Capitalism will eat democracy -- unless we speak up | Yanis Varoufakis

Translator: Dewi Barnas Reviewer: Mardiyanto Saahi

Democracy.

Demokrasi.

In the West,

Di Barat,

we make a colossal mistake taking it for granted.

kita membuat kesalahan besar menerima demokrasi apa adanya.

We see democracy

Kita melihat demokrasi

not as the most fragile of flowers that it really is,

tidak sebagai bunga rapuh sebagaimana mestinya,

but we see it as part of our society's furniture.

tapi sebagai bagian dari perabotan masyarakat kita.

We tend to think of it as an intransigent given.

Kita cenderung menganggap demokrasi sebagai sesuatu yang mutlak.

We mistakenly believe that capitalism begets inevitably democracy.

Kita salah paham bahwa kapitalisme mau tak mau menghasilkan demokrasi.

It doesn't.

Tidak benar demikian.

Singapore's Lee Kuan Yew and his great imitators in Beijing

Lee Kuan Yew di Singapura dan peniru besarnya di Beijing

have demonstrated beyond reasonable doubt

sudah menunjukkan tanpa ada keraguan

that it is perfectly possible to have a flourishing capitalism,

bahwa sama sekali mungkin bagi kapitalisme untuk berkembang,

spectacular growth,

berkembang pesat,

while politics remains democracy-free.

sementara politik tetap tidak demokratis.

Indeed, democracy is receding in our neck of the woods,

Memang, demokrasi semakin menipis di sekitar kita

here in Europe.

di sini, di Eropa.

Earlier this year, while I was representing Greece --

Awal tahun ini, ketika saya masih mewakili Yunani --

the newly elected Greek government --

pemerintah Yunani yang baru dilantik --

in the Eurogroup as its Finance Minister,

sebagai Menteri Keuangan di Eurogroup,

I was told in no uncertain terms that our nation's democratic process --

mereka mengatakan bahwa proses demokrasi di negara kami --

our elections --

pemilu kami --

could not be allowed to interfere

sama sekali tidak bisa mencampuri

with economic policies that were being implemented in Greece.

kebijakan ekonomi yang diterapkan di Yunani.

At that moment,

Ketika itu,

I felt that there could be no greater vindication of Lee Kuan Yew,

saya merasa tak ada yang lebih benar daripada Lee Kuan Yew,

or the Chinese Communist Party,

atau Partai Komunis China,

indeed of some recalcitrant friends of mine who kept telling me

teman bandel saya yang terus mengatakan

that democracy would be banned if it ever threatened to change anything.

bahwa demokrasi bisa dilarang seandainya ia berupaya untuk mengubah status quo.

Tonight, here, I want to present to you

Malam ini, saya ingin menceritakan

an economic case for an authentic democracy.

tentang sistem ekonomi untuk demokrasi yang sebenarnya.

I want to ask you to join me in believing again

Saya ingin meminta Anda untuk bersama saya kembali percaya

that Lee Kuan Yew,

bahwa Lee Kuan Yew,

the Chinese Communist Party

Partai Komunis China,

and indeed the Eurogroup

dan juga Eurogroup

are wrong in believing that we can dispense with democracy --

telah salah dalam mempercayai bahwa kita bisa mengabaikan demokrasi --

that we need an authentic, boisterous democracy.

bahwa kita memerlukan demokrasi yang sahih dan berani.

And without democracy,

Dan tanpa demokrasi,

our societies will be nastier,

masyarakat kita akan jadi lebih buruk,

our future bleak

masa depan kita suram

and our great, new technologies wasted.

dan teknologi baru kita yang hebat akan menjadi sampah.

Speaking of waste,

Omong-omong sampah,

allow me to point out an interesting paradox

saya ingin menekankan satu paradoks menarik

that is threatening our economies as we speak.

yang mengancam ekonomi kita saat ini.

I call it the twin peaks paradox.

Saya menyebutnya paradoks puncak kembar.

One peak you understand --

Anda memahami salah satu puncak ini --

you know it, you recognize it --

Anda mengetahuinya --

is the mountain of debts that has been casting a long shadow

yaitu tumpukan hutang yang sudah lama membayangi

over the United States, Europe, the whole world.

Amerika Serikat, Eropa, dan seluruh dunia.

We all recognize the mountain of debts.

Kita semua mengenali gunung hutang ini.

But few people discern its twin.

Tapi tak banyak yang melihat kembarannya.

A mountain of idle cash

Tumpukan uang tunai yang tidak digunakan,

belonging to rich savers and to corporations,

milik orang-orang kaya dan perusahaan,

too terrified to invest it

yang terlalu takut untuk menginvestasikannya

into the productive activities that can generate the incomes

pada aktivitas produktif yang bisa menghasilkan pendapatan

from which you can extinguish the mountain of debts

untuk menghapuskan gunung hutang tadi

and which can produce all those things that humanity desperately needs,

dan memproduksi segala macam produk yang sangat dibutuhkan manusia,

like green energy.

seperti energi ramah lingkungan.

Now let me give you two numbers.

Saya akan memberi tahu Anda dua angka.

Over the last three months,

Selama tiga bulan terakhir,

in the United States, in Britain and in the Eurozone,

di Amerika Serikat, Inggris, dan Eurozone,

we have invested, collectively, 3.4 trillion dollars

negara-negara ini secara kolektif telah menginvestasikan 3,4 triliun dolar

on all the wealth-producing goods --

pada barang-barang modal --

things like industrial plants, machinery,

seperti pabrik industri, mesin,

office blocks, schools,

gedung perkantoran, sekolah,

roads, railways, machinery, and so on and so forth.

jalan raya, rel kereta api, mesin, dan seterusnya.

$3.4 trillion sounds like a lot of money

3,4 triliun dolar kedengarannya besar

until you compare it to the $5.1 trillion

sampai ketika Anda bandingkan dengan 5,1 triliun dolar

that has been slushing around in the same countries,

yang sudah menumpuk, di negara-negara yang sama,

in our financial institutions,

di institusi keuangan kita,

doing absolutely nothing during the same period

tidak diapa-apakan dalam periode yang sama

except inflating stock exchanges and bidding up house prices.

selain meningkatkan nilai saham dan harga rumah.

So a mountain of debt and a mountain of idle cash

Jadi ada segunung hutang dan segunung uang diam,

form twin peaks, failing to cancel each other out

yang menjadi puncak kembar, gagal untuk meniadakan satu sama lain

through the normal operation of the markets.

melalui operasi pasar normal.

The result is stagnant wages,

Hasilnya adalah gaji yang tak pernah naik,

more than a quarter of 25- to 54-year-olds in America, in Japan and in Europe

dan lebih dari seperempat orang berusia 25 sampai 54 tahun

di Amerika, Jepang dan Eropa kehilangan pekerjaan.

out of work.

And consequently, low aggregate demand,

Dan karenanya, permintaan agregat rendah,

which in a never-ending cycle,

yang tak henti

reinforces the pessimism of the investors,

memperkuat pesimisme para investor,

who, fearing low demand, reproduce it by not investing --

yang untuk menghindari permintaan yang rendah,

justru mewujudkannya dengan menekan investasi --

exactly like Oedipus' father,

seperti ayah Oedipus

who, terrified by the prophecy of the oracle

yang karena ketakutannya atas ramalan

that his son would grow up to kill him,

tentang putranya yang akan membunuhnya,

unwittingly engineered the conditions

justru menciptakan kondisi

that ensured that Oedipus, his son, would kill him.

yang memastikan putranya, Oedipus, membunuhnya.

This is my quarrel with capitalism.

Inilah masalah saya dengan kapitalisme.

Its gross wastefulness,

Kesia-siaannya,

all this idle cash,

uang yang tak digunakan ini

should be energized to improve lives,

seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup,

untuk meningkatkan kemampuan manusia,

to develop human talents,

and indeed to finance all these technologies,

dan membiayai segala macam teknologi,

green technologies,

teknologi ramah lingkungan

which are absolutely essential for saving planet Earth.

yang sangat diperlukan untuk menyelamatkan planet bumi.

Am I right in believing that democracy might be the answer?

Apa saya benar dalam mempercayai demokrasi mungkin adalah jawabannya?

I believe so,

Saya yakin demikian,

but before we move on,

sebelum kita teruskan,

what do we mean by democracy?

apa yang kita maksud dengan demokrasi?

Aristotle defined democracy

Aristoteles mengatakan bahwa demokrasi

as the constitution in which the free and the poor,

adalah keadaan dimana orang bebas dan orang miskin,

being in the majority, control government.

yang adalah mayoritas [dalam masyarakat], mengatur pemerintah.

Now, of course Athenian democracy excluded too many.

Nah, demokrasi a la Athena tentu mengabaikan banyak kelompok.

Women, migrants and, of course, the slaves.

Perempuan, migran, dan tentu saja, budak.

But it would be a mistake

Tapi adalah suatu kesalahan

to dismiss the significance of ancient Athenian democracy

apabila kita mengabaikan signifikansi demokrasi kuno Athena

on the basis of whom it excluded.

hanya karena siapa yang terabaikan.

What was more pertinent,

Yang lebih penting

and continues to be so about ancient Athenian democracy,

adalah bahwa dalam demokrasi kuno Athena,

was the inclusion of the working poor,

masyarakat miskin kelas bawah disertakan,

who not only acquired the right to free speech,

mereka tidak hanya memiliki kebebasan berbicara,

but more importantly, crucially,

tapi yang lebih penting lagi,

they acquired the rights to political judgments

mereka memiliki hak untuk mengutarakan pendapat politik yang setara

that were afforded equal weight

in the decision-making concerning matters of state.

dalam pembuatan keputusan dalam urusan negara.

Now, of course, Athenian democracy didn't last long.

Tapi tentu saja, demokrasi Athena tidak bertahan lama.

Like a candle that burns brightly, it burned out quickly.

Seperti lilin yang menyala terang, ia lumer dengan cepat.

And indeed,

Dan memang,

our liberal democracies today do not have their roots in ancient Athens.

demokrasi liberal kita sekarang ini tidak berakar pada Athena kuno.

They have their roots in the Magna Carta,

Akar demokrasi kita adalah Magna Carta,

in the 1688 Glorious Revolution,

Revolusi yang Mulia tahun 1688,

indeed in the American constitution.

dan UUD Amerika Serikat.

Whereas Athenian democracy was focusing on the masterless citizen

Sementara demokrasi Athena berfokus pada masyarakat tak bertuan

and empowering the working poor,

dan mengemansipasi masyarakat kelas bawah,

our liberal democracies are founded on the Magna Carta tradition,

demokrasi liberal kita dibangun dari tradisi Magna Carta,

which was, after all, a charter for masters.

yang merupakan sebuah piagam untuk para penguasa.

And indeed, liberal democracy only surfaced when it was possible

Dan memang, demokrasi liberal hanya muncul ketika kondisinya memungkinkan

to separate fully the political sphere from the economic sphere,

untuk memisahkan dunia politik sepenuhnya dari dunia ekonomi,

so as to confine the democratic process fully in the political sphere,

sehingga proses demokrasi dibatasi sepenuhnya dalam dunia politik,

leaving the economic sphere --

dan membiarkan dunia ekonomi --

the corporate world, if you want --

dunia korporat --

as a democracy-free zone.

sebagai zona bebas-demokrasi.

Now, in our democracies today,

Dalam demokrasi kita sekarang,

this separation of the economic from the political sphere,

pemisahan antara dunia ekonomi dan politik,

the moment it started happening,

pemisahan ini menimbulkan

it gave rise to an inexorable, epic struggle between the two,

pertarungan besar antara keduanya,

with the economic sphere colonizing the political sphere,

dan dunia ekonomi menjajah dunia politik,

eating into its power.

menggerogoti kekuasaannya.

Have you wondered why politicians are not what they used to be?

Pernahkan Anda terpikir kenapa para politisi tak lagi seperti dulu?

It's not because their DNA has degenerated.

Bukan karena DNA mereka jadi makin bobrok.

(Laughter)

(Tawa)

It is rather because one can be in government today and not in power,

Tapi karena seseorang bisa ada di pemerintahan sekarang tapi tidak berkuasa,

because power has migrated from the political to the economic sphere,

karena kekuasaan sudah berpindah dari dunia politik ke dunia ekonomi,

which is separate.

yang terpisah.

Indeed,

Memang,

I spoke about my quarrel with capitalism.

saya menceritakan tentang pertarungan saya melawan kapitalisme.

If you think about it,

Kalau Anda pikirkan,

it is a little bit like a population of predators,

ini seperti populasi para predator,

that are so successful in decimating the prey that they must feed on,

yang sangat berhasil menghabisi mangsa mereka,

that in the end they starve.

sehingga akhirnya mereka kelaparan.

Similarly,

Seperti itu,

the economic sphere has been colonizing and cannibalizing the political sphere

dunia ekonomi sudah menjajah dan mengkanibalisasi dunia politik

to such an extent that it is undermining itself,

begitu jauh sehingga ia menimbulkan

causing economic crisis.

krisis ekonomi.

Corporate power is increasing,

Kekuatan perusahaan semakin besar,

political goods are devaluing,

dan barang politik semakin lemah,

inequality is rising,

ketidak-setaraan meningkat,

aggregate demand is falling

permintaan agregat jatuh,

and CEOs of corporations are too scared to invest the cash of their corporations.

dan para CEO perusahaan begitu ketakutan menginvestasikan uang perusahaan mereka.

So the more capitalism succeeds in taking the demos out of democracy,

Semakin kapitalisme berhasil mengeluarkan "demos" (masyarakat) dari demokrasi,

semakin tinggi puncak kembar,

the taller the twin peaks

and the greater the waste of human resources

semakin banyak pula tenaga kerja serta kekayaan

and humanity's wealth.

yang terbuang.

Clearly, if this is right,

Tentunya, apabila ini benar,

we must reunite the political and economic spheres

kita harus menyatukan kembali dunia politik dan ekonomi

and better do it with a demos being in control,

dan lebih baik melakukannya di bawah kontrol "demos,"

like in ancient Athens except without the slaves

seperti bangsa Yunani kuno tapi tanpa budak

or the exclusion of women and migrants.

dan tidak mengabaikan perempuan dan migran.

Now, this is not an original idea.

Ini bukan ide orisinil saya.

The Marxist left had that idea 100 years ago

Ini adalah pemikiran Marx dari 100 tahun lalu,

and it didn't go very well, did it?

dan tidak begitu berhasil, bukan?

The lesson that we learned from the Soviet debacle

Pelajaran yang dapat kita tarik dari kasus Soviet adalah

is that only by a miracle will the working poor be reempowered,

hanya keajaiban yang bisa meningkatkan martabat kelompok pekerja,

as they were in ancient Athens,

sebagaimana di Athena kuno,

without creating new forms of brutality and waste.

tanpa menciptakan bentuk kebrutalan dan kesia-siaan baru.

But there is a solution:

Tapi ada solusi lain:

eliminate the working poor.

hilangkan kelompok pekerja yang miskin.

Capitalism's doing it

Kapitalisme melakukannya dengan

by replacing low-wage workers with automata, androids, robots.

menggantikan pekerja murah dengan automata, android, robot.

The problem is

Masalahnya,

that as long as the economic and the political spheres are separate,

selama dunia ekonomi dan politik tetap terpisah,

automation makes the twin peaks taller,

automatisasi akan membuat puncak kembar semakin tinggi,

the waste loftier

dan sampah semakin menggunung

and the social conflicts deeper,

dan konflik sosial semakin mendalam,

including --

termasuk --

soon, I believe --

saya rasa tak lama lagi --

in places like China.

di tempat-tempat seperti China.

So we need to reconfigure,

Jadi kita harus mengatur ulang,

we need to reunite the economic and the political spheres,

kita harus menyatukan kembali dunia ekonomi dan politik,

but we'd better do it by democratizing the reunified sphere,

tapi kita sebaiknya mendemokratisasikan dunia gabungan yang terjadi,

lest we end up with a surveillance-mad hyperautocracy

atau kita akan mendapatkan suatu hiper-autokrasi yang gila pengawasan

that makes The Matrix, the movie, look like a documentary.

seperti dunia yang digambarkan dalam film The Matrix.

(Laughter)

(Tertawa)

So the question is not whether capitalism will survive

Jadi pertanyaannya bukan apakah kapitalisme akan bisa bertahan

the technological innovations it is spawning.

dengan segala inovasi teknologi yang dihasilkannya.

The more interesting question

Pertanyaan yang lebih menarik adalah

is whether capitalism will be succeeded by something resembling a Matrix dystopia

apakah penerus kapitalisme akan menyerupai distopia Matrix

or something much closer to a Star Trek-like society,

atau lebih menyerupai masyarakat di Star Trek

where machines serve the humans

dimana mesin mengabdi pada manusia

and the humans expend their energies exploring the universe

dan manusia menggunakan energi mereka menjelajahi alam semesta

and indulging in long debates about the meaning of life

dan berdiskusi panjang lebar tentang arti kehidupan

in some ancient, Athenian-like, high tech agora.

dalam masyarakat seperti di Athena-kuno versi teknologi tingkat tinggi.

I think we can afford to be optimistic.

Menurut saya kita boleh optimis.

But what would it take,

Tapi apa yang dibutuhkan,

what would it look like

akan seperti apa

to have this Star Trek-like utopia, instead of the Matrix-like dystopia?

utopia Star Trek ini, alih-alih distopia Matrix?

In practical terms,

Dalam istilah praktis,

allow me to share just briefly,

izinkan saya berbagi

a couple of examples.

beberapa contoh.

At the level of the enterprise,

Pada level perusahaan,

imagine a capital market,

bayangkan pasar modal,

where you earn capital as you work,

dimana Anda dibayar dengan modal untuk pekerjaan Anda,

and where your capital follows you from one job to another,

dan modal tersebut mengikuti Anda dari pekerjaan ke pekerjaan,

from one company to another,

dari satu perusahaan ke perusahaan lain,

and the company --

dan perusahaan mana pun dimana Anda bekerja di suatu waktu tertentu --

whichever one you happen to work at at that time --

is solely owned by those who happen to work in it at that moment.

dimiliki oleh siapa pun yang bekerja pada saat itu.

Then all income stems from capital, from profits,

Penghasilan lantas muncul dari modal, dari keuntungan,

and the very concept of wage labor becomes obsolete.

dan konsep pekerja upah menjadi kuno.

No more separation between those who own but do not work in the company

Tidak ada dinding pemisah

antara orang-orang yang memiliki tapi tidak bekerja di perusahaan

and those who work but do not own the company;

dan orang-orang yang bekerja tapi tidak memiliki perusahaan;

no more tug-of-war between capital and labor;

tidak ada lagi tarik menarik antara modal dan tenaga kerja

no great gap between investment and saving;

tidak ada jurang besar antara investasi dan tabungan;

indeed, no towering twin peaks.

dan tentunya, tidak ada puncak kembar.

At the level of the global political economy,

Pada level ekonomi politik global,

imagine for a moment

bayangkan

that our national currencies have a free-floating exchange rate,

mata uang nasional kita mempunyai kurs mengambang,

with a universal, global, digital currency,

dengan sebuah mata uang digital yang global dan universal,

one that is issued by the International Monetary Fund,

yang dikeluarkan oleh IMF,

the G-20,

G-20,

on behalf of all humanity.

atas nama seluruh manusia.

And imagine further

Dan bayangkan

that all international trade is denominated in this currency --

perdagangan internasional dilakukan menggunakan mata uang ini --

let's call it "the cosmos,"

mari kita sebut ia "kosmos,"

in units of cosmos --

dalam unit kosmos --

with every government agreeing to be paying into a common fund

dengan setiap negara setuju membayar ke modal bersama

a sum of cosmos units proportional to the country's trade deficit,

sejumlah unit kosmos berdasarkan proporsi defisit perdagangan negara tersebut

or indeed to a country's trade surplus.

atau surplus perdagangannya.

And imagine that that fund is utilized to invest in green technologies,

Dan bayangkan modal tersebut diinvestasi untuk teknologi ramah lingkungan,

especially in parts of the world where investment funding is scarce.

terutama di belahan dunia dimana pendanaan investasi sangat jarang.

This is not a new idea.

Ini bukan ide baru.

It's what, effectively, John Maynard Keynes proposed

Ini seperti yang disarankan oleh John Maynard Keynes

in 1944 at the Bretton Woods Conference.

pada tahun 1944 pada Konferensi Bretton Woods.

The problem is

Masalahnya adalah,

that back then, they didn't have the technology to implement it.

ketika itu mereka tidak punya teknologi untuk menerapkannya.

Now we do,

Sekarang kita punya teknologinya, terutama dalam konteks penyatuan kembali

especially in the context of a reunified political-economic sphere.

dunia politik dan ekonomi.

The world that I am describing to you

Dunia yang saya gambarkan ini

is simultaneously libertarian,

adalah dunia libertarian,

in that it prioritizes empowered individuals,

dari caranya memprioritaskan pembangunan manusia,

dan juga Marxis,

Marxist,

since it will have confined to the dustbin of history

karena ia akan membuang pemisahan antara modal dan pekerja

the division between capital and labor,

ke dalam keranjang sampah sejarah,

and Keynesian,

dan juga Keynesian,

global Keynesian.

Keynesian global.

But above all else,

Tapi lebih dari itu,

it is a world in which we will be able to imagine an authentic democracy.

ini adalah dunia dimana kita bisa membayangkan demokrasi yang autentik.

Will such a world dawn?

Apakah dunia seperti ini akan muncul?

Or shall we descend into a Matrix-like dystopia?

Atau apakah kita akan jatuh pada distopia seperti Matrix?

The answer lies in the political choice that we shall be making collectively.

Jawabannya ada pada pilihan politik yang akan kita buat bersama-sama.

It is our choice,

Ini adalah pilihan kita,

and we'd better make it democratically.

dan sebaiknya kita menjadikan dunia demokratis.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Bruno Giussani: Yanis ...

Bruno Giussani: Yanis ...

It was you who described yourself in your bios as a libertarian Marxist.

Anda mendeskripsikan diri Anda sebagai Marxis libertarian.

What is the relevance of Marx's analysis today?

Apa relevansi analisa Marxis di masa sekarang?

Yanis Varoufakis: Well, if there was any relevance in what I just said,

Yanis Varoufakis: Seandainya ceramah saya hari ini ada relevansinya,

then Marx is relevant.

maka [analisa] Marxis relevan.

Because the whole point of reunifying the political and economic is --

Karena inti dari menyatukan dunia politik dan ekonomi adalah --

if we don't do it,

kalau kita tidak melakukannya,

then technological innovation is going to create

inovasi teknologi akan menciptakan

such a massive fall in aggregate demand,

kejatuhan besar-besaran akan permintaan agregat,

what Larry Summers refers to as secular stagnation.

yang disebut Larry Summers sebagai "stagnasi sekular."

With this crisis migrating from one part of the world,

Dengan krisis yang berpindah dari satu belahan dunia ke lainnya

as it is now,

seperti saat ini,

it will destabilize not only our democracies,

ia akan mendestabilisasi tak hanya demokrasi kita,

but even the emerging world that is not that keen on liberal democracy.

tapi juga negara-negara berkembang yang tidak terlalu menyukai demokrasi liberal.

So if this analysis holds water, then Marx is absolutely relevant.

Jadi kalau analisis ini benar, maka Marx menjadi sangat relevan.

But so is Hayek,

Tapi begitu juga Hayek,

that's why I'm a libertarian Marxist,

karena itulah saya seorang Marxis libertarian,

and so is Keynes,

dan demikian juga Keynes,

so that's why I'm totally confused.

dan karena itulah saya bingung sekali.

(Laughter)

(Tertawa)

BG: Tepat, dan mungkin kami juga bingung sekarang.

BG: Indeed, and possibly we are too, now.

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

YV: If you are not confused, you are not thinking, OK?

YV: Kalau Anda tidak bingung, berarti Anda tidak berpikir, ya kan?

BG: That's a very, very Greek philosopher kind of thing to say --

BG: Itu sangat, sangat tipikal filosofi Yunani, yang Anda katakan --

YV: That was Einstein, actually --

YV: Sebenarnya itu Einstein --

BG: During your talk you mentioned Singapore and China,

BG: Dalam ceramah Anda, Anda menyebut Singapura dan China,

and last night at the speaker dinner,

dan dalam jamuan makan malam kemarin

you expressed a pretty strong opinion about how the West looks at China.

Anda menyampaikan pendapat yang cukup keras tentang

bagaimana Barat memandang China.

Would you like to share that?

Apa Anda mau membaginya dengan hadirin?

YV: Well, there's a great degree of hypocrisy.

YV: Yah, ada kemunafikan yang sangat besar.

In our liberal democracies, we have a semblance of democracy.

Dalam demokrasi liberal kita, kita punya sesuatu yang mirip demokrasi.

It's because we have confined, as I was saying in my talk,

Seperti yang saya katakan, itu karena kita punya demokrasi yang terbatas

democracy to the political sphere,

pada dunia politik,

while leaving the one sphere where all the action is --

sementara semua aksi justru terjadi di dunia yang tidak tersentuh demokrasi --

the economic sphere --

dunia ekonomi -- adalah area bebas-demokrasi.

a completely democracy-free zone.

In a sense,

Dengan kata lain,

if I am allowed to be provocative,

kalau saya boleh memprovokasi,

China today is closer to Britain in the 19th century.

China saat ini lebih mirip dengan Inggris di abad ke-19.

Because remember,

Karena ingat,

we tend to associate liberalism with democracy --

kita cenderung mengasosiasikan liberalisme dengan demokrasi --

that's a mistake, historically.

yang mana salah, melihat sejarahnya.

Liberalism, liberal, it's like John Stuart Mill.

Liberalisme, liberal, adalah seperti John Stuart Mill.

John Stuart Mill was particularly skeptical about the democratic process.

John Stuart Mill terutama skeptis terhadap proses demokrasi.

So what you are seeing now in China is a very similar process

Jadi yang Anda lihat di China sekarang adalah proses yang sama

dengan yang terjadi di Inggris saat Revolusi Industri,

to the one that we had in Britain during the Industrial Revolution,

especially the transition from the first to the second.

terutama transisi dari periode pertama ke kedua.

And to be castigating China

Dan menyalahkan China karena melakukan

for doing that which the West did in the 19th century,

hal yang sama seperti di negara Barat pada abad ke-19,

smacks of hypocrisy.

adalah munafik.

BG: I am sure that many people here are wondering about your experience

BG: Saya yakin banyak orang disini ingin tahu tentang pengalaman Anda

as the Finance Minister of Greece earlier this year.

sebagai Menteri Keuangan Yunani di awal tahun ini.

YV: I knew this was coming.

YV: Saya tahu Anda akan menanyakannya. BG: Ya.

BG: Yes.

BG: Six months after,

BG: Enam bulan setelahnya,

bagaimana Anda melihat kembali pengalaman tersebut?

how do you look back at the first half of the year?

YV: Extremely exciting, from a personal point of view,

YV: Sangat menarik, dari sudut pandang personal,

and very disappointing,

dan sangat mengecewakan,

because we had an opportunity to reboot the Eurozone.

karena kami punya kesempatan untuk memulai ulang Eurozone.

Not just Greece, the Eurozone.

Tidak hanya Yunani, tapi Eurozone.

To move away from the complacency

Untuk berhenti berpuas diri

and the constant denial that there was a massive --

dan terus menyangkal bahwa

ada kesalahan arsitektur yang sangat besar,

and there is a massive architectural fault line

going through the Eurozone,

dalam Eurozone,

which is threatening, massively, the whole of the European Union process.

yang mengancam proses Uni Eropa secara signifikan.

We had an opportunity on the basis of the Greek program --

Kita memiliki kesempatan untuk memperbaikinya,

mulai dari program Yunani --

which by the way,

yang omong-omong

was the first program to manifest that denial --

adalah program pertama dimana penyangkalan itu sangat nyata.

to put it right.

And, unfortunately,

Dan sayangnya,

the powers in the Eurozone,

kekuatan di Eurozone,

in the Eurogroup,

di Eurogroup,

memilih untuk tetap menyangkal.

chose to maintain denial.

Tapi Anda tahu apa yang terjadi.

But you know what happens.

This is the experience of the Soviet Union.

Ini adalah pengalaman Uni Soviet.

When you try to keep alive

Ketika Anda mencoba mempertahankan

an economic system that architecturally cannot survive,

sistem ekonomi yang secara struktural tidak bisa bertahan,

through political will and through authoritarianism,

meskipun mungkin dengan kekuatan politik dan otoritarianisme,

you may succeed in prolonging it,

Anda bisa memperpanjang masa hidupnya

but when change happens

tapi ketika perubahan terjadi --

it happens very abruptly and catastrophically.

ia akan terjadi secara tiba-tiba dan destruktif.

BG: What kind of change are you foreseeing?

BG: Perubahan apa yang Anda prediksi?

YV: Well, there's no doubt

YV: Tidak ada keraguan bahwa

that if we don't change the architecture of the Eurozone,

kalau kita tidak mengubah arsitektur Eurozone,

Eurozone tidak punya masa depan.

the Eurozone has no future.

BG: Did you make any mistakes when you were Finance Minister?

BG: Apakah Anda melakukan kesalahan ketika menjabat Menteri Keuangan?

YV: Every day.

YV: Setiap hari.

BG: Contohnya? YV: Siapa pun yang melihat ke belakang --

BG: For example? YV: Anybody who looks back --

(Applause)

(Tepuk tangan)

No, but seriously.

Saya serius.

If there's any Minister of Finance, or of anything else for that matter,

Kalau ada Menteri Keuangan, atau pemegang jabatan apa pun,

yang mengatakan bahwa setelah 6 bulan dalam posisi mereka,

who tells you after six months in a job,

especially in such a stressful situation,

terutama dalam situasi yang sangat tertekan,

bahwa mereka tidak melakukan kesalahan, mereka adalah orang yang berbahaya.

that they have made no mistake, they're dangerous people.

Of course I made mistakes.

Tentu saya membuat kesalahan.

Kesalahan terbesar adalah menanda-tangani aplikasi

The greatest mistake was to sign the application

for the extension of a loan agreement

untuk perpanjangan kontrak hutang

pada akhir Februari.

in the end of February.

I was imagining

Saya pikir ketika itu

that there was a genuine interest on the side of the creditors

ada minat yang tulus dari para kreditor

to find common ground.

untuk menemukan solusi bersama.

And there wasn't.

Ternyata tidak ada.

They were simply interested in crushing our government,

Mereka hanya tertarik untuk menghancurkan pemerintah Yunani,

just because they did not want

hanya karena mereka tidak ingin

to have to deal with the architectural fault lines

berurusan dengan kesalahan arsitektural

that were running through the Eurozone.

yang ada pada Eurozone.

And because they didn't want to admit

Dan karena mereka tidak mau mengakui

that for five years they were implementing a catastrophic program in Greece.

bahwa mereka sudah menjalankan program destruktif di Yunani selama 5 tahun.

Kami kehilangan sepertiga PDB nominal kami.

We lost one-third of our nominal GDP.

Ini lebih parah dari masa Depresi Besar.

This is worse than the Great Depression.

Dan para kreditor yang menetapkan kebijakan ini,

And no one has come clean

from the troika of lenders that have been imposing this policy

tidak ada yang mengakui

bahwa "Ini adalah kesalahan besar."

to say, "This was a colossal mistake."

BG: Despite all this,

BG: Meskipun demikian,

and despite the aggressiveness of the discussion,

dan betapa agresifnya bahasan ini,

Anda sepertinya tetap pro-Eropa.

you seem to be remaining quite pro-European.

YV: Absolutely.

YV: Tentu saja.

Look, my criticism of the European Union and the Eurozone

Begini, kritik saya terhadap Uni Eropa dan Eurozone

comes from a person who lives and breathes Europe.

datang dari seseorang dengan darah daging Eropa.

My greatest fear is that the Eurozone will not survive.

Ketakutan terbesar saya adalah seandainya Eurozone tak bisa bertahan.

Because if it doesn't,

Karena bila itu terjadi,

the centrifugal forces that will be unleashed

gaya sentrifugal yang akan terjadi

will be demonic,

akan amat besar dan destruktif,

and they will destroy the European Union.

dan akan menghancurkan Uni Eropa.

And that will be catastrophic not just for Europe

Akan menghancurkan tidak hanya Eropa

but for the whole global economy.

tapi juga ekonomi global.

We are probably the largest economy in the world.

UE mungkin adalah ekonomi terbesar di dunia.

And if we allow ourselves

Dan kalau kita biarkan ia

to fall into a route of the postmodern 1930's,

jatuh pada rute post-modern tahun 1930,

which seems to me to be what we are doing,

yang menurut saya adalah yang kita lakukan sekarang,

then that will be detrimental

ini akan sangat menentukan

to the future of Europeans and non-Europeans alike.

masa depan masyarakat Eropa dan non-Eropa.

BG: Tentunya kita berharap Anda salah tentangnya.

BG: We definitely hope you are wrong on that point.

Yanis, thank you for coming to TED.

Yanis, terima kasih sudah datang ke TED.

YV: Thank you.

YV: Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)