Gayle Tzemach Lemmon: Women entrepreneurs, example not exception

Translator: Abigail Wiriaatmadja Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

We do not invest in victims,

Kita tidak berinvestasi pada korban,

we invest in survivors.

kita berinvestasi pada mereka yang selamat.

And in ways both big and small,

Dan dalam berbagai cara, besar maupun kecil,

the narrative of the victim

pengertian akan korban

shapes the way we see women.

membentuk cara kita memandang wanita.

You can't count what you don't see.

Anda tidak dapat memperhitungkan yang tidak Anda lihat.

And we don't invest in what's invisible to us.

Dan kita tidak berinvestasi dalam hal yang tidak terlihat.

But this is the face

Namun inilah wajah

of resilience.

dari ketahanan.

Six years ago,

Enam tahun lalu,

I started writing about women entrepreneurs

saya mulai menulis tentang pengusaha wanita

during and after conflict.

selama dan sesudah pertikaian.

I set out to write a compelling economic story,

Saya bertekad menulis sebuah kisah ekonomi yang menarik,

one that had great characters, that no one else was telling,

dengan karakter luar biasa, yang tidak pernah diceritakan orang lain,

and one that I thought mattered.

dan yang saya rasakan penting.

And that turned out to be women.

Ternyata kisah itu adalah wanita.

I had left ABC news and a career I loved at the age of 30

Saya meninggalkan ABC dan sebuah karir yang saya cintai pada usia 30 tahun

for business school,

untuk sekolah bisnis,

a path I knew almost nothing about.

sebuah jalur yang asing bagi saya.

None of the women I had grown up with in Maryland

Tak satupun wanita teman sepergaulan saya di Maryland

had graduated from college,

lulus dari perguruan tinggi,

let alone considered business school.

apalagi memikirkan untuk sekolah bisnis.

But they had hustled to feed their kids

Mereka sibuk memberi makan anak-anaknya

and pay their rent.

dan membayar uang sewa.

And I saw from a young age

Dari sejak usia muda saya sudah melihat

that having a decent job and earning a good living

memiliki pekerjaan layak dan hidup yang baik

made the biggest difference

paling berpengaruh

for families who were struggling.

bagi keluarga yang berjuang untuk hidup.

So if you're going to talk about jobs,

Dan jika Anda ingin bicara tentang pekerjaan,

then you have to talk about entrepreneurs.

Anda harus berbicara tentang pengusaha.

And if you're talking about entrepreneurs

Dan apabila Anda berbicara tentang pengusaha

in conflict and post-conflict settings,

di tengah atau pasca pertikaian,

then you must talk about women,

maka Anda harus berbicara tentang wanita,

because they are the population you have left.

karena merekalah anggota masyarakat yang tersisa.

Rwanda in the immediate aftermath of the genocide

Setelah peristiwa genosida di Rwanda,

was 77 percent female.

77 persen penduduknya adalah perempuan.

I want to introduce you

Saya ingin memperkenalkan Anda

to some of those entrepreneurs I've met

dengan beberapa pengusaha yang saya temui

and share with you some of what they've taught me over the years.

dan membagikan beberapa hal yang mereka ajarkan beberapa tahun ini.

I went to Afghanistan in 2005

Saya pergi ke Afganistan di tahun 2005

to work on a Financial Times piece,

untuk mengerjakan satu tulisan untuk Financial Times,

and there I met Kamila,

dan di sana saya bertemu dengan Kamila,

a young women who told me she had just turned down

seorang wanita muda yang bercerita bahwa dia baru saja menolak

a job with the international community

sebuah pekerjaan dengan komunitas internasional

that would have paid her nearly $2,000 a month --

yang akan menggajinya hampir 2.000 dolar per bulan --

an astronomical sum in that context.

jumlah yang sangat besar dalam konteks ini..

And she had turned it down, she said,

Dan dia menolaknya, katanya,

because she was going to start her next business,

karena dia berniat memulai usahanya sendiri,

an entrepreneurship consultancy

sebuah layanan konsultasi kewirausahaan

that would teach business skills

yang akan mengajarkan keterampilan usaha

to men and women all around Afghanistan.

kepada pria dan wanita di seluruh Afganistan.

Business, she said,

Katanya, bisnis

was critical to her country's future.

sangat penting bagi masa depan negaranya.

Because long after this round of internationals left,

Karena lama setelah 'rombongan internasional' ini pergi,

business would help keep her country

bisnis akan membantu menjaga negaranya

peaceful and secure.

tetap damai dan aman.

And she said business was even more important for women

Dan dia berkata bahwa bisnis bahkan lebih penting bagi wanita

because earning an income earned respect

karena mereka yang memperoleh penghasilan akan dihormati

and money was power for women.

dan uang merupakan kekuatan bagi wanita.

So I was amazed.

Saya takjub.

I mean here was a girl who had never lived in peace time

Dia adalah seorang perempuan yang belum pernah hidup di masa damai

who somehow had come to sound like a candidate from "The Apprentice."

yang entah bagaimana terdengar seperti seorang kandidat dari "The Apprentice."

(Laughter)

(Tertawa)

So I asked her, "How in the world do you know this much about business?

Lalu saya bertanya, "Dari mana Anda tahu begitu banyak mengenai bisnis?

Why are you so passionate?"

Mengapa Anda begitu bergairah?"

She said, "Oh Gayle, this is actually my third business.

Dia berkata, "Oh Gayle, sebenarnya ini bisnis saya yang ketiga.

My first business was a dressmaking business

Bisnis pertama saya adalah membuat pakaian

I started under the Taliban.

yang saya mulai pada masa Taliban.

And that was actually an excellent business,

Dan itu sebenarnya bisnis yang hebat,

because we provided jobs for women all around our neighborhood.

karena kami menyediakan pekerjaan bagi wanita di lingkungan kami.

And that's really how I became an entrepreneur."

Dan begitulah cara saya menjadi seorang pengusaha."

Think about this:

Coba pikirkan:

Here were girls who braved danger

Ini adalah para perempuan yang menantang bahaya

to become breadwinners

untuk menjadi pencari nafkah

during years in which they couldn't even be on their streets.

pada masa di mana mereka bahkan tidak boleh berada di jalanan.

And at a time of economic collapse

Dan di masa keruntuhan ekonomi

when people sold baby dolls and shoe laces

ketika orang lain menjual boneka, tali sepatu,

and windows and doors

jendela, dan pintu

just to survive,

hanya untuk bertahan hidup,

these girls made the difference

para wanita ini membuat perbedaan

between survival and starvation

antara bertahan hidup dan kelaparan

for so many.

bagi begitu banyak orang.

I couldn't leave the story, and I couldn't leave the topic either,

Saya tidak dapat meninggalkan kisah maupun topik ini,

because everywhere I went I met more of these women

karena ke mana pun saya pergi, saya bertemu lebih banyak wanita seperti ini

who no one seemed to know about,

yang tampaknya tidak dikenal

or even wish to.

ataupun ingin dikenal oleh siapapun.

I went on to Bosnia,

Saya pergi ke Bosnia,

and early on in my interviews I met with an IMF official

dan di awal wawancara saya, saya bertemu seorang pejabat IMF

who said, "You know, Gayle,

yang berkata, "Anda tahu, Gayle,

I don't think we actually have women in business in Bosnia,

saya pikir tidak ada wanita pengusaha di Bosnia,

but there is a lady selling cheese nearby

namun ada seorang wanita yang menjual keju di dekat sini

on the side of the road.

di pinggir jalan.

So maybe you could interview her."

Jadi mungkin Anda dapat mewawancarainya."

So I went out reporting

Lalu saya pergi untuk meliput

and within a day I met Narcisa Kavazovic

dan dalam satu hari saya bertemu Narcisa Kavazovic

who at that point was opening a new factory

yang pada saat itu sedang membuka sebuah pabrik baru

on the war's former front lines in Sarajevo.

di bekas garis depan perang di Sarajevo.

She had started her business

Dia memulai usahanya

squatting in an abandoned garage,

dari sebuah garasi yang terbengkalai,

sewing sheets and pillow cases

menjahit seprai dan sarung bantal

she would take to markets all around the city

yang kemudian dibawanya ke pasar di seluruh kota

so that she could support

agar dia dapat menopang

the 12 or 13 family members

12 atau 13 anggota keluarga

who were counting on her for survival.

yang bergantung padanya untuk hidup.

By the time we met, she had 20 employees,

Saat kami bertemu, dia memiliki 20 orang pegawai,

most of them women,

yang sebagian besar adalah wanita,

who were sending their boys and their girls to school.

yang dapat menyekolahkan putra dan putrinya.

And she was just the start.

Dan itu hanya sebuah awal.

I met women running essential oils businesses,

Saya bertemu wanita yang menjalankan usaha minyak atsiri,

wineries

pengilangan anggur

and even the country's largest advertising agency.

bahkan badan periklanan terbesar di negerinya.

So these stories together

Lalu kisah-kisah ini bersama-sama

became the Herald Tribune business cover.

menjadi pokok berita bisnis dalam Herald Tribune.

And when this story posted,

Dan ketika kisah ini dipublikasikan,

I ran to my computer to send it to the IMF official.

saya berlari ke komputer saya untuk mengirimkannya pada pejabat IMF itu.

And I said, "Just in case you're looking for entrepreneurs

Dan saya berkata, "Siapa tahu Anda mencari pengusaha

to feature at your next investment conference,

untuk ditampilkan pada konferensi investasi Anda yang berikutnya,

here are a couple of women."

ini ada beberapa wanita."

(Applause)

(Tepuk tangan)

But think about this.

Namun, pikirkan hal ini.

The IMF official is hardly the only person

Pejabat IMF tersebut bukanlah satu-satunya orang

to automatically file women under micro.

yang secara otomatis mengelompokkan wanita sebagai mikro.

The biases, whether intentional or otherwise,

Prasangka tersebut, baik disengaja maupun tidak,

are pervasive,

sudah merajalela,

and so are the misleading mental images.

begitu pula dengan gambaran mental yang menyesatkan.

If you see the word "microfinance,"

Apabila Anda melihat kata "keuangan mikro,"

what comes to mind?

apa yang timbul di benak Anda?

Most people say women.

Kebanyakan orang berkata wanita.

And if you see the word "entrepreneur,"

Dan apabila Anda melihat kata "pengusaha,"

most people think men.

kebanyakan orang membayangkan pria.

Why is that?

Mengapa begitu?

Because we aim low and we think small

Karena anggapan kita rendah dan pikiran kita sempit

when it comes to women.

ketika berbicara tentang wanita.

Microfinance is an incredibly powerful tool

Keuangan mikro merupakan perangkat yang luar biasa kuat

that leads to self-sufficiency and self-respect,

yang mengarah kepada swadaya dan harga diri,

but we must move beyond micro-hopes

namun kita harus beralih lebih dari sekedar harapan mikro

and micro-ambitions for women,

dan ambisi mikro bagi wanita,

because they have so much greater hopes for themselves.

karena mereka memiliki harapan yang jauh lebih besar bagi diri mereka sendiri.

They want to move from micro to medium and beyond.

Mereka ingin beralih dari mikro ke medium bahkan lebih.

And in many places,

Dan di banyak tempat,

they're there.

mereka telah mencapainya.

In the U.S., women-owned businesses

Di Amerika Serikat, bisnis yang dimiliki kaum wanita

will create five and a half million new jobs by 2018.

akan menciptakan lima setengah juta pekerjaan baru pada tahun 2018.

In South Korea and Indonesia,

Di Korea Selatan dan Indonesia,

women own nearly half a million firms.

wanita memiliki hampir setengah juta perusahaan.

China, women run 20 percent

Di Cina, wanita menjalankan 20 persen

of all small businesses.

dari semua usaha kecil.

And in the developing world overall,

Dan di negara berkembang secara keseluruhan,

That figure is 40 to 50 percent.

angka tersebut mencapai 40 sampai 50 persen.

Nearly everywhere I go,

Hampir di semua tempat yang saya datangi,

I meet incredibly interesting entrepreneurs

saya berjumpa dengan pengusaha yang luar biasa menarik

who are seeking access to finance, access to markets

yang mencari akses ke keuangan, ke pasar

and established business networks.

dan jaringan bisnis yang telah mapan.

They are often ignored

Mereka seringkali diabaikan

because they're harder to help.

karena mereka lebih sulit untuk dibantu.

It is much riskier to give a 50,000 dollar loan

Lebih berisiko untuk memberi pinjaman sejumlah 50.000 dolar

than it is to give a 500 dollar loan.

daripada memberi pinjaman 500 dolar.

And as the World Bank recently noted,

Dan sebagaimana yang baru-baru ini dicatat oleh Bank Dunia,

women are stuck in a productivity trap.

wanita terperangkap dalam produktivitas.

Those in small businesses

Mereka yang memiliki usaha kecil

can't get the capital they need to expand

tidak dapat memperoleh modal untuk memperluas usaha

and those in microbusiness

dan mereka yang memiliki bisnis mikro

can't grow out of them.

tidak dapat tumbuh.

Recently I was at the State Department in Washington

Baru-baru ini saya berada di Departemen Luar Negeri di Washington

and I met an incredibly passionate entrepreneur from Ghana.

dan saya bertemu dengan seorang pengusaha penuh gairah dari Ghana.

She sells chocolates.

Dia menjual coklat.

And she had come to Washington,

Dan dia datang ke Washington,

not seeking a handout and not seeking a microloan.

bukan untuk mencari bantuan maupun pinjaman mikro.

She had come seeking serious investment dollars

Dia datang untuk mencari dana investasi serius

so that she could build the factory

agar dia dapat membangun pabrik

and buy the equipment she needs

dan membeli peralatan yang dibutuhkan

to export her chocolates

untuk mengekspor coklatnya

to Africa, Europe, the Middle East

ke Afrika, Eropa dan Timur Tengah

and far beyond --

dan daerah lainnya --

capital that would help her to employ

modal yang akan membantunya mempekerjakan

more than the 20 people

lebih dari sekedar 20 orang

that she already has working for her,

yang sudah bekerja untuknya,

and capital that would fuel her own country's

dan modal yang akan mendorong

economic climb.

peningkatan ekonomi negaranya sendiri.

The great news is

Berita baiknya adalah

we already know what works.

kita sudah tahu apa yang akan berhasil.

Theory and empirical evidence

Teori dan bukti empiris

Have already taught us.

telah mengajarkan kita.

We don't need to invent solutions because we have them --

Kita tidak perlu mencari solusi karena kita telah memilikinya --

cash flow loans

aliran pinjaman dana

based in income rather than assets,

yang didasarkan pada pendapatan, bukan pada aset,

loans that use secure contracts rather than collateral,

pinjaman yang menggunakan kontrak yang ketat daripada jaminan,

because women often don't own land.

karena wanita seringkali tidak memiliki tanah.

And Kiva.org, the microlender,

Dan Kiva.org, pemberi pinjaman mikro itu,

is actually now experimenting with crowdsourcing

saat ini sedang mencoba mengumpuldayakan

small and medium sized loans.

pinjaman kecil dan medium.

And that's just to start.

Dan ini hanyalah awalnya.

Recently it has become very much in fashion

Baru-baru ini sudah menjadi tren

to call women "the emerging market of the emerging market."

untuk menyebut wanita "pasar yang berkembang dari pasar yang berkembangl."

I think that is terrific.

Menurut saya ini hebat.

You know why?

Anda tahu kenapa?

Because -- and I say this as somebody who worked in finance --

Karena -- dan saya mengatakan ini sebagai seseorang yang bekerja di bidang keuangan --

500 billion dollars at least

setidaknya 500 milyar dolar

has gone into the emerging markets in the past decade.

telah masuk ke dalam pasar yang berkembang dalam dekade terakhir ini.

Because investors saw the potential for return

Karena para investor melihat potensi keuntungan

at a time of slowing economic growth,

di saat perkembangan ekonomi melambat,

and so they created financial products

sehingga mereka menciptakan produk keuangan

and financial innovation

dan inovasi keuangan

tailored to the emerging markets.

yang disesuaikan dengan pasar yang berkembang.

How wonderful would it be

Betapa luar biasanya

if we were prepared to replace all of our lofty words

apabila kita dapat menggantikan semua kata-kata kita

with our wallets

dengan dompet kita

and invest 500 billion dollars

dan menginvestasikan 500 milyar dolar

unleashing women's economic potential?

untuk melepaskan potensi ekonomi wanita?

Just think of the benefits

Pikirkan saja keuntungan

when it comes to jobs, productivity,

dalam hubungannya dengan pekerjaan, produktivitas,

employment, child nutrition,

tenaga kerja, nutrisi anak,

maternal mortality, literacy

kematian ibu, keberaksaraan

and much, much more.

dan lebih banyak lagi.

Because, as the World Economic Forum noted,

Karena, sebagaimana yang dikemukakan oleh Forum Ekonomi Dunia,

smaller gender gaps are directly correlated

berkurangnya kesenjangan jenis kelamin berhubungan langsung dengan

with increased economic competitiveness.

meningkatnya persaingan ekonomi.

And not one country in all the world

Dan tidak satu pun negara di seluruh dunia

has eliminated its economic participation gap --

yang telah menghapus kesenjangan partisipasi ekonomi --

not one.

tak satu pun.

So the great news

Jadi berita baiknya adalah

is this is an incredible opportunity.

bahwa ini merupakan kesempatan yang luar biasa.

We have so much room to grow.

Kita memiliki begitu banyak ruang untuk bertumbuh.

So you see,

Jadi, Anda lihat,

this is not about doing good,

ini bukanlah tentang berbuat baik,

this is about global growth

ini tentang pertumbuhan global

and global employment.

dan ketenagakerjaan global.

It is about how we invest

Ini tentang bagaimana kita berinvestasi

and it's about how we see women.

dan tentang bagaimana kita memandang wanita.

And women can no longer be

Dan wanita tidak dapat lagi menjadi

both half the population

setengah dari populasi

and a special interest group.

dan kelompok dengan kepentingan khusus.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Oftentimes I get into very interesting discussions with reporters

Seringkali saya terlibat diskusi yang menarik dengan wartawan

who say to me, "Gayle, these are great stories,

yang berkata kepada saya, "Gayle, ini adalah kisah yang luar biasa,

but you're really writing about the exceptions."

namun Anda sebenarnya sedang menulis tentang pengecualian."

Now that makes me pause for just a couple reasons.

Hal ini membuat saya berhenti sejenak untuk beberapa alasan.

First of all, for exceptions,

Pertama, tentang pengecualian,

there are a lot of them

pengecualiannya banyak sekali

and they're important.

dan hal itu penting.

Secondly, when we talk about men who are succeeding,

Kedua, saat kita berbicara tentang pria yang sukses,

we rightly consider them

kita dengan tepat menganggap mereka

icons or pioneers or innovators

ikon atau pelopor atau inovator

to be emulated.

yang perlu ditiru.

And when we talk about women,

Dan ketika kita bicara tentang wanita,

they are either exceptions to be dismissed

mereka dianggap pengecualian yang diabaikan

or aberrations to be ignored.

atau kelainan yang diacuhkan.

And finally,

Dan akhirnya,

there is no society anywhere in all the world

tidak ada satu pun masyarakat di dunia ini

that is not changed

yang tidak diubah

except by its most exceptional.

kecuali oleh anggotanya yang paling luar biasa.

So why wouldn't we celebrate and elevate

Lalu, mengapa kita tidak mensyukuri dan mengangkat

these change makers and job creators

para pembuat perubahan dan pencipta pekerjaan ini

rather than overlook them?

ketimbang mengabaikan mereka?

This topic of resilience is very personal to me

Topik ketahanan diri ini sangatlah pribadi untuk saya

and in many ways has shaped my life.

dan dalam berbagai cara telah membentuk hidup saya.

My mom was a single mom

Ibu saya adalah orang tua tunggal

who worked at the phone company during the day

yang bekerja di perusahaan telepon di siang hari

and sold Tupperware at night

dan berjualan Tupperware di malam hari

so that I could have every opportunity possible.

agar saya dapat memperoleh setiap kesempatan yang ada.

We shopped double coupons

Kami berbelanja di tempat kupon ganda

and layaway and consignment stores,

toko kredit dan konsinyasi,

and when she got sick with stage four breast cancer

dan saat ibu terkena kanker payudara stadium empat

and could no longer work,

dan tidak dapat bekerja lagi,

we even applied for food stamps.

kami bahkan meminta kupon makanan.

And when I would feel sorry for myself

Dan ketika saya mulai menyesali diri sendiri

as nine or 10 year-old girls do,

seperti anak perempuan umur 9 atau 10 tahun lainnya,

she would say to me, "My dear, on a scale of major world tragedies,

ia akan berkata kepada saya, "Sayang, dalam ukuran tragedi besar dunia,

yours is not a three."

nilai masalahmu sangat kecil."

(Laughter)

(Tertawa)

And when I was applying to business school

Dan ketika saya mendaftar ke sekolah bisnis

and felt certain I couldn't do it

dan merasa yakin bahwa saya tidak akan dapat melakukannya

and nobody I knew had done it,

dan tidak ada satu kenalan pun yang telah melakukannya,

I went to my aunt who survived years of beatings at the hand of her husband

saya menemui bibi saya yang selamat dari penyiksaan suaminya selama bertahun-tahun

and escaped a marriage of abuse

dan berhasil keluar dari pernikahan yang penuh kekerasan

with only her dignity intact.

hanya menyisakan martabatnya yang utuh.

And she told me,

Dia berkata,

"Never import other people's limitations."

"Jangan pernah mengadopsi keterbatasan orang lain."

And when I complained to my grandmother,

Dan ketika saya mengeluh kepada nenek saya,

a World War II veteran

seorang veteran Perang Dunia II

who worked in film for 50 years

yang telah bekerja di dunia perfilman selama 50 tahun

and who supported me from the age of 13,

dan yang menanggung hidup saya sejak usia 13 tahun,

that I was terrified

bahwa saya takut

that if I turned down a plum assignment at ABC

apabila saya menolak sebuah penugasan impian di ABC

for a fellowship overseas,

untuk sebuah beasiswa di luar negeri,

I would never ever, ever find another job,

saya tidak akan pernah memperoleh pekerjaan lain,

she said, "Kiddo, I'm going to tell you two things.

Dia berkata, "Nak, saya akan memberitahumu dua hal.

First of all, no one turns down a Fulbright,

Pertama, tidak seorang pun menolak beasiswa Fulbright,

and secondly, McDonald's is always hiring."

dan kedua, di McDonald's selalu ada lowongan."

(Laughter)

(Tertawa)

"You will find a job. Take the leap."

"Kamu pasti akan memperoleh pekerjaan. Melompatlah."

The women in my family

Para wanita di keluarga saya

are not exceptions.

bukanlah pengecualian.

The women in this room and watching in L.A.

Wanita-wanita di ruangan ini dan yang menonton di L.A.

and all around the world

dan di seluruh dunia

are not exceptions.

bukanlah pengecualian.

We are not a special interest group.

Kita bukanlah kelompok kepentingan khusus.

We are the majority.

Kita adalah mayoritas.

And for far too long,

Dan sudah terlalu lama,

we have underestimated ourselves

kita meremehkan diri sendiri

and been undervalued by others.

dan dinilai terlalu rendah oleh orang lain.

It is time for us to aim higher

Sudah waktunya bagi kita untuk membidik lebih tinggi

when it comes to women,

sehubungan dengan wanita,

to invest more and to deploy our dollars

dan berinvestasi lebih banyak dan menanamkan uang kita

to benefit women all around the world.

agar menguntungkan wanita di seluruh dunia.

We can make a difference,

Kita dapat membuat perubahan,

and make a difference, not just for women,

dan membuat perubahan, bukan hanya bagi wanita,

but for a global economy

namun untuk ekonomi global

that desperately needs their contributions.

yang sangat membutuhkan kontribusi mereka.

Together we can make certain

Bersama kita dapat memastikan

that the so-called exceptions

agar mereka yang disebut pengecualian

begin to rule.

mulai ikut menguasai ekonomi.

When we change the way we see ourselves,

Ketika kita mengubah cara kita memandang diri kita sendiri,

others will follow.

orang lain pun akan mengikutinya.

And it is time for all of us

Dan inilah waktunya bagi kita semua

to think bigger.

untuk berpikir lebih luas.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)