Alex Steffen: The shareable future of cities

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: Katherine Kho

Climate change is already a heavy topic,

Perubahan ikllim telah menjadi topik yang besar,

and it's getting heavier

dan menjadi semakin besar,

because we're understanding

karena kita tahu

that we need to do more than we are.

bahwa kita perlu melakukan lebih dari yang kita lakukan sekarang.

We're understanding, in fact,

Kita mengerti bahwa sebenarnya

that those of us who live in the developed world

mereka yang tinggal di negara maju

need to be really pushing towards eliminating our emissions.

harus benar-benar mendorong penghapusan total emisi.

That's, to put it mildly, not what's on the table now.

Hal itu, secara halusnya, bukanlah bahan diskusi sekarang.

And it tends to feel a little overwhelming

Dan hal ini cenderung terasa agak terlalu besar

when we look at what is there in reality today

saat kita melihat pada kenyataan saat ini

and the magnitude of the problem that we face.

dan besarnya masalah yang kita hadapi.

And when we have overwhelming problems in front of us,

Dan saat kita menghadapi masalah besar di hadapan kita,

we tend to seek simple answers.

kita cenderung mencari cara mudah.

And I think this is what we've done with climate change.

Dan saya pikir inilah yang kita lakukan dalam hal perubahan iklim.

We look at where the emissions are coming from --

Kita melihat asal usul emisi itu --

they're coming out of our tailpipes and smokestacks and so forth,

emisi itu keluar dari knalpot, cerobong asap, dan sebagainya,

and we say, okay, well the problem is

dan kita mengatakan, baiklah, masalahnya adalah

that they're coming out of fossil fuels that we're burning,

emisi itu berasal dari bahan bakar fosil yang kita gunakan,

so therefore, the answer must be

sehingga jawabannya sudah pasti

to replace those fossil fuels with clean sources of energy.

mengganti bahan bakar fosil itu dengan sumber energi bersih.

And while, of course, we do need clean energy,

Dan sementara kita memang memerlukan energi yang bersih,

I would put to you that it's possible

saya ingin menguraikan bahwa mungkin saja

that by looking at climate change

dengan melihat pada perubahan iklim

as a clean energy generation problem,

sebagai masalah produksi energi bersih,

we're in fact setting ourselves up

sebenarnya kita tidak menempatkan diri kita

not to solve it.

untuk menyelesaikan masalah itu.

And the reason why

Dan alasannya adalah

is that we live on a planet

kita tinggal di planet

that is rapidly urbanizing.

dengan tingkat urbanisasi yang tinggi.

That shouldn't be news to any of us.

Itu seharusnya bukan menjadi berita bagi kita.

However, it's hard sometimes

Namun, terkadang sulit

to remember the extent of that urbanization.

untuk mengingat jangkauan urbanisasi itu.

By mid-century,

Pada pertengahan abad ini,

we're going to have about eight billion -- perhaps more -- people

akan ada sekitar 8 miliar orang -- mungkin lebih

living in cities or within a day's travel of one.

yang tinggal di kota atau dalam 1 hari perjalanan dari kota.

We will be an overwhelmingly urban species.

Kita dengan cepat menjadi spesies perkotaan.

In order to provide

Untuk menyediakan

the kind of energy that it would take

energi yang diperlukan

for eight billion people living in cities

bagi 8 miliar orang yang hidup di perkotaan.

that are even somewhat like the cities

yang bahkan agak seperti kota-kota

that those of us in the global North live in today,

di mana kebanyakan dari kita di Utara tinggal saat ini,

we would have to generate

kita harus menghasilkan

an absolutely astonishing amount of energy.

energi dalam jumlah yang luar biasa besar.

It may be possible

Mungkin saja

that we are not even able

kita tidak akan mampu

to build that much clean energy.

membuat energi bersih sebanyak itu.

So if we're seriously talking about tackling climate change

Sehingga jika kita ingin berbicara mengenai pemanasan global

on an urbanizing planet,

di planet yang sedang berubah menjadi kota,

we need to look somewhere else for the solution.

kita perlu melihat jalan keluarnya di tempat lain.

The solution, in fact, may be closer to hand than we think,

Sebenarnya, jalan keluarnya mungkin lebih dekat daripada yang kita pikirkan.

because all of those cities we're building

Karena semua kota yang kita bangun

are opportunities.

adalah kesempatan.

Every city determines to a very large extent

Setiap kota memiliki pengaruh yang sangat besar

the amount of energy used by its inhabitants.

dalam menentukan jumalah energi yang digunakan oleh penduduknya.

We tend to think of energy use as a behavioral thing --

Kita cenderung berpikir bahwa penggunaan energi adalah perilaku --

I choose to turn this light switch on --

saya bisa memilih untuk menyalakan lampu itu --

but really, enormous amounts of our energy use

namun sebenarnya, sejumlah besar dari penggunaan energi kita

are predestined

ditentukan

by the kinds of communities and cities that we live in.

oleh jenis masyarakat dan kota tempat tinggal kita.

I won't show you very many graphs today,

Saya tidak akan menunjukkan banyak grafik hari ini,

but if I can just focus on this one for a moment,

namun jika saya dapat berfokus pada grafik ini sebentar,

it really tells us a lot of what we need to know --

grafik ini benar-benar banyak mengatakan hal yang perlu kita ketahui --

which is, quite simply,

yang sebenarnya, cukup sederhana,

that if you look, for example, at transportation,

bahwa jika Anda melihat, sebagai contoh, transportasi,

a major category of climate emissions,

penyumbang utama dari perubahan iklim,

there is a direct relationship

ada hubungan langsung

between how dense a city is

antara padatnya sebuah kota

and the amount of climate emissions

dan jumlah emisi penyebab perubahan iklim

that its residents spew out into the air.

yang dibuang oleh penduduknya.

And the correlation, of course,

Dan hubungan itu, tentu saja

is that denser places tend to have lower emissions --

adalah semakin padat kota itu, emisinya semakin rendah --

which isn't really all that difficult to figure out, if you think about it.

yang sebenarnya tidak sulit untuk dipahami, jika Anda pikirkan.

Basically,

Pada dasarnya,

we substitute, in our lives,

dalam hidup, kita memerlukan

access to the things we want.

akses kepada hal-hal yang kita inginkan.

We go out there and we hop in our cars

Kita pergi menggunakan mobil

and we drive from place to place.

dan kita mengemudi dari satu tempat ke tempat lain.

And we're basically using mobility to get the access we need.

Pada dasarnya untuk mendapat akses yang kita perlukan.

But when we live in a denser community,

Namun saat kita hidup di masyarakat yang padat,

suddenly what we find, of course,

tiba-tiba apa yang kita temui adalah

is that the things we need are close by.

hal-hal yang kita perlukan ada di dekat kita.

And since the most sustainable trip

Dan karena perjalanan yang paling ramah lingkungan

is the one that you never had to make in the first place,

adalah jika Anda tidak melakukan perjalanan itu sama sekali,

suddenly our lives become instantly more sustainable.

tiba-tiba hidup kita langsung menjadi lebih ramah lingkungan.

And it is possible, of course,

Dan sudah pasti, ada kemungkinan

to increase the density of the communities around us.

untuk meningkatkan kepadatan masyarakat di sekitar kita.

Some places are doing this with new eco districts,

Beberapa tempat melakukannya dengan kawasan ramah lingkungan

developing whole new sustainable neighborhoods,

mengembangkan lingkungan baru yang berkesinambungan,

which is nice work if you can get it,

yang merupakan pencapaian hebat jika Anda berhasil.

but most of the time, what we're talking about is, in fact,

Namun seringkali, apa yang kita bicarakan, sebenarnya adalah

reweaving the urban fabric that we already have.

menjalin kembali jaringan kota yang sudah ada.

So we're talking about things like infill development:

Jadi kita membicarakan tentang hal-hal seperti pengembangan ke dalam:

really sharp little changes

sedikit perubahan yang sangat tajam

to where we have buildings, where we're developing.

dari di mana lokasi gedung-gedung, lokasi yang dikembangkan.

Urban retrofitting:

Penyesuaian kota:

creating different sorts of spaces and uses

membuat berbagai macam ruang dan kegunaan

out of places that are already there.

dari tempat yang sudah ada.

Increasingly, we're realizing

Sehingga, kita semakin menyadari

that we don't even need to densify an entire city.

bahwa sebenarnya kita tidak perlu memadati seluruh kota.

What we need instead is an average density

Yang kita perlukan adalah kepadatan rata-rata

that rises to a level

sampai pada tingkatan

where we don't drive as much and so on.

di mana kita tidak perlu banyak mengemudi dan semacamnya.

And that can be done

Dan hal itu dapat dilakukan

by raising the density in very specific spots a whole lot.

dengan meningkatkan kepadatan pada tempat tertentu.

So you can think of it as tent poles

Jadi Anda dapat berpikir seperti tiang tenda

that actually raise the density of the entire city.

yang sebenarnya meningkatkan kepadatan seluruh kota.

And we find that when we do that,

Dan ternyata saat kita melakukannya,

we can, in fact, have a few places that are really hyper-dense

sebenarnya, kita bisa memliki tempat yang benar-benar sangat padat

within a wider fabric of places

dalam serat ruang yang lebih luas

that are perhaps a little more comfortable

yang mungkin sedikit lebih nyaman

and achieve the same results.

dengan pencapaian hasil yang sama.

Now we may find that there are places that are really, really dense

Kini kita mungkin menemukan ada tempat yang sangat padat

and still hold onto their cars,

namun penduduknya masih menggunakan mobil,

but the reality is that, by and large,

namun kenyataannya adalah, pada umumnya,

what we see when we get a lot of people together with the right conditions

saat ada banyak orang yang berkumpul bersama dengan kondisi yang tepat,

is a threshold effect,

ada ambang batas pengaruh,

where people simply stop driving as much,

di mana orang-orang berhenti mengemudi

and increasingly, more and more people,

dan semakin banyak orang,

if they're surrounded by places that make them feel at home,

jika mereka dikelilingi oleh tempat yang membuat mereka merasa di rumah sendiri,

give up their cars altogether.

bersama-sama meninggalkan mobil mereka.

And this is a huge, huge energy savings,

Dan ini adalah penghematan energi yang sangat besar.

because what comes out of our tailpipe

Karena apa yang keluar dari knalpot kita

is really just the beginning of the story

hanyalah permulaan dari kisah

with climate emissions from cars.

mengenai perubahan iklim dari emisi kendaraan.

We have the manufacture of the car, the disposal of the car,

Ada juga pembuat mobil, pembuangan mobil,

all of the parking and freeways and so on.

semua tempat parkir, jalan tol, dan sebagainya

When you can get rid of all of those

Saat Anda dapat menghapuskan semua itu

because somebody doesn't use any of them really,

karena orang-orang tidak menggunakannya lagi,

you find that you can actually cut transportation emissions

Anda menemukan bahwa Anda sebenarnya mengurangi emisi dari transportasi

as much as 90 percent.

hingga 90 persen.

And people are embracing this.

Dan orang-orang menganut paham ini.

All around the world, we're seeing more and more people embrace this walkshed life.

Di seluruh dunia, kita melihat semakin banyak orang menganut kehidupan dengan berjalan kaki.

People are saying that it's moving from the idea of the dream home

Orang-orang berkata bahwa beralih dari impian tentang rumah idaman

to the dream neighborhood.

menjadi lingkungan idaman.

And when you layer that over

Dan saat Anda melapisinya

with the kind of ubiquitous communications that we're starting to see,

dengan banyak komunikasi yang sudah mulai kita lihat

what you find is, in fact,

yang Anda temui, sebearnya,

even more access suffused into spaces.

lebih banyak akses yang terliputi dalam satu ruangan.

Some of it's transportation access.

Beberapa akses transportasi.

This is a Mapnificent map that shows me, in this case,

Inilah peta luar biasa yang dalam kasus ini menunjukkan

how far I can get from my home in 30 minutes

berapa jauh saya dapat pergi dari rumah saya dalam 30 menit

using public transportation.

menggunakan kendaraan umum.

Some of it is about walking. It's not all perfect yet.

Beberapa berhubungan dengan berjalan. Namun ini belum sempurna.

This is Google Walking Maps.

Inilah "Google Walking Maps."

I asked how to do the greater Ridgeway,

Saya menanyakan rute greater Ridgeway,

and it told me to go via Guernsey.

dan program ini mengatakan untuk pergi lewat Guernsey.

It did tell me that this route

Saya juga diberi tahu bahwa di rute ini

maybe missing sidewalks or pedestrian paths, though.

mungkin tidak ada trotoar atau jalur pejalan kaki.

(Laughter)

(Tawa)

But the technologies are getting better,

Namun teknologi menjadi lebih baik

and we're starting to really kind of crowdsource this navigation.

dan kita seperti mulai memenuhi navigasi semacam ini.

And as we just heard earlier,

Dan seperti yang baru saja kita dengar,

of course, we're also learning how to put information on dumb objects.

tentu saja kita juga belajar cara memasukkan informasi ke benda-benda diam.

Things that don't have any wiring in them at all,

Benda-benda yang sama sekali tidak memiliki kabel,

we're learning how to include

kita belajar bagaimana memasukkan

in these systems of notation and navigation.

catatan dan navigasi pada sistem ini.

Part of what we're finding with this

Sebagian dari apa yang kita temukan

is that what we thought

adalah apa yang kita pikir

was the major point

merupakan hal penting

of manufacturing and consumption,

dari produksi dan konsumsi,

which is to get a bunch of stuff,

di mana untuk menghasilkan sesuatu,

is not, in fact,

sebenarnya bukanlah

how we really live best in dense environments.

bagaimana cara terbaik kita tinggal di lingkungan padat.

What we're finding is that what we want

Yang kita temukan adalah apa yang kita inginkan

is access to the capacities of things.

adalah akses pada beberapa hal.

My favorite example is a drill. Who here owns a drill, a home power drill?

Contoh favorit saya adalah bor. Adakah di antara Anda yang memiliki bor?

Okay. I do too.

Baiklah, saya juga.

The average home power drill is used somewhere between six and 20 minutes

Rata-rata bor digunakan selama antara 6 hingga 20 menit

in its entire lifetime,

sepanjang masa pakainya

depending on who you ask.

tergantung pada siapa Anda bertanya.

And so what we do is we buy these drills

Sehingga yang kita lakukan adalah membeli bor ini

that have a potential capacity of thousands of hours of drill time,

yang sebenarnya dapat digunakan selama ribuan jam,

use them once or twice to put a hole in the wall and let them sit.

menggunakannya satu atau dua kali untuk membuat lubang di dinding dan menyimpannya.

Our cities, I would put to you,

Saya ingin katakan bahwa kota kita

are stockpiles of these surplus capacities.

adalah kumpulan dari kelebihan kemampuan,

And while we could try and figure out

Dan sementara kita bisa mencoba mencari tahu

new ways to use those capacities --

cara baru untuk menggunakan kemampuan itu --

such as cooking or making ice sculptures

seperti memasak atau membuat patung es

or even a mafia hit --

atau bahkan untuk kejahatan --

what we probably will find

apa yang mungkin akan kita temukan,

is that, in fact, turning those products into services

sebenarnya adalah mengubah produk ini menjadi layanan

that we have access to when we want them,

di mana kita dapat mendapatkan akses saat kita memerlukannya

is a far smarter way to go.

adalah cara yang jauh lebih cerdas.

And in fact, even space itself is turning into a service.

Dan sebenarnya, ruangan itu sendiri berubah menjadi layanan.

We're finding that people can share the same spaces,

Kita menemukan bahwa orang dapat berbagi ruangan yang sama,

do stuff with vacant space.

melakukan sesuatu dengan ruang kosong.

Buildings are becoming bundles of services.

Gedung menjadi sekumpulan layanan.

So we have new designs

Jadi kita memiliki rancangan baru

that are helping us take mechanical things that we used to spend energy on --

yang membantu kita menghilangkan benda-benda yang pernah kita gunakan untuk menghabiskan energi --

like heating, cooling etc. --

seperti pemanasan, pendinginan, dan lain-lain --

and turn them into things that we avoid spending energy on.

dan mengubahnya menjadi hal-hal di mana menghabiskan energi dapat dihindari.

So we light our buildings with daylight.

Jadi kita menerangi gedung dengan sinar matahari.

We cool them with breezes. We heat them with sunshine.

Kita mendinginkannya dengan angin, menghangatkannya dengan sinar matahari.

In fact, when we use all these things,

Sebenarnya, saat kita menggunakan hal-hal ini,

what we've found is that, in some cases,

yang kita temui adalah, pada beberapa kasus,

energy use in a building can drop as much as 90 percent.

penggunaan energi pada sebuah gedung dapat berkurang hingga 90 persen.

Which brings on another threshold effect

Yang membawa kita ke ambang batas pengaruh lainnya

I like to call furnace dumping,

saya menyebutnya "membuang pemanas."

which is, quite simply,

Di mana, secara sederhana,

if you have a building that doesn't need to be heated with a furnace,

jika Anda memiliki gedung yang tidak memerlukan pemanas,

you save a whole bunch of money up front.

Anda langsung dapat menghemat uang.

These things actually become cheaper to build

Biaya pembangunan gedung ini menjadi lebih rendah

than the alternatives.

daripada alternatif yang lainnya.

Now when we look at being able

Kini saat kita melihat pada kemampuan

to slash our product use, slash our transportation use,

memotong penggunaan produk, memotong penggunaan kendaraan,

slash our building energy use,

memotong penggunaan energi di gedung,

all of that is great, but it still leaves something behind.

semua hal ini bagus, namun itu masih meninggalkan sesuatu.

And if we're going to really, truly become sustainable cities,

Dan jika kita ingin benar-benar menjadi kota yang ramah lingkungan,

we need to think a little differently.

kita perlu berpikir sedikit berbeda.

This is one way to do it.

Itulah satu cara untuk melakukannya.

This is Vancouver's propaganda about how green a city they are.

Inilah propaganda Vancouver tentang betapa ramah lingkungannya mereka.

And certainly lots of people have taken to heart

Dan tentu saja, banyak orang menanamkan dalam hati mereka

this idea that a sustainable city is covered in greenery.

bahwa kota ramah lingkungan tertutup oleh tanaman hijau.

So we have visions like this.

Sehingga kita memiliki pandangan seperti ini.

We have visions like this. We have visions like this.

Kita memiliki pandangan seperti ini.

Now all of these are fine projects,

Kini semua ini adalah proyek yang bagus,

but they really have missed an essential point,

namun ada satu hal penting yang hilang,

which is it's not about the leaves above,

yaitu ini bukan tentang adanya daun di atas,

it's about the systems below.

namun tentang sistem di bawah.

Do they, for instance, capture rainwater

Apakah mereka, sebagai contoh, menangkap air hujan

so that we can reduce water use?

sehingga kita dapat mengurangi penggunaan air?

Water is energy intensive.

Air menggunakan energi yang sangat besar.

Do they, perhaps, include green infrastructure,

Apakah mereka menggunakan prasarana ramah lingkungan,

so that we can take runoff

sehingga kita dapat mengambil linmpasan air

and water that's going out of our houses

dan air yang mengalir dari rumah kita

and clean it and filter it

lalu membersihkan dan menyaringnya

and grow urban street trees?

dan menanam tanaman jalanan perkotaan?

Do they connect us back to the ecosystems around us

Apakah mereka menghubungkan kita dengan ekosistem di sekitar kita

by, for example, connecting us to rivers

sebagai contoh, dengan menghubungkan kita dengan sungai

and allowing for restoration?

dan memungkinkan penghijauan?

Do they allow for pollination,

Apakah mereka memungkinkan penyerbukan,

pollinator pathways

jalan bagi penyerbukan

that bees and butterflies and such can come back into our cities?

di mana lebah, kupu-kupu dan binatang sejenisnya dapat kembali ke kota?

Do they even take the very waste matter

Apakah mereka mempertimbangkan hal yang paling remeh

that we have from food and fiber and so forth,

yang kita miliki dari makanan, serat, dan sebagainya

and turn it back into soil

dan mengubahnya kembali menjadi tanah

and sequester carbon --

atau penangkap karbon --

take carbon out of the air

menangkap karbon dari udara

in the process of using our cities?

dalam menggunakan kota-kota kita?

I would submit to you that all of these things are not only possible,

Saya ingin mengajukan bahwa semua hal-hal itu bukan hanya mungkin,

they're being done right now,

namun sudah dilakukan sekarang,

and that it's a darn good thing.

dan semua itu bagus.

Because right now, our economy by and large

Karena saat ini, ekonomi kita sebagian besar

operates as Paul Hawken said,

dikelola seperti perkataan Paul Hawken

"by stealing the future, selling it in the present

"dengan mencuri masa depan, menjualnya saat ini

and calling it GDP."

dan menyebutnya sebagai PDB."

And if we have another eight billion

Dan jika ada 8 miliar

or seven billion,

atau 7 miliar

or six billion, even, people,

atau 6 miliar orang lagi,

living on a planet where their cities also steal the future,

yang tinggal di planet di mana kota-kotanya juga mencuri masa depan,

we're going to run out of future really fast.

kita akan kehabisan masa depan dengan cepat.

But if we think differently,

Namun jika kita berpikir secara berbeda,

I think that, in fact, we can have cities

saya pikir, sebenarnya kita bisa memiliki kota

that are not only zero emissions,

yang bukan hanya tanpa emisi

but have unlimited possibilities as well.

namun juga memiliki kesempatan yang tak terbatas.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)