Know your worth, and then ask for it | Casey Brown

Translator: Made Pramana Reviewer: Maria Nainggolan

Tak ada orang yang akan membayarmu sesuai dengan nilai dirimu.

Tak ada orang yang akan membayarmu

sesuai dengan nilai dirimu.

No one will ever pay you what you're worth.

Mereka hanya akan membayarmu

No one will ever pay you

yang mereka kira pantas diberikan untukmu.

Dan kamu mengendalikan pikiran mereka,

what you're worth.

They'll only ever pay you

tidak seperti ini,

what they think you're worth.

meski ini memang keren.

(Tertawa)

And you control their thinking,

Itu akan sangat keren.

Alih-alih, seperti ini:

not like this,

mendefinisikan dengan jelas dan mengkomunikasikan nilai dirimu

although that would be cool.

(Laughter)

That would be really cool.

adalah hal yang esensial agar kamu dibayar sesuai keahlianmu.

Instead, like this:

Siapa di sini yang mau dibayar dengan sesuai?

clearly defining and communicating your value are essential

Oke, bagus,

jadi perbincangan ini untuk kita semua.

to being paid well for your excellence.

Ini bisa diterapkan di mana saja.

Anyone here want to be paid well?

Ini tepat jika kamu pengusaha bisnis, jika kamu seorang pegawai,

OK, good,

then this talk is for everyone.

jika kamu pencari kerja.

Ini tepat bagi laki-laki dan perempuan.

It's got universal applicability.

It's true if you're a business owner, if you're an employee,

Aku coba jelaskan dari sudut pandang seorang wanita pemilik bisnis,

karena aku melihat bahwa wanita dibayar lebih rendah dibanding laki-laki.

if you're a job seeker.

It's true if you're a man or a woman.

Now, I approach this today through the lens of the woman business owner,

Kesenjangan gaji telah diketahui sejak lama di negara ini.

because in my work I've observed that women underprice more so than men.

Menurut Bureau of Labor Statistics,

seorang pekerja wanita menerima 83 sen setiap satu dolar yang didapat laki-laki.

The gender wage gap is a well-traveled narrative in this country.

Hal yang bisa mengejutkanmu

According to the Bureau of Labor Statistics,

adalah tren ini terus berlanjut hingga bidang wirausaha.

a woman employee earns just 83 cents for every dollar a man earns.

Owner bisnis yang wanita menerima 80 sen dan yang laki-laki menerima satu dolar.

What may surprise you

is that this trend continues even into the entrepreneurial sphere.

Aku sering mendengar para wanita mengutarakan

bahwa mereka sulit mengkomunikasikan nilai diri mereka,

A woman business owner earns just 80 cents for every dollar a man earns.

terutama apabila baru memegang suatu bisnis.

In my work, I've often heard women express

Mereka biasanya berkata,

that they're uncomfortable communicating their value,

“Aku tidak mau menyombongkan diri.”

“Aku ingin karyaku saja yang berbicara.”

especially early on in business ownership.

“Aku tidak mau melebih-lebihkan diri.”

They say things like,

"I don't like to toot my own horn."

Aku mendengar cerita berbeda saat menemui owner bisnis laki-laki,

"I'd rather let the work speak for itself."

dan perbedaan ini membuat mereka dibayar lebih banyak dibanding wanita.

"I don't like to sing my own praises."

I hear very different narratives in working with male business owners,

Aku ingin bercerita tentang firma konsultan

yang membantu klien untuk meningkatkan profit mereka.

and I think this difference is costing women 20 cents on the dollar.

Perusahaan itu adalah milikku.

I'd like to tell you the story of a consulting firm

Setelah satu tahun berjalan, aku menyadari keuntungan klien meningkat

that helps their clients dramatically improve their profitability.

setelah klien berkonsultasi denganku,

That company is my company.

dan aku sadar aku perlu mengevaluasi harga jasaku.

After my first year in business, I saw the profit increases

Aku sangat dibayar rendah dibanding nilai jasa yang kuberikan.

that my clients were realizing in working with me,

Sulit untuk mengakuinya, karena aku seorang konsultan bisnis.

and I realized that I needed to reevaluate my pricing.

(Tertawa)

I was really underpriced relative to the value I was delivering.

Itu yang aku lakukan.

Aku membantu perusahaan menentukan nilai jasa.

It's hard for me to admit to you, because I'm a pricing consultant.

Meskipun begitu, itu yang kulihat,

jadi aku mengevaluasi harga jasaku, mengevaluasi nilai diriku

(Laughter)

It's what I do.

I help companies price for value.

dan aku lakukan dengan bertanya hal-hal penting.

But nonetheless, it's what I saw,

and so I sat down to evaluate my pricing, evaluate my value,

Apa kebutuhan klien dan bagaimana caraku membantu mereka?

Apa keahlianku yang membuatku sangat tepat untuk melayani klienku?

and I did that by asking key value questions.

What are my clients' needs and how do I meet them?

Apa keahlianku yang tak dimiliki orang lain?

Apa masalah klien yang aku bantu selesaikan?

What is my unique skill set that makes me better qualified to serve my clients?

Apa nilai yang aku berikan?

What do I do that no one else does?

Aku menjawab pertanyaan itu

dan mendefinisikan nilai yang klienku terima dari konsultasi kami,

What problems do I solve for clients?

What value do I add?

menghitung hasil investasi mereka,

dan aku sadar bahwa aku perlu menetapkan tarif dua kali lipat,

I answered these questions

and defined the value that my clients get from working with me,

dua kali lebih mahal.

Jujur, hal ini menakutkan bagiku.

calculated their return on investment,

and what I saw was that I needed to double my price,

Seharusnya aku ahli di bidang ini, tapi aku tetap takut.

double it.

Now, I confess to you, this terrified me.

Aku tahu nilainya ada di sana.

Aku yakin bahwa nilainya ada,

dan aku masih takut.

I'm supposed to be the expert in this, but I'm not cured.

Apakah tidak ada lagi yang akan membayarku?

I knew the value was there.

Apakah klien akan berkata, “Itu konyol.

I was convinced the value was there,

Kamu konyol.”

and I was still scared out of my wits.

Apakah aku pantas dibayar segitu?

What if nobody would pay me that?

Bukan karyaku, tapi diriku.

What if clients said, "That's ridiculous.

You're ridiculous."

Apakah aku berhak?

Was I really worth that?

Aku adalah seorang ibu dari dua anak perempuan.

Not my work, mind you, but me.

Aku orang tua tunggal.

Bagaimana kalau bisnisku hancur?

Was I worth that?

Bagaimana kalau aku gagal?

I'm the mother of two beautiful little girls who depend upon me.

Tapi aku tahu cara memakai nasihatku sendiri,

I'm a single mom.

nasihat yang aku resepkan untuk klienku.

What if my business fails?

What if I fail?

Aku sudah mengerjakan tugas rumahku.

Aku tahu nilainya ada di sana.

But I know how to take my own medicine,

Jadi ketika ada kesempatan,

the medicine that I prescribe to my clients.

aku mempersiapkan proposal dengan harga yang lebih tinggi

I had done the homework.

dan mengirimkan mereka

I knew the value was there.

dan mengkomunikasikan nilainya.

So when prospects came,

Bagaimana akhirnya?

I prepared the proposals with the new higher pricing

Klien tetap memperkerjakanku

and sent them out

dan merekomendasikan diriku, dan aku masih di sini.

and communicated the value.

How's the story end?

Dan aku berbagi cerita ini

karena rasa ragu dan takut adalah alami dan normal.

Clients continued to hire me

and refer me and recommend me, and I'm still here.

Tapi mereka tidak menentukan nilai diri kita,

dan seharusnya tidak membatasi potensi pendapatan kita.

And I share this story

because doubts and fears are natural and normal.

Aku ingin berbagi cerita lain,

But they don't define our value,

tentang wanita yang belajar mengkomunikasikan nilai dirinya

and they shouldn't limit our earning potential.

dan menemukan suara dirinya.

Dia menjalankan bisnis pengembangan web

I'd like to share another story,

dan memperkerjakan beberapa orang.

about a woman who learned to communicate her value

Ketika dia baru-baru menjalankan firmanya,

and found her own voice.

She runs a successful web development company

dia biasanya menyebut, “Saya punya perusahaan kecil di bidang desain web.”

and employs several people.

Dia benar-benar berkata seperti itu ke klien.

When she first started her firm and for several years thereafter,

“Saya punya perusahaan kecil di bidang desain web.”

she would say, "I have a little web design company."

Dalam cara-cara merendahkan seperti ini,

dia merendahkan perusahaannya di mata calon klien,

She'd actually use those words with clients.

"I have a little web design company."

dan merendahkan dirinya.

In this and in many other small ways,

Itu sungguh berdampak terhadap bayaran yang dia dapat.

she was diminishing her company in the eyes of prospects and clients,

Aku percaya bahasa dan gaya dia

and diminishing herself.

menyiratkan bahwa dia tidak percaya

It was really impacting her ability to earn what she was worth.

besarnya manfaat yang bisa ia berikan.

I believe her language and her style

Dengan kata-katanya sendiri, ia memberikan jasanya secara cuma-cuma.

communicated that she didn't believe

Jadi dia mulai belajar

she had much value to offer.

untuk bertanggung jawab mengkomunikasikan nilainya dengan klien

In her own words, she was practically giving her services away.

dan mengubah ucapannya.

And so she began her journey

Satu hal yang aku bagikan kepadanya

bahwa itu sangat penting

to take responsibility for communicating value to clients

untuk menemukan suara dirimu,

and changing her message.

suara yang autentik dan mencerminkan dirimu.

Jangan tiru saudarimu hanya karena dia pintar dalam memasarkan barang

One thing I shared with her

is that it's so important

atau tetanggamu yang pintar melucu jika itu bukan dirimu

to find your own voice,

a voice that's authentic and true to you.

Don't try to channel your sister-in-law just because she's a great salesperson

Berhenti mengganggap dirimu sombong.

Buatlah ini untuk menolong orang lain.

or your neighbor who tells a great joke if that's not who you are.

Fokus melayani dan menambah nilai diri, dan itu tidak seperti menyombongkan diri.

Give up this notion that it's tooting your own horn.

Apa yang kamu suka dari yang kamu kerjakan?

Make it about the other party.

Apa yang membuat kamu semangat dari pekerjaanmu?

Focus on serving and adding value, and it won't feel like bragging.

Jika kamu mengingatnya, mengkomunikasikan nilai dirimu akan dengan mudah dilakukan.

What do you love about what you do?

What excites you about the work that you do?

Jadi dia menjadi dirinya sendiri,

menemukan suaranya dan mengubah ucapannya.

If you connect with that, communicating your value will come naturally.

Dia berhenti menyebut perusahaannya sebuah perusahaan kecil.

So she embraced her natural style,

Dia benar-benar menemukan kekuatannya dalam mengucapkan pesan dalam dirinya.

found her voice and changed her message.

For one thing, she stopped calling herself a little web design company.

Dia mulai meminta tarif tiga kali lebih mahal untuk desain web,

She really found a lot of strength and power in communicating her message.

dan bisnisnya semakin tumbuh.

Dia bercerita tentang rapat

dengan klien yang sulit

She's now charging three times as much for web design,

yang mempertanyakan progres dari search engine optimization.

and her business is growing.

She told me about a recent meeting

Dia mengaku kalau dulu,

with a gruff and sometimes difficult client

rapat seperti itu akan sangat menakutkan bagi dirinya,

who had called a meeting questioning progress on search engine optimization.

tapi pola pikirnya berbeda.

Dia bilang, dia menyiapkan informasi, duduk bersama dengan klien,

She said in the old days,

that would have been a really intimidating meeting for her,

dan sadar bahwa hal ini bukan masalah personal,

but her mindset was different.

ini tentang kliennya.

She said, she prepared the information, sat down with the client,

Dia mengajak klien melihat data, angka-angka,

memetakan pola dan progres dalam cara dia sendiri,

said this isn't about me, it's not personal,

it's about the client.

namun dengan tegas berkata, “Ini yang sudah kami lakukan.”

She took them through the data, through the numbers,

Klien mendengar dan sadar, dan berkata, “Oke, aku paham.”

laid out the trends and the progress in her own voice and in her own way,

Dia menceritakan dirinya pada rapat itu,

but very directly said, "Here's what we've done for you."

“Aku tidak merasa takut atau panik

The client sat up and took notice, and said, "OK, I got it."

atau tak berdaya,

And she said in describing that meeting,

seperti yang kurasakan dulu.

"I didn't feel scared or panicky

Malah aku merasa, “Oke, aku bisa.

or small,

Aku tahu apa yang aku lakukan. Aku percaya diri.”

which is how I used to feel.

Instead I feel like, 'OK, I got this.

Merasa dihargai dengan benar sangatlah penting.

Kamu bisa lihat dalam cerita ini

I know what I'm doing. I'm confident.'"

bahwa dampaknya jauh lebih luas dari sekadar aspek finansial

menjadi tentang menghormati diri sendiri dan kepercayaan diri.

Being properly valued is so important.

You can hear in this story

that the implications range far beyond just finances

Hari ini aku bercerita tentang dua hal, tentang mendefinisikan nilai diri kita

into the realm of self-respect and self-confidence.

dan tentang mengkomunikasikan nilai diri kita,

dan ini adalah dua elemen untuk menyadari pendapatan maksimal kita.

Today I've told two stories, one about defining our value

Itu rumusnya.

and the other about communicating our value,

Dan bila kamu duduk di bangku penonton hari ini

and these are the two elements to realizing our full earning potential.

dan kamu tidak dibayar sesuai dengan nilai dirimu,

saya ingin kamu memahami rumus ini.

That's the equation.

And if you're sitting in the audience today

Bayangkan bagaimana hidupmu nanti,

berapa banyak yang bisa kita lakukan,

and you're not being paid what you're worth,

berapa banyak yang bisa kita berikan,

I'd like to welcome you into this equation.

berapa banyak yang bisa kita rencanakan untuk masa depan,

Just imagine what life could be like,

rasanya diakui dan dihormati

how much more we could do,

how much more we could give back,

bila kita meraih pendapatan maksimal kita,

how much more we could plan for the future,

menyadari nilai diri maksimal kita.

how validated and respected we would feel

Tak ada orang yang membayarmu sesuai dengan nilai dirimu.

if we could earn our full potential,

Mereka hanya membayarmu senilai dengan yang mereka kira,

realize our full value.

dan kamu mengendalikan pikiran mereka.

Terima kasih.

No one will ever pay you what you're worth.

(Tepuk tangan)

They'll only ever pay you what they think you're worth,

and you control their thinking.

Thank you.

(Applause)