Nathalie Miebach: Art made of storms

Translator: Gloria Felicia Reviewer: Antonius Yudi Sendjaja

(Music)

(Musik)

What you just heard

Yang baru saja Anda dengar

are the interactions of barometric pressure, wind and temperature readings

adalah interaksi dari tekanan barometer, angin, dan pembacaan temperatur

that were recorded of Hurricane Noel in 2007.

yang terekam dari Badai Noel pada 2007.

The musicians played off a three-dimensional graph of weather data like this.

Para musisi memainkan grafik tiga-dimensi dari data cuaca seperti ini.

Every single bead, every single colored band,

Setiap manik-manik, setiap pita berwarna,

represents a weather element

mewakili sebuah elemen cuaca

that can also be read as a musical note.

yang bisa juga dibaca sebagai not musik.

I find weather extremely fascinating.

Saya menemukan cuaca itu sangat menarik.

Weather is an amalgam of systems

Cuaca adalah gabungan sistem

that is inherently invisible to most of us.

yang sifatnya tidak terlihat bagi sebagian besar dari kita.

So I use sculpture and music

Jadi saya menggunakan karya seni dan musik

to make it, not just visible,

untuk menjadikannya, tidak hanya terlihat,

but also tactile and audible.

tetapi juga nyata dan terdengar.

All of my work begins very simple.

Semua pekerjaan saya dimulai secara sederhana.

I extract information from a specific environment

Saya mengambil informasi dari lingkungan tertentu

using very low-tech data collecting devices --

memakai peralatan pengumpul data sederhana --

generally anything I can find in the hardware store.

dengan apa saja yang bisa saya temukan di toko peralatan.

I then compare my information to the things I find on the Internet --

Lalu saya bandingkan informasi itu dengan yang saya temukan di internet --

satellite images, weather data

gambar-gambar satelit, data cuaca

from weather stations as well as offshore buoys.

dari stasiun cuaca dan pelampung di laut.

That's both historical as well as real data.

Baik data historis maupun data saat ini.

And then I compile all of these numbers on these clipboards that you see here.

Lalu saya menyatukan semua angka-angka di papan yang Anda lihat di sini.

These clipboards are filled with numbers.

Papan-papan ini dipenuhi dengan angka.

And from all of these numbers,

Dan dari semua angka,

I start with only two or three variables.

saya mulai hanya dengan dua atau tiga variabel.

That begins my translation process.

Dimulailah proses terjemahan saya dari sana.

My translation medium is a very simple basket.

Alat bantu saya untuk menterjemahkan adalah keranjang sederhana.

A basket is made up of horizontal and vertical elements.

Sebuah keranjang yang terbuat dari elemen horizontal dan vertikal.

When I assign values to the vertical and horizontal elements,

Saat saya menaruh angka pada elemen vertikal dan horizontal,

I can use the changes of those data points over time

Saya dapat memakai perubahan dari titik-titik data itu terhadap waktu

to create the form.

untuk membuat bentukinya.

I use natural reed,

Saya menggunakan alang-alang alami,.

because natural reed has a lot of tension in it

karena alang-alang alami memiliki banyak tegangan

that I cannot fully control.

yang tidak bisa saya kendalikan sepenuhnya.

That means that it is the numbers that control the form,

Artinya angka-angkalah yang mengendalikan bentuknya,

not me.

bukan saya.

What I come up with are forms like these.

Apa yang saya buat adalah bentuk seperti ini.

These forms are completely made up

Bentuk-bentuk ini sepenuhnya dibuat

of weather data or science data.

dari data cuaca atau data ilmiah.

Every colored bead, every colored string,

Setiap manik berwarna, setiap dawai berwarna,

represents a weather element.

mewakili sebuah elemen cuaca.

And together, these elements, not only construct the form,

Dan bersama dengan itu, elemen-elemen ini, bukan hanya membentuknya

but they also reveal behavioral relationships

tetapi juga menyatakan sifat hubungan

that may not come across

yang mungkin tidak akan terlihat

through a two-dimensional graph.

dalam grafik dua-dimensi.

When you step closer, you actually see

Saat Anda melihat lebih dekat, Anda sebenarnya melihat

that it is indeed all made up of numbers.

semuanya memang terangkai dari angka-angka.

The vertical elements

Elemen vertikalnya

are assigned a specific hour of the day.

diambil pada jam-jam tertentu.

So all the way around, you have a 24-hour timeline.

Jadi secara keseluruhan, Anda memiliki 24 jam.

But it's also used to assign a temperature range.

Dan itu juga dipakai untuk mengambil data temperatur.

On that grid, I can then weave the high tide readings,

Di garis itu, saya lalu menenun bacaan yang naik turun,

water temperature, air temperature and Moon phases.

temperatur air, temperatur angin dan tahapan Bulan.

I also translate weather data into musical scores.

Saya juga menerjemahkan data cuaca ke dalam not-not musik.

And musical notation allows me a more nuanced way

Dan not-not ini memungkinkan nuansa yang lebih

of translating information

untuk menerjemahkan informasi

without compromising it.

tanpa merusaknya.

So all of these scores are made up of weather data.

Jadi semua not-not ini dibuat dari data cuaca.

Every single color, dot, every single line,

Setiap warna, titik, setiap garis,

is a weather element.

adalah sebuah data cuaca.

And together, these variables construct a score.

Dan semua variabel-variabel ini menghasilkan not-not.

I use these scores to collaborate with musicians.

Saya menggunakan not ini untuk berkolaborasi dengan para musisi.

This is the 1913 Trio

Ini adalah 1913 Trio

performing one of my pieces

memainkan salah satu dari karya saya

at the Milwaukee Art Museum.

di Museum Seni Milwaukee.

Meanwhile, I use these scores as blueprints

Sementara itu, saya memakai not-not sebagai cetak biru

to translate into sculptural forms like this,

untuk menerjemahkannya dalam bentuk karya seni seperti ini,

that function still in the sense

yang sedikit banyak masih

of being a three-dimensional weather visualization,

menjadi visualisasi cuaca tiga-dimensi.

but now they're embedding

tetapi sekarang mereka mencocokkan

the visual matrix of the musical score,

kandungan visualnya dengan not musik,

so it can actually be read as a musical score.

sehingga dapat dibaca sebagai not musik.

What I love about this work

Yang saya suka dalam pekerjaan ini

is that it challenges our assumptions

adalah pekerjaan ini menantang anggapan kita

of what kind of visual vocabulary belongs in the world of art, versus science.

tentang bentuk kosakata visual apa yang semestinya ada di dalam dunia seni dan ilmiah.

This piece here is read very differently

Karya ini disini dibaca dengan berbeda

depending on where you place it.

tergantung dari di mana Anda menaruhnya.

You place it in an art museum, it becomes a sculpture.

Anda menaruhnya di museum seni, jadilah karya seni.

You place it in a science museum,

Anda menaruhnya di museum ilmiah,

it becomes a three-dimensional visualization of data.

jadilah sebuah visualisasi data tiga-dimensi.

You place it in a music hall,

Anda menaruhnya di aula musik,

it all of a sudden becomes a musical score.

Semuanya menjadi not musik dalam sekejap.

And I really like that,

Dan saya sangat suka itu,

because the viewer is really challenged

karena penontonnya sangat diuji

as to what visual language

karena definisi bahasa visual

is part of science versus art versus music.

adalah bagian dari ilmiah, seni, dan musik

The other reason why I really like this

Alasan lain mengapa saya menyukainya

is because it offers an alternative entry point

adalah karena karya ini menawarkan jalan masuk alternatif

into the complexity of science.

ke dalam dunia ilmiah yang kompleks.

And not everyone has a Ph.D. in science.

Tidak semua orang memiliki gelar Doktor di bidang ilmiah.

So for me, that was my way into it.

Bagi saya, itulah cara saya memilikinya.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepukan tangan)