Eve Ensler: Suddenly, my body

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Ade Indarta

For a long time,

Sejak lama,

there was me, and my body.

ada aku dan tubuhku.

Me was composed of stories,

Aku tersusun dari kisah,

of cravings, of strivings,

dari impian, dari perjuangan,

of desires of the future.

dari harapan masa depan.

Me was trying

Aku mencoba

not to be an outcome of my violent past,

tidak menjadi aku dari masa laluku yang keras,

but the separation that had already occurred

tapi perpisahan yang sudah terjadi

between me and my body

antara aku dan tubuhku

was a pretty significant outcome.

adalah hasil yang cukup jelas.

Me was always trying to become something, somebody.

Aku selalu mencoba menjadi sesuatu, seseorang.

Me only existed in the trying.

Aku hanya berada dalam usaha.

My body was often in the way.

Tubuhku sering menjadi penghalang.

Me was a floating head.

Aku adalah kepala yang mengambang.

For years, I actually only wore hats.

Bertahun-tahun, aku hanya memakai topi.

It was a way of keeping my head attached.

Itu cara untuk menjaga kepalaku agar tetap menempel.

It was a way of locating myself.

Itu cara untuk menemukan diriku,

I worried that [if] I took my hat off

Aku takut jika aku melepas topiku

I wouldn't be here anymore.

aku tidak akan berada di sini lagi.

I actually had a therapist who once said to me,

Sebenarnya ada terapis yang pernah berkata kepadaku,

"Eve, you've been coming here for two years,

"Eve, kamu sudah datang kemari selama dua tahun,

and, to be honest, it never occurred to me that you had a body."

dan sejujurnya, aku tidak pernah sadar kalau kamu punya tubuh."

All this time I lived in the city

Selama ini aku tinggal di kota,

because, to be honest,

karena, sejujurnya,

I was afraid of trees.

aku takut akan pohon,

I never had babies

aku tidak pernah punya bayi

because heads cannot give birth.

karena kepala tidak dapat melahirkan.

Babies actually don't come out of your mouth.

Bayi tidak keluar dari mulut.

As I had no reference point for my body,

Karena aku tidak punya titik acuan bagi tubuhku,

I began to ask other women about their bodies --

aku mulai bertanya pada wanita lain, tentang tubuh mereka --

in particular, their vaginas,

khususnya, vagina,

because I thought vaginas were kind of important.

karena aku pikir vagina memang agak penting.

This led to me writing "The Vagina Monologues,"

Ini membawaku menulis "Monolog Vagina"

which led to me obsessively and incessantly

yang membuatku berbicara mengenai vagina

talking about vaginas everywhere I could.

dengan obsesif di manapun tanpa bisa berhenti.

I did this in front of many strangers.

Aku melakukannya di depan orang asing.

One night on stage,

Suatu hari di atas panggung,

I actually entered my vagina.

aku benar-benar masuk ke dalam vaginaku,

It was an ecstatic experience.

Itu adalah pengalaman yang menyenangkan.

It scared me, it energized me,

Membuatku takut dan bersemangat,

and then I became a driven person,

kemudian aku menjadi bercita-cita,

a driven vagina.

vagina yang bercita-cita.

I began to see my body like a thing,

Aku mulai melihat tubuhku sebagai benda,

a thing that could move fast,

benda yang dapat bergerak cepat,

like a thing that could accomplish other things,

seperti benda yang dapat mengerjakan hal-hal lain,

many things, all at once.

banyak hal, sekaligus.

I began to see my body like an iPad or a car.

Aku mulai melihat tubuhku seperti iPad atau mobil.

I would drive it and demand things from it.

Aku mengendarainya, meminta sesuatu darinya.

It had no limits. It was invincible.

Tanpa batas. Tak terkalahkan.

It was to be conquered and mastered like the Earth herself.

Tubuhku harus dikuasai dan tunduk seperti Bumi.

I didn't heed it;

Aku tidak menghiraukannya,

no, I organized it and I directed it.

tidak, aku mengatur dan mengarahkannya.

I didn't have patience for my body;

Tidak ada kesabaran bagi tubuhku,

I snapped it into shape.

aku menyentaknya.

I was greedy.

Aku serakah.

I took more than my body had to offer.

Aku mengambil lebih dari apa yang dapat diberikan tubuhku,

If I was tired, I drank more espressos.

Jika aku lelah, aku minum espresso.

If I was afraid, I went to more dangerous places.

Jika aku takut, aku pergi ke tempat yang lebih berbahaya.

Oh sure, sure, I had moments of appreciation of my body,

Oh tentu, tentu ada saat-saat di mana aku menghargai tubuhku,

the way an abusive parent

seperti orang tua yang kejam

can sometimes have a moment of kindness.

terkadang bisa juga menjadi baik.

My father was really kind to me

Ayahku benar-benar baik padaku

on my 16th birthday, for example.

contohnya di ulang tahunku ke 16,

I heard people murmur from time to time

aku mendengar orang berbisik

that I should love my body,

bahwa aku harus mencintai tubuhku,

so I learned how to do this.

jadi aku belajar untuk melakukannya.

I was a vegetarian, I was sober, I didn't smoke.

Aku menjadi vegetarian, tidak mabuk, tidak merokok.

But all that was just a more sophisticated way

Namun semua itu hanyalah cara yang lebih cerdas

to manipulate my body --

untuk memanipulasi tubuhku --

a further disassociation,

memisahkannya lebih jauh lagi,

like planting a vegetable field on a freeway.

seperti menanam sayur di jalan tol.

As a result of me talking so much about my vagina,

Sebagai hasil dari seringnya aku membicarakan vagina,

many women started to tell me about theirs --

banyak wanita mulai menceritakan tentang milik mereka --

their stories about their bodies.

kisah mereka tentang tubuh mereka.

Actually, these stories compelled me around the world,

Sebenarnya, kisah-kisah ini membawaku berkeliling dunia,

and I've been to over 60 countries.

aku telah pergi ke lebih dari 60 negara.

I heard thousands of stories,

Aku mendengar ribuan kisah.

and I have to tell you, there was always this moment

Dan harus kukatakan, selalu ada saat-saat

where the women shared with me

saat wanita itu bercerita

that particular moment when she separated from her body --

saat tertentu di mana dia terpisah dari tubuhnya --

when she left home.

saat dia pergi dari rumah.

I heard about women being molested in their beds,

Aku mendengar wanita yang dilecehkan di atas ranjang mereka,

flogged in their burqas,

dicambuk dalam burqa mereka,

left for dead in parking lots,

dibiarkan sampai mati di tempat parkir,

acid burned in their kitchens.

disiram asam di dapur mereka.

Some women became quiet and disappeared.

Beberapa wanita diam dan menghilang.

Other women became mad, driven machines like me.

Wanita lainnya menjadi mesin penggerak gila seperti diriku.

In the middle of my traveling,

Di tengah perjalananku,

I turned 40 and I began to hate my body,

aku menginjak usia 40 dan mulai membenci tubuhku,

which was actually progress,

yang sebenarnya kemajuan,

because at least my body existed enough to hate it.

karena setidaknya tubuhku ada di sana untuk kubenci.

Well my stomach -- it was my stomach I hated.

Perutku -- perutkulah yang aku benci.

It was proof that I had not measured up,

Itu adalah bukti aku tidak mengukur diri

that I was old and not fabulous and not perfect

bahwa aku ini tua, tidak hebat, dan tidak sempurna

or able to fit into the predetermined corporate image in shape.

atau dapat cocok pada gambaran yang kutentukan sebelumnya.

My stomach was proof that I had failed,

Perutku adalah bukti kegagalanku,

that it had failed me, that it was broken.

perutku menyebabkan aku gagal, perutku sakit.

My life became about getting rid of it and obsessing about getting rid of it.

Hidup dan obsesiku menjadi untuk mengenyahkannya.

In fact, it became so extreme

Sebenarnya, aku menjadi sangat ekstrim

I wrote a play about it.

aku menulis lakon tentang itu.

But the more I talked about it,

Namun semakin banyak aku membicarakannya,

the more objectified and fragmented my body became.

semakin tubuhku menjadi objek dan terpecah belah.

It became entertainment; it became a new kind of commodity,

Tubuhku menjadi hiburan: menjadi barang dagangan baru,

something I was selling.

sesuatu yang aku jual.

Then I went somewhere else.

Lalu aku pergi ke tempat lain.

I went outside

Aku pergi keluar

what I thought I knew.

apa yang kupikir sudah kuketahui,

I went to the Democratic Republic of Congo.

aku pergi ke Republik Demokrasi Kongo.

And I heard stories

Dan aku mendengar kisah

that shattered all the other stories.

yang meremukkan kisah-kisah lainnya.

I heard stories

Aku mendengar kisah

that got inside my body.

yang merasuk ke tubuhku.

I heard about a little girl

Aku mendengar tentang seorang gadis kecil

who couldn't stop peeing on herself

yang tidak bisa berhenti buang air kecil

because so many grown soldiers

karena banyak tentara dewasa

had shoved themselves inside her.

yang memperkosanya.

I heard an 80-year-old woman

Aku mendengar seorang wanita 80 tahun

whose legs were broken and pulled out of her sockets

yang kakinya patah dan sendinya terlepas

and twisted up on her head

dan kepalanya terpelintir

as the soldiers raped her like that.

karena para tentara memperkosanya seperti itu.

There are thousands of these stories,

Ada ribuan kisah seperti ini.

and many of the women had holes in their bodies --

Dan banyak wanita ini yang memiliki lubang di dalam tubuhnya --

holes, fistula --

lubang, fistula --

that were the violation of war --

karena kekejaman perang --

holes in the fabric of their souls.

lubang pada rajutan jiwa mereka.

These stories saturated my cells and nerves,

Kisah ini menjenuhkan sel dan syarafku.

and to be honest,

Dan sejujurnya,

I stopped sleeping for three years.

aku berhenti tidur selama 3 tahun.

All the stories began to bleed together.

Kisah-kisah itu mulai mengeluarkan darah.

The raping of the Earth,

Pemerkosaan Bumi,

the pillaging of minerals,

penjarahan mineral,

the destruction of vaginas --

penghancuran vagina --

none of these were separate anymore

semua hal ini tidak terpisah lagi

from each other or me.

satu sama lain atau denganku.

Militias were raping six-month-old babies

Militan yang memperkosa bayi berusia 6 bulan

so that countries far away

agar negara-negara nun jauh di sana

could get access to gold and coltan

mendapat akses pada emas dan coltan

for their iPhones and computers.

untuk iPhone dan komputer mereka.

My body had not only become a driven machine,

Tubuhku bukan hanya menjadi mesin penggerak,

but it was responsible now

namun juga bertanggung jawab

for destroying other women's bodies

untuk menghancurkan tubuh wanita lain

in its mad quest to make more machines

dalam petualangan gilanya untuk membuat mesin lain

to support the speed and efficiency of my machine.

untuk mendukung kecepatan dan efisiensi dari mesinku.

Then I got cancer --

Lalu aku terkena kanker --

or I found out I had cancer.

atau aku mengetahui bahwa aku terkena kanker.

It arrived like a speeding bird

Terasa seperti burung yang terbang cepat

smashing into a windowpane.

dan menabrak kaca jendela.

Suddenly, I had a body,

Tiba-tiba, aku memiliki tubuh,

a body that was pricked

tubuh yang tercakar,

and poked and punctured,

terpukul, dan tertusuk,

a body that was cut wide open,

tubuh yang tersayat lebar-lebar,

a body that had organs removed

tubuh dengan organ yang telah diambil,

and transported and rearranged and reconstructed,

dipindahkan, disusun kembali, dan diperbaiki,

a body that was scanned

tubuh yang dipindai

and had tubes shoved down it,

dengan tabung yang dimasukkan ke dalamnya,

a body that was burning from chemicals.

tubuh yang terbakar akibat bahan kimia.

Cancer exploded

Kanker meledakkan

the wall of my disconnection.

dinding dari putusnya hubunganku.

I suddenly understood that the crisis in my body

Aku tiba-tiba mengerti bahwa krisis dalam tubuhku,

was the crisis in the world,

adalah krisis di dunia,

and it wasn't happening later,

dan itu tidak terjadi kemudian,

it was happening now.

itu terjadi sekarang.

Suddenly, my cancer was a cancer that was everywhere,

Tiba-tiba kankerku ada di mana-mana,

the cancer of cruelty, the cancer of greed,

kanker kekejaman, kanker ketamakan,

the cancer that gets inside people

kanker yang merasuk ke tubuh orang

who live down the streets from chemical plants -- and they're usually poor --

yang tinggal dekat dengan pabrik kimia -- dan biasanya mereka miskin --

the cancer inside the coal miner's lungs,

kanker di dalam paru-paru penambang batubara,

the cancer of stress for not achieving enough,

kanker dari stres karena tidak puas dengan pencapaian,

the cancer of buried trauma,

kanker dari trauma tersembunyi,

the cancer in caged chickens and polluted fish,

kanker di ayam di kandang dan ikan di air tercemar,

the cancer in women's uteruses from being raped,

kanker di rahim para wanita yang diperkosa,

the cancer that is everywhere from our carelessness.

kanker yang ada di mana-mana karena kecerobohan kita.

In his new and visionary book,

Dalam buku barunya yang visioner,

"New Self, New World,"

"New Self, New World"

the writer Philip Shepherd says,

penulis Philip Shepherd berkata,

"If you are divided from your body,

"Jika kamu terpisah dari tubuhmu,

you are also divided from the body of the world,

kau juga terpisah dari tubuh dunia ini,

which then appears to be other than you

yang kemudian tampak bukan dirimu

or separate from you,

atau terpisah dari dirimu,

rather than the living continuum

bukan merupakan satu kesatuan

to which you belong."

dari apa yang kau miliki."

Before cancer,

Sebelum kanker,

the world was something other.

dunia adalah sesuatu yang lain.

It was as if I was living in a stagnant pool

Seperti aku tinggal di kolam yang tenang

and cancer dynamited the boulder

dan kanker meledakkan tembok besar

that was separating me from the larger sea.

yang memisahkanku dari lautan luas.

Now I am swimming in it.

Kini aku berenang di laut itu.

Now I lay down in the grass

Kini aku terbaring di rerumputan

and I rub my body in it,

dan aku menggesekkan tubuhku di sana

and I love the mud on my legs and feet.

dan aku suka akan lumpur di paha dan kakiku.

Now I make a daily pilgrimage

Kini aku berziarah setiap hari

to visit a particular weeping willow by the Seine,

mengunjungi cemara yang menangis di pinggir Sungai Seine,

and I hunger for the green fields

dan aku lapar akan rerumputan hijau

in the bush outside Bukavu.

di semak di luar Bukavu.

And when it rains hard rain,

Dan di saat hujan deras,

I scream and I run in circles.

aku menjerit dan berlari melingkar,

I know that everything is connected,

aku tahu bahwa semuanya berhubungan

and the scar that runs the length of my torso

dan luka selebar batang tubuhku itu

is the markings of the earthquake.

adalah tanda dari gempa bumi ini.

And I am there with the three million in the streets of Port-au-Prince.

Dan aku di sana bersama tiga juta orang di jalanan Port-au-Prince.

And the fire that burned in me

Dan api yang membara di dalam tubuhku

on day three through six of chemo

pada hari ketiga sampai keenam dari kemoterapi

is the fire that is burning

adalah api yang membakar

in the forests of the world.

hutan-hutan di dunia.

I know that the abscess

Aku tahu itu adalah nanah

that grew around my wound after the operation,

yang keluar di sekitar luka setelah operasi,

the 16 ounces of puss,

16 ons yang kumuntahkan

is the contaminated Gulf of Mexico,

adalah Teluk Meksiko yang tercemar,

and there were oil-drenched pelicans inside me

dan ada burung pelikan berlumuran minyak di sampingku

and dead floating fish.

bersama ikan mati yang mengambang.

And the catheters they shoved into me without proper medication

Dan kateter yang dimasukkan ke dalam tubuhku tanpa bius

made me scream out

membuatku menjerit

the way the Earth cries out from the drilling.

seperti Bumi menjerit dari penambangan.

In my second chemo,

Dalam kemoterapi keduaku,

my mother got very sick

ibuku menderita sakit parah

and I went to see her.

dan aku datang menjenguknya.

And in the name of connectedness,

Dan atas nama keterhubungan,

the only thing she wanted before she died

satu-satunya hal yang diinginkannya sebelum meninggal

was to be brought home

adalah agar dia dibawa kembali

by her beloved Gulf of Mexico.

ke Teluk Meksiko yang dicintainya.

So we brought her home,

Jadi kami membawanya pulang

and I prayed that the oil wouldn't wash up on her beach

dan berdoa semoga minyak tidak akan mencemari pantainya

before she died.

sebelum dia meninggal.

And gratefully, it didn't.

Dan syukurlah, itu tidak terjadi.

And she died quietly in her favorite place.

Dan dia meninggal dengan tenang di tempat favoritnya.

And a few weeks later, I was in New Orleans,

Dan beberapa minggu kemudian, aku berada di New Orleans,

and this beautiful, spiritual friend

dan sahabat spiritualku yang cantik ini

told me she wanted to do a healing for me.

mengatakan dia ingin menyembuhkanku.

And I was honored.

Dan aku tersanjung.

And I went to her house, and it was morning,

Dan aku pergi ke rumahnya, saat itu pagi hari,

and the morning New Orleans sun was filtering through the curtains.

dan sinar matahari pagi New Orleans masuk di sela-sela tirai itu.

And my friend was preparing this big bowl,

Dan sahabatku menyiapkan mangkok besar ini.

and I said, "What is it?"

Dan aku bertanya "Apa itu?"

And she said, "It's for you.

Dia menjawab, "Ini untukmu.

The flowers make it beautiful,

Bunga membuatnya menjadi indah,

and the honey makes it sweet."

dan madu membuatnya menjadi manis."

And I said, "But what's the water part?"

Dan aku berkata, "Tapi air apa itu?"

And in the name of connectedness,

Dan atas nama keterhubungan

she said, "Oh, it's the Gulf of Mexico."

dia berkata, "Oh, itu Teluk Meksiko."

And I said, "Of course it is."

Dan aku berkata, "Tentu saja."

And the other women arrived and they sat in a circle,

Dan para wanita lainnya datang dan mereka duduk melingkar,

and Michaela bathed my head with the sacred water.

dan Michaela menyiram kepalaku dengan air suci.

And she sang -- I mean her whole body sang.

Dan dia bernyanyi -- maksudku seluruh tubuhnya bernyanyi.

And the other women sang

Dan wanita yang lain bernyanyi

and they prayed for me and my mother.

dan mereka berdoa untuk aku dan ibuku.

And as the warm Gulf washed over my naked head,

Dan saat air Teluk yang hangat membasahi kepalaku.

I realized that it held

Aku menyadari air itu menyimpan

the best and the worst of us.

yang terbaik dan terburuk dari diri kita.

It was the greed and recklessness

Itu adalah ketamakan dan kerusakan

that led to the drilling explosion.

yang membuat kita menambang dengan gila.

It was all the lies that got told

Itu adalah semua kebohongan yang dikatakan

before and after.

sebelum dan sesudahnya.

It was the honey in the water that made it sweet,

Itu adalah madu di dalam air yang membuatnya manis.

it was the oil that made it sick.

Itu adalah minyak yang membuatnya rusak.

It was my head that was bald --

Itu adalah kepalaku yang botak

and comfortable now without a hat.

dan kini nyaman tanpa topi.

It was my whole self

Itu adalah diriku seutuhnya

melting into Michaela's lap.

mencair di pangkuan Michaela.

It was the tears that were indistinguishable from the Gulf

Itu adalah air mata yang tidak terpisahkan dengan air di Teluk

that were falling down my cheek.

yang jatuh di pipiku.

It was finally being in my body.

Akhirnya itu adalah sesuatu di dalam tubuhku.

It was the sorrow

Itu adalah kesedihan

that's taken so long.

yang sudah sangat lama.

It was finding my place

Menemukan tempat

and the huge responsibility

dan tanggung jawabku yang besar

that comes with connection.

yang muncul bersama dengan keterhubungan.

It was the continuing devastating war in the Congo

Itu adalah perang berkelanjutan di Kongo

and the indifference of the world.

dan ketidakacuhan dunia.

It was the Congolese women

Itu adalah wanita Kongo

who are now rising up.

yang kini bangkit.

It was my mother leaving,

Itu adalah kematian ibuku,

just at the moment

tepat di saat

that I was being born.

aku dilahirkan.

It was the realization

Itu adalah kesadaran

that I had come very close to dying --

bahwa aku telah begitu dekat dengan kematian --

in the same way that the Earth, our mother,

sama seperti Bumi, ibu kita

is barely holding on,

mencoba bertahan

in the same way that 75 percent of the planet

sama seperti 75 persen dari planet ini

are hardly scraping by,

tercabik-cabik

in the same way

dengan cara yang sama

that there is a recipe for survival.

bahwa ada resep agar dapat selamat.

What I learned

Apa yang kupelajari

is it has to do with attention and resources

adalah hal itu berhubungan dengan perhatian dan sumberdaya

that everybody deserves.

yang pantas didapat semua orang.

It was advocating friends

Itu adalah sahabat yang mendukung

and a doting sister.

dan saudara yang memanjakan.

It was wise doctors and advanced medicine

Itu adalah dokter bijak dan pengobatan modern

and surgeons who knew what to do with their hands.

dan ahli bedah yang tahu apa yang harus dilakukan dengan tangan mereka.

It was underpaid and really loving nurses.

Itu adalah perawat bergaji kecil yang sangat menyayangi.

It was magic healers and aromatic oils.

Itu adalah penyembuh ajaib dan minyak beraroma.

It was people who came with spells and rituals.

Itu adalah orang-orang dengan sihir dan ritual.

It was having a vision of the future

Itu adalah memiliki visi masa depan

and something to fight for,

dan sesuatu untuk diperjuangkan,

because I know this struggle isn't my own.

karena aku tahu ini bukan hanya perjuanganku seorang.

It was a million prayers.

Itu adalah jutaan doa.

It was a thousand hallelujahs

Itu adalah ribuan haleluya

and a million oms.

dan jutaan om.

It was a lot of anger,

Itu adalah kumpulan kemarahan,

insane humor,

humor yang gila,

a lot of attention, outrage.

kumpulan perhatian, kemurkaan.

It was energy, love and joy.

Itu adalah energi, cinta, dan kegembiraan.

It was all these things.

Itu adalah semua hal ini.

It was all these things.

Itu adalah semua hal ini.

It was all these things

Itu adalah semua hal ini

in the water, in the world, in my body.

di dalam air, di dunia, di dalam tubuhku.

(Applause)

(Tepuk tangan)