Two reasons companies fail -- and how to avoid them | Knut Haanaes

Translator: Mardiyanto Saahi Reviewer: Ngalim Siregar

Here are two reasons companies fail:

Ini adalah dua alasan perusahaan menjadi gagal:

they only do more of the same,

mereka hanya melakukan hal sama,

or they only do what's new.

atau hanya menciptakan hal baru.

To me the real, real solution to quality growth

Bagi saya, solusi sebenarnya untuk pertumbuhan yang berkualitas

is figuring out the balance between two activities:

adalah mengenali keseimbangan antara dua kegiatan:

exploration and exploitation.

eksplorasi dan eksploitasi.

Both are necessary,

Keduanya penting,

but it can be too much of a good thing.

tetapi bisa terlalu banyak hal baik.

Consider Facit.

Renungkanlah Facit.

I'm actually old enough to remember them.

Sebenarnya saya sudah cukup tua untuk mengingatnya.

Facit was a fantastic company.

Facit adalah perusahaan yang fantastis.

They were born deep in the Swedish forest,

Perusahaan itu lahir di belantara hutan Swedia,

and they made the best mechanical calculators in the world.

mereka membuat kalkulator mekanik terbaik di dunia.

Everybody used them.

Semua orang menggunakannya.

And what did Facit do when the electronic calculator came along?

Apa yang Facit lakukan ketika kalkulator elektronik muncul?

They continued doing exactly the same.

Mereka hanya terus memproduksi kalkulator yang sama.

In six months, they went from maximum revenue ...

Dalam enam bulan, setelah mencapai pendapatan maksimum ...

and they were gone.

facit hilang.

Gone.

Hilang.

To me, the irony about the Facit story

Bagi saya, ironi tentang kisah Facit

is hearing about the Facit engineers,

adalah saat mendengar tentang para ahli Facit,

who had bought cheap, small electronic calculators in Japan

yang telah membeli kalkulator elektronik kecil dan murah di Jepang

that they used to double-check their calculators.

yang mereka gunakan untuk menguji kalkulator mereka.

(Laughter)

(Tawa)

Facit did too much exploitation.

Facit melakukan terlalu banyak eksploitasi.

But exploration can go wild, too.

Tapi eksplorasi bisa menjadi buruk juga.

A few years back,

Beberapa tahun lalu,

I worked closely alongside a European biotech company.

Saya bekerja bersama sebuah perusahaan biotek Eropa.

Let's call them OncoSearch.

Mari kita sebut OncoSearch.

The company was brilliant.

Perusahaan ini brilian.

They had applications that promised to diagnose, even cure,

Mereka memiliki aplikasi yang dijanjikan untuk mendiagnosa, bahkan menyembuhkan,

certain forms of blood cancer.

jenis kanker darah tertentu.

Every day was about creating something new.

Setiap hari adalah menciptakan sesuatu yang baru.

They were extremely innovative,

Mereka sangat inovatif,

and the mantra was, "When we only get it right,"

dan mantranya adalah, "Saatnya kita melakukan yang benar,"

or even, "We want it perfect."

atau bahkan, "Kami ingin sempurna."

The sad thing is,

Yang menyedihkan adalah,

before they became perfect --

sebelum mereka menjadi sempurna --

even good enough --

bahkan sebelum cukup baik --

they became obsolete.

mereka menjadi usang.

OncoSearch did too much exploration.

OncoSearch melakukan terlalu banyak eksplorasi.

I first heard about exploration and exploitation about 15 years ago,

Saya pertama kali mendengar tentang eksplorasi dan eksploitasi

sekitar 15 tahun yang lalu,

when I worked as a visiting scholar at Stanford University.

ketika saya bekerja sebagai sarjana tamu di Stanford University.

The founder of the idea is Jim March.

Pendiri idenya adalah Jim March.

And to me the power of the idea is its practicality.

Bagi saya kekuatan ide itu adalah kepraktisannya.

Exploration.

Eksplorasi.

Exploration is about coming up with what's new.

Eksplorasi adalah tentang mendatangkan yang baru.

It's about search,

tentang pencarian,

it's about discovery,

tentang penemuan,

it's about new products,

tentang produk baru,

it's about new innovations.

tentang inovasi baru.

It's about changing our frontiers.

tentang mengubah batas kemampuan kita.

Our heroes are people who have done exploration:

Pahlawan kita adalah orang-orang yang telah melakukan explorasi:

Madame Curie,

Madame Curie,

Picasso,

Picasso,

Neil Armstrong,

Neil Armstrong,

Sir Edmund Hillary, etc.

Sir Edmund Hillary, dll

I come from Norway;

Saya berasal dari Norwegia;

all our heroes are explorers, and they deserve to be.

semua pahlawan kami adalah penjelajah, dan mereka pantas menjadi pahlawan.

We all know that exploration is risky.

Kita semua tahu bahwa eksplorasi itu berisiko.

We don't know the answers,

Kita tidak tahu hasilnya,

we don't know if we're going to find them,

kita tidak tahu apakah akan menemukannya,

and we know that the risks are high.

dan kita tahu bahwa risikonya tinggi.

Exploitation is the opposite.

Eksploitasi adalah sebaliknya.

Exploitation is taking the knowledge we have

Eksploitasi adalah memanfaatkan pengetahuan yang kita miliki

and making good, better.

untuk membuat yang baik, lebih baik.

Exploitation is about making our trains run on time.

Eksploitasi adalah tentang membuat kereta berjalan tepat waktu.

It's about making good products faster and cheaper.

Yaitu tentang membuat produk dengan lebih cepat dan lebih murah.

Exploitation is not risky --

Eksploitasi tidak berisiko --

in the short term.

dalam jangka pendek.

But if we only exploit,

Tetapi jika hanya mengeksploitasi,

it's very risky in the long term.

itu sangat berisiko dalam jangka panjang.

And I think we all have memories of the famous pop groups

Saya pikir kita semua memiliki kenangan akan grup pop terkenal

who keep singing the same songs again and again,

yang terus menyanyikan lagu-lagu yang sama

until they become obsolete or even pathetic.

sampai menjadi usang atau bahkan menyedihkan.

That's the risk of exploitation.

Itulah resiko eksploitasi.

So if we take a long-term perspective, we explore.

Jadi, jika kita mengambil perspektif jangka panjang, kita mengeksplorasi.

If we take a short-term perspective, we exploit.

Jika kita mengambil perspektif jangka pendek, kita mengeksploitasi.

Small children, they explore all day.

Anak-anak, mereka mengeksplorasi sepanjang hari.

All day it's about exploration.

Setiap hari adalah eksplorasi.

As we grow older,

Saat beranjak tua,

we explore less because we have more knowledge to exploit on.

kita kurang mengeksplorasi

karena sudah memiliki pengetahuan untuk dieksploitasi.

The same goes for companies.

Hal yang sama berlaku pada perusahaan.

Companies become, by nature, less innovative

Secara alami, perusahaan menjadi kurang inovatif

as they become more competent.

ketika sudah kompeten.

And this is, of course, a big worry to CEOs.

Hal ini, tentu saja, adalah kekhawatiran besar bagi CEO.

And I hear very often questions phrased in different ways.

Saya sering mendengar pertanyaan yang diutarakan dengan cara yang berbeda.

For example,

Sebagai contoh:

"How can I both effectively run and reinvent my company?"

"Bagaimana menjalankan dan memperbaharui perusahaan

secara bersaman dengan efektif ? "

Or, "How can I make sure

Atau, "Bagaimana bisa memastikan

that our company changes before we become obsolete

perusahaan berubah sebelum menjadi usang

or are hit by a crisis?"

atau terkena krisis? "

So, doing one well is difficult.

Jadi, melakukan sesuatu dengan benar itu sulit.

Melakukan keduanya bersamaan adalah seni --

Doing both well as the same time is art --

pushing both exploration and exploitation.

yaitu mendorong eksplorasi dan eksploitasi bersama-sama.

So one thing we've found

Satu hal yang kami temukan adalah

is only about two percent of companies are able to effectively explore

bahwa hanya sekitar 2 persen perusahaan dapat mengeksplorasi dan mengeksploitasi

and exploit at the same time, in parallel.

pada saat yang sama secara efektif, secara paralel.

But when they do,

Tetapi ketika mereka melakukannya,

the payoffs are huge.

hasilnya sangat besar.

So we have lots of great examples.

Kita memiliki banyak contoh besar.

We have Nestlé creating Nespresso,

Ada Nestlé yang menciptakan Nespresso,

we have Lego going into animated films,

Ada Lego yang terjun ke film animasi,

Toyota creating the hybrids,

Toyota menciptakan mobil hibrida,

Unilever pushing into sustainability --

Unilever mendorong keberlanjutan --

there are lots of examples, and the benefits are huge.

ada banyak contoh, dan manfaatnya besar.

Why is balancing so difficult?

Mengapa menyeimbangkan begitu sulit?

I think it's difficult because there are so many traps

Saya pikir itu sulit karena ada begitu banyak perangkap

that keep us where we are.

yang menjebak kita di tempat yang sama.

So I'll talk about two, but there are many.

Saya akan berbicara tentang dua hal, tetapi sebenarnya banyak.

So let's talk about the perpetual search trap.

Mari kita berbicara tentang perangkap pencarian abadi.

We discover something,

Kita menemukan sesuatu,

but we don't have the patience or the persistence

tapi kita tidak memiliki kesabaran atau kegigihan

to get at it and make it work.

untuk memanfaatkannya dan membuatnya bekerja.

So instead of staying with it, we create something new.

Jadi bukannya menggarap, malah menciptakan sesuatu yang baru.

But the same goes for that,

Begitu seterusnya,

then we're in the vicious circle

maka kita masuk dalam lingkaran setan

of actually coming up with ideas but being frustrated.

untuk menciptakan ide-ide tapi hasilnya menjadi frustrasi.

OncoSearch was a good example.

OncoSearch adalah contoh yang baik.

A famous example is, of course, Xerox.

Sebuah contoh yang terkenal, tentu saja adalah Xerox.

But we don't only see this in companies.

Kita tidak hanya menemukan hal ini di perusahaan.

We see this in the public sector as well.

Kita menemukannya juga pada sektor publik.

We all know that any kind of effective reform of education,

Kita semua tahu bahwa reformasi yang efektif apapun dalam pendidikan,

research, health care, even defense,

penelitian, perawatan kesehatan, bahkan pertahanan,

takes 10, 15, maybe 20 years to work.

dibutuhkan 10, 15, mungkin 20 tahun untuk berhasil.

But still, we change much more often.

Tapi, kita lebih sering berubah.

We really don't give them the chance.

Kita benar-benar tidak memberi mereka kesempatan.

Another trap is the success trap.

Perangkap lain adalah perangkap sukses.

Facit fell into the success trap.

Facit jatuh ke dalam perangkap sukses.

They literally held the future in their hands,

Mereka benar-benar memegang masa depan di tangan mereka,

but they couldn't see it.

tetapi tidak mampu melihatnya.

They were simply so good at making what they loved doing,

Mereka begitu baik untuk membuat apa yang mereka suka lakukan,

that they wouldn't change.

membuat mereka tidak mau berubah.

We are like that, too.

Kita seperti itu juga.

When we know something well, it's difficult to change.

Ketika kita tahu sesuatu dengan baik, kita menjadi sulit untuk berubah.

Bill Gates has said:

Bill Gates telah mengatakan:

"Success is a lousy teacher.

"Sukses adalah guru yang buruk.

It seduces us into thinking we cannot fail."

Ia menggoda kita ke dalam pemikiran bahwa kita tidak akan gagal."

That's the challenge with success.

Itulah tantangan tentang kesuksesan.

So I think there are some lessons, and I think they apply to us.

Jadi saya pikir ada beberapa pelajaran yang berlaku untuk kita.

And they apply to our companies.

Dan berlaku untuk perusahaan.

The first lesson is: get ahead of the crisis.

Pelajaran pertama adalah: maju dari krisis.

And any company that's able to innovate

Setiap perusahaan yang mampu berinovasi

is actually able to also buy an insurance in the future.

sebenarnya mampu juga membeli asuransi di masa depan.

Netflix -- they could so easily have been content

Netflix -- mereka begitu mudah untuk puas

with earlier generations of distribution,

dengan distribusi dari generasi sebelumnya,

but they always -- and I think they will always --

tapi mereka selalu -- dan saya pikir mereka akan selalu --

keep pushing for the next battle.

terus berusaha untuk perjuangan berikutnya.

I see other companies that say,

Saya melihat perusahaan lain yang mengatakan,

"I'll win the next innovation cycle, whatever it takes."

"Saya akan menang di siklus inovasi berikutnya, apapun itu."

Second one: think in multiple time scales.

Kedua: berpikir dalam berbagai skala waktu.

I'll share a chart with you,

Saya akan menunjukkan sebuah grafik,

and I think it's a wonderful one.

dan saya pikir grafik ini indah.

Any company we look at,

Setiap perusahaan yang kita lihat,

taking a one-year perspective

mengambil perspektif satu tahun

and looking at the valuation of the company,

untuk mengetahui nilai dari perusahaan,

innovation typically accounts for only about 30 percent.

inovasi biasanya menyumbang hanya sekitar 30 persen.

So when we think one year,

Jadi ketika berpikir untuk satu tahun,

innovation isn't really that important.

inovasi sangat tidak penting.

Move ahead, take a 10-year perspective on the same company --

Majulah, ambil perspektif 10 tahun pada perusahaan yang sama --

suddenly, innovation and ability to renew account for 70 percent.

Tiba-tiba, inovasi dan kemampuan untuk perubahan terhitung 70 persen.

But companies can't choose.

Tapi perusahaan tidak bisa memilih.

They need to fund the journey and lead the long term.

Mereka perlu mendanai jalannya perusahaan dan menggapai jangka panjang.

Third:

Ketiga:

invite talent.

Undang karyawan berbakat.

I don't think it's possible for any of us

Saya pikir tidak mungkin bagi kita

to be able to balance exploration and exploitation by ourselves.

untuk dapat menyeimbangkan eksplorasi dan eksploitasi oleh diri kita sendiri.

I think it's a team sport.

Saya pikir itu adalah kerja tim.

I think we need to allow challenging.

Saya pikir kita perlu membuka diri untuk tantangan.

I think the mark of a great company is being open to be challenged,

Saya pikir tanda sebuah perusahaan besar adalah terbuka untuk tantangan,

and the mark of a good corporate board is to constructively challenge.

dan tanda pengelola perusahaan yang baik

adalah menghadapi tantangan dengan konstruktif.

I think that's also what good parenting is about.

Saya pikir begitu pula dalam hal pengasuhan yang baik.

Last one: be skeptical of success.

Terakhir: skeptis terhadap kesuksessan.

Maybe it's useful to think back at the old triumph marches in Rome,

Mungkin berguna untuk merenungkan pesta kemenangan di Roma kuno,

when the generals, after a big victory,

ketika para jenderal, setelah kemenangan besar,

were given their celebration.

merayakan kemenangannya.

Riding into Rome on the carriage,

Masuk ke Roma dengan kereta,

they always had a companion whispering in their ear,

mereka selalu memiliki pendamping yang berbisik di telinga mereka,

"Remember, you're only human."

"Ingat, kau hanya manusia."

So I hope I made the point:

Jadi intinya:

balancing exploration and exploitation

menyeimbangkan eksplorasi dan eksploitasi

has a huge payoff.

memberikan hasil yang besar.

But it's difficult, and we need to be conscious.

Tapi itu sulit, dan kita harus menyadarinya.

I want to just point out two questions that I think are useful.

Saya ingin mengajukan dua pertanyaan yang menurut saya berguna.

First question is, looking at your own company:

Pertanyaan pertama adalah, melihat perusahaan Anda:

In which areas do you see that the company is at the risk

Di wilayah mana Anda melihat bahwa perusahaan Anda dalam risiko

of falling into success traps,

untuk jatuh ke dalam perangkap sukses,

of just going on autopilot?

atau hanya menjadi autopilot?

And what can you do to challenge?

Dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya?

Second question is:

Pertanyaan kedua adalah:

When did I explore something new last,

Kapan terakhir mengeksplorasi sesuatu yang baru,

and what kind of effect did it have on me?

dan apa dampaknya?

Is that something I should do more of?

Apakah seharusnya dilakukan dengan lebih baik?

In my case, yes.

Dalam kasus saya, ya.

So let me leave you with this.

Izinkan saya menyampaikan hal ini.

Whether you're an explorer by nature

Apakah Anda seorang pencari

or whether you tend to exploit what you already know,

ataukah Anda cenderung mengeksploitasi pengetahuan Anda,

don't forget: the beauty is in the balance.

Jangan lupa: keindahan ada di dalam keseimbangan.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)