Why must artists be poor? | Hadi Eldebek

Translator: Nailah Ariesta Reviewer: Lanny Yunita

I come from a family of five brothers,

Saya berasal dari keluarga dengan lima bersaudara,

all scientists and engineers.

semuanya ilmuwan dan insinyur.

A few years ago, I sent them the following email:

Beberapa tahun lalu, saya mengirim e-mail:

"Dear brothers, I hope this message finds you well.

"Kepada Saudaraku, semoga kalian dalam keadaan baik.

I am emailing to let you know

Aku mengirim email ini untuk mengabarkan,

that I'm dropping out of my master's program in engineering

bahwa aku keluar dari program master di bidang teknik

to pursue a career as a full-time musician.

untuk berkarier sebagai musisi.

All that I ask from you is not to worry about me."

Kuharap kalian tidak khawatir denganku."

Brother number one replied.

Kakak pertama membalas.

He was encouraging but a bit skeptical.

Dia mendukung tapi agak ragu.

He said, "I wish you the best of luck.

Dia bilang, "Semoga kamu beruntung.

You're going to need it."

Kamu akan membutuhkannya."

(Laughter)

(Tertawa)

Brother number two was a little bit more skeptical.

Kakak kedua agak lebih ragu.

He said, "Don't do it!

Dia bilang, "Jangan!

This will be the worst mistake of your life.

Ini akan menjadi kesalahan terburuk seumur hidupmu.

Find a real career."

Cari karier yang nyata."

(Laughter)

(Tertawa)

Well, the rest of my brothers were so enthusiastic about my decision,

Saudara-saudara yang lain terlalu antusias terhadap keputusan saya,

they didn't even respond.

sehingga tidak membalas.

(Laughter)

(Tertawa)

I know that the skepticism coming from my brothers

Saya tahu bahwa keraguan saudara-saudara saya,

is out of care and concern for me.

disebabkan oleh kepedulian dan perhatian mereka.

They were worried.

Mereka khawatir.

They thought it would be difficult to make it as an artist,

Mereka pikir menjadi seniman itu sulit,

that it will be a challenge.

itu akan menjadi tantangan.

And you know what? They were right.

Dan rupanya mereka benar.

It is such a challenge to be a full-time artist.

Menjadi seorang seniman merupakan sebuah tantangan.

I have so many friends who need to have a second job

Banyak teman saya yang memiliki pekerjaan kedua

as a plan B in order to pay for the bills,

sebagai cadangan untuk membayar tagihan,

except that plan B sometimes becomes their plan A.

tapi ternyata cadangan itu menjadi fokus utama mereka.

And it's not just my friends and I who experience this.

Bukan hanya teman saya dan saya saja yang mengalaminya.

The US Census Bureau states that only 10 percent of art school graduates

Biro Sensus AS menyatakan, hanya 10 persen lulusan sekolah seni

end up working as full-time artists.

yang akhirnya menjadi seniman purnawaktu.

The other 90 percent, they change careers,

Yang 90 persen lainnya, mengubah karier,

they work in marketing, sales, education and other fields.

lalu bekerja dalam bidang pemasaran, penjualan, pendidikan, dan yang lainnya.

But this is not news, right?

Tapi ini bukan sebuah berita, ya?

We almost expect the artist to be a struggling artist.

Kami mengharapkan sang seniman menjadi seniman yang berjuang.

But why should we expect that?

Tapi kenapa kami harus mengharapkannya?

I read an article in the "Huffington Post"

Saya membaca artikel di "Huffington Post",

saying that four years ago, the European Union

yang mengatakan bahwa empat tahun lalu,

Uni Eropa memulai inisiatif pendanaan seni terbesar di dunia.

began the world's largest ever arts funding initiative.

Creative Europe will give 2.4 billion dollars

Creative Europe akan memberikan 2,4 miliar dolar

to over 300,000 artists.

kepada 300.000 lebih seniman.

In contrast, the US budget for our National Endowment for the Arts,

Sebaliknya, anggaran AS untuk Sumbangan Nasional bagi Seni,

the largest single funder for the arts across the United States,

penyandang dana tunggal terbesar untuk seni di seluruh Amerika Serikat,

is merely 146 million dollars.

hanya 146 juta dolar.

To put things into perspective,

Jika dibandingkan,

the US budget for the military marching bands alone

anggaran AS untuk marching band militer saja,

is almost twice as much as the entire NEA.

hampir dua kali lipat dari keseluruhan Sumbangan Nasional Seni.

Another striking image comes from Brendan McMahon for the "Huffington Post,"

Gambaran mencolok lainnya datang dari Brendan McMahon, "Huffington Post,"

saying that out of the one trillion dollar budget

yang mengatakan bahwa dari anggaran satu triliun dolar

for military and defense-related spending,

untuk pengeluaran militer dan pertahanan,

if only 0.05 percent were allocated to the arts,

andai 0,05 persen dialokasikan untuk seni,

we would be able to pay for 20 full-time symphony orchestras

kita akan mampu membayar 20 pemain orkestra,

at 20 million dollars apiece,

masing-masing 20 juta dolar,

and give over 80,000 artists

dan gaji tahunan 80.000 lebih seniman,

an annual salary of 50,000 dollars each.

masing-masing 50.000 dolar.

If that's only 0.05 percent,

Itu hanya 0,05 persen,

imagine what a full one percent could do.

bagaimana jika satu persen?

Now, I know we live in a capitalist society,

Saya sadar kita hidup di lingkungan kapitalis,

and profits matter a lot.

dan keuntungan adalah hal yang penting.

So let's look at it from a financial angle, shall we?

Mari kita lihat dari sudut pandang keuangan.

The US nonprofit arts industry

Industri seni nonprofit AS

generates more than 166 billion dollars in economic activity,

menghasilkan lebih dari 166 miliar dolar dalam kegiatan ekonomi,

it employs 5.7 million people

mempekerjakan 5,7 juta orang,

and it returns 12.6 billion dollars

dan mendapatkan laba 12,6 miliar

in tax revenue.

dalam pendapatan pajak.

But this is only a financial angle, right?

Tapi ini hanya dari sudut pandang keuangan.

We all know that the arts is way more than just an economic value.

Kita semua tahu bahwa seni itu bukan cuma sekadar nilai ekonomi.

The arts brings meaning to life.

Seni membawa makna bagi kehidupan.

It's the spirit of our culture.

Jiwa dari budaya kita.

It brings people together and it supports creativity

Menyatukan orang-orang dan mendukung kreativitas,

and social cohesion.

dan jalinan sosial.

But if the arts contributes this much to our economy,

Tetapi jika seni berkontribusi sebesar ini untuk perekonomian kita,

why then do we still invest so little in arts and artists?

mengapa investasi kita dalam seni dan seniman masih sangat sedikit?

Why do more than 80 percent of our schools nationwide

Dalam skala nasional, mengapa lebih dari 80 persen sekolah,

still experience budget cuts in arts education programs?

masih mengalami pemotongan anggaran untuk program pendidikan seni?

What is it about the value of arts and artists

Bagaimana nilai seni dan seniman

that we still don't understand?

yang masih belum kita mengerti?

I believe the system is flawed and far from being fair,

Saya yakin sistem ini cacat dan tidak adil,

and I want to help change that.

dan saya mau berupaya mengubahnya.

I want to live in a society

Saya mau tinggal di lingkungan,

where artists are more valued

yang lebih menghargai seniman,

and have more cultural and financial support

dan mendapatkan dukungan budaya dan keuangan,

so they can focus on creating arts instead of being forced to drive Ubers

sehingga mereka bisa fokus pada seni, bukannya terpaksa menjadi sopir Uber,

or take corporate jobs they'd rather not have.

atau bekerja di perusahaan yang tidak mereka sukai.

There are other sources of income for artists, however.

Ada sumber penghasilan lain untuk seniman.

There are private foundations,

Ada yayasan swasta,

grants and patrons who give money,

penyandang dana dan pendukung yang memberi uang,

except a vast majority of artists don't know about these opportunities.

tapi sebagian besar seniman tidak tahu tentang peluang ini.

On one side you have institutions and people with money.

Di satu sisi, ada institusi dan orang yang punya uang.

On the other side you have artists seeking funding,

Di sisi lain, ada seniman yang mencari dana,

but the artists don't know about the people with the money,

tapi seniman tidak tahu tentang orang yang punya uang,

and the people with the money don't necessarily know

dan orang yang punya uang belum tentu tahu

about the artists out there.

tentang keberadaan seniman.

This is why I am very excited to share "Grantpa,"

Maka, dengan senang hati saya perkenalkan "Grantpa,"

an online platform that uses technology

sebuah platform online yang menggunakan teknologi

to match artists with grants and funding opportunities

untuk mempertemukan seniman dengan dana dan peluang pendanaan,

in a way that is easy, fast and less intimidating.

dengan cara yang mudah, cepat, dan kurang mengintimidasi.

Grantpa is only one step towards solving an existing problem

Grantpa hanyalah satu cara

untuk mengatasi masalah ketidaksetaraan pendanaan yang ada.

of funding inequality,

but we need to work collectively on multiple fronts

Tapi kita harus berusaha bersama dalam berbagai bidang

to reevaluate how we view the artists in our society.

untuk mengevaluasi kembali pendapat kita terhadap para seniman.

Do we think of arts as a luxury or a necessity?

Apakah kita menganggap seni sebagai kemewahan atau kebutuhan?

Do we understand what goes on in the day-to-day life of an artist,

Apakah kita mengetahui, bagaimana keseharian seorang seniman,

or do we still believe that artists, no matter how struggling they are,

atau apakah kita masih menganggap bahwa bagaimana pun,

para seniman bahagia hanya karena mereka mengikuti hasratnya?

are happy simply because they're following their passion?

In a few years, I plan to send my brothers the following email:

Beberapa tahun lagi, saya berencana mengirim email ini kepada saudara saya:

"Dear brothers, I hope this message finds you well.

"Kepada Saudaraku, semoga kalian dalam keadaan baik.

I am emailing to let you know that I am doing great

Aku mengirim email ini, mengabarkan bahwa aku baik-baik saja,

and so are hundreds of thousands of artists

dan begitu pula ratusan ribu seniman lain

who are being valued more culturally and financially

yang lebih dihargai secara budaya dan finansial,

and getting enough funding to focus on their crafts

dan mendapatkan cukup pendanaan untuk fokus pada karya mereka,

and create more art.

dan menciptakan lebih banyak seni.

I appreciate all of your support.

Aku menghargai semua dukungan kalian.

Couldn't have done it without you."

Semua tak mungkin terjadi tanpa kalian."

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)