Who am I? Think again | Hetain Patel

Translator: Hannie Heny Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

Hetain Patel: (In Chinese)

Hetain Patel: (Dalam Bahasa Cina)

Yuyu Rau: Hi, I'm Hetain. I'm an artist.

Yuyu Rau: Hai, saya Hetain. Saya seorang seniman.

And this is Yuyu,

Dan ini adalah Yuyu,

who is a dancer I have been working with.

seorang penari yang telah bekerja dengan saya.

I have asked her to translate for me.

Saya telah memintanya menjadi penterjemah untuk saya.

HP: (In Chinese)

HP: (Dalam Bahasa Cina)

YR: If I may, I would like to tell you

YR: Kalau boleh, saya ingin memberi tahu Anda

a little bit about myself

sedikit tentang diri saya

and my artwork.

dan pekerjaan seni saya.

HP: (In Chinese)

HP: (Dalam Bahasa Cina)

YR: I was born and raised near Manchester,

YR: Saya lahir dan dibesarkan di dekat Manchester,

in England,

di Inggris,

but I'm not going to say it in English to you,

tapi saya tidak akan mengatakannya dalam Bahasa Inggris pada Anda,

because I'm trying to avoid any assumptions

karena saya mencoba menghindari semua anggapan

that might be made from my northern accent.

yang mungkin muncul dari aksen bagian utara saya.

(Laughter)

(Gelak tawa)

HP: (In Chinese)

HP: (Dalam Bahasa Cina)

YR: The only problem with masking it

YR: Satu-satunya masalah dalam menutupinya

with Chinese Mandarin

dengan Bahasa Mandarin

is I can only speak this paragraph,

adalah saya hanya bisa bicara paragraf ini,

which I have learned by heart

yang telah saya pelajari dari hati

when I was visiting in China. (Laughter)

saat saya berkunjung ke Cina. (Gelak tawa)

So all I can do is keep repeating it in different tones

Jadi saya hanya bisa terus mengulangnya dalam bunyi yang berbeda

and hope you won't notice.

dan berharap Anda tidak mengetahuinya.

(Laughter)

(Gelak tawa)

HP: (In Chinese)

HP: (Dalam Bahasa Cina)

(Laughter)

(Gelak tawa)

YR: Needless to say, I would like to apologize

YR: Tidak perlu dikatakan lagi bahwa saya ingin mohon maaf

to any Mandarin speakers in the audience.

pada para hadirin yang dapat berbicara Bahasa Mandarin.

As a child, I would hate being made

Sebagai seorang anak, saya benci disuruh

to wear the Indian kurta pajama,

memakai baju piyama kurta India,

because I didn't think it was very cool.

karena saya pikir itu sangat tidak keren.

It felt a bit girly to me, like a dress,

Rasanya agak seperti anak perempuan, seperti sebuah gaun,

and it had this baggy trouser part

dengan bagian celana kedombrang ini

you had to tie really tight

yang harus diikat sangat ketat

to avoid the embarrassment of them falling down.

agar terhindar dari rasa malu akibat celananya melorot.

My dad never wore it,

Ayah saya tidak pernah memakainya,

so I didn't see why I had to.

jadi saya tidak melihatnya sebagai keharusan.

Also, it makes me feel a bit uncomfortable,

Pakaian itu juga membuat saya sedikit tidak nyaman,

that people assume I represent something

karena orang beranggapan saya mewakili sesuatu

genuinely Indian when I wear it,

yang asli India saat saya memakainya,

because that's not how I feel.

walaupun saya tidak merasa seperti itu.

HP: (In Chinese)

HP: (Dalam Bahasa Cina)

YR: Actually, the only way I feel comfortable

YR: Sebenarnya, satu-satunya cara saya merasa nyaman

wearing it is by pretending

adalah memakainya dengan berpura-pura

they are the robes of a kung fu warrior

bahwa pakaian itu adalah jubah seorang pendekar kung fu

like Li Mu Bai from that film,

seperti Li Mu Bai dalam film,

"Crouching Tiger, Hidden Dragon."

"Crouching Tiger, Hidden Dragon."

(Music)

(Musik)

Okay.

Baiklah.

So my artwork is about identity and language,

Jadi pekerjaan seni saya adalah tentang identitas dan bahasa,

challenging common assumptions

yang menantang asumsi umum

based on how we look like or where we come from,

berdasarkan pada bagaimana penampilan kita atau dari mana kita berasal,

gender, race, class.

jenis kelamin, ras, kelas.

What makes us who we are anyway?

Apa yang membuat kita menjadi siapa sesungguhnya?

HP: (In Chinese)

HP: (Dalam Bahasa Cina)

YR: I used to read Spider-Man comics,

YR: Saya dulunya membaca komik Spider-Man,

watch kung fu movies,

menonton film-film kung fu,

take philosophy lessons from Bruce Lee.

mengambil pelajaran filosofi dari Bruce Lee.

He would say things like --

Dia akan mengatakan hal-hal seperti --

HP: Empty your mind.

HP: Kosongkan pikiranmu.

(Laughter)

(Gelak tawa)

Be formless, shapeless, like water.

Jadilah tak berbentuk, tak berwujud, seperti air.

Now you put water into a cup.

Jika Anda menuang air ke dalam cangkir.

It becomes the cup.

Air menjadi cangkir.

You put water into a bottle, it becomes the bottle.

Anda menaruh air ke dalam sebuah botol, air menjadi botol.

Put it in a teapot, it becomes the teapot.

Taruh dalam ceret teh, air menjadi ceret teh.

Now, water can flow

Sekarang, air bisa mengalir

or it can crash.

atau bisa memecah.

Be water, my friend. (Applause)

Jadilah air, teman. (Tepuk tangan)

YR: This year, I am 32 years old,

YR: Tahun ini, saya berusia 32 tahun,

the same age Bruce Lee was when he died.

seusia Bruce Lee saat dia wafat.

I have been wondering recently,

Akhir-akhir ini, saya bertanya-tanya,

if he were alive today,

seandainya dia masih hidup hari ini,

what advice he would give me

nasehat apa yang akan dia berikan pada saya

about making this TED Talk.

tentang presentasi TED ini.

HP: Don't imitate my voice.

HP: Jangan tiru suara saya.

It offends me.

Itu menyinggung saya.

(Laughter)

(Gelak tawa)

YR: Good advice,

YR: Nasehat bagus,

but I still think that we learn who we are

tapi tetap saja saya berpikir bahwa kita belajar siapa kita

by copying others.

dengan meniru orang lain.

Who here hasn't imitated their childhood hero

Siapa di sini yang tidak meniru pahlawan masa kecilnya

in the playground, or mum or father?

di taman bermain, atau ibunya atau ayahnya?

I have.

Saya melakukannya.

HP: A few years ago, in order to make this video

HP: Beberapa tahun lalu, untuk membuat video ini

for my artwork, I shaved off all my hair

untuk pekerjaan seni saya, saya mencukur semua rambut saya

so that I could grow it back as my father had it

agar saya bisa menumbuhkannya kembali seperti yang dilakukan ayah saya

when he first emigrated from India

saat pertama kali berimigrasi dari India

to the U.K. in the 1960s.

ke Inggris di tahun 1960-an.

He had a side parting and a neat mustache.

Rambut ayah mempunyai belah samping dengan kumis yang rapi.

At first, it was going very well.

Awalnya berjalan sangat baik.

I even started to get discounts in Indian shops.

Saya bahkan mulai mendapat potongan harga di toko-toko orang India.

(Laughter)

(Gelak tawa)

But then very quickly,

Tapi kemudian dengan sangat cepat,

I started to underestimate

saya mulai memandang remeh

my mustache growing ability,

kemampuan tumbuh kumis saya

and it got way too big.

dan menjadi terlalu besar.

It didn't look Indian anymore.

Kumisnya tidak terlihat seperti orang India lagi.

Instead, people from across the road,

Sebagai gantinya, orang-orang dari seberang jalan,

they would shout things like --

mereka akan meneriakkan hal-hal seperti --

HP and YR: Arriba! Arriba! Ándale! Ándale!

HP dan YR: Arriba! Arriba! Ándale! Ándale!

(Laughter)

(Gelak tawa)

HP: Actually, I don't know why I am even talking like this.

HP: Sebenarnya, saya bahkan tidak tahu mengapa saya berbicara seperti ini.

My dad doesn't even have an Indian accent anymore.

Ayah saya bahkan tidak mempunyai aksen orang India lagi.

He talks like this now.

Sekarang bicaranya seperti ini.

So it's not just my father that I've imitated.

Jadi bukan hanya ayah saya saja yang sudah saya tiru.

A few years ago I went to China for a few months,

Beberapa tahun lalu saya pergi ke Cina selama beberapa bulan,

and I couldn't speak Chinese,

dan saya tidak bisa berbicara dalam Bahasa Cina,

and this frustrated me,

dan ini membuat saya frustasi,

so I wrote about this and had it translated

jadi saya menulis tentang hal ini dan telah diterjemahkan

into Chinese, and then I learned this by heart,

ke dalam Bahasa Cina kemudian saya mempelajarinya dengan segenap hati

like music, I guess.

seperti musik.

YR: This phrase is now etched into my mind

YR: Kalimat ini sekarang terpatri dalam pikiran saya

clearer than the pin number to my bank card,

lebih jelas daripada nomor pin kartu ATM saya,

so I can pretend I speak Chinese fluently.

jadi saya bisa berpura-pura berbicara dalam Bahasa Cina dengan lancar.

When I had learned this phrase,

Ketika saya mempelajari kalimat ini,

I had an artist over there hear me out

ada seorang seniman di sana yang mendengarkannya

to see how accurate it sounded.

untuk melihat seberapa akurat terdengar.

I spoke the phrase, and then he laughed

Saya mengucapkan kalimatnya, dan lalu dia tertawa

and told me, "Oh yeah, that's great,

dan memberitahu saya, "Oh ya, itu hebat,

only it kind of sounds like a woman."

hanya saja kedengarannya seperti seorang wanita."

I said, "What?"

Saya berkata, "Apa?"

He said, "Yeah, you learned from a woman?"

Dia berkata,"Ya, anda mempelajarinya dari seorang wanita?"

I said, "Yes. So?"

Saya berkata,"Ya. Lalu?"

He then explained the tonal differences

Dia kemudian menjelaskan perbedaan bunyi

between male and female voices

suara antara pria dan wanita

are very different and distinct, and that I had learned it very well,

yang amat sangat berbeda dan nyata, dan saya telah mempelajarinya dengan sangat baik,

but in a woman's voice.

tapi dalam suara seorang wanita.

(Laughter)

(Gelak tawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

HP: Okay. So this imitation business

HP: Baiklah. Jadi urusan peniruan ini

does come with risk.

ada resikonya.

It doesn't always go as you plan it,

Tidak selalu berjalan seperti yang Anda rencanakan,

even with a talented translator.

bahkan dengan seorang penerjemah berbakat.

But I am going to stick with it,

Tapi saya akan tetap begitu,

because contrary to what we might usually assume,

karena berlawanan dengan apa yang mungkin biasanya kita asumsikan,

imitating somebody can reveal something unique.

meniru seseorang bisa menyingkap sesuatu yang unik.

So every time I fail

Jadi setiap kali saya gagal

to become more like my father,

untuk menjadi lebih mirip dengan ayah saya,

I become more like myself.

saya menjadi lebih mirip diri saya sendiri.

Every time I fail to become Bruce Lee,

Setiap kali saya gagai menjadi Bruce Lee,

I become more authentically me.

saja lebih menjadi diri saya yang asli.

This is my art.

Ini adalah seni saya.

I strive for authenticity,

Saya berjuang untuk keaslian,

even if it comes in a shape

sekalipun menjadi sebuah bentuk

that we might not usually expect.

yang mungkin biasanya tidak kita kira.

It's only recently that I've started to understand

Baru belakangan ini saya mulai mengerti

that I didn't learn to sit like this

bahwa saya tidak belajar duduk seperti ini

through being Indian.

untuk menjadi orang India.

I learned this from Spider-Man.

Saya mempelajarinya dari Spider-Man.

(Laughter)

(Gelak tawa)

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)