Tan Le: My immigration story

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Gabriela Gondokusumo

How can I speak in 10 minutes

Bagaimana saya bisa berbicara tentang

about the bonds of women over three generations,

ikatan dari wanita 3 generasi dalam 10 menit,

about how the astonishing strength of those bonds

tentang kekuatan luar biasa dari ikatan ini,

took hold in the life of a four-year-old girl

yang telah menggenggam kehidupan

dari gadis berusia empat tahun,

huddled with her young sister, her mother and her grandmother

yang dikelilingi oleh adik perempuan,

ibu, dan neneknya

selama lima hari lima malam

for five days and nights in a small boat in the China Sea

dalam sebuah perahu kecil di Laut Cina

lebih dari 30 tahun yang lalu,

more than 30 years ago.

Bonds that took hold in the life of that small girl

ikatan yang menggenggam kehidupan gadis kecil itu

yang tidak pernah lepas --

and never let go --

that small girl now living in San Francisco

gadis kecil yang kini tinggal di San Francisco

dan sedang berbicara dengan Anda hari ini?

and speaking to you today.

Kisah ini belum berakhir.

This is not a finished story.

It is a jigsaw puzzle still being put together.

Potongan-potongan puzzle ini masih sedang dirangkai.

Saya akan mengisahkan beberapa potongan ini.

Let me tell you about some of the pieces.

Bayangkanlah dalam potongan pertama,

Imagine the first piece: a man burning his life's work.

seorang pria membakar karya seumur hidupnya.

He is a poet, a playwright,

Dia adalah seorang pujangga, penulis naskah,

yang hidupnya

a man whose whole life

had been balanced on the single hope of his country's unity and freedom.

telah diseimbangkan oleh satu harapan

akan persatuan dan kemerdekaan negaranya.

Imagine him as the communists enter Saigon --

Bayangkan dirinya saat komunis memasuki Saigon,

confronting the fact that his life had been a complete waste.

saat menghadapi fakta

bahwa seluruh hidupnya telah sia-sia.

Words, for so long his friends, now mocked him.

Kata-kata, yang selama ini menjadi sahabatnya, kini mengoloknya.

Dia mundur ke dalam keheningan.

He retreated into silence.

He died broken by history.

Meninggal akibat dirusak oleh sejarah.

He is my grandfather.

Dia adalah kakek saya.

Saya tidak pernah mengenalnya selama saya hidup.

I never knew him in real life.

Namun hidup kami jauh lebih berarti dari sekedar kenangan kami.

But our lives are much more than our memories.

My grandmother never let me forget his life.

Nenek saya tidak pernah membiarkan saya melupakannya.

My duty was not to allow it to have been in vain,

Tugas saya adalah tidak untuk membuat hal itu menjadi sia-sia

dan saya diajari

and my lesson was to learn that, yes, history tried to crush us,

bahwa sejarah memang mencoba menghancurkan kami,

but we endured.

namun kami tetap bertahan.

Potongan berikutnya

The next piece of the jigsaw is of a boat in the early dawn

adalah sebuah perahu di pagi buta

slipping silently out to sea.

melayar diam-diam ke laut.

Ibu saya, Mai, baru berusia 18 tahun

My mother, Mai, was 18 when her father died --

saat ayahnya meninggal --

already in an arranged marriage,

Ia sudah dinikahkan,

already with two small girls.

dan sudah memiliki dua anak gadis.

For her, life had distilled itself into one task:

Baginya, kehidupan telah tersuling menjadi satu tugas:

pelarian bersama keluarganya

the escape of her family and a new life in Australia.

dan hidup baru di Australia.

It was inconceivable to her that she would not succeed.

Ibu tidak pernah membayangkan

bahwa dia tidak akan berhasil.

So after a four-year saga that defies fiction,

Setelah perjuangan 4 tahun yang kisahnya melawan fiksi,

a boat slipped out to sea disguised as a fishing vessel.

perahu itu meluncur ke laut,

menyamar sebagai perahu nelayan.

All the adults knew the risks.

Semua orang dewasa tahu akan resikonya.

The greatest fear was of pirates, rape and death.

Ketakutan terbesar adalah bajak laut,

pemerkosaan, dan kematian.

Sama seperti kebanyakan orang dewasa di kapal itu,

Like most adults on the boat,

ibu membawa botol kecil berisi racun.

my mother carried a small bottle of poison.

If we were captured, first my sister and I,

Jika kami tertangkap, adik saya, saya,

ibu, lalu nenek saya akan meminum racun itu.

then she and my grandmother would drink.

My first memories are from the boat --

Kenangan pertama saya dari kapal itu --

adalah suara mesin kapal

the steady beat of the engine,

haluan kapal yang menghantam setiap ombak,

the bow dipping into each wave,

cakrawala yang luas dan kosong.

the vast and empty horizon.

Saya tidak ingat akan bajak laut yang datang berkali-kali,

I don't remember the pirates who came many times,

but were bluffed by the bravado of the men on our boat,

namun tertipu oleh keberanian

orang-orang di atas perahu,

or the engine dying and failing to start for six hours.

atau tentang mesin yang mati

dan tidak dapat menyala selama 6 jam.

But I do remember the lights on the oil rig off the Malaysian coast

Namun saya ingat cahaya dari pengeboran minyak

di pantai Malaysia

dan pria muda yang pingsan dan tewas,

and the young man who collapsed and died,

the journey's end too much for him,

perjalanan itu terlalu berat baginya,

dan apel pertama yang saya makan,

and the first apple I tasted, given to me by the men on the rig.

yang diberikan oleh pria dari pengeboran minyak itu.

No apple has ever tasted the same.

Tidak pernah ada apel yang rasanya sama seperti itu.

Setelah tiga bulan dalam barak pengungsi,

After three months in a refugee camp, we landed in Melbourne.

kami tiba di Melbourne.

Dan potongan puzzle berikutnya

And the next piece of the jigsaw is about four women

adalah tentang empat wanita dari 3 generasi

across three generations shaping a new life together.

membentuk kehidupan baru bersama.

Kami tinggal di Footscray,

We settled in Footscray,

pemukiman pinggiran bagi para pekerja

a working-class suburb whose demographic is layers of immigrants.

yang penduduknya terdiri dari berbagai lapisan imigran.

Unlike the settled middle-class suburbs, whose existence I was oblivious of,

Tidak seperti pemukiman kelas menengah

yang keberadaannya sudah saya lupakan,

tidak ada rasa kepemilikan di Footscray.

there was no sense of entitlement in Footscray.

Aroma dari pintu-pintu toko berasal dari belahan dunia lainnya.

The smells from shop doors were from the rest of the world.

Dan orang-orang yang saling berbicara

And the snippets of halting English

dengan Bahasa Inggris yang terputus-putus

were exchanged between people who had one thing in common:

memiliki satu kesamaan,

They were starting again.

mereka memulai kembali.

My mother worked on farms,

Ibu saya bekerja di lahan pertanian

then on a car assembly line,

lalu di tempat perakitan mobil,

working six days, double shifts.

bekerja 6 hari, jam kerja ganda.

Entah bagaimana ibu sempat belajar Bahasa Inggris

Somehow, she found time to study English

and gain IT qualifications.

dan mendapat kualifikasi TI.

Kami hidup miskin.

We were poor.

Semua uang kami telah dialokasikan

All the dollars were allocated

dan pelajaran tambahan di bidang Bahasa Inggris dan Matematika

and extra tuition in English and mathematics was budgeted for

telah diperhitungkan

regardless of what missed out,

tidak peduli apa yang dikorbankan,

which was usually new clothes;

yang biasanya adalah pakaian baru;

kami selalu membeli pakaian bekas.

they were always secondhand.

Dua pasang stoking untuk pergi ke sekolah

Two pairs of stockings for school,

each to hide the holes in the other.

untuk menyembunyikan lubang pada setiap stoking.

Seragam sekolah yang panjangnya sampai ke mata kaki

A school uniform down to the ankles, because it had to last for six years.

karena harus bisa dipakai sampai 6 tahun.

Dan meskipun jarang, ada seruan yang menyambar

And there were rare but searing chants of "slit-eye"

"mata sipit"

dan terkadang ada coretan:

and the occasional graffiti:

"Asian, go home."

"Orang Asia, pulang!"

Go home to where?

Pulang ke mana?

Saya merasa kaku di dalam.

Something stiffened inside me.

There was a gathering of resolve and a quiet voice saying,

Ada ketetapan hati

dan suara yang tenang berkata, "Aku akan melangkahimu."

"I will bypass you."

Saya, ibu, dan adik perempuan saya

My mother, my sister and I slept in the same bed.

tidur di ranjang yang sama.

My mother was exhausted each night,

Ibu saya selalu kelelahan setiap malam,

namun kami saling bercerita tentang hari-hari kami

but we told one another about our day

dan mendengarkan nenek saya

and listened to the movements of my grandmother around the house.

berjalan di sekeliling rumah.

Ibu saya menderita karena mimpi buruk

My mother suffered from nightmares, all about the boat.

akan kejadian di perahu itu.

And my job was to stay awake until her nightmares came

Dan tugas saya adalah tetap terjaga hingga mimpi buruk itu tiba

so I could wake her.

agar saya bisa membangunkannya.

Ibu membuka toko komputer

She opened a computer store,

lalu belajar menjadi ahli kecantikan

then studied to be a beautician and opened another business.

dan membuka toko yang lainnya.

And the women came with their stories

Para wanita datang ke toko itu dengan kisah-kisah

about men who could not make the transition,

tentang pria-pria yang tidak bisa beralih,

selalu marah dan kaku,

angry and inflexible,

and troubled children caught between two worlds.

dan anak-anak bermasalah yang terperangkap antara dua dunia.

Dana hibah dan sponsor telah dicari.

Grants and sponsors were sought.

Centers were established.

Pusat-pusat pelayanan telah didirikan.

Saya hidup dalam dunia paralel.

I lived in parallel worlds.

Di satu sisi, saya adalah murid Asia klasik

In one, I was the classic Asian student,

relentless in the demands that I made on myself.

yang keras dalam tuntutan yang saya buat untuk diri sendiri.

In the other, I was enmeshed in lives that were precarious,

Di sisi lain, saya terjerat dalam kehidupan yang sulit,

tragically scarred by violence, drug abuse and isolation.

tergores kekerasan, penyalahgunaan obat,

dan pengucilan.

But so many over the years were helped.

Namun saya membantu banyak orang saat itu.

Dan karena tindakan saya, saat saya menjadi mahasiswa hukum tingkat akhir,

And for that work, when I was a final-year law student,

I was chosen as the Young Australian of the Year.

saya terpilih menjadi pemudi Australia tahun itu.

And I was catapulted from one piece of the jigsaw to another,

Dan saya terlontar

dari suatu potongan puzzle ke yang lain

and their edges didn't fit.

yang sisinya tidak cocok.

Tan Le, penduduk Footscray yang tidak dikenal

Tan Le, anonymous Footscray resident,

kini dikenal sebagai Tan Le, si pengungsi dan aktivis sosial,

was now Tan Le, refugee and social activist,

invited to speak in venues she had never heard of

yang diundang untuk berbicara di tempat yang asing baginya

dan ke tempat-tempat yang keberadaannya

and into homes whose existence she could never have imagined.

tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Saya tidak tahu tata caranya.

I didn't know the protocols.

Saya tidak tahu etika di meja makan.

I didn't know how to use the cutlery.

Saya tidak tahu bagaimana membahas tentang anggur.

I didn't know how to talk about wine.

I didn't know how to talk about anything.

Saya tidak tahu cara membahas apapun.

I wanted to retreat to the routines and comfort

Saya ingin mundur ke kebiasaan lama dan ketenangan

of life in an unsung suburb --

di kehidupan pinggiran yang tidak terdengar --

a grandmother, a mother and two daughters

seorang nenek, ibu, dan kedua putrinya

ending each day as they had for almost 20 years,

mengakhiri setiap hari seperti selama 20 tahun ini,

saling bercerita tentang hari mereka

telling one another the story of their day

dan tertidur,

and falling asleep, the three of us still in the same bed.

di ranjang yang sama.

Saya berkata pada Ibu bahwa saya tidak bisa melakukannya.

I told my mother I couldn't do it.

She reminded me that I was now the same age she had been

Dia mengingatkan bahwa kini saya sudah seusia dengannya

pada saat kami menaiki perahu itu.

when we boarded the boat.

"No" had never been an option.

Tidak pernah ada pilihan lain.

"Lakukan saja," katanya

"Just do it," she said,

"and don't be what you're not."

"dan jangan menjadi yang bukan dirimu."

So I spoke out on youth unemployment and education

Jadi saya berbicara tentang pemuda pengangguran dan pendidikan

and the neglect of the marginalized and disenfranchised.

dan mereka yang terpinggirkan dan kehilangan haknya.

Dan semakin saya berbicara terus terang,

And the more candidly I spoke, the more I was asked to speak.

semakin sering saya diminta untuk berbicara.

Saya bertemu berbagai orang, berbagai jalan hidup

I met people from all walks of life,

so many of them doing the thing they loved,

begitu banyak dari mereka mengerjakan hal yang mereka sukai,

hidup di garis depan dari segala kemungkinan.

living on the frontiers of possibility.

And even though I finished my degree,

Dan walaupun saya mendapat gelar,

I realized I could not settle into a career in law.

saya sadar saya tidak dapat meniti karir dalam bidang hukum.

There had to be another piece of the jigsaw.

Harus ada potongan puzzle lainnya.

Dan pada saat yang sama saya menyadari

And I realized, at the same time,

that it is OK to be an outsider,

bahwa menjadi orang luar itu tidak apa.

si pendatang baru,

a recent arrival,

new on the scene --

orang baru di tempat itu --

and not just OK,

bukan hanya tidak apa-apa.

but something to be thankful for,

namun yang harus disyukuri,

perhaps a gift from the boat.

mungkin adalah hadiah dari perahu itu.

Because being an insider can so easily mean collapsing the horizons,

Karena menjadi orang dalam

bisa berarti meruntuhkan cakrawala,

bisa juga berarti

can so easily mean accepting the presumptions of your province.

menerima anggapan dari daerah Anda.

Saya sudah cukup keluar dari zona kenyamanan saya

I have stepped outside my comfort zone enough now

to know that, yes, the world does fall apart,

untuk mengetahui bahwa dunia memang runtuh,

namun tidak lewat jalan yang Anda takutkan.

but not in the way that you fear.

Possibilities that would not have been allowed

Kemungkinan yang tidak pernah mungkin diizinkan

benar-benar didukung.

were outrageously encouraged.

Ada semacam energi di sana,

There was an energy there,

an implacable optimism,

optimisme yang teguh

a strange mixture of humility and daring.

campuran dari kerendahan hati dan keberanian.

Jadi saya mengikuti firasat saya,

So I followed my hunches.

saya mengumpulkan sekelompok orang

I gathered around me a small team of people

for whom the label "It can't be done" was an irresistible challenge.

di mana label "tidak mungkin" itu

benar-benar ditantang.

For a year, we were penniless.

Kami tidak memiliki uang selama setahun.

At the end of each day, I made a huge pot of soup

Setiap harinya, saya memasak sepanci besar sup,

yang kami bagi bersama.

which we all shared.

Kami bekerja giat setiap malam.

We worked well into each night.

Most of our ideas were crazy,

Kebanyakan gagasan kami gila,

but a few were brilliant,

namun ada beberapa yang brilian

and we broke through.

dan kami mendobrak itu semua.

I made the decision to move to the US after only one trip.

Saya memutuskan untuk pindah ke Amerika Serikat

hanya setelah sekali berkunjung.

My hunches again.

Kembali mengikuti firasat.

Three months later, I had relocated, and the adventure has continued.

Tiga bulan kemudian saya telah pindah

dan petualangan itu terus berlanjut.

Sebelum saya akhiri,

Before I close, though, let me tell you about my grandmother.

saya ingin berkisah tentang nenek saya.

Ia tumbuh pada saat

She grew up at a time when Confucianism was the social norm

ajaran Konghucu menjadi norma sosial

and the local mandarin was the person who mattered.

dan orang Mandarin lokal adalah orang terpandang.

Hidup tidak berubah selama berabad-abad.

Life hadn't changed for centuries.

Ayahnya meninggal segera setelah ia lahir.

Her father died soon after she was born.

Her mother raised her alone.

Ibunya membesarkannya sendirian.

At 17, she became the second wife of a mandarin whose mother beat her.

Pada usia 17 tahun Ia menjadi istri kedua

dari seorang Mandarin, dan sering dipukul oleh mertuanya.

With no support from her husband,

Tanpa dukungan dari suaminya

Ia membuat sensasi dengan menyeretnya ke pengadilan

she caused a sensation by taking him to court

and prosecuting her own case,

dan menuntut kasusnya sendiri,

and a far greater sensation when she won.

dan menjadi sensasi yang lebih besar lagi saat Ia menang.

(Laughter)

(Tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

"Hal itu tidak mungkin" terbukti salah.

"It can't be done" was shown to be wrong.

I was taking a shower in a hotel room in Sydney

Saya sedang mandi di sebuah kamar hotel di Sydney

the moment she died,

saat nenek meninggal

600 miles away, in Melbourne.

di Melbourne yang jaraknya 600 mil.

Saya melihat keluar sekat kamar mandi

I looked through the shower screen and saw her standing on the other side.

dan melihatnya berdiri di sisi lain.

I knew she had come to say goodbye.

Saya tahu nenek datang untuk pamit.

Beberapa menit kemudian ibu saya menelepon.

My mother phoned minutes later.

Beberapa hari kemudian,

A few days later,

we went to a Buddhist temple in Footscray and sat around her casket.

kami pergi ke sebuah kuil Budha di Footscray

dan duduk di sekitar peti matinya.

Kami mengisahkan cerita padanya.

We told her stories and assured her that we were still with her.

dan meyakinkannya bahwa kami masih bersamanya.

At midnight, the monk came and told us he had to close the casket.

Saat tengah malam seorang biksu datang

dan mengatakan dia harus menutup peti itu.

My mother asked us to feel her hand.

Ibu saya meminta kami merasakan tangan nenek.

She asked the monk,

Dia bertanya kepada biksu itu,

"Why is it that her hand is so warm and the rest of her is so cold?"

"Mengapa tangannya begitu hangat

dan bagian tubuh lainnya dingin?"

"Because you have been holding it since this morning," he said.

"Karena kau telah memeganginya sejak pagi ini," katanya.

"You have not let it go."

"Kau tidak pernah melepaskannya."

If there is a sinew in our family, it runs through the women.

Jika ada kekuatan dalam keluarga kami,

kekuatan ini mengalir melalui para wanita.

Mengingat siapa kami dan bagaimana kami dibentuk oleh kehidupan,

Given who we were and how life had shaped us,

kini kami dapat melihat

we can now see that the men that might have come into our lives

bahwa para pria yang bisa saja datang ke dalam hidup kami

would have thwarted us.

akan menggagalkan kami.

Defeat would have come too easily.

Kekalahan akan datang dengan mudah.

Now I would like to have my own children, and I wonder about the boat.

Kini saya ingin memiliki anak sendiri

dan saya penasaran akan perahu itu.

Siapa yang akan mengharapkan hal itu?

Who could ever wish it on their own?

Namun saya takut akan keistimewaan,

Yet I am afraid of privilege,

kemudahan,

of ease,

of entitlement.

akan hak.

Can I give them a bow in their lives, dipping bravely into each wave,

Dapatkah saya memberi mereka haluan bagi hidup

yang melewati setiap ombak dengan berani,

the unperturbed and steady beat of the engine,

dengan suara mesin yang stabil tanpa terganggu apapun,

cakrawala yang luas

the vast horizon that guarantees nothing?

yang tidak menjamin apapun?

Saya tidak tahu.

I don't know.

Namun jika saya mampu

But if I could give it

and still see them safely through,

dan masih dapat melihat mereka selamat,

Saya akan melakukannya.

I would.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Trevor Neilson: Dan juga, ibunda dari Tan ada di sini sekarang

Trevor Neilson: And also, Tan's mother is here today,

di baris keempat atau kelima.

in the fourth or fifth row.

(Applause)

(Tepuk tangan)