Madeleine Albright: On being a woman and a diplomat

Translator: Irma Amelia Reviewer: Katherine Kho

Pat Mitchell: What is the story of this pin?

Pat Mitchell: Apakah ada kisah di balik bros ini?

Madeleine Albright: This is "Breaking the Glass Ceiling."

Madeleine Albright: Ini adalah pemecah atap kaca.

PM: Oh.

PM: Oh.

That was well chosen, I would say, for TEDWomen.

Saya harus bilang, sangat cocok untuk TEDWomen.

MA: Most of the time I spend when I get up in the morning

MA: Sebagian besar waktu yang saya habiskan ketika bangun di pagi hari

is trying to figure out what is going to happen.

adalah memprediksi apa yang akan terjadi.

And none of this pin stuff would have happened

Dan hal ini tidak akan terjadi

if it hadn't been for Saddam Hussein.

jika bukan karena Saddam Hussein.

I'll tell you what happened.

Saya akan ceritakan apa yang terjadi.

I went to the United Nations as an ambassador,

Saya ditempatkan sebagai Duta Besar untuk PBB.

and it was after the Gulf War,

Setelah Perang Teluk,

and I was an instructed ambassador.

saya menerima instruksi sebagai duta besar,

And the cease-fire had been translated

dan gencatan senjata sudah diwujudkan menjadi

into a series of sanctions resolutions,

serangkaian resolusi sanksi.

and my instructions

dan instruksi yang saya peroleh adalah

were to say perfectly terrible things about Saddam Hussein constantly,

untuk mengatakan segala hal buruk tentang Saddam Hussein terus-menerus,

which he deserved -- he had invaded another country.

yang mana pantas untuknya, dia telah menginvasi negara lain.

And so all of a sudden, a poem appeared in the papers in Baghdad

Tiba-tiba, sebuah puisi muncul di berbagai surat kabar di Baghdad

comparing me to many things,

membandingkan saya dengan berbagai hal,

but among them an "unparalleled serpent."

diantaranya adalah ular yang tak tertandingi.

And so I happened to have a snake pin.

Kebetulan saya punya bros ular.

So I wore it when we talked about Iraq.

Jadi saya kenakan saat kita bicara mengenai Irak.

(Laughter)

(Tertawa)

And when I went out to meet the press,

Ketika saya bertemu dengan media,

they zeroed in, said, "Why are you wearing that snake pin?"

mereka bertanya mengapa saya menggunakan bros ular.

I said, "Because Saddam Hussein compared me to an unparalleled serpent."

Jadi saya bilang, "Karena Saddam Hussein membandingkan saya dengan ular yang tak tertandingi."

And then I thought, well this is fun.

Lalu saya pikir ini asyik juga

So I went out and I bought a lot of pins

Jadi saya membeli banyak bros

that would, in fact, reflect

yang suatu saat, akan merefleksikan

what I thought we were going to do on any given day.

apa yang saya pikir akan kita lakukan pada hari tertentu. .

So that's how it all started.

Begitulah awal mulanya.

PM: So how large is the collection?

PM: Jadi seberapa banyak koleksi Anda?

MA: Pretty big.

MA: Lumayan banyak.

It's now traveling.

Sekarang koleksi saya sedang dipamerkan.

At the moment it's in Indianapolis,

Sekarang ada di Indianapolis,

but it was at the Smithsonian.

sebelumnya di Smithsonian.

And it goes with a book that says, "Read My Pins."

Dan disertai dengan sebuah buku berjudul "Baca Bros Saya."

(Laughter)

(Tertawa)

PM: So is this a good idea.

PM: Ini adalah ide bagus.

I remember when you were the first woman

Saya ingat ketika Anda menjadi perempuan pertama

as Secretary of State,

yang menjadi Menteri Luar Negeri AS,

and there was a lot of conversation always

selalu banyak perbincangan

about what you were wearing,

mengenai apa yang Anda kenakan,

how you looked --

bagaimana penampilan Anda --

the thing that happens to a lot of women,

hal yang terjadi pada banyak perempuan,

especially if they're the first in a position.

terutama bila mereka menjadi orang pertama yang menempati posisi tertentu.

So how do you feel about that -- the whole --

Bagaimana perasaan Anda mengenai hal itu?

MA: Well, it's pretty irritating actually

MA: Cukup mengganggu sebetulnya.

because nobody ever describes what a man is wearing.

Tidak ada orang yang membincangkan apa yang dikenakan seorang pria,

But people did pay attention to what clothes I had.

Tetapi orang-orang memperhatikan pakaian yang saya kenakan.

What was interesting was that,

Yang menarik adalah,

before I went up to New York as U.N. ambassador,

sebelum saya pergi ke New York sebagai Duta Besar PBB,

I talked to Jeane Kirkpatrick, who'd been ambassador before me,

saya berbincang dengan Jeane Kirkpatrick, duta besar sebelum saya,

and she said, "You've got to get rid of your professor clothes.

dan dia bilang, "Anda harus singkirkan pakaian profesor Anda."

Go out and look like a diplomat."

"Berpakaianlah seperti seorang diplomat."

So that did give me a lot of opportunities to go shopping.

Jadi itu memberi saya banyak kesempatan untuk berbelanja.

But still, there were all kinds of questions

Tapi tentu saja, ada segala macam pertanyaan

about -- "did you wear a hat?" "How short was your skirt?"

seperti "Apakah Anda memakai topi? Seberapa pendek rok Anda?"

And one of the things --

Diantaranya --

if you remember Condoleezza Rice was at some event and she wore boots,

jika Anda ingat Condoleezza Rice menghadiri suatu acara dengan mengenakan sepatu bot,

and she got criticized over that.

dan dia dikritik karenanya.

And no guy ever gets criticized. But that's the least of it.

Dan pria tidak pernah dikritik karena hal semacam ini. Tapi itu tidak seberapa.

PM: It is, for all of us, men and women,

PM: Untuk kita semua, laki-laki dan perempuan,

finding our ways of defining our roles,

dalam menemukan jalan kita masing-masing dalam mengartikan peran kita

and doing them in ways that make a difference in the world

dan melakukannya dengan cara yang membuat perbedaan di dunia

and shape the future.

dan membangun masa depan.

How did you handle that balance

Bagaimana Anda menjaga keseimbangan itu,

between being the tough diplomatic

antara menjadi diplomat yang tangguh

and strong voice of this country

dan menjadi suara dari negara ini

to the rest of the world

di hadapan seluruh dunia.

and also how you felt about yourself

Dan juga bagaimana perasaan Anda mengenai diri Anda sendiri

as a mother, a grandmother, nurturing ...

sebagai seorang ibu, seorang nenek, mengasuh...

and so how did you handle that?

Bagaimana Anda mengatasinya?

MA: Well the interesting part was I was asked

MA: Yang menarik adalah saat saya ditanya

what it was like to be the first woman Secretary of State

bagaimana rasanya menjadi menteri luar negeri perempuan pertama

a few minutes after I'd been named.

beberapa menit setelah saya dilantik.

And I said, "Well I've been a woman for 60 years,

Saya katakan, "Saya telah menjadi perempuan selama 60 tahun,

but I've only been Secretary of State for a few minutes."

tetapi baru menjadi menteri luar negeri selama beberapa menit."

So it evolved.

Jadi ini adalah sebuah evolusi.

(Laughter)

(Tertawa)

But basically I love being a woman.

Tapi pada dasarnya saya senang menjadi seorang perempuan.

And so what happened --

Jadi apa yang terjadi -

and I think there will probably be some people in the audience

dan saya pikir mungkin ada di antara para penonton

that will identify with this --

yang tahu apa yang saya maksud.

I went to my first meeting, first at the U.N.,

Saya pergi ke rapat pertama saya di PBB.

and that's when this all started,

Dan di sanalah semuanya dimulai,

because that is a very male organization.

karena PBB adalah sebuah organisasi yang sangat "maskulin".

And I'm sitting there -- there are 15 members of the Security Council --

Dan saya duduk di sana - ada 15 anggota Dewan Keamanan -

so 14 men sat there staring at me,

dengan 14 orang menatap saya,

and I thought -- well you know how we all are.

dan saya pikir - ya, Anda tahu bagaimana kita semua.

You want to get the feeling of the room,

Anda ingin mendapatkan nuansa dari ruangan itu.

and "do people like me?"

dan apakah orang menyukai saya,

and "will I really say something intelligent?"

dan akankah saya mengatakan sesuatu yang cerdas?

And all of a sudden I thought, "Well, wait a minute.

Dan tiba-tiba saya berpikir, lebih baik saya menunggu sesaat.

I am sitting behind a sign that says 'The United States,'

Saya duduk merepresentasikan "Amerika Serikat."

and if I don't speak today

Dan jika saya tidak berbicara hari ini

then the voice of the United States will not be heard,"

maka suara Amerika Serikat tidak akan terdengar.

and it was the first time that I had that feeling

Dan itu adalah pertama kalinya saya berpikir

that I had to step out of myself

bahwa saya harus melangkah keluar dari diri saya sendiri.

in my normal, reluctant female mode

dari gaya perempuan, keengganan saya yang biasa

and decide that I had to speak on behalf of our country.

dan memutuskan bahwa saya harus berbicara atas nama negara kami.

And so that happened more at various times,

Dan itu terjadi pada berbagai kesempatan lainnya,

but I really think that there was a great advantage in many ways

tapi saya benar-benar berpikir bahwa ada keuntungan besar dalam banyak hal

to being a woman.

dalam menjadi seorang perempuan.

I think we are a lot better

Saya pikir perempuan lebih baik

at personal relationships,

dalam membina hubungan personal,

and then have the capability obviously

dan kemudian memiliki kapasitas jelas

of telling it like it is when it's necessary.

untuk berkata sesuai apa adanya saat diperlukan.

But I have to tell you, I have my youngest granddaughter,

Tapi saya harus memberitahu Anda, cucu perempuan saya yang paling kecil,

when she turned seven last year,

ketika dia berulang tahun yang ke tujuh tahun lalu,

said to her mother, my daughter,

berkata kepada ibunya, putri saya,

"So what's the big deal about Grandma Maddie being Secretary of State?

"Jadi apa sih yang hebat tentang Nenek Maddie menjadi Menteri Luar Negeri?

Only girls are Secretary of State."

Hanya perempuan yang menjadi Menteri Luar Negeri."

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

PM: Because in her lifetime -- MA: That would be so.

PM: Karena dalam hidupnya - (MA: Ya, tentu.)

PM: What a change that is.

PM: Suatu perubahan yang besar.

As you travel now all over the world,

Saat Anda berkeliling dunia,

which you do frequently,

yang sering Anda lakukan,

how do you assess

bagaimana Anda menilai

this global narrative around the story of women and girls?

narasi global mengenai kisah perempuan dan anak perempuan?

Where are we?

Di mana posisi kita?

MA: I think we're slowly changing,

MA: Saya pikir kita pelan - pelan berubah,

but obviously there are whole pockets

tapi jelas ada situasi di mana

in countries where nothing is different.

di negara-negara tertentu tidak ada yang berbeda.

And therefore it means that we have to remember

Dan karenanya kita harus ingat

that, while many of us have had huge opportunities --

bahwa, sementara banyak dari kita yang memiliki peluang besar -

and Pat, you have been a real leader in your field --

dan Pat, Anda telah menjadi pemimpin nyata di bidang Anda -

is that there are a lot of women

adalah bahwa ada banyak perempuan

that are not capable

yang tidak bisa

of worrying and taking care of themselves

mengkhawatirkan dan merawat diri mereka sendiri

and understanding that women have to help other women.

dan memahami bahwa perempuan harus membantu perempuan lain.

And so what I have felt --

Jadi apa yang saya rasakan -

and I have looked at this

dan saya melihat masalah ini

from a national security issue --

dari perspektif keamanan nasional -

when I was Secretary of State, I decided

ketika saya masih Menteri Luar Negeri, saya memutuskan

that women's issues had to be central to American foreign policy,

bahwa isu perempuan harus menjadi pusat kebijakan luar negeri Amerika,

not just because I'm a feminist,

bukan hanya karena saya seorang feminis,

but because I believe that societies are better off

tapi karena saya percaya bahwa masyarakat akan menjadi lebih baik

when women are politically and economically empowered,

ketika perempuan secara politik dan ekonomi diberdayakan,

that values are passed down,

ketika nilai (moral) diteruskan,

the health situation is better,

situasi kesehatan lebih baik,

education is better,

pendidikan lebih baik,

there is greater economic prosperity.

akan tercapai kemakmuran ekonomi yang lebih besar.

So I think that it behooves us --

Jadi saya pikir itu yang mendorong kita -

those of us that live in various countries

semua kita yang hidup di negara-negara

where we do have economic and political voice --

di mana kita mempunyai kekuatan ekonomi dan politik -

that we need to help other women.

bahwa kita perlu membantu perempuan lain.

And I really dedicated myself to that,

Dan saya benar-benar membaktikan diri saya untuk itu,

both at the U.N. and then as Secretary of State.

baik di PBB dan kemudian sebagai Menteri Luar Negeri.

PM: And did you get pushback

PM: Dan apakah Anda mendapatkan rintangan

from making that a central tenant of foreign policy?

dalam menjadikan hal tersebut pusat dari kebijakan Luar Negeri?

MA: From some people.

MA: Dari beberapa orang.

I think that they thought that it was a soft issue.

Saya berpikir bahwa mereka berpikir bahwa itu adalah isu ringan.

The bottom line that I decided

Hal terpenting yang saya putuskan adalah

was actually women's issues are the hardest issues,

bahwa sebenarnya isu-isu perempuan adalah isu yang paling sulit,

because they are the ones that have to do with life and death

karena berkaitan langsung dengan hidup dan mati

in so many aspects,

dalam berbagai aspek -

and because, as I said,

dan karena, seperti yang saya katakan,

it is really central to the way that we think about things.

itu berpusat pada cara berpikir kita tentang berbagai hal.

Now for instance,

Sekarang misalnya,

some of the wars that took place

beberapa perang yang terjadi

when I was in office,

ketika saya masih menjabat,

a lot of them, the women were the main victims of it.

kebanyakan, perempuan adalah korban utama.

For instance, when I started,

Misalnya, ketika saya mulai,

there were wars in the Balkans.

ada perang di Balkan.

The women in Bosnia were being raped.

Para perempuan di Bosnia diperkosa.

We then managed to set up a war crimes tribunal

Kami kemudian mendirikan sebuah pengadilan kejahatan perang

to deal specifically with those kinds of issues.

untuk menangani secara khusus isu-isu seperti itu.

And by the way, one of the things that I did at that stage

Selain itu, salah satu hal yang saya lakukan pada tahap itu

was, I had just arrived at the U.N.,

adalah, saya baru saja tiba di PBB,

and when I was there, there were 183 countries in the U.N.

dan ketika saya berada di sana, ada 183 negara di PBB

Now there are 192.

Sekarang ada 192.

But it was one of the first times that I didn't have to cook lunch myself.

Tapi itu salah satu saat pertama yang saya tidak harus memasak makan siang sendiri.

So I said to my assistant,

Jadi saya berkata kepada asisten saya,

"Invite the other women permanent representatives."

"Undang perwakilan tetap perempuan yang lain."

And I thought when I'd get to my apartment

Dan saya pikir ketika saya sampai ke apartemen saya

that there'd be a lot of women there.

akan ada banyak perempuan di sana.

I get there, and there are six other women, out of 183.

Saya sampai di sana, dan ada enam perempuan lain, dari 183.

So the countries that had women representatives

Jadi negara-negara yang memiliki perwakilan perempuan

were Canada, Kazakhstan, Philippines,

adalah Kanada, Kazakhstan, Filipina,

Trinidad Tobago, Jamaica,

Trinidad Tobago, Jamaica,

Lichtenstein and me.

Lichtenstein dan saya.

So being an American, I decided to set up a caucus.

Jadi sebagai orang Amerika, saya memutuskan untuk mendirikan sebuah kaukus.

(Laughter)

(Tertawa)

And so we set it up,

Dan jadi kita mengaturnya,

and we called ourselves the G7.

dan kami menyebut diri kami G7.

(Laughter)

(Tertawa)

PM: Is that "Girl 7?" MA: Girl 7.

PM: Apakah itu tujuh gadis? (MA: Tujuh gadis.)

And we lobbied

MA: Dan kami melobi

on behalf of women's issues.

atas nama isu-isu perempuan.

So we managed to get two women judges

Jadi kita berhasil mendapatkan dua hakim perempuan

on this war crimes tribunal.

pada pengadilan kejahatan perang.

And then what happened

Dan kemudian apa yang terjadi

was that they were able to declare that rape was a weapon of war,

adalah bahwa mereka mampu menyatakan bahwa perkosaan merupakan senjata perang,

that it was against humanity.

bahwa itu bertentangan dengan kemanusiaan.

(Applause)

(Tepuk tangan)

PM: So when you look around the world

PM: Jadi, ketika Anda melihat di seluruh dunia

and you see that, in many cases --

dan Anda melihat bahwa, dalam banyak kasus -

certainly in the Western world --

tentu di dunia Barat -

women are evolving into more leadership positions,

perempuan berkembang ke dalam posisi kepemimpinan yang lebih,

and even other places

dan bahkan tempat lain

some barriers are being brought down,

beberapa hambatan diturunkan,

but there's still so much violence,

tetapi masih ada kekerasan yang begitu banyak,

still so many problems,

masih begitu banyak masalah,

and yet we hear there are more women

tapi kita dengar ada lebih banyak perempuan

at the negotiating tables.

di meja negosiasi.

Now you were at those negotiating tables

Dulu Anda berada di meja-meja negosiasi

when they weren't, when there was maybe you --

ketika tidak ada, ketika mungkin hanya ada Anda -

one voice, maybe one or two others.

satu suara, mungkin satu atau dua orang lain.

Do you believe, and can you tell us why,

Apakah Anda percaya, dan dapatkah Anda ceritakan mengapa,

there is going to be a significant shift

akan ada perubahan yang signifikan

in things like violence

dalam hal-hal seperti kekerasan

and peace and conflict and resolution

dan perdamaian dan konflik dan resolusi

on a sustainable basis?

secara berkelanjutan?

MA: Well I do think, when there are more women,

MA: Yah saya berpikir, bila ada lebih banyak perempuan,

that the tone of the conversation changes,

nada percakapan berubah,

and also the goals of the conversation change.

dan juga tujuan dari percakapan berubah.

But it doesn't mean that the whole world

Tapi itu tidak berarti bahwa seluruh dunia

would be a lot better

akan menjadi jauh lebih baik

if it were totally run by women.

jika benar-benar dijalankan oleh perempuan.

If you think that, you've forgotten high school.

Jika Anda pikir begitu, Anda lupa SMA.

(Laughter)

(Tertawa)

But the bottom line

Tetapi yang terpenting

is that there is a way,

adalah ada jalan,

when there are more women at the table,

ketika ada lebih banyak perempuan di meja,

that there's an attempt

bahwa ada upaya

to develop some understanding.

untuk mengembangkan pemahaman.

So for instance, what I did when I went to Burundi,

Jadi misalnya, apa yang saya lakukan ketika saya pergi ke Burundi,

we'd got Tutsi and Hutu women together

kita bertemu dengan perempuan Tutsi dan Hutu untuk

to talk about some of the problems

berbicara tentang beberapa masalah

that had taken place in Rwanda.

yang terjadi di Rwanda.

And so I think the capability of women

Dan jadi saya pikir kemampuan perempuan

to put themselves --

untuk menempatkan diri -

I think we're better about putting ourselves into the other guy's shoes

Saya pikir kita lebih baik tentang menempatkan diri kita ke dalam sepatu orang lain

and having more empathy.

dan memiliki empati lebih.

I think it helps in terms of the support

Saya pikir itu membantu dalam hal mendukung

if there are other women in the room.

jika ada perempuan lain di ruangan itu.

When I was Secretary of State,

Ketika saya menjadi menteri luar negeri,

there were only 13 other women foreign ministers.

hanya ada 13 menteri luar negeri perempuan.

And so it was nice when one of them would show up.

Dan itu bagus ketika salah satu dari mereka akan muncul.

For instance, she is now the president of Finland,

Misalnya, dia sekarang presiden Finlandia,

but Tarja Halonen was the foreign minister of Finland

tapi Tarja Halonen adalah menteri luar negeri Finlandia

and, at a certain stage, head of the European Union.

dan, pada tahap tertentu, kepala Uni Eropa.

And it was really terrific.

Dan itu benar-benar hebat.

Because one of the things I think you'll understand.

Karena salah satu hal yang saya pikir Anda akan mengerti.

We went to a meeting,

Kami pergi ke pertemuan,

and the men in my delegation,

dan laki-laki dalam delegasi saya,

when I would say, "Well I feel we should do something about this,"

ketika saya akan mengatakan, "Yah aku merasa kita harus melakukan sesuatu tentang hal ini,"

and they'd say, "What do you mean, you feel?"

dan mereka akan berkata, "Apa maksud Anda, Anda merasa?"

And so then Tarja was sitting across the table from me.

Dan demikian maka Tarja duduk di seberang meja dari saya.

And all of a sudden we were talking about arms control,

Dan tiba-tiba kita berbicara tentang pengawasan senjata,

and she said, "Well I feel we should do this."

dan dia bilang, "Yah aku merasa kita harus melakukan ini."

And my male colleagues kind of got it all of a sudden.

Dan rekan laki-laki saya tiba-tiba mengerti.

But I think it really does help

Tapi saya rasa itu benar-benar membantu

to have a critical mass of women

memiliki massa perempuan kritis

in a series of foreign policy positions.

dalam serangkaian posisi kebijakan luar negeri.

The other thing that I think is really important:

Hal lain yang saya pikir benar-benar penting:

A lot of national security policy

Banyak kebijakan keamanan nasional

isn't just about foreign policy,

bukan hanya tentang kebijakan luar negeri,

but it's about budgets, military budgets,

tapi tentang anggaran, anggaran militer,

and how the debts of countries work out.

dan bagaimana utang negara digunakan.

So if you have women

Jadi jika Anda memiliki wanita

in a variety of foreign policy posts,

dalam berbagai posting kebijakan luar negeri,

they can support each other

mereka bisa saling mendukung

when there are budget decisions being made in their own countries.

ketika ada anggaran keputusan yang dibuat di negara mereka sendiri.

PM: So how do we get

PM: Jadi bagaimana kita bisa

this balance we're looking for, then, in the world?

mendapatkan keseimbangan ini di dunia?

More women's voices at the table?

Lebih banyak suara perempuan di meja?

More men who believe

Lebih banyak orang yang percaya

that the balance is best?

bahwa keseimbangan yang terbaik?

MA: Well I think one of the things --

MA: Yah saya pikir salah satu hal:

I'm chairman of the board of an organization

Saya ketua dewan organisasi yang

called the National Democratic Institute

disebut National Democratic Institute

that works to support women candidates.

yang bekerja untuk mendukung kandidat perempuan.

I think that we need

Saya berpikir bahwa kita perlu

to help in other countries

untuk membantu negara-negara lain

to train women

untuk melatih perempuan

to be in political office,

berada di jabatan politik,

to figure out how they can in fact

untuk mengetahui bagaimana mereka sebenarnya bisa

develop political voices.

mengembangkan suara-suara politik.

I think we also need to be supportive

Saya pikir kita juga harus mendukung

when businesses are being created

ketika bisnis sedang dibuat

and just make sure that women help each other.

dan hanya memastikan bahwa perempuan saling membantu.

Now I have a saying

Saya mempunyai pepatah

that I feel very strongly about,

yang sangat saya sukai,

because I am of a certain age

karena saya dari usia tertentu

where, when I started in my career,

di mana, ketika saya mulai dalam karir saya,

believe it or not, there were other women who criticized me:

percaya atau tidak, ada perempuan lain yang mengkritik saya:

"Why aren't you in the carpool line?"

"Mengapa Anda tidak di rumah?"

or "Aren't your children suffering

atau "Bukankah anak-anak Anda menderita

because you're not there all the time?"

karena Anda tidak ada di sana sepanjang waktu? "

And I think we have a tendency to make each other feel guilty.

Dan saya pikir kita memiliki kecenderungan untuk membuat satu sama lain merasa bersalah.

In fact, I think "guilt" is every woman's middle name.

Bahkan, saya berpikir "bersalah" adalah nama tengah setiap wanita.

And so I think what needs to happen

Dan jadi saya pikir apa yang harus terjadi

is we need to help each other.

adalah kita harus saling membantu.

And my motto is that there's a special place in hell

Dan moto saya adalah bahwa ada tempat khusus di neraka

for women who don't help each other.

untuk wanita yang tidak saling membantu.

(Applause)

(Tepuk tangan)

PM: Well Secretary Albright, I guess you'll be going to heaven.

PM: Nah Menteri Albright, kurasa Anda akan pergi ke surga.

Thank you for joining us today.

Terima kasih telah bergabung dengan kami hari ini.

MA: Thank you all. Thanks Pat.

MA: Terima kasih semua. Terima kasih Pat.

(Applause)

(Tepuk tangan)