How New Technology Helps Blind People Explore the World | Chieko Asakawa | TED Talks

Translator: Sahi Rahman

Mungkin Anda pikir ada banyak hal yang tak dapat saya lakukan

You might think there are many things that I can't do

because I cannot see.

karena saya tak bisa melihat.

That's largely true.

Sebagian besar itu benar.

Actually, I just needed to have a bit of help

Sebenarnya, saya hanya butuh sedikit bantuan

to come up to the stage.

untuk naik ke atas panggung.

But there is also a lot that I can do.

Namun ada banyak hal yang bisa saya lakukan.

This is me rock climbing for the first time.

Ini saya sedang memanjat dinding untuk pertama kali.

Sebenarnya, saya senang olahraga dan bisa melakukan beragam olahraga,

Actually, I love sports and I can play many sports,

like swimming, skiing, skating, scuba diving, running and so on.

seperti berenang, ski, skating, scuba diving, lari, dan lainnya.

But there is one limitation:

Tapi ada satu batasan:

saya membutuhkan bantuan orang lain.

somebody needs to help me.

I want to be independent.

Saya ingin mandiri.

I lost my sight at the age of 14 in a swimming pool accident.

Saya kehilangan penglihatan di usia 14 tahun karena kecelakaan di kolam renang.

I was an active, independent teenager,

Saya adalah remaja yang aktif dan mandiri,

and suddenly I became blind.

dan tiba-tiba saja saya menjadi buta.

The hardest thing for me was losing my independence.

Hal tersulit bagi saya adalah kehilangan kemandirian saya.

Things that until then seemed simple became almost impossible to do alone.

Kegiatan yang dulunya tampak mudah

kini menjadi hampir mustahil untuk dilakukan sendirian.

For example, one of my challenges was textbooks.

Contohnya, salah satu kesulitan saya adalah membaca buku teks.

Waktu itu, tidak ada komputer pribadi,

Back then, there were no personal computers,

no Internet, no smartphones.

tak ada Internet, tak ada ponsel-pintar.

So I had to ask one of my two brothers to read me textbooks,

Jadi saya harus meminta bantuan kakak saya untuk membacakan buku teks,

and I had to create my own books in Braille.

dan saya harus membuat sendiri versi Braille dari buku-buku saya.

Can you imagine?

Bisakah Anda bayangkan?

Of course, my brothers were not happy about it,

Tentu saja, kakak saya tak senang melakukannya,

and later, I noticed they were not there whenever I needed them.

dan saya pun akhirnya menyadari bahwa mereka tidak selalu ada ketika saya butuh.

(Laughter)

I think they tried to stay away from me.

(Tawa)

Saya pikir mereka berusaha menghindari saya.

I don't blame them.

Saya tidak menyalahkan mereka.

I really wanted to be freed from relying on someone.

Saya sungguh ingin terbebas dari ketergantungan akan orang lain.

Itulah yang menjadi dorongan kuat bagi saya untuk berinovasi.

That became my strong desire to ignite innovation.

Maju ke pertengahan 1980-an

Jump ahead to the mid-1980s.

I got to know cutting-edge technologies

Saya berkenalan dengan teknologi termutakhir di masa itu

and I thought to myself,

dan saya terpikir,

how come there is no computer technology

kenapa tidak ada teknologi komputer

untuk membuat buku menjadi versi Braille?

to create books in Braille?

Teknologi hebat ini akan bisa membantu orang-orang

These amazing technologies must be able to also help people

with limitations like myself.

dengan keterbatasan seperti saya.

That's the moment my innovation journey began.

Itulah awal dari perjalanan inovasi saya.

I started developing digital book technologies,

Saya mulai mengembangkan teknologi buku digital,

such as a digital Braille editor, digital Braille dictionary

seperti editor digital Braille, kamus digital Braille

and a digital Braille library network.

dan jaringan perpustakaan digital Braille.

Sekarang, setiap pelajar tuna netra dapat membaca buku teks,

Today, every student who is visually impaired can read textbooks,

by using personal computers and mobile devices,

dengan menggunakan komputer pribadi dan perangkat-bergerak,

in Braille or in voice.

dalam Braille atau suara.

This may not surprise you,

Mungkin Anda tidak terkejut,

karena semua orang sekarang punya buku digital di tablet mereka di tahun 2015.

since everyone now has digital books in their tablets in 2015.

But Braille went digital many years before digital books,

Namun versi digital Braille telah ada bertahun-tahun sebelum buku digital,

sejak akhir 1980-an, hampir 30 tahun yang lalu.

already in the late 1980s, almost 30 years ago.

Strong and specific needs of the blind people

Kebutuhan mendasar dan khusus penyandang tuna netra

memungkinkan terciptanya buku digital di masa itu.

made this opportunity to create digital books way back then.

And this is actually not the first time this happened,

Dan ini bukan yang pertama kalinya,

because history shows us accessibility ignites innovation.

karena sejarah menunjukkan pada kita bagaimana akses memicu inovasi.

The telephone was invented while developing a communication tool

Telepon diciptakan ketika mengembangkan alat komunikasi

for hearing impaired people.

bagi penyandang tuna rungu.

Some keyboards were also invented to help people with disabilities.

Beberapa papan-ketik juga diciptakan untuk membantu penyandang berkebutuhan khusus.

Now I'm going to give you another example from my own life.

Sekarang saya akan menceritakan contoh lain dari kehidupan saya.

In the '90s, people around me started talking about the Internet

Di tahun 90-an, orang-orang disekitar saya mulai membicarakan Internet

and web browsing.

dan web browsing.

I remember the first time I went on the web.

Saya ingat pertama kali saya membuka internet.

Saya terkesima.

I was astonished.

I could access newspapers at any time and every day.

Saya dapat mengakses surat kabar kapanpun juga dan setiap hari.

I could even search for any information by myself.

Saya bahkan bisa mencari informasi apapun secara mandiri.

Saya sangat ingin membantu tuna netra lain untuk dapat mengakses Internet,

I desperately wanted to help the blind people have access to the Internet,

dan saya menemukan beberapa cara untuk mentransformasi website menjadi suara,

and I found ways to render the web into synthesized voice,

which dramatically simplified the user interface.

sehingga mempermudah interaksi pengguna.

This led me to develop the Home Page Reader in 1997,

Dari sini, saya membuat Home Page Reader di tahun 1997,

pada awalnya dalam Bahasa Jepang dan kemudian

first in Japanese and later, translated into 11 languages.

diterjemahkan ke dalam 11 bahasa lainnya.

When I developed the Home Page Reader,

Ketika saya mengembangkan Home Page Reader,

I got many comments from users.

saya mendapat banyak komentar dari pengguna.

One that I strongly remember said,

Satu yang paling saya ingat mengatakan,

"Bagi saya, Internet adalah jendela kecil untuk melihat dunia."

"For me, the Internet is a small window to the world."

It was a revolutionary moment for the blind.

Sebuah momen revolusi bagi kelompok tuna netra.

Dunia maya menjadi dapat diakses,

The cyber world became accessible,

and this technology that we created for the blind has many uses,

dan teknologi yang diciptakan untuk tuna netra memiliki banyak kegunaan,

lebih dari yang saya bayangkan.

way beyond what I imagined.

It can help drivers listen to their emails

Teknologi ini membantu pengemudi mendengarkan e-mail mereka,

or it can help you listen to a recipe while cooking.

atau membantu Anda mendengarkan resep selagi memasak.

Kini, saya lebih mandiri,

Today, I am more independent,

but it is still not enough.

tapi masih belum cukup.

For example, when I approached the stage just now, I needed assistance.

Contohnya, saat saya berjalan mendekati panggung, saya harus dibantu.

My goal is to come up here independently.

Impian saya adalah untuk bisa datang ke sini secara mandiri.

Dan tidak hanya ke sini.

And not just here.

My goal is to be able to travel and do things that are simple to you.

Impian saya adalah dapat berpergian dan melakukan hal-hal

yang bagi Anda mudah saja.

Baiklah, sekarang saya akan menunjukan beberapa teknologi terkini.

OK, now let me show you the latest technologies.

This is a smartphone app that we are working on.

Ini adalah aplikasi ponsel-pintar yang sedang kami kerjakan.

(Video) Electronic voice: 51 feet to the door, and keep straight.

(Video) Suara Elektronik: 15 meter sampai pintu dan terus berjalan lurus.

EV: Take the two doors to go out. The door is on your right.

(SE): Buka kedua pintu untuk keluar. Pintu berada di sebelah kanan Anda.

SE: Nick berjalan menuju Anda. Dia tampak sangat gembira.

EV: Nick is approaching. Looks so happy.

Chieko Asakawa: Hi, Nick!

Chieko Asakawa: Hai, Nick!

(Laughter)

CA: Where are you going? You look so happy.

(Tawa)

CA: Mau kemana? Kamu tampak gembira.

Nick: Oh, tulisan saya baru disetujui.

Nick: Oh -- well, my paper just got accepted.

CA: That's great! Congratulations.

CA: Kabar bagus! Selamat.

Nick: Thanks. Wait -- how'd you know it was me, and that I look happy?

Nick: Terima kasih.

Tunggu, bagaimana kamu tahu ini saya, dan saya terlihat senang?

(Chieko and Nick laugh)

(Chieko dan Nick tertawa)

Man: Hi.

Pria: Hai.

(Tawa)

(Laughter)

CA: Oh ... hi.

CA: Oh ... hai.

SE: Dia tidak bicara pada Anda, tapi ke ponselnya.

EV: He is not talking to you, but on his phone.

EV: Potato chips.

SE: Keripik Kentang.

SE: Coklat kacang almond.

EV: Dark chocolate with almonds.

SE: Berat Anda naik 2,3 kg sejak kemarin; makanlah apel alih-alih cokelat.

EV: You gained 5 pounds since yesterday; take apple instead of chocolate.

(Laughter)

(Tawa)

EV: Approaching.

SE: Mendekati.

SE: Anda telah sampai.

EV: You arrived.

CA: Now ...

CA: Sekarang...

(Applause)

(Tepuk tangan)

Terima kasih.

Thank you.

So now the app navigates me

Jadi aplikasi ini menuntun saya

by analyzing beacon signals and smartphone sensors

dengan menganalisa sinyal suara dan sensor ponsel-pintar

and permits me to move around indoor and outdoor environments

dan membantu saya bergerak di dalam dan di luar ruangan

all by myself.

secara mandiri.

Namun kami masih sedang mengerjakan komputer yang dapat menunjukkan

But the computer vision part that showed who is approaching,

in which mood -- we are still working on that part.

siapa yang sedang mendekat dan mood mereka.

And recognizing facial expressions is very important for me to be social.

Dan mengenali ekpresi wajah adalah sangat penting bagi saya untuk bersosialisasi.

So now the fusions of technologies are ready to help me

Jadi sekarang, beragam paduan teknologi telah siap membantu saya

see the real world.

melihat dunia nyata.

We call this cognitive assistance.

Kami menyebutnya bantuan kognitif.

It understands our surrounding world

Teknologi ini memahami dunia sekitar kita

dan berbisik pada saya melalui suara atau mengirimkan getaran pada jemari saya.

and whispers to me in voice or sends a vibration to my fingers.

Bantuan kognitif akan meningkatkan kemampuan yang hilang atau melemah --

Cognitive assistance will augment missing or weakened abilities --

dengan kata lain, kelima indra kita.

in other words, our five senses.

This technology is only in an early stage,

Teknologi ini baru berada di tahap awal,

but eventually, I'll be able to find a classroom on campus,

namun seiring waktu, saya akan bisa menemukan kelas di kampus,

enjoy window shopping

window shopping,

or find a nice restaurant while walking along a street.

atau menemukan restoran bagus selagi berjalan-jalan.

Akan menakjubkan bila saya dapat mengenali Anda di jalan sebelum Anda melihat saya.

It will be amazing if I can find you on the street before you notice me.

It will become my best buddy, and yours.

Teknologi ini akan menjadi teman terbaik saya, dan teman terbaik Anda.

So, this really is a great challenge.

Ini benar-benar sebuah tantangan besar.

It is a challenge that needs collaboration,

Teknologi ini adalah tantangan yang membutuhkan kolaborasi,

which is why we are creating an open community

dan itulah mengapa kami membuat sebuah komunitas terbuka

to accelerate research activities.

untuk mempercepat aktivitas penelitian.

Just this morning, we announced the open-source fundamental technologies

Baru pagi ini, kami menyediakan teknologi mendasar yang Anda lihat di video

secara open source,

you just saw in the video.

The frontier is the real world.

Tujuan akhirnya adalah dunia nyata.

The blind community is exploring this technical frontier

Komunitas tuna netra sedang mengeksplorasi teknologi perintis dan terdepan ini.

and the pathfinder.

I hope to work with you to explore the new era,

Saya berharap dapat bekerja sama dengan Anda untuk menjelajahi era baru,

and the next time that I'm on this stage,

dan kali berikutnya saya ada di panggung ini lagi,

through technology and innovation,

dengan menggunakan teknologi dan inovasi,

I will be able to walk up here

saya akan mampu berjalan ke sini tanpa bantuan.

all by myself.

Thank you so much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)