

(Tepuk tangan)

-- turned, you know, a part of the evil empire

-- mengubah, tahu kan, sebagian dari kerajaan bisnis jahat

into a zero-footprint, or almost zero-footprint business.

menjadi sebuah bisnis yang tak berlimbah, atau hampir tanpa limbah.

Why? Because it was the right thing to do.

Kenapa? Karena itu benar dan seharusnya dilakukan.

And a bonus he's discovering is

Dan bonus lain yang ia temukan adalah

he's actually going to make even more money.

ia sebenarnya juga akan mendapat lebih banyak uang karenanya.

His employees are inspired by the effort.

Karyawannya jadi terinspirasi oleh usahanya.

Why? Because there happy to be doing something that's the right thing to do.

Kenapa? Karena mereka senang melakukan hal yang benar.

Yesterday we heard Willie Smits talk about re-foresting in Indonesia.

Kemarin kita mendengarkan Willie Smits bicara tentang menghutankan kembali Indonesia.

(Applause)

(Tepuk tangan)

In many ways this is the perfect example.

Dalam banyak hal, ini contoh yang sempurna

Because it took the will to do the right thing.

Karena untuk itu diperlukan kemauan untuk melakukan hal yang benar

God knows it took a huge amount of technical skill.

Hanya Tuhan yang tahu betapa besar kemampuan teknis yang diperlukan untuk itu

I'm boggled at how much he and his associates needed to know

Saya tak bisa bayangkan apa saja yang harus diketahui olehnya dan rekannya

in order to plot this out.

untuk merancang pekerjaan itu.

But most important to make it work --

Tapi yang terpenting, untuk memastikan keberhasilan proyek itu --

and he emphasized this --

dan dia menekankan hal ini --

is that it took knowing the people in the communities.

adalah dia perlu mengenal warga dari komunitas-komunitas di sana.

Unless the people you're working with are behind you,

Karena jika warga yang diajak bekerja sama tidak mendukung anda

this will fail.

proyek ini akan gagal.

And there isn't a formula to tell you how to get the people behind you,

Dan tak ada rumus yang bisa dipakai agar warga mendukung anda

because different people in different communities

karena setiap orang dari komunitas yang berbeda

organize their lives in different ways.

mengatur hidup mereka dengan dengan cara yang berbeda.

So there's a lot here at TED, and at other places, to celebrate.

Jadi ada banyak yang bisa dirayakan di TED ini, dan tempat-tempat lain.

And you don't have to be a mega-hero.

Dan anda tak perlu jadi mega-pahlawan.

There are ordinary heroes.

Ada juga pahlawan-pahlawan biasa.

Ordinary heroes like the janitors who are worth celebrating too.

Pahlawan biasa seperti para pembersih tadi juga layak dihargai.

As practitioners each and every one of us should strive

Sebagai pelaku kita dan setiap orang harus berusaha

to be ordinary, if not extraordinary heroes.

untuk menjadi pahlawan biasa, jika tak bisa jadi yang luar biasa.

As heads of organizations,

Sebagai pemimpin organisasi-organisasi,

we should strive to create environments

kita harus berusaha untuk menciptakan lingkungan

that encourage and nurture both moral skill and moral will.

yang merangsang dan memelihara baik kecakapan moral maupun kemauan moral.

Even the wisest and most well-meaning people

Orang terbijak dan memiliki niat terbaik sekali pun

will give up if they have to swim against the current

akan menyerah jika mereka harus berenang melawan arus

in the organizations in which they work.

dalam organisasi di mana mereka bekerja.

If you run an organization, you should be sure

Jika anda menjalankan suatu organisasi anda harus memastikan

that none of the jobs -- none of the jobs --

bahwa tak ada pekerjaan -- tak ada pekerjaan di dalamnya --

have job descriptions like the job descriptions of the janitors.

yang memiliki deskripsi pekerjaan seperti milik para pembersih tadi.

Because the truth is that

Karena sebenarnya

any work that you do that involves interaction with other people

setiap pekerjaan yang melibatkan hubungan dengan manusia lain

is moral work.

adalah pekerjaan moral.

And any moral work depends upon practical wisdom.

Dan tiap pekerjaan moral bergantung pada kearifan praktis.

And, perhaps most important,

Dan mungkin yang paling penting,

as teachers, we should strive to be the ordinary heroes,

sebagai guru, kita harus berusaha agar menjadi pahlawan-pahlawan biasa,

the moral exemplars, to the people we mentor.

contoh moral yang baik bagi orang yang kita ajar.

And there are a few things that we have to remember as teachers.

Dan ada beberapa hal yang harus kita ingat sebagai guru.

One is that we are always teaching.

Satu; kita ini selalu mengajar.

Someone is always watching.

Selalu ada yang memperhatikan kita.

The camera is always on.

Kamera selalu menyala.

Bill Gates talked about the importance of education

Bill Gates pernah bicara tentang pentingnya pendidikan

and, in particular, the model that KIPP was providing:

dan terutama, model yang diberikan oleh KIPP

"Knowledge is power."

"Pengetahuan adalah kekuatan."

And he talked about a lot of the wonderful things

Dan ia bicara tentang banyak hal yang menakjubkan

that KIPP is doing

yang telah dilakukan oleh KIPP

to take inner-city kids and turn them in the direction of college.

untuk mengubah anak-anak tengah perkotaan dan mengarahkan mereka masuk universitas

I want to focus on one particular thing KIPP is doing

Saya ingin fokus pada satu hal unik yang dilakukan oleh KIPP

that Bill didn't mention.

yang tidak diceritakan oleh Bill

That is that they have come to the realization

Yaitu ketika mereka akhirnya menyadari

that the single most important thing kids need to learn

bahwa satu hal terpenting yang perlu dipelajari anak-anak

is character.

adalah karakter.

They need to learn to respect themselves.

Mereka perlu belajar untuk menghormati diri sendiri.

They need to learn to respect their schoolmates.

Mereka perlu belajar untuk menghormati teman sekolah.

They need to learn to respect their teachers.

Mereka perlu belajar untuk menghormati guru-guru mereka.

And, most important, they need to learn to respect learning.

Dan yang terpenting, mereka perlu belajar untuk menghormati pendidikan.

That's the principle objective.

Itulah tujuan yang utama.

If you do that, the rest is just pretty much a coast downhill.

Kalau anda melakukannya, sisanya tinggal bersantai menuruni tanjakan.

And the teachers: the way you teach these things to the kids

Dan para guru: cara untuk mengajarkan itu pada anak-anak

is by having the teachers and all the other staff embody it every minute of every day.

adalah dengan membuat guru dan staf lainnya menjiwai itu setiap menit di setiap hari.

Obama appealed to virtue.

Obama menyeru kepada kebajikan.

And I think he was right.

Dan menurut saya ia benar.

And the virtue I think we need above all others is practical wisdom,

Dan kebajikan yang menurut saya paling kita butuhkan adalah kearifan praktis,

because it's what allows other virtues -- honesty, kindness, courage and so on --

karena kearifanlah yang memungkinkan kebajikan lain -- kejujuran, kemurahhatian, keberanian, dan lain lain

to be displayed at the right time and in the right way.

untuk tampil pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat.

He also appealed to hope.

Obama juga menyeru pada harapan.

Right again.

Lagi-lagi benar.

I think there is reason for hope.

Menurut saya ada alasan untuk berharap.

I think people want to be allowed to be virtuous.

Menurut saya orang-orang ingin diijinkan untuk berbuat kebajikan.

In many ways, it's what TED is all about.

Dalam banyak hal, untuk itulah ada TED.

Wanting to do the right thing

Ingin berbuat yang benar

in the right way

dengan cara yang benar

for the right reasons.

untuk alasan yang benar.

This kind of wisdom is within the grasp of each and every one of us

Kearifan macam ini ada dalam jangkauan setiap diri kita

if only we start paying attention.

kalau saja kita mau memperhatikan.

Paying attention to what we do,

Memperhatikan apa yang kita lakukan,

to how we do it,

dan cara kita melakukannya,

and, perhaps most importantly,

dan mungkin yang paling penting,

to the structure of the organizations within which we work,

perhatikan struktur organisasi tempat kita bekerja,

so as to make sure that it enables us and other people to develop wisdom

untuk memastikan bahwa strukturnya memungkinkan kita dan orang lain menumbuhkan kearifan

rather than having it suppressed.

dan bukan menumpasnya.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Chris Anderson: You have to go and stand out here a sec.

Chris Anderson: Anda harus keluar dan berdiri di sana sejenak.

Barry Schwartz: Thank you very much.

Barry Schwartz: Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)