The surprising decline in violence | Steven Pinker

Translator: Ken Salim Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Images like this, from the Auschwitz concentration camp,

Gambar seperti ini, dari kamp konsentrasi Auschwitz

have been seared into our consciousness during the 20th century

sudah tertanam di dalam kesadaran kita selama abad ke-20

and have given us a new understanding of who we are,

dan sudah memberikan kita pemahaman baru tentang siapakah kita,

where we've come from and the times we live in.

dari mana asal kita, dan periode waktu hidup kita.

During the 20th century, we witnessed the atrocities

Selama abad ke-20, kita menyaksikan kekejaman

of Stalin, Hitler, Mao, Pol Pot, Rwanda and other genocides,

dari Stalin, Hitler, Mao, Pol Pot, Rwanda, dan genosida lainnya.

and even though the 21st century is only seven years old,

Meskipun abad ke-21 baru berjalan tujuh tahun,

we have already witnessed an ongoing genocide in Darfur

kita sudah menyaksikan genosida di Darfur yang sedang berlangsung

and the daily horrors of Iraq.

dan kejadian horor harian di Irak.

This has led to a common understanding of our situation,

Ini menghasilkan pemahaman umum terhadap situasi kita,

namely, that modernity has brought us terrible violence,

yaitu modernitas telah membawa kekerasan kejam,

and perhaps that native peoples lived in a state of harmony

dan mungkin penduduk asli yang tinggal dalam keadaan harmoni

that we have departed from, to our peril.

yang telah kita tinggalkan, membahayakan kita.

Here is an example from an op-ed on Thanksgiving,

Ini sebuah contoh dari satu opini pada Thanksgiving

in the "Boston Globe" a couple of years ago,

di Boston Globe beberapa tahun lalu,

where the writer wrote, "The Indian life was a difficult one,

saat penulis menulis, "Kehidupan Indian adalah kehidupan yang sulit,

but there were no employment problems,

tapi tidak ada masalah pekerjaan,

harmoni masyarakat kuat, penyalahgunaan narkoba tak diketahui,

community harmony was strong, substance abuse unknown,

crime nearly nonexistent.

kejahatan hampir tidak ada.

What warfare there was between tribes was largely ritualistic

Perang yang ada pun bersifat antar suku, kebanyakan bersifat ritual,

and seldom resulted in indiscriminate or wholesale slaughter."

dan jarang menjadi pembantaian masal atau tanpa pandang bulu."

Now you're all familiar with this treacle.

Sekarang Anda semua sudah tahu dengan cerita ini.

We teach it to our children.

Kita mengajarkan ini kepada anak-anak.

We hear it on television and in storybooks.

Kita dengar cerita ini di televisi dan di buku cerita.

Now, the original title of this session was, "Everything You Know is Wrong,"

Judul asli dari sesi ini adalah, "Semua yang kamu tahu itu salah,"

and I'm going to present evidence

dan saya akan menunjukkan bukti

that this particular part of our common understanding is wrong,

bahwa bagian dari pemahaman umum kita itu salah,

that, in fact, our ancestors were far more violent than we are,

bahwa, sebenarnya, nenek moyang jauh lebih kejam daripada kita,

that violence has been in decline for long stretches of time,

bahwa kekerasan sudah menurun untuk waktu yang lama,

and that today, we are probably living in the most peaceful time

dan sekarang, kita mungkin hidup dalam masa yang paling damai

in our species's existence.

dalam kehidupan spesies kita.

Now in the decade of Darfur and Iraq,

Dalam dekadenya Darfur dan Irak,

a statement like that might seem somewhere between hallucinatory and obscene,

pernyataan seperti itu mungkin terlihat seperti halusinasi dan saru,

but I'm going to try to convince you that that is the correct picture.

tetapi saya akan mencoba meyakinkan Anda bahwa itu adalah pandangan yang benar.

The decline of violence is a fractal phenomenon.

Penurunan dalam kekerasan merupakan fenomena yang selalu sama.

You can see it over millennia, over centuries, over decades

Anda bisa melihatnya selama ribuan, ratusan, puluhan,

and over years,

dan selama bertahun-tahun.

although there seems to have been a tipping point

Meskipun tampaknya telah ada titik kritis

at the onset of the Age of Reason in the 16th century.

di awal masa Age of Reason di abad ke-16.

One sees it all over the world, although not homogeneously.

Ini terlihat di seluruh dunia, meskipun tidak semuanya sama.

It's especially evident in the West,

Ini lebih sering muncul di belahan dunia Barat,

beginning with England and Holland around the time of the Enlightenment.

dimulai di Inggris dan Belanda di sekitar masa Pencerahan.

Let me take you on a journey of several powers of 10 --

Izinkan saya untuk mengantar Anda dalam perjalanan beberapa ribu tahun lalu --

from the millennium scale to the year scale --

dari skala milenium ke tahun --

to try to persuade you of this.

untuk mencoba meyakinkan Anda dengan ini.

Until 10,000 years ago, all humans lived as hunter-gatherers,

Sebelum 10.000 tahun silam, semua manusia hidup sebagai pemburu-pengumpul,

without permanent settlements or government.

tanpa tempat tinggal permanen atau sistem pemerintahan.

And this is the state that's commonly thought to be one of primordial harmony.

Ini adalah keadaan yang umumnya dianggap sebagai salah satu harmoni primordial.

But the archaeologist Lawrence Keeley,

Tetapi, arkeologis Lawrence Keeley,

looking at casualty rates among contemporary hunter-gatherers,

melihat tingkat kematian di antara para pemburu-pengumpul di masa itu,

which is our best source of evidence about this way of life,

yang merupakan sumber bukti terbaik tentang cara hidup ini,

has shown a rather different conclusion.

telah menunjukkan kesimpulan yang agak berbeda.

Here is a graph that he put together,

Berikut adalah grafik yang dia susun,

showing the percentage of male deaths due to warfare

menunjukkan persentase pria yang meninggal karena perang

in a number of foraging or hunting and gathering societies.

di sejumlah masyarakat pencari makan atau pemburu-pengumpul.

The red bars correspond to the likelihood that a man will die

Batang merah menandakan kemungkinan meninggalnya seorang pria

at the hands of another man,

di tangan pria lainnya,

as opposed to passing away of natural causes,

bukan meninggal karena pengaruh alami,

in a variety of foraging societies in the New Guinea highlands

di banyak masyarakat pencari makan di dataran tinggi New Guinea

and the Amazon rain forest.

dan di hutan hujan tropis Amazon.

And they range from a rate of almost a 60 percent chance that a man will die

Mereka berkisar dari 60 persen kemungkinan meninggalnya seorang pria

at the hands of another man

di tangan pria lain,

to, in the case of the Gebusi, only a 15 percent chance.

dibandingkan dengan Gebusi yang hanya berkemungkinan 15 persen.

The tiny little blue bar in the lower left-hand corner

Batang biru kecil di ujung kiri bawah

plots the corresponding statistic from the United States and Europe

menunjukkan statistik dari Amerika Serikat dan Eropa

in the 20th century,

pada abad ke-20,

and it includes all the deaths of both World Wars.

dan itu mencakup semua orang yang meninggal dalam kedua Perang Dunia.

If the death rate in tribal warfare had prevailed during the 20th century,

Jika tingkat kematian dalam perang suku dicerminkan pada abad ke-20,

there would have been two billion deaths rather than 100 million.

akan ada 2 miliar kematian, bukan seratus juta.

Also on the millennium scale,

Dalam skala milenium,

we can look at the way of life of early civilizations,

kita bisa melihat cara kehidupan peradaban awal,

seperti yang tertulis dalam Alkitab.

such as the ones described in the Bible.

And in this supposed source of our moral values,

Di dalam apa yang kita anggap sebagai sumber nilai moral kita,

Anda bisa membaca deskripsi dari apa yang diharapkan terjadi dalam peperangan,

one can read descriptions of what was expected in warfare,

such as the following, from Numbers 31:

seperti berikut, dari Bilangan 31:

"And they warred against the Midianites as the Lord commanded Moses,

"Berperanglah mereka melawan Midian seperti perintah Tuhan pada Musa,

and they slew all the males.

lalu mereka membantai semua laki-laki.

And Moses said unto them, 'Have you saved all the women alive?

Dan Musa berkata pada mereka: 'Kamu biarkankah semua perempuan hidup?

Now, therefore, kill every male among the little ones

Maka sekarang bunuhlah semua lelaki di antara anak-anak

and kill every woman that hath known man by lying with him,

dan juga semua perempuan yang pernah bersetubuh dengan lelaki,

but all the women children that have not known a man by lying with him,

kecuali perempuan muda yang belum pernah bersetubuh dengan lelaki,

simpanlah mereka untukmu."

keep alive for yourselves.'"

In other words: kill the men, kill the children.

Dalam kata lain: bunuh laki-laki dan anak-anak.

If you see any virgins, then you can keep them alive so that you can rape them.

Jika melihat perawan, biarkanlah mereka hidup

agar Anda bisa memerkosanya.

And you can find four or five passages in the Bible of this ilk.

Ada empat atau lima bacaan seperti ini di dalam Alkitab.

Also in the Bible, one sees that the death penalty was the accepted punishment

Juga di dalam Alkitab, hukuman mati dipandang

sebagai hukuman yang diterima untuk kejahatan,

for crimes such as homosexuality,

seperti homoseksualitas, perzinahan, penistaan, penyembahan berhala,

adultery, blasphemy, idolatry, talking back to your parents --

membalas orang tua dengan tidak sopan --

(Laughter)

(Tawa)

and picking up sticks on the Sabbath.

dan bekerja pada hari Sabat.

Well, let's click the zoom lens down one order of magnitude

Mari kita memperbesar lebih dekat lagi

and look at the century scale.

dan melihat dalam skala abad.

Now, although we don't have statistics for warfare

Meskipun kita tidak punya statistik untuk peperangan

throughout the Middle Ages to modern times,

sepanjang abad pertengahan ke masa modern,

we know just from conventional history

kita tahu hanya dari sejarah konvensional

that the evidence was under our nose all along

bahwa buktinya ternyata ada di bawah hidung kita.

that there has been a reduction in socially sanctioned forms of violence.

Ada pengurangan dalam kekerasan yang diberi sanksi sosial.

For example, any social history will reveal that mutilation and torture

Contoh, riwayat sejarah sosial menunjukkan bahwa mutilasi dan penyiksaan

were routine forms of criminal punishment.

adalah bagian rutin dalam hukuman kriminal.

The kind of infraction today that would give you a fine,

Jenis pelanggaran yang hari ini akan dikenai denda,

in those days, would result in your tongue being cut out,

di masa lalu, yang terjadi adalah lidah Anda akan dipotong,

your ears being cut off, you being blinded,

telinga dipotong, Anda dibutakan,

a hand being chopped off and so on.

tangan dipotong, dan seterusnya.

There were numerous ingenious forms of sadistic capital punishment:

Ada berbagai cara cerdik untuk hukuman mati yang sadis:

burning at the stake, disemboweling, breaking on the wheel,

dibakar di tiang, pengeluaran isi perut, pelindasan tubuh dengan mobil,

being pulled apart by horses and so on.

perobekan anggota tubuh dengan ditarik kuda, dst.

The death penalty was a sanction for a long list of nonviolent crimes:

Hukuman mati adalah sanksi untuk daftar kejahatan non-kekerasan yang panjang:

criticizing the king, stealing a loaf of bread.

mengkritik raja, mencuri sepotong roti.

Slavery, of course, was the preferred labor-saving device,

Perbudakan, tentu saja, adalah sarana untuk menghemat tenaga kerja,

and cruelty was a popular form of entertainment.

dan kekejaman adalah salah satu bentuk hiburan populer.

Perhaps the most vivid example was the practice of cat burning,

Mungkin contoh yang paling gamblang adalah praktik pembakaran kucing,

saat seekor kucing diikat di atas panggung dan diturunkan ke dalam api,

in which a cat was hoisted on a stage and lowered in a sling into a fire,

and the spectators shrieked in laughter as the cat, howling in pain,

dan para penonton tertawa terbahak-bahak ketika kucingnya melolong kesakitan

was burned to death.

dan dibakar sampai mati.

What about one-on-one murder?

Bagaimana dengan pembunuhan?

Well, there, there are good statistics,

Di sana ada statistik bagus

because many municipalities recorded the cause of death.

karena banyak kota madya mencatat penyebab kematian.

The criminologist Manuel Eisner

Kriminolog Manuel Eisner

scoured all of the historical records across Europe

mencari semua rekaman sejarah di seluruh Eropa untuk tingkat pembunuhan

for homicide rates in any village, hamlet, town, county that he could find,

di desa, dusun, kota, kabupaten mana pun yang bisa dia temukan,

and then he supplemented them with national data

lalu dia menambahkannya dengan data nasional

when nations started keeping statistics.

ketika negara mulai mencatat statistik.

He plotted on a logarithmic scale,

Dia membuat semacam skala logaritmik,

going from 100 deaths per 100,000 people per year,

mulai dari 100 kematian per 100.000 orang per tahun,

which was approximately the rate of homicide in the Middle Ages,

yang kira-kira sama dengan tingkat pembunuhan di abad Pertengahan,

and the figure plummets down

dan angkanya turun jauh

sampai kurang dari satu pembunuhan per 100.000 orang per tahun

to less than one homicide per 100,000 people per year

in seven or eight European countries.

di tujuh atau delapan negara Eropa.

Then, there is a slight uptick in the 1960s.

Lalu, ada sedikit kenaikan di era 1960-an.

The people who said that rock and roll would lead to the decline of moral values

Orang-orang yang mengatakan rock and roll akan menyebabkan penurunan nilai moral

actually had a grain of truth to that.

ada benarnya juga dari pernyataan itu.

But there was a decline from at least two orders of magnitude in homicide

Tetapi, ada penurunan setidaknya 100 kali lipat dalam pembunuhan

from the Middle Ages to the present,

dari abad Pertengahan sampai sekarang,

and the elbow occurred in the early 16th century.

dan kurvanya terjadi di awal abad ke-16.

Let's click down now to the decade scale.

Mari perbesar lagi ke skala dekade.

According to nongovernmental organizations that keep such statistics,

Menurut organisasi non-pemerintah yang menyimpan statistik sejenis ini,

since 1945, in Europe and the Americas,

sejak 1945, di Eropa dan Amerika,

there has been a steep decline in interstate wars,

telah terjadi penurunan tajam dalam perang antar negara,

kerusuhan etnis mematikan atau pogrom,

in deadly ethnic riots or pogroms

and in military coups, even in South America.

dan kudeta militer, bahkan di Amerika Selatan.

Worldwide, there's been a steep decline in deaths in interstate wars.

Di seluruh dunia, terjadi penurunan tajam dalam kematian di perang antar negara.

The yellow bars here show the number of deaths per war per year

Batang kuning di sini menunjukkan jumlah kematian per perang per tahun

from 1950 to the present.

dari 1950 sampai sekarang.

And, as you can see, the death rate goes down

Seperti yang bisa Anda lihat, tingkat kematian turun

from 65,000 deaths per conflict per year in the 1950s

dari 65.000 kematian per konflik per tahun di 1950-an

to less than 2,000 deaths per conflict per year in this decade,

hingga kurang dari 2.000 kematian per konflik per tahun di dekade ini,

as horrific as it is.

meskipun tetap mengerikan.

Even in the year scale, one can see a decline of violence.

Bahkan di skala tahun, terlihat penurunan dalam kekerasan.

Since the end of the Cold War, there have been fewer civil wars,

Sejak akhir dari Perang Dingin, ada lebih sedikit perang saudara,

fewer genocides -- indeed, a 90 percent reduction since post-World War II highs --

lebih sedikit genosida -- penurunan 90 persen sejak Perang Dunia II

and even a reversal of the 1960s uptick in homicide and violent crime.

dan bahkan pengembalian dari kenaikan di tahun 1960-an

dalam pembunuhan dan kejahatan keras.

This is from the FBI uniform crime statistics.

Ini dari statistik kejahatan seragam dari FBI.

You can see that there's a fairly low rate of violence in the '50s and the '60s,

Terlihat ada tingkat kekerasan yang cukup rendah di tahun '50 dan '60-an,

then it soared upward for several decades

lalu melonjak naik ke atas untuk beberapa dekade

and began a precipitous decline, starting in the 1990s,

dan mulai menurun drastis, dimulai dari tahun 1990-an

so that it went back to the level that was last enjoyed in 1960.

sehingga kembali ke level yang dulunya ada di 1960.

President Clinton, if you're here: thank you.

Presiden Clinton, jika Anda di sini: Terima kasih.

(Laughter)

(Tawa)

Lalu pertanyaannya adalah:

So the question is:

Why are so many people so wrong about something so important?

Mengapa begitu banyak orang sangat salah mengenai sesuatu yang sangat penting?

I think there are a number of reasons.

Saya rasa ada beberapa alasan.

Salah satunya, pelaporan kita menjadi lebih baik.

One of them is we have better reporting.

The Associated Press is a better chronicler of wars

The Associated Press adalah penulis sejarah perang yang lebih baik

over the surface of the earth

di permukaan bumi

than 16th-century monks were.

daripada biarawan abad ke-16.

(Laughter)

(Tawa)

There's a cognitive illusion.

Ada ilusi kognitif.

We cognitive psychologists know

Kami, psikolog kognitif, tahu

that the easier it is to recall specific instances of something,

bahwa semakin mudah mengingat contoh tertentu dari sesuatu,

the higher the probability that you assign to it.

semakin tinggi kemungkinan Anda menetapkan hal tersebut.

Things that we read about in the paper with gory footage

Hal-hal yang kita baca di koran dengan gambar berlumur darah

burn into memory more than reports of a lot more people dying

lebih mudah diingat daripada laporan banyak orang yang meninggal di ranjang

in their beds of old age.

karena usia senja.

There are dynamics in the opinion and advocacy markets;

Ada dinamika dalam pasar opini dan advokasi;

no one ever attracted advocates and donors

tidak ada orang yang menarik advokat dan donor

by saying, "Things just seem to be getting better and better."

dengan bicara, "Tampaknya semuanya terus menjadi lebih baik."

(Laughter)

(Tawa)

There's guilt about our treatment of native peoples

Ada rasa bersalah tentang perlakuan terhadap penduduk asli

in modern intellectual life,

dalam kehidupan intelektual modern,

and an unwillingness to acknowledge there could be anything good

dan adanya keengganan untuk mengakui adanya hal baik

about Western culture.

mengenai budaya Barat.

And, of course, our change in standards can outpace the change in behavior.

Tentu, perubahan dalam standar bisa melebihi perubahan dalam perilaku.

One of the reasons violence went down

Salah satu alasan kekerasan turun

is that people got sick of the carnage and cruelty in their time.

adalah orang-orang muak dengan pembantaian dan kekejaman

pada masa mereka.

That's a process that seems to be continuing,

Ini proses yang tampaknya terus berlanjut,

but if it outstrips behavior by the standards of the day,

tetapi jika ini melampaui perilaku standar pada masa itu,

things always look more barbaric than they would have been

itu akan selalu terlihat lebih biadab

daripada jika dibandingkan dengan standar historis.

by historic standards.

So today, we get exercised -- and rightly so --

Jadi, sekarang, kita merasa muak -- dan memang demikian

if a handful of murderers get executed by lethal injection in Texas

jika beberapa pembunuh dieksekusi dengan suntikan mematikan di Texas

after a 15-year appeal process.

setelah 15 tahun proses banding.

We don't consider that a couple of hundred years ago,

Kita tidak mempertimbangkan bahwa beberapa ratus tahun lalu,

they may have been burned at the stake for criticizing the king after a trial

mereka mungkin dibakar di tiang karena mengkritik raja

setelah pengadilan yang berlangsung sepuluh menit,

that lasted 10 minutes,

and indeed, that that would have been repeated over and over again.

dan tentu saja, itu akan terjadi berulang kali.

Today, we look at capital punishment

Sekarang, kita melihat hukuman mati

as evidence of how low our behavior can sink,

sebagai bukti betapa rendahnya perilaku kita sebagai manusia,

rather than how high our standards have risen.

bukan bukti betapa tingginya kenaikan standar kita.

Well, why has violence declined?

Jadi, mengapa kekerasan menurun?

No one really knows, but I have read four explanations,

Tidak ada yang tahu, tapi saya sudah membaca empat alasan,

all of which, I think, have some grain of plausibility.

saya kira semuanya cukup masuk akal.

The first is: maybe Thomas Hobbes got it right.

Yang pertama adalah: mungkin Thomas Hobbes itu benar.

He was the one who said

Dia yang bilang kalau hidup tanpa pemerintahan itu

that life in a state of nature was "solitary, poor, nasty,

"sendirian, miskin, keji, kasar, dan pendek."

brutish and short."

(Laughter)

(Tawa)

Not because, he argued,

Menurutnya, bukan karena

humans have some primordial thirst for blood

manusia punya keinginan dasar untuk bertumpah darah

or aggressive instinct or territorial imperative,

atau insting agresif, atau imperatif teritorial,

but because of the logic of anarchy.

tetapi karena logika dari anarki.

In a state of anarchy,

Dalam keadaan anarki,

there's a constant temptation to invade your neighbors preemptively,

ada godaan konstan untuk menyerang tetangga Anda lebih dahulu,

before they invade you.

sebelum mereka menyerang Anda.

More recently, Thomas Schelling gives the analogy

Barusan ini, Thomas Schelling memberi analogi

of a homeowner who hears a rustling in the basement.

tentang orang yang mendengar suara gemeresik di basemen.

Being a good American, he has a pistol in the nightstand,

Sebagai orang Amerika yang baik, dia punya pistol di nakas,

pulls out his gun, walks down the stairs.

mengeluarkan senjatanya, jalan turun tangga,

And what does he see but a burglar with a gun in his hand?

dan dia melihat seorang pencuri dengan pistol di tangannya.

Now, each one of them is thinking,

Sekarang, mereka berdua berpikir,

"I don't really want to kill that guy, but he's about to kill me.

"Aku tidak mau membunuh pria itu, tapi dia akan membunuhku.

Maybe I had better shoot him before he shoots me,

Lebih baik aku tembak dia sebelum dia menembak aku,

especially since, even if he doesn't want to kill me,

terutama karena, meskipun dia tidak mau membunuh saya,

he's probably worrying right now that I might kill him before he kills me."

dia mungkin khawatir kalau aku akan membunuhnya sebelum dia membunuhku."

And so on.

Dan seterusnya.

Hunter-gatherer peoples explicitly go through this train of thought

Orang-orang pemburu-pengumpul secara eksplisit melalui alur pemikiran ini

and will often raid their neighbors out of fear of being raided first.

dan akan sering menyerang tetangga mereka karena takut diserang terlebih dahulu.

Now, one way of dealing with this problem is by deterrence.

Jadi, salah satu cara menangani masalah ini adalah pencegahan.

You don't strike first, but you have a publicly announced policy

Jangan menyerang lebih dulu, tetapi umumkan secara publik

kalau Anda akan membalas dengan kejam jika diserang.

that you will retaliate savagely if you are invaded.

The only thing is that it's liable to having its bluff called,

Satu-satunya kelemahan adalah ketika gertakan itu dibalas,

and therefore can only work if it's credible.

dan maka, itu hanya bisa bekerja jika kredibel.

To make it credible, you must avenge all insults and settle all scores,

Agar kredibel, Anda harus balas semua hinaan dan selesaikan semua masalah

which leads to the cycles of bloody vendetta.

yang akan mengarah ke siklus dendam berdarah.

Life becomes an episode of "The Sopranos."

Hidup menjadi salah satu episode "The Sopranos."

Hobbes's solution, "Leviathan,"

Solusi Hobbes, "Leviathan,"

was that if authority for the legitimate use of violence

adalah jika otoritas untuk penggunaan kekerasan yang sah

was vested in a single democratic agency -- a leviathan --

dipegang oleh satu agensi demokratik, seorang leviathan,

then such a state can reduce the temptation of attack,

maka keadaan seperti itu bisa mengurangi niat menyerang

because any kind of aggression will be punished,

karena segala jenis agresi akan dihukum,

maka profitabilitasnya adalah nol.

leaving its profitability zero.

That would remove the temptation to invade preemptively

Itu akan menghilangkan godaan untuk menyerang terlebih dahulu

out of fear of them attacking you first.

karena takut mereka akan menyerang Anda dahulu.

It removes the need for a hair trigger for retaliation

Ini menghilangkan keperluan akan pemicu serangan balik

to make your deterrent threat credible,

untuk membuat ancaman balasan Anda kredibel,

and therefore, it would lead to a state of peace.

dan maka, akan menghasilkan suasana yang damai.

Eisner -- the man who plotted the homicide rates

Eisner -- pria yang menggambarkan tingkat pembunuhan

that you failed to see in the earlier slide --

yang tidak sempat Anda lihat di slide tadi

argued that the timing of the decline of homicide in Europe

berpendapat bahwa waktu terjadinya penurunan pembunuhan di Eropa

coincided with the rise of centralized states.

bersamaan dengan naiknya jumlah negara dengan sistem pemerintahan sentral.

So that's a bit of a support for the leviathan theory.

Jadi, itu sedikit bukti untuk mendukung teori leviathan.

Also supporting it is the fact that we today see eruptions of violence

Fakta yang mendukung ini adalah kita saat ini melihat kenaikan kekerasan

in zones of anarchy, in failed states, collapsed empires,

di dalam zona anarki, negara yang gagal, kerajaan yang runtuh,

frontier regions, mafias, street gangs and so on.

daerah perbatasan, mafia, geng jalanan, dst.

The second explanation is that in many times and places,

Penjelasan kedua adalah di banyak tempat dan waktu,

there is a widespread sentiment that life is cheap.

ada sentimen yang tersebar luas bahwa nyawa itu murah.

In earlier times, when suffering and early death were common in one's own life,

Di zaman dulu, ketika penderitaan dan kematian dini

merupakan hal lumrah dalam hidup,

one has fewer compunctions about inflicting them on others.

orang akan memiliki lebih sedikit penyesalan ketika menyakiti orang lain.

And as technology and economic efficiency make life longer and more pleasant,

Ketika teknologi dan efisiensi ekonomi membuat hidup lebih lama dan nyaman,

one puts a higher value on life in general.

orang meningkatkan nilai nyawa secara umum.

This was an argument from the political scientist James Payne.

Ini adalah argumen dari ilmuwan politik James Payne.

A third explanation invokes the concept of a nonzero-sum game,

Penjelasan ketiga muncul dari konsep nonzero-sum game (non-kompetitif),

and was worked out in the book "Nonzero" by the journalist Robert Wright.

dan berhasil dijelaskan di buku Nonzero oleh Jurnalis Robert Wright.

Wright points out that, in certain circumstances,

Wright menunjukkan bahwa, dalam keadaan tertentu,

kerja sama atau non-kekerasan dapat menguntungkan kedua pihak dalam interaksi,

cooperation or nonviolence can benefit both parties in an interaction,

such as gains in trade when two parties trade their surpluses

seperti keuntungan dalam perdagangan

ketika kedua pihak memperdagangkan surplus mereka

dan keduanya mendapatkan keuntungan,

and both come out ahead,

or when two parties lay down their arms

atau ketika kedua pihak melakukan gencatan senjata

and split the so-called peace dividend

dan membagi dividen perdamaian

that results in them not having to fight the whole time.

yang menyebabkan mereka tidak perlu berkelahi terus-menerus.

Wright argues that technology has increased the number

Wright berpendapat bahwa teknologi telah meningkatkan jumlah

of positive-sum games that humans tend to be embroiled in,

dari kebijakan yang saling menguntungkan yang cenderung diperdebatkan manusia

by allowing the trade of goods, services and ideas

dengan mengizinkan pertukaran barang, layanan, dan ide

over longer distances and among larger groups of people.

lewat jarak jauh dan di antara kelompok orang yang lebih besar.

The result is that other people become more valuable alive than dead,

Hasilnya adalah orang lain menjadi lebih berharga hidup daripada mati,

and violence declines for selfish reasons.

dan kekerasan menurun karena alasan egois.

As Wright put it,

Seperti Wright mengatakan,

"Among the many reasons that I think that we should not bomb the Japanese

"Salah satu alasan kenapa saya pikir kita seharusnya tidak mengebom Jepang

is that they built my minivan."

ialah mereka membuat mobil saya."

(Laughter)

(Tawa)

The fourth explanation is captured in the title of a book

Penjelasan keempat ditulis di judul buku yang bernama

called "The Expanding Circle," by the philosopher Peter Singer,

The Expanding Circle oleh filsuf Peter Singer,

who argues that evolution bequeathed humans with a sense of empathy,

yang berpendapat bahwa evolusi mewarisi manusia dengan rasa empati,

an ability to treat other people's interests as comparable to one's own.

kemampuan untuk memperlakukan kepentingan orang lain seperti kepentingan sendiri.

Unfortunately, by default,

Sayangnya, secara dasar,

we apply it only to a very narrow circle of friends and family.

kita menerapkannya ke lingkaran keluarga dan teman yang sangat sempit.

People outside that circle are treated as subhuman

Orang di luar lingkaran itu diperlakukan seperti bukan manusia

and can be exploited with impunity.

dan bisa dieksploitasi tanpa hukuman.

But, over history, the circle has expanded.

Tapi, sepanjang sejarah, lingkaran itu telah berkembang.

One can see, in historical record,

Anda dapat melihat, dalam catatan sejarah,

it expanding from the village, to the clan, to the tribe, to the nation,

itu berkembang dari desa, ke klan, suku, bangsa,

to other races, to both sexes and, in Singer's own arguments,

ke ras lainnya, kedua jenis kelamin, dan, dalam argumen Singer sendiri,

something that we should extend to other sentient species.

kita harus kembangkan ke spesies makhluk hidup berakal budi lainnya.

So the question is:

Jadi, pertanyaannya adalah:

If this has happened, what has powered that expansion?

Kalau ini sudah terjadi, apakah yang mendorong ekspansi itu?

And there are a number of possibilities,

Ada beberapa kemungkinan,

such as increasing circles of reciprocity

seperti meningkatkan lingkaran timbal balik

in the sense that Robert Wright argues for.

dalam arti yang dipendapatkan oleh Robert Wright.

The logic of the Golden Rule --

Logika dari Golden Rule --

the more you think about and interact with other people,

semakin banyak memikirkan dan berinteraksi dengan orang lain,

the more you realize that it is untenable to privilege your interests over theirs,

semakin Anda menyadari betapa payahnya gagasan

untuk mengutamakan kepentingan sendiri di atas mereka,

at least not if you want them to listen to you.

setidaknya jika Anda tak ingin didengarkan mereka,

You can't say that my interests are special compared to yours

Anda tak bisa bilang kepentingan saya lebih spesial dibandingkan dengan Anda,

any more than you can say

seperti Anda mengatakan kalau tempat saya berdiri

the particular spot that I'm standing on is a unique part of the universe

adalah bagian unik dari alam semesta

because I happen to be standing on it that very minute.

karena saya kebetulan berdiri di atasnya saat itu juga.

It may also be powered by cosmopolitanism, by histories

Mungkin juga didorong oleh kosmopolitanisme, sejarah,

and journalism and memoirs and realistic fiction and travel and literacy,

jurnalisme, memoir, fiksi realistis, perjalanan, dan literasi

which allows you to project yourself into the lives of other people

yang memungkinkan Anda untuk memproyeksikan diri

ke kehidupan orang lain

that formerly you may have treated as subhuman,

yang sebelumnya mungkin Anda perlakukan dengan tidak manusiawi,

and also to realize the accidental contingency of your own station in life,

dan juga untuk menyadari kemungkinan kecelakaan dari hidup Anda sendiri,

the sense that "There but for fortune go I."

sebuah pikiran "Takdir telah menyelamatkan saya dari itu."

Whatever its causes,

Apa pun penyebabnya,

the decline of violence, I think, has profound implications.

penurunan kekerasan, saya pikir, memiliki implikasi mendalam.

It should force us to ask not just, "Why is there war?"

Ini harus memaksa kita untuk bertanya, tak hanya "Kenapa ada perang?"

but also, "Why is there peace?"

tapi juga, "Kenapa ada perdamaian?"

Not just, "What are we doing wrong?"

Tak hanya, "Apa kesalahan yang kita buat?"

but also, "What have we been doing right?"

tapi juga, "Apa yang sudah kita lakukan dengan benar?"

Because we have been doing something right,

Karena kita telah melakukan sesuatu yg benar,

and it sure would be good to find out what it is.

akan bagus untuk mencari tahu apakah itu.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Chris Anderson: I loved that talk.

Chris Anderson: Saya suka ceramah tersebut.

I think a lot of people here in the room would say

Saya pikir banyak orang di ruangan ini akan berkata

that that expansion you were talking about,

bahwa ekspansi yang Anda bilang,

that Peter Singer talks about,

yang Peter Singer katakan,

juga didorong oleh teknologi, visibilitas yang lebih besar dari lainnya,

is also driven just by technology, by greater visibility of the other

and the sense that the world is therefore getting smaller.

dan pemikiran bahwa dunia itu semakin mengecil.

I mean, is that also a grain of truth?

Maksud saya, apakah itu juga sebutir kebenaran?

Steven Pinker: Very much.

Steven Pinker: Tentu saja.

It would fit both in Wright's theory,

Keduanya itu akan masuk dalam teorinya Wright,

that it allows us to enjoy the benefits of cooperation

bahwa ini memungkinkan kita untuk menikmati manfaat dari kerja sama

over larger and larger circles.

pada lingkaran yang lebih besar.

But also, I think it helps us imagine what it's like to be someone else.

Tapi juga, saya pikir itu membantu kita berpikir rasanya menjadi orang lain.

I think when you read of these horrific tortures

Saya kira ketika Anda membaca penyiksaan mengerikan

that were common in the Middle Ages,

yang umum di Abad Pertengahan,

you think, "How could they possibly have done it,

Anda pikir, "Bagaimana mereka bisa melakukan itu,

how could they not have empathized with the person

bagaimana mungkin mereka tidak berempati

dengan orang yang isi perutnya mereka keluarkan?"

that they're disemboweling?"

But clearly, as far as they're concerned, this is just an alien being

Tapi yang jelas, sejauh yang mereka ketahui,

ini hanyalah makhluk asing yang tidak punya perasaan seperti mereka.

that does not have feelings akin to their own.

Anything, I think, that makes it easier

Apa pun yang membuatnya lebih mudah

to imagine trading places with someone else

untuk membayangkan bertukar tempat dengan orang lain

means that it increases your moral consideration

berarti itu meningkatkan pertimbangan moral Anda

to that other person.

ke orang lain tersebut.

CA: I'd love every news media owner to hear that talk

CA: Saya mau setiap pemilik media berita untuk mendengarkan ceramah ini nantinya.

at some point, it's so important.

Ini sangat penting.

CA: Thank you. SP: My pleasure.

Terima kasih banyak. SP: Sama".